Thursday, December 30, 2010

Tour ke Margaret River Valley


Summer, Februari 2007 dan 2008

International Student Society, di bawah Curtin Guild, secara rutin mengadakan jalan-jalan bareng ke Margaret River Valley mengunjungi pabrik coklat dan Caversham wildlife park.
Sekitar 100 orang mahasiswa dan panitia diantar tiga bis berwisata sehari penuh. Tiap orang membayar $20 yang termasuk murah karena biaya masuk wildlife park ditanggung panitia.

Pukul 8 kami sudah berada di depan kampus CBS untuk diabsen panitia. Tidak lama menunggu, bis-bis besar datang menjemput kami di CBS oval. Suasana di bis begitu hiruk-pikuk karena puluhan orang mengatur diri mereka agar nyaman dalam bis. Aku dan hubby serta adikku berebutan duduk di belakang barisan pertama karena ingin mendapatkan langsung pemandangan di pinggir jalan yang menarik.

Rute yang diambil bis dari Curtin menuju Margaret River, sepertinya tidak begitu mudah kuingat karena bis melewati Waterford lalu lurus ke Kwinana Freeway, dan menurut peta ini, langsung ke Margaret River.

Semua orang excited. Apalagi karena banyak yang baru datang ke Curtin, jadi saling berkenalan, ngobrol-ngobrol dan tidak lupa memberikan pendapat tentang ini-itu yang terlihat sepanjang perjalanan. Lama-lama suasana bis jadi sepi karena peserta masih kikuk bertemu teman-teman baru, panitia jadi gatal-gatal ingin menggoda. Mereka bercerita hal-hal lucu dan menarik mengenai kampus, pengalaman sehari-hari, tentang Margaret River sekalian memperkenalkan unit volunteer mereka.

Setelah cukup jauh berjalan, sampailah kami di daerah yang penuh kebun anggur. Margaret River Valley, sekitar 1 jam dari Perth, memang penghasil anggur karena memiliki cuaca dan tanah yang tepat untuk tanaman satu ini. Sudah cukup lama kawasan Margaret River menghasilkan anggur yang diolah menjadi wine. Sebab itulah di kawasan ini bertebaran winery. Kebun-kebun anggur ini juga tidak hanya untuk mensuplai minuman anggur, tapi juga buah anggur untuk kebutuhan lokal. Di akhir musim panas menjelang musim gugur, buah anggur lebih murah karena suplai meningkat. Seperti yang kita ketahui, beberapa orang yang mendapat dosa dari hal-ihwal wine ini, tidak hanya peminumnya, juga penjualnya, pensuplainya, bahkan hingga penghidangnya. Maka, dari itu, tampaknya pekerjaan ‘fruit picking’ anggur untuk dijadikan wine adalah haram. Untuk dalilnya, coba lihat link berikut: Arak dan Kesannya ( kau meneguk arak dan kejahatannya sekali, dan MEMAHAMI HALAL DAN HARAM.

Bis kami berhenti di depan sebuah gudang besar, berbentuk warehouse yang tak lain adalah pabrik coklat Margaret River. Kami disambut petugas penjualan dengan sebaki penuh anggur bersalut coklat yang menggiurkan. Di sana-sini terdapat coklat button gratis di dalam keranjang rotan. Kepada kami ditunjukkan sabun dan pelembab beraroma dan rasa coklat untuk kecantikan. Coklat diolah berbagai rupa diletakkan sana-sini dengan kemasan menarik. Tak puas-puas melihat pajangan coklat untuk hadiah, makanan maupun kecantikan. Kami juga berdiri di balik kaca melongok cara pengolahan coklat menjadi truffle beraneka rasa. Cukup sampai di situ. Hingga suatu hari aku menemukan merk coklat tersebut mengandung Emulsifier 471! Dengan tergesa-gesa kuberikan coklat tersebut pada teman. Saat di pabrik aku menanyakan komposisi dan zat aditif yang mereka gunakan untuk coklat. Tetapi tidak ada yang mengetahui. Akhirnya aku tidak pernah mau mencoba coklat-coklat tersebut lagi, walaupun gratis!



Setelah beberapa lama di sana, kami dibawa masuk bis kembali. Panitia mengadakan games berhadiah sepanjang perjalanan menuju Caversham Wildlife Park. Tidak berapa lama, kamipun sampai di Caversham. Begitu masuk, kami dibagi menjadi tiga rombongan besar dan disuruh mengikuti pemandu tour. Mula-mula kami mengunjungi lapangan luas berisi puluhan Kangguru.

Saat pertama kali melihat kangguru, aku yang tadinya super excited, mendadak mengkeret. Bukannya menjelekkan ciptaan Allah, tetapi ekor kangguru yang mirip ekor tikus yang humungus, membuatku geli. Sulit sekali mau berfoto dengan kangguru, karena selain geli aku juga takut ditonjok. Untunglah mereka sibuk memunguti pellet-pellet makanan mereka tanpa berniat menonjok siapapun yang sibuk memotret para kangguru itu. Begitu melihat lebih banyak kangguru, aku jadi tambah geli. Aku hanya berani di pinggir-pinggir saja, tidak mendekat atau niat pose bareng kangguru.

Kangguru dikenal sebagai hewan marsupial yang uniknya hanya terdapat di Australia. Binatang-binatang seperti kangguru, wallaby, possum, koala melahirkan bayinya, tetapi kemudian bayi akan merangkak ke dalam kantung induk dan membesar di sana. Kangguru memiliki ukuran berbeda-beda, dan yang terbesar dan terganas adalah Red Kangaroo.



Setelah melihat kangguru, maka kami diajak berkenalan dengan Emu atau burung unta (ostrich), melihat Tasmanian Devil yang sedang tidur karena mereka nocturnal, Blue Tongue kadal berlidah biru, Wombat serta Koala.


Koala, sebenarnya lamban sekali, tidak lincah seperti yang kita pikirkan. Mereka banyak makan, tetapi yang dimakan yaitu daun ekaliptus (Mallee) memproduksi energi sedikit. Oleh karena itu mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur. Jika kita menggaruk punggungnya dengan jari, maka koala akan jengkel dan mencakar kita. Sebaiknya gunakan punggung tangan agar mereka tidak merasa terintimidasi. Bulu-bulu yang lebat itu rasanya seperti ingin dijambak saja. Itulah yang aku lakukan jika melihat boneka koala berbulu tebal.



Wombat, binatang berbulu yang digendong seperti bayi tersebut juga membuatku takut. Wombat memang lucu, dan semua orang ingin berfoto dengannya. Kami diberi kesempatan untuk berfoto bersama wombat, tetapi bayi besar itu dipangku oleh penjaga taman. Kasihan sebenarnya melihat wombat yang kecapekan dipangku. Tetapi karena wombat seperti koala, sangat lamban, biarpun badannya besar, otaknya sangat kecil, sehingga ia tidak akan bersikap aneh-aneh seperti mencakar atau marah.

Salah satu kawasan terbaru koleksi Wildlife Park adalah Animal Farm. Aku belum pernah melihat kelinci yang lari lompat-lompat muter-muter, sampe teman-temannya terinjak-injak. Ada guinea pig, babi kecil seperti hamster digedein. Llama yang suka meludah, keledai, serta baby sheep seperti Timmy dalam Shaun the Sheep show. Walaupun aku takut sama binatang-binatang tadi, tapi baby sheep memang cute, aku hanya berani mengelus bulu-bulu putih bersih itu, tapi dari jauh!


Binatang paling berbahaya yang ada di tempat tersebut, pastilah blasteran anjing dan serigala atau dingo. Rupa mereka tidak sensasional, tapi mungkin kalau digigit bisa membuat orang celaka. Aku tidak melihat ular-ularan atau buaya di wildlife park ini. Tetapi aku puas bisa melihat burung-burung liar berbagai rupa. Mungkin cuma burung-burung kakaktua pink, merah, ijo, hitam yang tidak kutakuti, soalnya mereka begitu menggemaskan.


Akhir perjalanan kami mengunjungi Wildlife Park adalah toko souvenir. Seperti biasa aku tidak berminat membeli apa-apa. Telah melihat bermacam-macam binantang lucu dan mengalami saat-saat mendebarkan bertemu muka kangguru, koala dan wombat sudah cukup bagiku.

Perth,
Tasmanian Devil ternyata ga pemarah, loh...

Sunday, December 26, 2010

Sibuk, tapi tetap memasak sendiri kan?

Aku jadi malu ditertawakan seorang teman OZ soal memasak makanan sendiri. “It’s not a big deal’, cooking is easy”, kata dia mendengar keluhanku. Of course it is a big deal, aku bersungut-sungut mendengar katanya itu.

Si mas OZ sih enak, kadang tidak makan nasi, hanya roti yang isinya selada segar, keju, tomat, mayonnaise dan daging yang cukup digoreng selama lima menit. Kadang-kadang mereka pakai dada ayam, fillet ikan, daging tanpa tulang yang tinggal dipotong-potong, masukin sayur dan bawang serta kasih garam plus merica. Selesai.

