Sunday, January 25, 2009

Volunteering works


Aku sudah dua kali jadi volunteer di kegiatan kampus Curtin sejak sekolah di sini. Pertama, jadi volunteer acara Open Day dan yang kedua, jadi volunteer Open Day tahun berikutnya, hehehe... Kerjaannya cuman berdiri di depan stand Civil Engineering Dept, terus membantu orang-orang yang butuh info tentang Jurusan dan risetku.

Volunteer, kan artinya tenaga suka rela, ya kan?

Tiap orang yang mau menggunakan keahlian dan bakat untuk membantu orang lain in needs, dan melakukan sesuatu tanpa dibayar, itu namanya volunteer. So, konsep volunteer ini sangat mulia, karena masih menyempatkan diri mengerjakan sesuatu suka rela tanpa dibayar dan merelakan waktu mereka. Kalo biasanya casual worker minimal dibayar $20 per jam (ato sekitar Rp 140.000), kebayang, kan gimana ’mulia’nya si volunteer ini...

Di negara-negara Barat, kerja volunteering ini dilakukan orang tidak hanya buat mengisi waktu luang saja, tapi bisa jadi peluang besar untuk mencari... ehm, jodoh. Dalam koran terbaru (iya, iya, Sunday Times bulan lalu... STM), ada sebuah artikel menarik tentang volunteering works yang bisa jadi ajang bertemu jodoh. Lha ini, serunya.

Sekarang ternyata makin banyak para jomblo-ers mencari Mr/Ms Right mereka di kegiatan yang lebih meaningful, daripada di tempat-tempat umum seperti cafe atau party. Tiba-tiba kegiatan volunteering banyak diminati para jomblo-ers (ngarang istilah nih...) sampai pihak pengelola kegiatan sosial tersebut kadang kewalahan mengkoordinir para volunteer. Menurut para jomblo-ers, ikutan kegiatan sosial seperti itu membuat hidup mereka berwarna dan ceria. Dalam proyek amal seperti itu, mereka kadang lebih mudah bertemu dengan lelaki/perempuan yang (mungkin) saja berhati emas. Bekerja sama dalam sebuah proyek amal menjadikan mereka lebih leluasa menilai lebih jauh seberapa care ’seseorang’ terhadap orang lain. Kemudian, semakin lama kita berada dalam sebuah kegiatan, mungkin aja kita bisa lebih banyak mengenal orang-orang secara profesional bahkan secara romantis. Selain itu, menurut mereka, kalo ga ketemu siapa-siapa pun, kita toh senang karena sudah membantu orang lain.

Menurutku ya, kerjaan volunteering ini memang salah satu alternatif bagus untuk membantu orang lain disamping mengembangkan network kita. Banyak sekali kesempatan bertemu orang-orang inspiring dan membina jalinan persahabatan jangka panjang dalam kegiatan ini. Tetapi jangan lupa, niat awal volunteering itu... untuk membantu orang-orang yang membutuhkan dengan skill dan bakat kita, ya...

Bukan cari jodoh, thok....

Perth,
being a part of any volunteering organization is my next dream...

Saturday, January 17, 2009

Six Frames

I’ve just finished my work at the library, when I saw an interesting book with a title “Six Frames”. Curiosly, I checked page by page to ensure I could get good values from that book. I’ve been interested on the font size, which is big enough for my eyes and won’t make myself sleepy to read it. It is also tough, coz I just have an half hour to finish this book or I won’t ever see it again.


Six Frames is about six different frames to assess information in this accessible information era. You will not know which one is the best one for you unless you do assess the information and choose the good one for you. It is understandable that we are attracted to unusual thing, since it can catch our attention or mind easily. However, we have limitation to digest the information, we probably will end up to skip the most valuable information, and in the same time, we usually get rubbish. The role of six different frames is to help you to get the most valuable information by applying different six frames or technique.


There are six different frames, according to De Bono. Firstly, is the triangle, with three sides and one top point. The triangle represents the question that need to be raised in order to understand something. WHAT is the top of the triangle, WHY and WHERE are the two below points. Those three questions can be represent these statements. What is the purpose of our info search/scan? Why do we need this information? Where should we look for this info?


Secondly, is the circle frame. A circle represents the target that need to be achieved straightforward, like a target of shooting. It means, the accuracy of the information is important when we are looking for it. Like a circle target, we need to focus on it and seek how accurate we could hit it.


Thirdly, is the view frame. A view frame has four corners, which stay in balance. That means, for information that we are trying to get, we need to look at the information in different ways. Being balanced and seek for the alternative views for each point is the main concept of view frame.


