Friday, October 19, 2007

Research Club

Diambil dari Blog Friendster (April 26, 2006):

Belajar meneliti dan menulis tulisan ilmiah bersama mahasiswa? "Sepertinya sulit, bu, mana sempat..."-- kata teman-temanku sesama dosen. Kadang-kadang kita tidak punya waktu membantu mahasiswa untuk mengoreksi tulisan mereka, mengarahkan ide agar sesuai dengan permasalahan, maupun melatih mereka untuk berani punya pendapat sendiri. Semua kegiatan ini perlu komitmen waktu maupun energi untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Research Club aku dirikan tiga tahun yang lalu untuk mengakomodir mahasiswa di Jurusanku yang ingin bisa menulis tulisan ilmiah dan belajar meneliti. Awalnya masih sistem comot sana-comot sini, maksudnya aku memilih mahasiswa yang punya IPK bagus, rajin, dan sopan (bak iklan mencari jodoh nih...). Akhir-akhir ini aku memakai sistem seleksi ketat supaya mendapatkan mahasiswa yang antusias bekerja sama denganku mencapai cita-cita--- bisa mengangkat nama Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau ke kompetisi ilmiah semacam penelitian maupun lomba karya tulis ilmiah.

Bekerja bersama anggota RC benar-benar fun. Kita membaca koran bersama untuk mencari topik-topik hot di bidang Teknik Sipil lalu berdiskusi panjang-lebar mengenainya. Kadang-kadang kita bekerja di laboratorium, lembur, untuk mencoba menyelesaikan penelitian yang telah kita rancang bersama. Sesekali untuk menambah wawasan, kita mengundang teman-teman dosen untuk memberikan kuliah umum mengenai research. Tak lupa beberapa mahasiswa bimbinganku terus dihadirkan dalam presentasi khusus untuk anggota RC. Semua anggota harus siap dengan satu pertanyaan, kalo tidak... "Bu Monita pasti menyuruh untuk bertanya terus". Bertanya itu penting, supaya kalau tidak benar-benar mengerti, jadi lebih mengerti... (Ya nggak, anak-anak?).

Aku juga harus boost pengetahuanku di bidang Teknik Sipil. Kalau mahasiswa bertanya, setidaknya aku punya jawaban bagus walaupun hanya sekedar... "Kalo nggak salah ada di jurnal X... Ntar Ibu bawain". Itu artinya aku sedang tidak siap dengan jawaban untuk pertanyaan mereka. Hal itu juga membuat aku selalu berusaha lebih siap untuk ditanyai di kemudian hari sehingga tidak canggung lagi kalau harus adu argumentasi dengan teman-temanku di bidang penelitian.

Anggota RC paling menyebalkan kalau telat datang, walaupun sudah didenda 5000 rupiah kalau telat 5 menit; kalau meminjam bukuku lalu lupa mengembalikan dan aku diping-pong... "sama si A, bu", ntar si A bilang... "sama si C, bu..." lalu semua itu diakhiri dengan aku ngomel-ngomel karena buku tersebut pasti udah hilang. Mereka juga paling menyebalkan kalau pura-pura amnesia saat tidak tahu jawaban. Bukan iklim seperti itu yang kita inginkan, guys... tetapi kadang mahasiswa kita masih kurang fokus untuk berusaha sendiri. Kalau ada materi baru, malas baca. Yang ada malah Ibu dosennya yang tambah pintar... (hihihi).

BTW, sampai saat ini RC masih eksis. Mahasiswa yang tergabung tetap aktif mengikuti kompetisi menulis ilmiah lokal maupun nasional, belajar meneliti, mengerjakan tugas-tugas penelitian dan mengkliping koran. Mereka sering menjuarai lomba karya tulis tingkat lokal (universitas dan daerah), bahkan pernah secara nasional. Beberapa dari mereka benar-benar highly motivated, tetapi masih banyak yang perlu selalu dibimbing dan diawasi perkembangannya. Kemandirian, suka bekerja keras dan haus ilmu-- bahasa kerennya: menjadi manusia pembelajar, itulah yang ingin aku tularkan ke mereka. Mudah-mudahan suatu hari mereka bisa menjadi orang-orang yang penuh manfaat bagi orang lain dengan ilmunya.