Lah, masak ala Indonesia yang mesti menyediakan at least tiga tipe masakan (termasuk nasi, dong) tidak makan waktu apa? Pertama, jelas nasi, kedua lauk seperti daging atau ikan, dan ketiga, so pasti satu macam masakan sayur. Takes 1-2 jam kan?

Sudah, sudah, giliran suamiku menasihati. Orang yang memasak makanan untuk keluarga, orang lain yang sedang beribadah atau berjuang, atau menjamu saudara serta membantu orang miskin, mendapat pahala. Apalagi memasak dalam kondisi beribadah dan berjuang, sama dapat pahala dengan orang yang beribadah dan berjuang tadi. Amin. Kalau diingat-ingat hal itu, aku tidak banyak mengeluh lagi.

Ok, mengeluh sudah tidak, tetapi apakah ini menyelesaikan masalah diriku yang sibuk tetapi mesti memasak juga?


Belajar membuat menu

Tadinya aku berpikir kalau memasak sekali tiga hari untuk lauk, kan tidak perlu masak beberapa hari kemudian. Akhirnya aku memasak ala orang baralek, yang buanyak kuantitasnya lalu disimpan dalam freezer dan tiap hari dikeluarkan dari kulkas lalu dipanaskan. Karena sayur dan nasi tidak dapat dibekukan, aku hanya tinggal memasak kedua jenis makanan itu tiap hari. Tetapi, sesudah beberapa tahun melakukan praktek yang sama, aku give up. Lama-lama makanan yang dibekukan kok membosankan dan rasanya so pasti tidak segar.

Hingga suatu hari, aku mendapat ide ‘memasak itu tidak perlu banyak, yang penting ada masakan segar setiap hari’. Hal ini berarti, jumlah masakan yang kumasak lebih sedikit sehingga waktu persiapan tidak lama serta kami bahagia karena masakan lezat nan segar bisa dimakan langsung.

Sejak itu aku tidak berbelanja terlalu banyak bahan masakan. Untuk mendisiplinkan diriku, aku mulai belajar membuat menu. Kuambil catatan resep, buku resep yang kubawa dari Indo sampai mengopi resep dari blog ibu-ibu di internet! Hebat bener hari gini bisa bikin sate padang sendiri tanpa perlu menelpon mami lagi, ya gag? Aku mulai memilih menu yang kusukai (ops, yang disukai hubby juga!)

Membuat menu memang membantu sekali untuk berbelanja, berhemat, tidak mubazir atau membuang makanan busuk yang kelamaan di kulkas serta mengontrol jenis makanan yang dimasak. Aku membuat budget dahulu, menentukan mau masak apa sehari-hari, lalu menentukan kuantitas yang akan dibeli lalu mencocokkan dengan budget yang kutentukan tadi. Prinsipnya, tidak berlebihan, tidak terlalu berlemak, banyak ikan dan sayur, variatif serta menghasilkan banyak energi. Menu itu ditulis untuk 3-4 minggu, lalu aku rotasi ke minggu-minggu berikutnya.

Saat berbelanja, aku tidak perlu membeli banyak-banyak bahan makanan. Misalnya dalam seminggu untuk 2 orang dewasa, aku membeli 0.5kg daging, 1 kg ayam, 1kg ikan, 6 butir telur, 0.5kg wortel, tiga ikat sayuran, satu brokoli dan kadang-kadang beberapa ketimun.


Koleksi aneka bumbu dan teman-temannya

Sekali-sekali aku bikin surprise masak nasi berbumbu menggunakan bumbu biryani India, bumbu nasi ayam Cina dan bumbu nasi kuning untuk masakan nasi. Nanti tinggal masak ayam goreng atau ikan goreng. Beri lalapan ketimun dan sedikit sambel terasi dan kerupuk. Beres.

Bumbu-bumbu lain yang wajib tersedia dan sudah siap untuk digunakan yaitu bawang putih giling, jahe giling, cabe giling, bahkan lengkuas giling. Gunakan saja blender, toh, rasanya beda tipis sama hasil gilingan! Katanya sibuk, kok masih sempat mengulek sih?

Bumbu praktis lain yang harus/wajib ada, seperti garam (of course lah), merica bubuk, bubuk pala, bubuk kayu manis, bubuk ketumbar (super wajib), cabe merah bubuk, tamarind, bubuk paprika, cengkeh, adas manis, daun jeruk kering, daun salam kering dan daun kunyit kering.

Aku juga punya kecap, kecap ikan, minyak wijen, saus tiram dan sedikit kaldu bubuk.

Perlu juga punya tepung-tepungan seperti tepung jagung, beras, kanji dan terigu untuk mengentalkan kuah dan membuat ikan bersalut tepung atau ayam goreng tepung.

Sesekali, punya bumbu instant juga tidak mengapa, misalnya bumbu pecel, bumbu rawon, dstnya.

Wuah, lengkap ya! Iya, katanya ga mau sibuk memasak. So, untuk menghemat waktu tetapi menghidangkan masakan yang menyelerakan perlu sedikit usaha, untuk melengkapi bumbu.


Tips memasak cepat

a) Targetkan semua selesai di bawah satu jam, kalau tidak, ya mana sempat, kan katanya sibuk!

b) Keluarkan/defroze bahan daging sebelum memasak, misalnya di tempat yang panas, letakkan di bagian bawah lemari es, sedang di tempat berudara dingin, bisa dikeluarkan dari lemari es.

c) Olah masakan yang membutuhkan waktu paling lama untuk dimasak, misalnya masakan daging/ayam.

d) Potong-potong bahan, marinate, lalu masak sesuai isi resep (maklum, aku tak pernah ingat prosedur memasak, tapi bisa kok membaca resep!)

e) Sambil menanti masakan tadi matang, mulailah menanak nasi.

f) Karena masakan belum juga matang (terutama potongan ayam gede dengan tulang besar, biasanya), kita bisa menyiapkan masakan sayuran.

g) Sayur perlu dibersihkan sebaik-baiknya, supaya tidak ada pasir yang masih menempel di daun.

h) Masaklah sayur, dan lihat-lihat masakan utama, siapa tau dah gosong.

i) Kalau tidak ada kegiatan, sambil menanti masakan matang, cobalah mencuci wajan, piring, sendok yang terpakai sedikit-sedikit. Ingat, targetnya kan tadi di bawah satu jam!

j) Kayaknya sudah pada matang tuh, bersamaan lagi!

Nah, bagaimana? Cepat kan?

Perth,

image was saved from allposters.com

Wednesday, December 22, 2010

You'll never know, unless you try

Tulisan ini aku post di hari Ibu, bukan saja untuk mengenang jasa mamaku... tetapi juga semangatnya yang inspiratif.
Selamat hari Ibu, mama:)

Just salah satu kalimat favoritku di atas, yang sering sekali diucapkan dalam versi lain oleh mamaku. "Kita tidak akan pernah tahu, kalau tidak mencoba", seru mama penuh semangat jika ada hal-hal baru yang ingin dilakukan beliau mendapat tentangan orang. Btw, aku suka mendengarnya!

Seringkali kita tidak mau mencoba hal-hal menarik atau penting artinya dalam hidup kita. Mengapa? Mungkin karena kita merasa tidak pantas, tidak mampu, takut gagal atau surut langkah karena mendengarkan komentar orang lain.

Akibatnya kita tidak dapat mengukur seberapa kuat sebenarnya bakat dan kreativitas yang dimiliki, konon jadi gampang iri dengan keberhasilan orang lain (sirik tanda tak mampu), tidak bisa menghargai nilai sebuah perjuangan, hingga tidak adil pada diri kita karena lebih mendengarkan kata-kata orang lain!

Maka, jadilah orang yang bandel!

Hiks, maksudku, 'jadilah orang bandel nan ulet'.

Begitu ada sebuah kesempatan yang bermakna bagi masa depan kita dan kita sukai, ayo dicoba saja dahulu. Bukan ikut karena 'iseng-iseng berhadiah' seperti ikutan kompetisi mie instant. Kita ikut karena ingin mengetahui seberapa besar kekuatan diri dalam menghadapi tantangan. Ditambah dengan niat mulia mengabdikan hal tersebut hanya untuk Allah. Insya Allah, mudah-mudahan jadi tambah kuat semangat kita untuk mengikutinya.

Jangan pernah takut mencoba sesuatu. Jika gagal, coba lagi. Masih gagal... coba lagi. Bukankah orang-orang yang berhasil menemukan hal besar lebih banyak mengalami kegagalan terlebih dahulu sebelum mendapatkan penemuan penting yang baik untuk manusia? Jangan berhenti sampai kita berhasil memenangkan 'perang' tersebut. Gunakan berbagai strategi, tanya para ahli, baca buku, cari info online dan berdoalah, minta kepada Allah agar diberikan karuniaNya.