Fourthly, is the heart frame. This symbol shows that we can direct our attention to matters of our interest. If we do interested in the information, it is likely we will pay more attention to it and get better information. In this section, de Bono highlighted the importance of note taking to jot down an interesting thing from any information. If we do take note of that important information, not a mental note, then we will gain more information. An ability to transform the information into something interesting when there are not quite obviously presented is a part of heart frame area. The ability of reading between the lines can be very advantageous since we can get a deep meaning from any information.


Fifthly, is the diamond frame. A diamond is an invaluable matter. This frame shows the ability to overview the value of information. These attitudes, like interest, confirmation, disagreement and opportunity can be drawn clearly from this frame.


Finally, is the slab frame. Slab represents the outcome and conclusion from all pieces of information.

I guess, we still in the stage of asking the reason without wanting to go further to assess the information using all the rest frames. Each frame has its interpretation in handling information. Despite the conventional approach, six frames can help us to process information for ourself systematically.


In conclusion, the concept of six frames to screen all accessible information nowadays can enrich our search for the questions that need answers in our life.

Thursday, January 15, 2009

Personal Financial Planning


Ini baru buku seru…

Personal Financial Planning- an Australian Perspective
Lawrence J Gitman, David S Morrison, Michael D Joehnk
Penerbit Thomson, 2007


Perencanaan keuangan/financial planning, bukan barang baru dalam kehidupan kita sebagai orang dewasa. Begitu lulus kuliah, ketika kita masuk dunia kerja maka semua kebutuhan jadi tanggungan kita sendiri. Saat itu juga, kita mesti bisa membuat perencanaan keuangan, walaupun mungkin gaji pertama kita belum terasa mencukupi untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Hal menarik yang saya amati selama saya berada di luar negeri, adalah kemandirian para mahasiswa dalam mengatur keuangan sendiri. Kadang-kadang mereka harus meminjam—student loan ke bank untuk biaya kuliah. Setelah bekerja, mereka dapat melunasi pinjaman tadi dengan cara mencicil. Selain itu, saat mulai bekerja, mereka langsung berani mencicil rumah dan mobil. Bisa dibilang keduanya jadi barang penting dalam hidup pekerja baru ini. Bandingkan dengan kita yang mungkin menunggu 2-3 tahun, ngumpulin DP (down payment) dulu, baru berani kredit… Jelas beda!

Sistem buku ini seperti study book, lengkap dengan materi belajar step-by-step, online sources, contoh-contoh riil dan panduan perencaan keuangan basic seperti kebutuhan dasar, investasi, tabungan, kredit, pajak dan tabungan pension. Tiap panduan dibuat serinci dan senyata mungkin, sehingga kita bisa mensimulasikan keadaan kita sendiri. Buku ini juga dilengkapi worksheet untuk membantu kita dalam menghitung keuangan, membuat financial statement, menghitung asset serta menentukan prioritas keuangan di masa depan.

Bagian paling menarik bagi saya sebagai pemula, adalah Managing basic assets, yang berguna untuk kita sehari-hari. Basic assets yang dimaksud adalah cash, saving, car and housing. Cash and Saving menjelaskan tentang bank, cara menyimpan yang mendatangkan hasil (catatan saya: usahakan pilih bank Syariah supaya tidak terkena riba, atau account tanpa fee/bunga), kemudian penggunaan internet banking, serta kartu kredit. Car and Housing bercerita tentang pemilihan car dan housing yang sesuai dengan budget kita, cara kredit rumah dan mobil serta pengelolaan keuangan setelah mengambil kredit.

Setelah kita bisa mengelola basic assets, barulah kita menginjak pada skema investasi (deposito, saham, reksadana), maupun property seperti rumah dan tanah. Investasi seperti ini akan berguna karena nilai futurenya lebih besar dari nilai saat ini. Di masa depan, nilai uang akan lebih rendah dari nilai sekarang. Oleh karena itu, membeli assets yang harganya mengikuti harga uang di masa depan akan lebih menguntungkan. Ingat tidak, ortu kita beli tanah, emas, rumah, kemudian saat kita butuh biaya sekolah, asset itu bisa dijual kembali dengan harga sesuai saat ini.

Buku setebal 550 halaman ini memang bukan bacaan tidur yang nyaman. Tapi tiap contoh kasus, akan membantu kita memahami bahwa perencanaan keuangan itu tidak sulit dan semakin dini kita mengetahuinya, maka semakin selamatlah kondisi financial kita di kemudian hari.

Perth,
Financial planning itu kenyataan hidup orang dewasa