Thursday, October 11, 2007

Kursus SEM

Bulan Juli 2007 lalu, aku, Hakim dan Shariff (teman-teman seperjuangan) ikutan kursus SEM (Scanning Electron Microscopy) di University of Western Australia. Rencananya mau dipakai waktu riset nanti. Hakim meneliti dimensional accuracy (machining), Shariff mau melihat hasil akhir transformasi tumbuhan wheat yang dipakai jadi penyaring air kotor dan aku sendiri mau liat microstructure beton geopolimer.

Awalnya kita ga punya idea seperti apa SEM itu. Kita cuma kenal mikroskop biasa untuk melihat benda-benda mungil di permukaan benda. SEM ternyata digunakan untuk tujuan serupa tapi lebih canggih. Sebagai surface imaging tool yang menggunakan elektron beam dengan sistem scanning, hasil akhir SEM bisa berupa informasi struktural maupun komposisi material. Terus yang perlu diketahui lagi, ada dua macam beam interactions, yaitu SE (Secondary Electrons) dan BSE (Backscattered Secondary Electrons). Untuk mendapatkan hasil struktural saja kita perlu gunakan menu SE. Sedangkan untuk sampe mengetahui komposisi material, kita gunakan yang BSE.
OK ya, udah ngerti kan, jadi ntar bisa ngikutin gambar-gambar yang bentar lagi ditampilkan.

Terus kita diajak praktikum. Aku tetap sekelompok dengan Hakim dan Shariff. Tutor kita namanya Peter. Agak suka bikin kaget, tapi lucu (walo tertawanya kami lakukan supaya lulus aja... hahaha... sori, Peter!). Kita diajarin pake machine yang namanya XL30. Btw, perangkat ini termasuk yang terkuno alias generasi awal SEM. Tapi gpp-lah, soalnya kita yang dari Engineering ga perlu alat yang ribet2 amat. Yang penting hasil gambarnya jelas, cukup akurat dan kelihatan ok di thesis.

Sampel pertama, melihat binatang mungil yang terdapat di dalam kasur/bantal kita.
Surprise, surprise... wah, bagus yah. Bentuk badannya itu, lo, seperti helaian kain yang belum dirapikan. Subhanallah... binatang kecil yang hidupnya dalam busa kasur dan bantal berdebu tak terlihat mata ternyata punya bentuk yang hampir sama dengan kumbang biasa.


Terus, mari kita lihat tekstur badan kumbang itu.
Aduh... Bener-bener tekstur yang tidak disangka, kan? Saya sampe merinding... (begitu tuh, kalo melihat sesuatu yang benar2 bagus). Katanya the best picture waktu kursus nih. Thank's to Hakim yang udah sabar memperjelas gambar tekstur ini.


Sekarang, ada lagi kejutan baru:
Ini adalah bulu lalat yang nempel di pukulan lalat yang ceper itu. Tapi pemukulnya dari logam, jadi kamu bisa liat ga, logamnya yang bentuknya persegi, terus warnanya agak cerah--- Kalo kita pake feature BSE (ayo, masih inget ga tadi apa maksudnya BSE?), ntar ada pantulan logamnya. Bener-bener amazing, jadi bisa liat bulu lalat nempel di pemukul! SEM ini bener-bener luar biasa!

Nah, ini masih benda yang sama, terlihat, kan kulit badan lalat yang nempel di pemukul? Shariff yang dapetin gambar bagus ini.

So, basically, waktu ngambil gambar-gambar bagus lewat SEM, kita perlu sedikit jeli mencari gambar yang informatif, punya sudut pandang bagus dan fokus. Jadi, waktu kita menginterpretasikan hasil, kita bisa berikan analisis yang bagus. Memang katanya perlu berulang-ulang nyoba image-image itu. Kalo agak jelek juga bisa di edit di Photoshop, cuman ga direkomendasikan. Kudu sabar yah, supaya bagus hasilnya. Kira-kira nanti gambar beton geopolimer lewat SEM seperti apa, ya? Sempet bikin merinding, ga? Hehehe...