Mendengarkan orang-orang pesimis tentang apa yang sedang kita lakukan, memang membuat darah mendidih. Tetapi, kata negatif orang, biasanya cenderung sangat subyektif, belum tentu berlaku untuk orang lain. Sesuatu yang menurut seseorang membuang-buang waktu, bisa jadi sesuatu yang berharga bagi orang lain. Hal ini terjadi karena setiap orang punya prioritas berbeda-beda dalam hidup mereka. Malah kalau kita melalukan hal positif yang kita sukai, cenderung akan mendapatkan hasil lebih baik dan efek lebih dahsyat. Maka, apapun kata orang yang sampai membuat kita berlinang air mata karena caciannya, jangan membuat kita pantang menyerah. Keep going, keep pedalling...

Kembali ke mamaku yang selalu mengaplikasikan kalimat di atas karena belajar dari pengalaman pribadi beliau. Mamaku adalah seorang penjahit pro yang sering menerima pesanan jahitan dari teman dan saudara. Kadang-kadang beliau mendapatkan model jahitan yang unik, aneh, tidak biasa, so pasti menantang kreativitas. Sering kuperhatikan betapa asyiknya mamaku mencari cara untuk menyelesaikan pakaian pesanan tadi, tanpa pusing atau menghiraukan kata orang lain. Tiap menemukan sebuah cara, tanpa sadar mama suka sekali berbagi semangat keberhasilan tersebut pada kami. Hal itu berlangsung terus-menerus sejak kami kecil hingga dewasa. Rupanya tanpa kami sadari, secara tidak langsung mama mengajarkan bahwa semuanya perlu dicoba dahulu, baru kita tahu bahwa hal itu bisa dilakukan atau tidak.

Beliau memang meyakinkan, kan?:)

otw to Perth,
Thank's mom, for the spirit:)

Monday, December 20, 2010

Ke New Zealand kami bertualang (bagian 3: Christchurch, the Garden City)

8 November 2010,

Meninggalkan Melbourne dengan perasaan damai karena tak jadi ditinggal pesawat, membuat aku dan hubby tertidur pulas di pesawat. Begitu bangun, pilot mengumumkan pemandangan alpen South Island sudah terlihat di jendela. Dari atas kami melihat puncak-puncak yang masih tertutup salju.


Subhanallah, sungguh indah, seperti dalam film Trilogi Lords of The Rings.

Saat tiba di Christchurch, kami disambut teman-teman lama, Evelyn dan Yusa, rekan kerja dari Unri. Mereka sudah lebih dari enam bulan tinggal di Christchurch untuk sekolah di University of Canterbury. Kedatangan teman lama tentulah membuat gembira, apalagi tinggal di tempat sejauh New Zealand yang sangat terisolasi dari negara lain. Kamipun diajak menjemput putri semata wayang mereka, Fia yang baru pulang sekolah. Tempat tinggal mereka tidak jauh dari kampus, bagus dan bertingkat dua. Suasana dan aroma rumah tersebut mengingatkanku pada rumah sewa kami di Manchester. Tetapi rumah ini tentu saja lebih bagus.

Hal pertama yang kami lakukan setelah makan makanan lezat sesampainya di sana, adalah mengunjungi pusat kota Christchurch. Walau mengantuk bukan main, melihat CBD seperti di foto-foto brosur membuat kami semangat kembali. Menyusuri jalan-jalan indah penuh tempat menarik yang dilalui para turis tak sadar membuat aku dan hubby sibuk memotret suasana.




Betapa berbedanya kota ini dari Perth. Sungai yang mengalir di tengah kota sepertinya begitu kecil dan jauh berbeda dari Swan River. Avon River memiliki air yang sangat jernih hingga kita dapat melihat ke dasar sungai berbatu-batu itu.



Berbagai bangunan dengan arsitektur klasik dan modern yang terlihat indah di mata para turis ada di sepanjang jalan dari pusat CBD. Bangunan-bangunan seperti Art Centre, café butik, pusat pameran, bangunan lama Univ of Canterbury, Art Gallery of Christchurch dan Canterbury museum dapat kita lihat di sana. Pokoknya, jalan itu seperti didisain untuk memanjakan para turis dalam melihat-lihat.



Christchurch, kota terbesar di pulau Selatan New Zealand, dikenal luas sebagai Garden City. Konsep Garden City atau kota taman, memang sesuai dengan udaranya yang sejuk karena letak geografis Christchurch. Tidak heran berbagai bunga empat musim akan mekar dengan indah di seluruh taman-taman yang terdapat di kota Christchurch. Taman-taman tersebut ditata khusus dengan konsep English garden, yaitu taman penuh bunga-bunga berbagai warna yang ditanam dalam susunan rapi.


Christchurch memiliki Botanic Garden Hagley Park (161 hektar), Victoria Square dan Mona Vale yang dilalui Avon River jernih tadi. Tidak main-main dalam julukannya, ternyata kota ini memiliki 13 buah taman besar dan puluhan taman-taman lebih kecil yang tersebar di berbagai penjuru kota dan daerah sekitarnya. Berbagai tour untuk mengunjungi taman-taman tersebut banyak diadakan oleh penyelenggara tur. Dua festival bunga terbesar selalu diadakan di Christchuch pada bulan Februari dan Maret setiap tahun. Pada waktu itu, kononnya, Christchurch akan lebih semarak berwarna karena bunga-bunga berbagai warna mekar menghiasi tiap sudut kota. Oleh karena itu, tidak heran pada tahun 1997, Christchurch memenangkan kompetisi Bloom International Competition untuk menjadi Garden City of the World.


Bagi penggemar hal-hal lain selain bunga, jangan kuatir. Christchurch memiliki pemandangan jutaan dollar yang dapat dinikmati dengan menaiki gondola dari atas bukit seperti kota pelabuhan Llyttleton.


Christchurch juga memiliki pantai-pantai menarik seperti Brighton dan Scarborough dengan pemandangan indah.


Berbagai museum dan art gallery di pusat kota, serta pusat internasional Antartika yang memiliki koleksi lengkap mengenai Antartika.


Banyak juga tempat yang luar biasa untuk dilihat dan dinikmati di Christchurch. Will tell you more in detail next time, ok.

Melbourne,
Terima kasih untuk teman-temanku yang dengan gembira telah mengantarkan kami keliling kota.

Thursday, December 16, 2010

Cepatlah bangkit dari 'kekalahan'


Tiap orang pasti pernah merasa 'kalah' atau tidak sukses dalam melakukan sesuatu. Padahal mungkin saja semua sudah disiapkan, tetapi karena suatu dan hal lain apa yang direncanakan berjalan kurang lancar. Berbagai rasa di dalam hati yang kurang nyaman seperti marah, sedih, jengkel, sudah pasti berbaur menjadi satu.

Kalau pernah mengalami rasa 'kalah' atau tidak sukses tadi dalam kehidupan, reaksi orang bisa berbeda-beda. Ada yang menyesal, sedih, diam, pura-pura tidak mau tahu, pokoknya reaksi awal pastilah berkaitan langsung dengan kejadian yang dialami. Kadang hal tersebut seperti trauma mendalam, terus-menerus menghantui, sehingga seseorang takut untuk mengambil sikap atau langkah baru. Kuatir kalau ditolak lagi, tidak sukses lagi, punya perasaan campur aduk lagi, kan?

Sebenarnya yang dikuatirkan itu adalah perasaan gagal. Gagal membuat diri seseorang menjadi terasa kecil, tidak berharga di mata orang lain, serta tidak pantas untuk menduduki posisi tertentu atau bahkan menikah dengan orang tertentu. Jika menyadari bahwa rasa gagal berbanding terbalik dengan bahagia, maka gagal dan bahagia itu memang akan pernah dialami setiap orang. Apalagi jika menyadari kalau tiap hal dalam hidup ini selalu ada pasangannya~ seperti malam-siang, susah-senang, gagal-sukses, sudah jelas kalau tidak gagal, pasti sukses!

Pada saat kita mengalami sejenis 'kekalahan' atau kegagalan tadi, untuk cepat bangkit dan tidak berlama-lama bahkan tenggelam dalam keadaan itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan:

a) Coba katakan dengan jujur perasaan kita tentang kegagalan tadi.

b) Coba ukur hal yang baru saja kita lakukan dengan hal-hal serupa yang dulu pernah kita lakukan dan sukses. Kita akan dapat membandingkan bagaimana rasanya melakukan hal yang sama tetapi lebih memuaskan hati. Pokoknya, jangan langsung merasa inferior karena hal yang baru terjadi. Seimbangkan dengan kesuksesan lain di masa lampau.

c) Jangan menyalahkan diri sendiri. Coba ingat-ingat, sudah berapa hati-hati dan matang persiapan kita, tetapi masih tidak bagus juga hasilnya. Kasihanilah diri kita yang sudah bersusah-payah, tapi terasa gagal. Katakan pada diri, "That was okay. We did our best".

d) Bandingkan keadaan kita sebelum dan sesudah melakukan hal tersebut. Setidaknya diri kita telah melakukan sesuatu hari ini, karena ada juga orang yang tidak mendapatkan apa-apa dalam suatu hari.

e) Ingat-ingat, kegagalan bukanlah akhir segalanya, sepertinya tiap orang di muka bumi ini pasti mengalami hal yang sama. Orang yang pernah melakukan sesuatu yang besar juga pasti pernah tidak sukses.

f) Tetapi ada perbedaan antara orang yang optimis dengan pesimis. Si optimis akan berkata, "Baik, saya akan coba lagi, saya akan cari cara untuk melakukannya dengan baik". Sedang si pesimis sudah pasti akan berkata, "Saya tidak akan mau melakukan hal itu lagi".

g) Maka, jangan disebut-sebut lagi hal yang membuat kita merasa kalah tadi. Tetaplah berjalan tegak dengan penuh percaya diri, untuk memperbaiki aspek yang dikira menyebabkan kegagalan.

