Thursday, December 30, 2010

Tour ke Margaret River Valley


Summer, Februari 2007 dan 2008

International Student Society, di bawah Curtin Guild, secara rutin mengadakan jalan-jalan bareng ke Margaret River Valley mengunjungi pabrik coklat dan Caversham wildlife park.
Sekitar 100 orang mahasiswa dan panitia diantar tiga bis berwisata sehari penuh. Tiap orang membayar $20 yang termasuk murah karena biaya masuk wildlife park ditanggung panitia.

Pukul 8 kami sudah berada di depan kampus CBS untuk diabsen panitia. Tidak lama menunggu, bis-bis besar datang menjemput kami di CBS oval. Suasana di bis begitu hiruk-pikuk karena puluhan orang mengatur diri mereka agar nyaman dalam bis. Aku dan hubby serta adikku berebutan duduk di belakang barisan pertama karena ingin mendapatkan langsung pemandangan di pinggir jalan yang menarik.

Rute yang diambil bis dari Curtin menuju Margaret River, sepertinya tidak begitu mudah kuingat karena bis melewati Waterford lalu lurus ke Kwinana Freeway, dan menurut peta ini, langsung ke Margaret River.

Semua orang excited. Apalagi karena banyak yang baru datang ke Curtin, jadi saling berkenalan, ngobrol-ngobrol dan tidak lupa memberikan pendapat tentang ini-itu yang terlihat sepanjang perjalanan. Lama-lama suasana bis jadi sepi karena peserta masih kikuk bertemu teman-teman baru, panitia jadi gatal-gatal ingin menggoda. Mereka bercerita hal-hal lucu dan menarik mengenai kampus, pengalaman sehari-hari, tentang Margaret River sekalian memperkenalkan unit volunteer mereka.

Setelah cukup jauh berjalan, sampailah kami di daerah yang penuh kebun anggur. Margaret River Valley, sekitar 1 jam dari Perth, memang penghasil anggur karena memiliki cuaca dan tanah yang tepat untuk tanaman satu ini. Sudah cukup lama kawasan Margaret River menghasilkan anggur yang diolah menjadi wine. Sebab itulah di kawasan ini bertebaran winery. Kebun-kebun anggur ini juga tidak hanya untuk mensuplai minuman anggur, tapi juga buah anggur untuk kebutuhan lokal. Di akhir musim panas menjelang musim gugur, buah anggur lebih murah karena suplai meningkat. Seperti yang kita ketahui, beberapa orang yang mendapat dosa dari hal-ihwal wine ini, tidak hanya peminumnya, juga penjualnya, pensuplainya, bahkan hingga penghidangnya. Maka, dari itu, tampaknya pekerjaan ‘fruit picking’ anggur untuk dijadikan wine adalah haram. Untuk dalilnya, coba lihat link berikut: Arak dan Kesannya ( kau meneguk arak dan kejahatannya sekali, dan MEMAHAMI HALAL DAN HARAM.

Bis kami berhenti di depan sebuah gudang besar, berbentuk warehouse yang tak lain adalah pabrik coklat Margaret River. Kami disambut petugas penjualan dengan sebaki penuh anggur bersalut coklat yang menggiurkan. Di sana-sini terdapat coklat button gratis di dalam keranjang rotan. Kepada kami ditunjukkan sabun dan pelembab beraroma dan rasa coklat untuk kecantikan. Coklat diolah berbagai rupa diletakkan sana-sini dengan kemasan menarik. Tak puas-puas melihat pajangan coklat untuk hadiah, makanan maupun kecantikan. Kami juga berdiri di balik kaca melongok cara pengolahan coklat menjadi truffle beraneka rasa. Cukup sampai di situ. Hingga suatu hari aku menemukan merk coklat tersebut mengandung Emulsifier 471! Dengan tergesa-gesa kuberikan coklat tersebut pada teman. Saat di pabrik aku menanyakan komposisi dan zat aditif yang mereka gunakan untuk coklat. Tetapi tidak ada yang mengetahui. Akhirnya aku tidak pernah mau mencoba coklat-coklat tersebut lagi, walaupun gratis!



Setelah beberapa lama di sana, kami dibawa masuk bis kembali. Panitia mengadakan games berhadiah sepanjang perjalanan menuju Caversham Wildlife Park. Tidak berapa lama, kamipun sampai di Caversham. Begitu masuk, kami dibagi menjadi tiga rombongan besar dan disuruh mengikuti pemandu tour. Mula-mula kami mengunjungi lapangan luas berisi puluhan Kangguru.

Saat pertama kali melihat kangguru, aku yang tadinya super excited, mendadak mengkeret. Bukannya menjelekkan ciptaan Allah, tetapi ekor kangguru yang mirip ekor tikus yang humungus, membuatku geli. Sulit sekali mau berfoto dengan kangguru, karena selain geli aku juga takut ditonjok. Untunglah mereka sibuk memunguti pellet-pellet makanan mereka tanpa berniat menonjok siapapun yang sibuk memotret para kangguru itu. Begitu melihat lebih banyak kangguru, aku jadi tambah geli. Aku hanya berani di pinggir-pinggir saja, tidak mendekat atau niat pose bareng kangguru.