Tetap semangat!

Selamat mencoba!

Melbourne,
an advice for a friend

Sunday, December 12, 2010

Belajar packing koper, minus pusing


Pergi jalan-jalan, ok, tetapi packing koper, tidak ok. Begitu, kan, teman-teman?

Packing untuk bepergian memang tidak menyenangkan. Melihat tumpukan barang yang begitu tinggi, sering terlintas dalam pikiran, apa muat tuh koper kecil di pojok kamar? Setelah dimasukkan, kok masih harus diutak-atik dikit supaya semua pas dan memenuhi ruang dalam koper. Kalau tidak, beberapa barang harus dikeluarkan, diatur lagi sisanya, huah, makanya packing jadi nakutin!

Aku ingin berbagi tips packing, yang mudah-mudahan berguna untuk mengurangi kepusingan dalam urusan ini.

a) Hitung berapa hari lamanya perjalanan kita.
b) Siapkan pakaian atasan untuk sejumlah hari tersebut. Tetapi kalau jalan-jalannya lebih dari sepuluh hari, mungkin lebih baik tidak membawa lebih dari sepuluh, karena kadang-kadang kita bisa mencuci di laundry. Bawahan sepertinya tidak perlu banyak, misalnya tiga celana untuk sepuluh hari.
c) Siapkan pakaian khusus, jika memang bepergian untuk dinas, konferensi atau pertemuan bisnis.
d) Siapkan pakaian dalam, jilbab, kaus kaki, dan peralatan ibadah yang memiliki bahan ringan.
e) Perlengkapan mandi, dari handuk kecil hingga peralatan mandi khusus secukupnya untuk traveling. Membawa perlengkapan ini membantu banyak lho, karena kita tidak perlu kuatir kalau harus mandi di bandara atau di hotel yang tidak menyediakan peralatan mandi lengkap. Masukkan dalam semacam kantong/dompet plastik.
f) Peralatan kecantikan dalam ukuran kecil untuk traveling, seperti pelembab, aksesori, bahkan pembalut dan cotton bud, letakkan dalam satu dompet.
g) Siapkan segala macam kabel, untuk charging hape, laptop, kamera, power adaptor, karena beberapa negara punya tipe adaptor berbeda. Juga, sediakan kantong untuk semua barang ini.
g) Siapkan kunci-kunci gembok yang kuat untuk semua ristleting tas/koper.
h) Tiga macam dompet, satu untuk paspor dan dokumen penting, satu untuk currency negara tertentu (termasuk uang kecil) dan satu untuk kumpulan pernik-pernik seperti USB, Ipod, MP3 player, etc.
i) Siapkan vitamin dan obat-obatan yang diperlukan sejumlah hari bepergian. Kita bisa membeli kotak plastik kecil atau menyiapkannya dalam plastik-plastik yang diberi label nama obat. Sekembali dari bepergian, kita tidak ingin, kan jadi sariawan, flu, atau masuk angin.
j) Siapkan dokumen hasil print untuk e-ticket, email konfirmasi hotel, nomor dan alamat penting, dan berbagai dokumen yang diperlukan dalam sebuah visual folder. Folder tipis plastik ini memudahkan kita mengambil dan memperlihatkan dokumen dengan cepat.
k) Aku selalu membawa travel cooker dan travel iron ukuran kecil untuk kenyamanan diri. Kadang aku membawa beberapa bungkus mie instant, sehingga begitu sampai di tempat tujuan (yang sulit mendapatkan makanan halal), kita masih bisa mengganjal perut sampai ketemu makanan halal.

Setelah semuanya dikumpulkan. Mari kita susun koper kita, dengan cara:
a) Letakkan pakaian yang berat-berat di bagian bawah koper.
b) Bagi dua koper, sebelah kanan, susun satu persatu pakaian dengan cara menggulung tiap lipatan dan menyusunnya satu-satu berurutan. Letakkan tumpukan pakaian dalam di atasnya.
c) Di bagian kiri (atau dekat roda koper), letakkan barang-barang berat seperti peralatan mandi, dompet kabel, vitamin dan obat, disebelahnya. Sumpal bagian-bagian kosong dengan kaus kaki, baju-baju yang boleh dilipat tak menentu, termasuk jilbab yang digulung kecil-kecil.
d) Lakukan acara menyumpal dengan rapi, hingga tidak terlihat ada ruang kosong. Kuncinya memang pada keahlian mengurangi ruang kosong di antara berbagai barang dan pakaian. Jika ingin memasukkan sepatu, misalnya, letakkan di antara ruang kosong tadi atau bagian depan koper yang biasanya kosong.
e) Masukkan semua dompet dokumen dan folder dalam bagpack atau tas tangan besar, terpisah dari koper.
f) Tutup koper, rapatkan ristleting dan gemboklah koper tadi hati-hati.

Now, you're ready to travel.

Satu tips terakhir:
"Jangan letakkan barang berharga dalam koper dan jangan letakkan barang berbahaya dalam tas tangan"

Semoga bermanfaat ya,

Perth,
Foto diambil dari tvlon.com

Saturday, December 4, 2010

Tips merapikan meja kerja

“Gimana ya, cara merapikan meja kerja?” kudengar teman sekantorku bertanya. Haha, ternyata dia mendapat masalah yang sama denganku beberapa bulan lalu. Aku sampai meminjam beberapa buku di perpustakaan Curtin untuk mencari jawabannya. Jawaban paling memuaskan kutemukan dalam buku Leo Babauta, The Power of Less.

Apa gunanya memiliki meja kerja yang rapi? Nanti disangka tidak kerja, atau tidak sibuk lagi, begitu kan?

Eits, ternyata meja kerja yang rapi itu berguna sekali untuk membantu kita fokus pada pekerjaan di tangan. Bayangkan, jika sedang bekerja, terlihat tumpukan tulisan yang belum diedit, presentasi setengah jadi, atau malah daftar belanjaan yang harus dibeli di sana. Bukannya bekerja, jangan-jangan malah kepikiran hal-hal lain yang tidak ada hubungannya dengan kerjaan. Oleh karena itu meja kerja harus rapi, berisi pekerjaan yang sedang dikerjakan, bukan berbagai godaan yang tak ada hubungan.

Hal itu kualami sendiri, karena setelah beberapa bulan memiliki meja kerja yang rapi dan tidak banyak isinya, aku merasa lebih efisien dan efektif. Pikiranku tenang, karena tidak banyak gangguan penglihatan, kecuali pekerjaan di depan mata. Maka, produktivitas meningkat dan aku sudah tidak banyak main lagi, karena begitu banyak yang ingin dilakukan. Yang penting juga, tindakan ‘tackle one at a time’ dapat segera diberlakukan.

Menurut Leo, cara untuk memulai rapi-rapi meja kerja adalah:

a) Alokasikan sedikit waktu. Kita tidak perlu menghabiskan waktu seharian untuk acara merapikan ini. Cukup satu jam sehari, akan memberikan dampak berbeda.

b) Letakkan semua kertas yang ada di meja kerja menjadi satu tumpukan besar.

c) Bersihkan semua yang ada di meja, kecuali komputer, telepon dan benda penting lain. Benda-benda lain harus diungsikan dulu dari meja kerja, seperti stapler, lem, gunting, pernak-pernik, selama proses benah-benah berlangsung.

d) Mulai dengan tumpukan kertas yang tinggi itu. Ambil satu-satu, jangan pernah dilewatkan atau diletakkan kembali dalam tumpukan. Buang, letakkan dalam file/folder, selesaikan, masukkan dalam to do list atau berikan ke orang yang membutuhkan. Aku memiliki folder-folder khusus untuk menyimpan dokumen sesuai topik riset. Misalnya untuk data, chapter 1, chapter 2, chapter 3, analisis Korosi, analisis Bakteri, etc. Jika katalog atau majalah yang sudah lama dan tidak kita baca lagi, sumbangkan pada orang lain/laboratorium atau buang ke tempat sampah. Untuk item yang tidak jelas harus diapakan, masukkan dalam folder MAY BE, atau folder TEMPORARY, sehingga tidak pusing mencarinya saat diperlukan. Untuk melakukan langkah ini, kita harus siapkan keranjang sampah/kantong sampah dan folder-folder kosong yang sudah diberi label nama.

e) Kerjakan dalam tempoh yang kita tentukan dan sambung kapan-kapan ada waktu lagi.f) Agar tidak menumpuk, setiap hari usahakan memproses dan merapikan meja kerja setelah selesai bekerja. Buang kertas-kertas yang tidak diperlukan, masukkan ke dalam folder dan simpan folder di tempatnya. Jika dilakukan sedikit-sedikit, maka lama-lama kita terbiasa melihat meja yang rapi dan akan selalu berusaha menjaganya.

Meja kerjaku yang dulu dengan sekarang ini so pasti beda banget. Selain lebih cemerlang dan bersih, pikiranku lebih terang dan hatiku tenang melihat meja kerjaku. Selamat mencoba.

Perth,

Tuesday, November 30, 2010

Ke New Zealand kami bertualang (bagian 2: Drama Amazing Race)


Sabtu, 7 November 2010

Pernah terpikir olehku, mungkin jadi peserta Amazing Race itu menyenangkan kali ya, karena dapat keliling dunia gratis. Walau gratis, tetapi kalau tidak dapat bekerja sama dengan partner mengatasi persoalan dalam situasi tertekan bisa-bisa regu kita berantakan. Siapa tau berbekal suka bikin jadwal perjalanan, hobi jalan-jalan, tak takut tantangan, berdua dengan hubby yang pintar mencari rute serta easy going begini, suatu hari nanti kita bisa ikutan. Amin. Heheh, mimpi melulu! Akibat pernah ngimpi seperti itu, aku dan hubby jadi sempet ngalami Amazing Race leg Perth-Melbourne-Christchurch. Ceritanya begini...

Pesawat Jetstar Perth-Melbourne yang telah dijadwalkan berangkat pukul 22.40pm belum tiba juga di bandara domestik. Tak usah ditanya reaksi penumpang lain. Sudah kupastikan mungkin akulah orang yang paling gelisah di antara mereka semua. Pada penerbangan Perth-Melbourne ini, setidaknya kami sudah harus tiba di terminal internasional Melbourne-Tullamarine pukul 7am keesokan harinya. Pesawat yang membawa kami ke Christchuch akan berangkat pukul 8.30am. Bikin stress.

Baru sekitar pukul 1am pesawat yang membawa kami ke Melbourne berangkat. Melegakan juga saat kapten pilot mengatakan akan mencoba ngebut untuk mengganti waktu yang hilang karena penundaan tadi. Saking tak kuasanya menahan kantuk, aku langsung tertidur pulas beberapa jam. Saat terbangun dan melihat jam, cukup lega rasanya karena masih ada waktu 1.5 jam sebelum pesawat ke Christchurch berangkat.

Tetapi, rasa tenang kami tidak bertahan lama.

Tampaknya drama Amazing Race sudah mau dimulai nih.

Begitu turun di Tulla airport, pesawat malah berputar-putar dulu mencari tempat parkir.

Betul-betul seperti sebuah drama yang membuat panik. Saat pesawat sudah parkir, eh, awak kabinpun memerlukan waktu sekitar 5 menit untuk membuka pintu pesawat. Setelah terbuka, aku langsung terhalang semua penumpang di depan yang ingin segera ke luar pesawat. Syukurlah nyonya tua di sampingku yang mengerti situasi kami mempersilakan kami ke luar lebih dahulu sambil menghadang penumpang di belakangnya.

Kamipun mulai berlari kencang sambil berseru-seru, ‘Excuse me, excuse me,” menyusuri koridor kedatangan, berusaha mencari terminal internasional.

Bersama hubby, aku membuat rencana untuk dapat check-in di counter. Aku akan berlari menuju counter check-in, sedangkan hubby berlari juga dong, mengambil barang-barang kami di carousel. Terminal domestik dengan terminal internasional untuk Jetstar letaknya memang bersebelahan. Tetapi dalam situasi abnormal seperti ini, kami mesti berbagi tugas di dua tempat agar semua tidak ditinggal pesawat.

Walaupun aku telah pernah mengamati peta bandara Tullamarine, aku tetap kesulitan menemukan pintu koneksi terminal domestik dan internasional.

Tiba di counter Jetstar terminal internasional, saat check-in aku berusaha menerangkan kalau bagasiku sedang diambil oleh hubby. Tak lama hubby menelpon soal barang yang belum keluar dari carousel.

Para ground hostess mengatakan kalau mereka harus menutup counter beberapa menit lagi. Jika barang tak dapat dimasukkan, maka barang bisa ditinggal dan dikirim esok ke Christchurch. Pilihan kedua, kami bisa berangkat besok ke Christchurch bersama barang tadi. Wah, aku tak tahu keputusan apa yang harus diambil. Tetapi, yang pasti, memang baranglah akan menyusul, karena aku malas mengurus penginapan di Melbourne.

Aku mondar-mandir tak sabar. Di mana hubby?

Tiba-tiba seorang mas OZ berkaos merah yang kuketahui satu pesawat denganku dari Perth datang menyeret kopernya menuju counter check in yang sama.

“That's him!” Seruku girang!

Si petugas Jetstar bertanya sambil memperhatikan si mas tadi, “your husband?”

“Oh no”, jawabku tertawa lebar. Bukan, bukan, ini orang yang sepesawat denganku. Berarti barangnya sudah keluar dan suamiku tak jauh di belakang.

Di belakang orang itu ada seseorang lain datang mengantri. Tak pernah aku sebahagia itu melihat orang mengantri, karena mudah-mudahan masih ada waktu ekstra sehingga tas kami bisa tepat waktu sampai di counter.

Tak sabar menunggu, akupun pamit mau menyusul hubby sebentar yang siapa tau nyasar terminal.

Baru beberapa detik berlari ke arah terminal domestik, aku bersorak girang melihat hubby membawa troli berisi tas-tas kami. Kamipun mendorong troli berisi tas menuju counter Jetstar dengan kecepatan sangat luar biasa. Dengan tersenyum lebar, mungkin lega, si mbak tadi mengambil alih barang-barang kami.

That's it, dengan masuknya ketiga tas tadi, mbak tersebut langsung menutup counter sambil mengingatkan kalau boarding tinggal 20 menit lagi.

Hellow, 20 menit? Tampaknya aku dan hubby masih harus berlari ke gate untuk boarding.

Drama kedua pun... dimulai!

Bismillah, bismillah... aku berseru-seru dalam hati. Kami langsung masuk antrian panjang itu sambil mengisi form keberangkatan dari Australia di meja. Aku menulis secepat-cepatnya dan setepat-tepatnya lalu ikut bergeser dalam antrian. Tak peduli kartu tersebut berisi informasi kami dengan tulisan compang-camping.

Selesai di petugas imigrasi, kami kembali berlari kencang mengikuti papan penunjuk arah Gate 33. Tapi setelah sampai di sana, kok hanya sampai Gate 31, mana 33 nya?

Akupun diserang rasa panik tak keruan, karena mengira waktu mungkin tinggal sekitar 5 menit lagi untuk boarding.

Keep running ke depan, seruku mengomando.

Drama Amazing Race benerrr...

Alhamdulillah, tak lama berlari ke arah depan, penunjuk arah Gate 33 akhirnya muncul.

Yes, aku dan hubby menyerbu Gate tersebut menuju ke barisan beberapa orang yang tampaknya siap untuk boarding.

“Christchurch?” tanyaku panik pada petugasnya.

“Not yet” jawab si mbak, yang sudah sempat mengenaliku lagi.

“This one goes to Wellington. Will call you later, ok?”

Aku dan hubby langsung speechless, merasa lega, setelah tidak pernah tenang dari tadi malam.

Huahaha, we made it! Kita tidak jadi ditinggal pesawat!

“Kok kita kayak seperti sedang ikutan game itu ya,” kata hubby, mungkin teringat sesuatu.

“Amazing Race,” kataku sambil tertawa lebar tak peduli wajahku yang kusut, belum sikat gigi dan belum sarapan pagi.

Siapa yang tidak histeris nyaris ditinggal pesawat, padahal murni bukan salah kita sebagai penumpang. Sayangnya, kita tidak sedramatis orang-orang di AR yang kalau berhasil bisa langsung berpelukan gembira.

Leganya... Alhamdulillah, karena bisa berangkat hari ini dengan semua perlengkapan berlibur kami ke New Zealand.