Kangguru dikenal sebagai hewan marsupial yang uniknya hanya terdapat di Australia. Binatang-binatang seperti kangguru, wallaby, possum, koala melahirkan bayinya, tetapi kemudian bayi akan merangkak ke dalam kantung induk dan membesar di sana. Kangguru memiliki ukuran berbeda-beda, dan yang terbesar dan terganas adalah Red Kangaroo.



Setelah melihat kangguru, maka kami diajak berkenalan dengan Emu atau burung unta (ostrich), melihat Tasmanian Devil yang sedang tidur karena mereka nocturnal, Blue Tongue kadal berlidah biru, Wombat serta Koala.


Koala, sebenarnya lamban sekali, tidak lincah seperti yang kita pikirkan. Mereka banyak makan, tetapi yang dimakan yaitu daun ekaliptus (Mallee) memproduksi energi sedikit. Oleh karena itu mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur. Jika kita menggaruk punggungnya dengan jari, maka koala akan jengkel dan mencakar kita. Sebaiknya gunakan punggung tangan agar mereka tidak merasa terintimidasi. Bulu-bulu yang lebat itu rasanya seperti ingin dijambak saja. Itulah yang aku lakukan jika melihat boneka koala berbulu tebal.



Wombat, binatang berbulu yang digendong seperti bayi tersebut juga membuatku takut. Wombat memang lucu, dan semua orang ingin berfoto dengannya. Kami diberi kesempatan untuk berfoto bersama wombat, tetapi bayi besar itu dipangku oleh penjaga taman. Kasihan sebenarnya melihat wombat yang kecapekan dipangku. Tetapi karena wombat seperti koala, sangat lamban, biarpun badannya besar, otaknya sangat kecil, sehingga ia tidak akan bersikap aneh-aneh seperti mencakar atau marah.

Salah satu kawasan terbaru koleksi Wildlife Park adalah Animal Farm. Aku belum pernah melihat kelinci yang lari lompat-lompat muter-muter, sampe teman-temannya terinjak-injak. Ada guinea pig, babi kecil seperti hamster digedein. Llama yang suka meludah, keledai, serta baby sheep seperti Timmy dalam Shaun the Sheep show. Walaupun aku takut sama binatang-binatang tadi, tapi baby sheep memang cute, aku hanya berani mengelus bulu-bulu putih bersih itu, tapi dari jauh!


Binatang paling berbahaya yang ada di tempat tersebut, pastilah blasteran anjing dan serigala atau dingo. Rupa mereka tidak sensasional, tapi mungkin kalau digigit bisa membuat orang celaka. Aku tidak melihat ular-ularan atau buaya di wildlife park ini. Tetapi aku puas bisa melihat burung-burung liar berbagai rupa. Mungkin cuma burung-burung kakaktua pink, merah, ijo, hitam yang tidak kutakuti, soalnya mereka begitu menggemaskan.


Akhir perjalanan kami mengunjungi Wildlife Park adalah toko souvenir. Seperti biasa aku tidak berminat membeli apa-apa. Telah melihat bermacam-macam binantang lucu dan mengalami saat-saat mendebarkan bertemu muka kangguru, koala dan wombat sudah cukup bagiku.

Perth,
Tasmanian Devil ternyata ga pemarah, loh...

Sunday, December 26, 2010

Sibuk, tapi tetap memasak sendiri kan?

Aku jadi malu ditertawakan seorang teman OZ soal memasak makanan sendiri. “It’s not a big deal’, cooking is easy”, kata dia mendengar keluhanku. Of course it is a big deal, aku bersungut-sungut mendengar katanya itu.

Si mas OZ sih enak, kadang tidak makan nasi, hanya roti yang isinya selada segar, keju, tomat, mayonnaise dan daging yang cukup digoreng selama lima menit. Kadang-kadang mereka pakai dada ayam, fillet ikan, daging tanpa tulang yang tinggal dipotong-potong, masukin sayur dan bawang serta kasih garam plus merica. Selesai.

Lah, masak ala Indonesia yang mesti menyediakan at least tiga tipe masakan (termasuk nasi, dong) tidak makan waktu apa? Pertama, jelas nasi, kedua lauk seperti daging atau ikan, dan ketiga, so pasti satu macam masakan sayur. Takes 1-2 jam kan?

Sudah, sudah, giliran suamiku menasihati. Orang yang memasak makanan untuk keluarga, orang lain yang sedang beribadah atau berjuang, atau menjamu saudara serta membantu orang miskin, mendapat pahala. Apalagi memasak dalam kondisi beribadah dan berjuang, sama dapat pahala dengan orang yang beribadah dan berjuang tadi. Amin. Kalau diingat-ingat hal itu, aku tidak banyak mengeluh lagi.