Perth,

Friday, November 26, 2010

Ke New Zealand kami bertualang (bagian 1: Persiapan)


Sejak menapaki bumi Australia beberapa tahun lalu, mataku tak lepas memandang negara tetangga yang lebih kecil di bagian Tenggara benua ini. New Zealand, atau Selandia Baru merupakan salah satu negara yang pernah menjadi tempat ayahku mengikuti pelatihan suatu kali saat masih bekerja. Tiap berbicara tentang NZ, kurasakan betapa indah dan nyamannya berada di sana. Rasa penasaranku semakin bertambah, karena NZ hanya (hanya?) tujuh jam perjalanan naik pesawat dari Perth! Setelah bertahun-tahun mengintip website Jetstar untuk mendapatkan tiket sale ke NZ, barulah pada bulan Mei 2010 lalu kami berhasil mendapatkan tiket sale pesawat Perth-Christchurch yang harganya sama dengan Perth-Sydney pp untuk dua orang. Begitulah, cerita petualangan kami ke New Zealand berawal.

Begitu tiket sudah mantap di tangan, segudang rencana menjelang keberangkatan tentunya harus disiapkan. Mulai dari memperbarui paspor bagi hubby, menukar stiker visa Australia, menulis draft awal thesis dan berbagai paper, persiapan konferensi serta ngebut mengerjakan eksperimen sudah masuk kalender kerja. Intinya, pada tanggal 8-16 November 2010, kami berlibur tanpa perlu pusing mengejar deadline thesis atau eksperimen. Belum pernah dalam hidupku begitu sibuk untuk menyelesaikan target demi berlibur. Tetapi memberi reward pada diri sendiri memang menyenangkan, karena lebih bersemangat dan gembira dalam proses penyelesaian riset.

Soal visa sempat menjadi ganjalan, karena aku sempat tidak mengecek kembali dokumen yang diminta. Tadinya aku sudah menyiapkan pas foto, bank statement (minimal $1000NZD per orang), sistem pembayaran, tiket pp Perth-Christchurch, tak tahunya masih harus mengumpulkan surat keterangan dari universitas bahwa kami terdaftar sebagai mahasiswa aktif. Alhamdulillah, supervisorku yang baik hati bersedia mengeluarkan surat resmi untuk kami berdua dengan kop Curtin. Padahal jika minta dibuatkan di Student Central, maka biayanya sekitar $25AUD per orang. Dengan tergesa-gesa, kami mengirimkan berkas menggunakan amplop kilat khusus bernomor yang bisa dilacak keberadaannya melalui website Post Australia. Sedikit kericuhan sempat terjadi, karena Immig NZ mengganti persyaratan yang membuatku langsung panik. Dalam peraturan terbarunya, biopage paspor ternyata harus dilegalisir. Persyaratan itu keluar beberapa hari sebelum aku mengirim berkas dan baru kusadari saat berkas ada di kantor Immigration, Sydney. Syukurlah, setelah mengontak sendiri dengan email perihal aplikasi visa kami, tampaknya tidak ada masalah karena saat itu paspor telah dikirim kembali ke Perth. Lesson learned: keep updating info di saat-saat terakhir mengirimkan aplikasi!

Cukup rumit juga menentukan kota dan obyek mana yang harus dikunjungi. Tujuh hari di NZ, kalau hanya di Christchurch, pastilah kurang seru. Aku teringat Dunedin, salah satu tempat must visit di South Island, karena ada University of Otago. Tempat lain yang dianjurkan teman adalah Fox Glacier, Lake Tekapo, Queenstown, dan Milford Sound. Sementara itu papaku turut menyumbang saran ke Blenheim dan Wellington. Bahkan kami berpikir akan ke Auckland naik kereta sekalian. Setelah berpikir keras, hubby memutuskan ingin keliling sebagian South Island, dimulai dari Christchurch, ke West Coast, turun ke Selatan hingga Dunedin dan pulang sambil menjenguk Lake Tekapo yang terkenal itu. Untuk mengelilingi pulau selama lima hari, kami memilih menyewa mobil dan menginap di berbagai penginapan, daripada menyewa motorhome atau campervan. Waktu berlibur yang singkat, ditambah harus cepat memulihkan diri untuk melanjutkan acara menulis/nge lab membuat kami menjatuhkan pilihan menyewa kendaraan ekonomis yang bisa disetir bergantian dan tinggal di penginapan nyaman saja.

Acara siap-siap juga tak kalah menyita waktu kami berdua. Selain membawa dua koper, satu tas jinjing, tiap orang masih membawa ransel kecil masing-masing. Semuanya bolak-balik dikeluarkan dan dimasukkan. Bulan November ini masih musim semi di NZ. Berdasarkan ramalan cuaca di website selama kami berpetualang di sana, tampaknya akan terjadi hujan dan cuaca serba mendung. Aku ingat NZ dengan gunung bersalju tentulah dingin walau suhu berkisar 15-25 derajat Celcius. Belum lagi menginap di backpacker lodge yang harus menyewa seprai, membuat aku berpikir, siapa tahu tidak disediakan selimut dan kita tidak bisa tidur karena kedinginan. Akhirnya dua selimut flannel kecil, long john dua pasang, berpasang-pasang kaus kaki dimasukkan ke dalam koper. Tak hanya itu, perlengkapan memasak dan makan seperti piring plastik, sendok, pisau, garpu, frying pan kecil memenuhi koper. Akupun masih memasukkan sedikit bahan makanan seperti bumbu pecel, dua bungkus indomie, satu botol cabe udang dan sebotol nutella coklat ke sana. Tiap orang mesti membawa sepatu olah raga, karena tampaknya acara naik-turun tebing barangkali menjadi sebuah kejutan saat mengamati pemandangan.

Hal yang paling, paling, paling penting bagi kami berdua adalah kamera. Apalagi baru-baru ini kami gandrung sekali memotret saat pusing dengan riset. Tiap orang membawa kamera lengkap dengan baterai dan kartu ekstra (4GB) serta chargernya. Netbook kecilku juga dipak untuk menyimpan file foto-foto sepanjang perjalanan. Untuk membawa kamera dan netbook saja, tas ransel hubby sudah penuh. Maklum, dua orang mahasiswa postgrad mau berlibur, ya oleh-olehnya kan hanya cerita dan foto segudang.

Akhirnya, beberapa hari sebelum berangkat, barulah kami cukup lega. Hubby menyiapkan itinerary, peta, rute yang ditempuh serta mengumpulkan info tempat-tempat menarik sepanjang perjalanan. Bergantian kami membaca thread di internet mengenai suatu obyek turis, penginapan atau rental mobil. Kami memilih dan memesan berbagai tipe penginapan, dari backpacker lodge, holiday park, motel dan farm house. Kerjaan begini tidak mudah loh, ada saja pihak yang tidak mau kompromi (baca: diri sendiri, maksudnya). Karena pemesanan dilakukan secara online, semuanya bisa diselesaikan dalam waktu sangat singkat diantara kesibukan kerja dan menyelesaikan thesis. Tanpa bantuan internet, tidak mungkin biaya liburan bisa ditekan. Intinya, rajin baca thread, lihat google map, bandingkan melalui website pemesanan dan siapkan uang secukupnya di kartu kredit. Persiapan liburan tentu saja akan semakin lancar.

Perth,

Monday, November 22, 2010

Kartini pun giat belajar bahasa asing


Saat ini aku sedang membaca biografi Kartini yang kutemukan di perpustakaan Curtin. Hebat de, perpusnya, punya koleksi buku-buku kuno dalam bahasa Indonesia yang sudah menguning halamannya. Kembali ke buku biografi tadi, ternyata bukunya sangat bagus dan membuatku semakin bersemangat mencapai cita-cita, biar sama seperti ndoro Ajeng, ibu Kartini.

Semangat Kartini untuk mengubah nasibnya memang luar biasa. Menolak dipingit, membantu kaum pengrajin lokal, mengkritik pemerintah Belanda hingga mengusahakan para wanita mendapatkan pendidikan adalah hal-hal besar yang tak terbayangkan dilakukan oleh seorang putri Bupati pada tahun 1900-an. Mencoba keluar dari tradisi dan kebudayaan yang berlaku untuk memajukan lingkungan sekitarnya tanpa kuatir celaan orang, benar-benar sikap sangat mengagumkan seorang putri dari Japara itu. Jika Kartini ada hari ini, beliau pasti akan tersenyum bahagia, karena usahanya untuk membebaskan wanita dari balik tempurung telah lama terwujud. Para wanita bebas belajar, berdagang, menentukan nasib sendiri tak dikekang oleh budaya dan boleh membantu orang di sekelilingnya untuk maju pula.

Satu hal yang mengejutkan diriku, adalah keinginan Kartini untuk menguasai bahasa Belanda dengan baik. Ia berpendapat bahwa bahasa Belanda menjadi sumber pengetahuan dari luar yang dapat memuaskan rasa ingin tahu dan meningkatkan daya analisis untuk mencari jalan keluar permasalahan bangsa. Selain untuk membaca, ia juga sering mempraktekkan kemampuan berbicara dalam bahasa tersebut kepada rekan-rekan ayahnya dari Belanda. Tidak hanya itu, Kartini juga rajin menulis dalam bahasa Belanda untuk memperkenalkan budaya Jawa, kebiasaan masyarakat Jawa. Sebuah tulisannya mengenai cara membatik malah digunakan dalam sebuah buku tentang batik dalam bahasa Belanda. Orang yang membaca sangat kagum, ketika mengetahui bahwa penulisnya adalah seorang putri Jawa yang mengetahui seluk-beluk membatik dan dapat menuliskan proses tersebut dengan fasihnya dalam bahasa Belanda. Pada masa itu, baik rakyat maupun bangsa Belanda terpesona dengan kecerdasan dan kemahiran Kartini yang memiliki penampilan sangat khas putri Jawa tetapi mampu melahirkan karya-karya bermutu di media massa.

Selain rajin membaca buku dan majalah sehari-hari, Kartini juga rajin menulis. Tiap hari ia duduk berjam-jam menulis tanpa kenal lelah. Sehelai tikar disediakan di samping meja yang disinari oleh lampu teplok, sehingga bila Kartini lelah menulis ia bisa istirahat sebentar. Tak henti-hentinya ia menyalurkan ide-idenya melalui surat, tulisan di majalah atau koran. Karena, Kartini mengetahui bahwa dengan menulis, ia dapat memperjuangkan cita-cita besarnya selama ini. Ia belajar, menganalisis, mengkritik, berbagi keresahan dengan teman-teman penanya melalui tulisan. Orang jadi mengetahui, terbiasa dan terinspirasi oleh pemikiran Kartini sehingga lambat-laun akan membantu perjuangannya secara tidak langsung.

Aku betul-betul terharu melihat kekuatan hati Kartini dalam berjuang. Bukan main kukuh dirinya dalam memperjuangkan hal yang diyakininya. Baiklah ibu, aku akan belajar bahasa Inggris tulisan ini sebaik-baiknya. Aku ingin seperti ibu...

Perth,
Sedang merasa terinspirasi oleh Kartini.

Thursday, November 18, 2010

Curhat ke orang lain, tak selalu penting


“Kalau tidak ke kamu, ke siapa lagi aku mau curhat?” tulis seorang sahabatku di layar YM suatu siang. Mataku terbelalak, kayaknya saat ini kurang tepat, karena aku sedang mengantuk berat, mana harus terus menyelesaikan target menulisku. “Tentang apa?” tanyaku penuh harap itu bukan hal yang berat untuk didengarkan. “Ih, ganggu ya, ya udah kalo gitu, aku cabut dulu aja ah,” katanya ngambek, mengambil langkah seribu (baca: offline).

Hari-hari penuh curhat saja, pernah suatu kali aku berpikir. Kenapa tiap ada masalah sedikit, harus cepat-cepat dibagi dengan orang lain ya? Main telpon teman, orang tua, saudara, bahkan kalau tak ada orang, bisa-bisa isi wall FB atau kambing di luar sana diajakin curhat. Tidak kenal waktu dan ruang, yang penting isi hati bisa terluahkan tanpa memikirkan dampaknya pada diri sendiri di masa depan atau ke orang lain. Kadang-kadang hal itu bisa berakibat positif, apalagi kalau orang yang dicurhati pandai memberi saran dan pendapat. Tetapi kalau orang tempat curahan hati tersebut malah orang yang salah, misalnya ‘musuh dalam selimut’, jangan-jangan bukannya lega, tapi malah kuatir orang tersebut membeberkan rahasia kita tadi.

Berbagi emosi melalui curhat perlu selektif juga lho. Kadang-kadang tidak perlu semua hal diceritakan ke orang lain, apalagi kalau itu menyangkut aib dan hal-hal kurang positif yang pernah kita kerjakan. Walaupun orang lain terlihat sangat aktif memberikan dukungan, sebenarnya dalam hati mereka kadang merasa antusias mendengar bahwa kita ternyata punya ‘kelemahan’ yang tak tampak juga. Apalagi kalau hal itu begitu menggugah hati orang tersebut, tanpa sadar kadang mereka membagi informasi ke orang lain, sehingga tak jarang kita terkejut karena menjadi bahan tertawaaan mereka.

Berhubung tidak semua hal yang sensitif dapat dibagi dengan orang lain karena sifatnya yang sangat pribadi. Beberapa orang sangat pintar mencari solusi, sehingga curhat tidak selalu menjadi alternatif penyelesaian masalah. Mengingat bahwa tiap masalah ada jalan keluar, maka bahwa lambat-laun akan terkuak juga sebuah kebenaran atau solusi permasalahan. Kadang-kadang malah belum sempat dibicarakan ke orang, sudah terpikir jalan keluarnya. Tanpa perlu diceritakan ke orang lainpun atau diapa-apakan, kadang sebuah masalah ternyata selesai sendiri. Apalagi saat curhat, bukan tidak mungkin reaksi orang terhadap masalah tadi menambah runyam dan membelokkan pemikiran kita ke hal-hal lain yang tidak signifikan. Selain masalah jadi berkembang tak tentu arah, kitapun sudah tidak dapat mengontrol penyelesaiannya tadi.

Saat curhat, sebaiknya gunakan etika dalam curhat. Jangan main datang ingin curhat saja membuat rencana orang lain terganggu. Buatlah semacam janjian untuk bicara, misalnya di kafe, telpon atau sambil jalan-jalan di suatu tempat. Saat berbicara, beritahukan sedikit latar belakang masalah, perasaan kita terhadap masalah itu dan apa yang benar-benar menjadi pokok masalah. Buat masalah itu menjadi lebih efisien.

Nah, kalau orang yang dicurhati memberi saran, dengarkan baik-baik. Kan terserah apakah mau diikuti atau tidak, apalagi kalau kita kira pandangan mereka benar-benar berbeda dari asumsi awal kita tadi. Tunggu hingga orang yang dicurhati selesai memberi saran, baru lanjutkan pembicaraan. Kadang-kadang sikap orang yang sedang curhat sering mengesalkan, karena sebenarnya hanya ingin curhat dan tidak minta tanggapan. Selain tidak memberitahukan itu tujuannya, setelah orang mencoba memberikan tanggapan, mereka cenderung tidak menghargai saran tersebut dengan mendengarkan dahulu. Nah, jika sampai ada lima orang yang kita curhati tapi hati kita tidak puas juga, kira-kira siapa yang tidak pandai mengambil hikmah atau hanya ingin menghabiskan waktu orang lain? Setelah selesai, jika setuju maupun tidak setuju, just ucapkan terima kasih untuk sarannya, dan semua bisa pulang dengan hati tenang.

Tetapi jika masalah tersebut terasa sangat berat dan tidak dapat diselesaikan dengan baik, daripada mengulang-ulang pembicaraan tersebut dengan orang lain, ada baiknya mulai membuat janji dengan psikolog. Jangan alergi dengan psikolog, karena mereka sebenarnya selain mendengarkan, juga membantu kita untuk mengubah sudut pandang terhadap sebuah permasalahan. Apabila peran psikolog dapat meringankan beban kita dan meningkatkan produktivitas kita lagi, maka itu lebih baik kan, daripada curhat sana-sini tak bertepi?

Be selective dan pikirkan apakah itu bisa diselesaikan sendiri sebelum dicurahkan ke orang lain.

Perth,

Saturday, November 13, 2010

Saat tsunami dan volcano terjadi


TSUNAMI

Penyelamatan Diri Saat Terjadi Tsunami


Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak datang setiap saat. Janganlah ancaman bencana alam ini mengurangi kenyamanan menikmati pantai dan lautan.

Namun jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempa bumi, air laut dekat pantai surut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.

Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita dari pantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut. Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerah yang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban.


VOLCANO

Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi
  • Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
  • Membuat perencanaan penanganan bencana.
  • Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
  • Mempersiapkan kebutuhan dasar

Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi

  • Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
  • Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
  • Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya.
  • Jangan memakai lensa kontak.
  • Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
  • Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.

Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi

  • Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
  • Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan.
  • Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin
Perth,
Tulisan di atas aku copas dari situs bpnb. Mudah-mudahan dapat membantu kita mengetahui apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana tsunami dan volcano.

Tuesday, November 9, 2010

Berbagi informasi cara menghadapi bencana


Perth, Maret 2010, saat itu aku baru saja menyelesaikan eksperimen di Murdoch Uni, Murdoch drive yang berjarak 10km dari kampus Curtin. Aku tahu bahwa thunderstorm akan terjadi sore ini, dan kulihat langit menghitam di arah barat kota. Setengah kuatir, aku memulai perjalanan menuju kampus Curtin, menyusuri Kwinana Freeway, and masuk ke Leach Highway. Hujan turun perlahan, tapi tiba-tiba, ting... ting... ting..., kupikir kerikil terlempar dari mobil pengangkut material di sampingku. Akupun mencari-cari sebabnya, tetapi ternyata setelah itu hujan es besar-besar turun di jalan menimbulkan suara-suara keras di antara suara kendaraan. Rupanya badai telah dimulai, karena tiba-tiba hujan lebat dan angin kencang menyambutku setelah hujan es sebesar kerikil 7mm.

Aku panik, tetapi terus menyetir perlahan. Hujan lebat menyambutku dan tiupan angin super kencang menyebabkan aku memilih lajur tengah daripada berhenti di pinggir jalan. Aku ketakutan melihat dahan-dahan pohon dan pohon-pohon berjatuhan di lajur paling kiri jalan. Tidak mungkin rasanya aku minggir, kecuali masuk ke perumahan. Tetapi aku memutuskan pulang ke Curtin untuk menjemput hubby dan pulang ke rumah secepatnya. Sesampainya di Curtin, badai lebih besar terjadi. Lima kali petir menyambar berturut-turut, angin puyuh bertiup kencang, hujan deras mendera, menyebabkan aku tidak bisa keluar mobil. Dari kaca jendela aku melihat jalan di kampus menjadi genangan air, mobil-mobil berebut keluar kampus, pohon-pohon bergoyang keras dan aku tak henti-hentinya istighfar terpaku. Betapa dahsyatnya thunderstorm, dan aku tidak tahu apapun yang harus dilakukan untuk menghadapinya.

Innalillahi wa inna ilaihi ra’jiun, kita terus mengucapkan kalimat itu, saat melihat dan mengikuti perkembangan terjadinya bencana di Negara kita saat ini. Belum selesai banjir bandang di Papua, tsunami melanda Mentawai, dan kini gunung Merapi tak henti-hentinya berproses memuntahkan lahar, awan panas dan lava ke bumi. Walaupun sudah beratus-ratus orang menjadi korban bencana di Negara kita saat ini, mudah-mudahan Allah melindungi bangsa kita agar tidak lebih banyak korban jatuh. Untuk itu, selain bertobat, mengambil pelajaran, mendoakan korban dan membantu dengan harta, salah satu cara efektif adalah menyebarkan informasi mengenai cara menghadapi bencana kepada masyarakat.

Belajar dari pengalaman di atas, aku mulai mencari informasi mengenai bencana-bencana yang umumnya biasa kita hadapi di suatu tempat. Gempa, banjir bandang, tanah longsor, kebakaran hutan, tsunami, dan sekarang volcano merupakan jenis-jenis bencana yang kerap terjadi di Negara kita. Untuk itu selain kita perlu aktif mencari informasi cara menghadapi bencana tersebut, sebaiknya kita juga mau aktif mensosialisasikan informasi tadi kepada masyarakat. Di Negara-negara maju yang sering terkena bencana alam, mereka telah memasukkan kurikulum cara menghadapi bencana di sekolah-sekolah. Dalam kehidupan sehari-haripun di Australia, anak-anak sering mendapatkan penghargaan karena telah menyelamatkan nyawa orang tua dan saudara mereka dengan menelpon triple O (000) atau memberikan bantuan PCR. Keterlibatan anak-anak dalam menghadapi bencana memang sangat membantu sekali karena biasanya yang paling panik saat bencana terjadi adalah orang-orang tuanya.

Kita dapat secara kreatif membantu menyebarkan informasi dengan mengacu pada website BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, baca bagian Bencana) serta membandingkan dengan info dari website FEMA (Federal Emergency Managemen Agency, USA).

http://www.bnpb.go.id/

www.fema.gov

Paling tidak kita bisa menuliskan kegiatan apa yang harus dilakukan sebelum, saat dan setelah bencana terjadi dengan ringkas di blog, FB, Twitter atau SMS kepada orang-orang. Minimal mereka mengetahui apa yang harus disiapkan dan dilakukan daripada kebingungan tidak mengerti dan ikut-ikutan gerombolan orang panik. Mudah-mudahan dapat membantu walaupun hanya 1-2 orang. Insya Allah.

Perth,

Semoga Allah melindungi saudara-saudaraku di Indonesia dari musibah dan bencana lain. Amin.

Foto, courtesy of google.

Friday, November 5, 2010

Social Etiquettes


Sudah lazim di zaman sekarang banyak orang lupa etika sosial di tempat umum. Jangan-jangan malah tidak mengetahuinya sama sekali, karena tidak diberitahu, tidak ingin tahu atau malas mencari tahu. Sebagai bagian dari kaum muslimin & muslimat, sudah sepantasnya kita belajar mengenai etika sosial dalam Islam guna menuntun perbaikan kepribadian kita. Hal-hal berikut ini disarikan dari buku Manners & Etiquettes (Muntakhab Hilyatul Muttaqin) karya Allama Majlisi Kabir, Islamic Seminary Publications, 1985.

a) Jika kita memilih duduk di tempat-tempat yang posisinya di bawah kehormatan dan jabatan kita di dunia, maka hal itu lebih baik karena melambangkan kerendahan hati.

b) Jika orang yang berilmu lebih tinggi dari kita hadir di majelis bersama kita, kita sebaiknya tidak duduk di tempat yang lebih superior darinya. Kita harus mendengarkan baik-baik apa yang mereka katakan. Jangan berbicara hal tidak penting dan kita tidak perlu mengatakan hal-hal yang tidak kita ketahui dengan baik.

c) Jika kita diundang dalam sebuah majelis/pesta, duduklah di tempat yang telah disediakan oleh tuan rumah.

d) Jika ada orang yang berkunjung ke rumah kita, datanglah menyambutnya dan mengantarnya saat ia datang dan meninggalkan rumah kita.

e) Tidak dianjurkan untuk berdiri untuk menyalami seseorang, kecuali orang yang dihormati karena keimanannya, misalnya dalam hal pengetahuan, moral dan kebaikan.

f) Pilihlah teman yang selalu mengingatkan kita akan Allah, menyampaikan pengetahuan agama pada kita, mendorong kita untuk bekerja keras menghadapi hari Kiamat dan menginginkan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.

g) Ada empat hal yang dikerjakan tapi tidak akan menuai hasil:

a. Mencintai seseorang yang tidak membalas cinta kita

b. Menghormati seseorang yang tidak menerima penghormatan kita

c. Menyampaikan pengetahuan pada orang yang tidak mau mendengarkannya

d. Mempercayakan rahasia kita pada seseorang yang tidak dapat menjaganya.

h) Imam Ja’far Sadiq menyatakan teman terbaiknya adalah orang yang mau memberitahukan kesalahan-kesalahan dirinya.

i) Jika temanmu tidak memberikan keuntungan apa-apa dalam hal agama dan iman, maka janganlah menaruh perhatian padanya dan tidak perlu meminta-minta menjadi temannya.

j) Menyampaikan lelucon ringan sangat dianjurkan karena menandakan kesehatan jiwa dan membahagiakan sesama saudara seiman.

k) Seseorang jangan terlalu banyak bergurau karena akan menurunkan kehormatan dan menghancurkan harkat diri.

l) Jangan mengatakan sesuatu antara dua orang muslim bersaudara yang dapat menimbulkan perasaan benci, karena itu seperti mencakar di wajah seseorang.

m) Kita perlu menjaga persahabatan dengan orang-orang yang berhubungan dengan kita.

n) Jika kita menyukai teman seiman, maka kita mesti mengenal keluarganya, suku dan kerabatnya. Hal ini adalah kewajiban penting sehubungan dengan persahabatan dan persaudaraan.

o) Jangan ceritakan aib dan rahasia kita maupun teman-teman kita ke orang lain, karena hal ini menyebabkan hilangnya rasa malu.

p) Jangan cekcok mulut dengan orang, karena akan menghancurkan rasa adil dan menghilangkan rasa empati pada orang lain.

q) Imam Ja’far Sadiq, menyatakan bahwa ada tiga hal yang baik untuk dunia dan kemudian hari:

a. Memaafkan orang yang telah berlaku kejam kepada kita

b. Menjalin hubungan dengan orang yang ingin memutuskan persahabatan dengan kita

c. Bersabar dan toleran terhadap orang yang kasar pada kita

r) Belajarlah mengontrol rasa marah, karena mengontrol marah merupakan cara kita menghormati dunia dan hari kemudian.

s) Saat seseorang berkonsultasi kepada kita, kita harus mengatakan apa yang baik untuknya. Hal ini dibenci jika kita mengatakan apa yang baik untuk saudara kita tapi kita tidak mengatakannya.

t) Seseorang tempat kita berkonsultasi hendaklah bijaksana, menjalankan agama dan merupakan saudara atau teman kita. Kita harus menjelaskan dengan jujur semua permasalahan sehingga ia paham dan dapat memberikan solusi terbaik. Jangan tolak solusi tersebut. Jika ia memilihkan sebuah solusi yang baik dan kita tidak menjalankannya, maka akan menimbulkan rasa tidak senang di hati saudara.

u) Kebaikan dan menjaga persaudaraan antara saudara seiman adalah saat mereka saling mengunjungi rumah mereka dan saat mereka melakukan perjalanan, mereka akan saling memberi kabar.

v) Membalas surat adalah sebuah kewajiban.

May Allah bless you~

Perth,

Yours in Islam.