Ok, mengeluh sudah tidak, tetapi apakah ini menyelesaikan masalah diriku yang sibuk tetapi mesti memasak juga?


Belajar membuat menu

Tadinya aku berpikir kalau memasak sekali tiga hari untuk lauk, kan tidak perlu masak beberapa hari kemudian. Akhirnya aku memasak ala orang baralek, yang buanyak kuantitasnya lalu disimpan dalam freezer dan tiap hari dikeluarkan dari kulkas lalu dipanaskan. Karena sayur dan nasi tidak dapat dibekukan, aku hanya tinggal memasak kedua jenis makanan itu tiap hari. Tetapi, sesudah beberapa tahun melakukan praktek yang sama, aku give up. Lama-lama makanan yang dibekukan kok membosankan dan rasanya so pasti tidak segar.

Hingga suatu hari, aku mendapat ide ‘memasak itu tidak perlu banyak, yang penting ada masakan segar setiap hari’. Hal ini berarti, jumlah masakan yang kumasak lebih sedikit sehingga waktu persiapan tidak lama serta kami bahagia karena masakan lezat nan segar bisa dimakan langsung.

Sejak itu aku tidak berbelanja terlalu banyak bahan masakan. Untuk mendisiplinkan diriku, aku mulai belajar membuat menu. Kuambil catatan resep, buku resep yang kubawa dari Indo sampai mengopi resep dari blog ibu-ibu di internet! Hebat bener hari gini bisa bikin sate padang sendiri tanpa perlu menelpon mami lagi, ya gag? Aku mulai memilih menu yang kusukai (ops, yang disukai hubby juga!)

Membuat menu memang membantu sekali untuk berbelanja, berhemat, tidak mubazir atau membuang makanan busuk yang kelamaan di kulkas serta mengontrol jenis makanan yang dimasak. Aku membuat budget dahulu, menentukan mau masak apa sehari-hari, lalu menentukan kuantitas yang akan dibeli lalu mencocokkan dengan budget yang kutentukan tadi. Prinsipnya, tidak berlebihan, tidak terlalu berlemak, banyak ikan dan sayur, variatif serta menghasilkan banyak energi. Menu itu ditulis untuk 3-4 minggu, lalu aku rotasi ke minggu-minggu berikutnya.

Saat berbelanja, aku tidak perlu membeli banyak-banyak bahan makanan. Misalnya dalam seminggu untuk 2 orang dewasa, aku membeli 0.5kg daging, 1 kg ayam, 1kg ikan, 6 butir telur, 0.5kg wortel, tiga ikat sayuran, satu brokoli dan kadang-kadang beberapa ketimun.


Koleksi aneka bumbu dan teman-temannya

Sekali-sekali aku bikin surprise masak nasi berbumbu menggunakan bumbu biryani India, bumbu nasi ayam Cina dan bumbu nasi kuning untuk masakan nasi. Nanti tinggal masak ayam goreng atau ikan goreng. Beri lalapan ketimun dan sedikit sambel terasi dan kerupuk. Beres.

Bumbu-bumbu lain yang wajib tersedia dan sudah siap untuk digunakan yaitu bawang putih giling, jahe giling, cabe giling, bahkan lengkuas giling. Gunakan saja blender, toh, rasanya beda tipis sama hasil gilingan! Katanya sibuk, kok masih sempat mengulek sih?

Bumbu praktis lain yang harus/wajib ada, seperti garam (of course lah), merica bubuk, bubuk pala, bubuk kayu manis, bubuk ketumbar (super wajib), cabe merah bubuk, tamarind, bubuk paprika, cengkeh, adas manis, daun jeruk kering, daun salam kering dan daun kunyit kering.

Aku juga punya kecap, kecap ikan, minyak wijen, saus tiram dan sedikit kaldu bubuk.

Perlu juga punya tepung-tepungan seperti tepung jagung, beras, kanji dan terigu untuk mengentalkan kuah dan membuat ikan bersalut tepung atau ayam goreng tepung.

Sesekali, punya bumbu instant juga tidak mengapa, misalnya bumbu pecel, bumbu rawon, dstnya.

Wuah, lengkap ya! Iya, katanya ga mau sibuk memasak. So, untuk menghemat waktu tetapi menghidangkan masakan yang menyelerakan perlu sedikit usaha, untuk melengkapi bumbu.


Tips memasak cepat

a) Targetkan semua selesai di bawah satu jam, kalau tidak, ya mana sempat, kan katanya sibuk!

b) Keluarkan/defroze bahan daging sebelum memasak, misalnya di tempat yang panas, letakkan di bagian bawah lemari es, sedang di tempat berudara dingin, bisa dikeluarkan dari lemari es.

c) Olah masakan yang membutuhkan waktu paling lama untuk dimasak, misalnya masakan daging/ayam.

d) Potong-potong bahan, marinate, lalu masak sesuai isi resep (maklum, aku tak pernah ingat prosedur memasak, tapi bisa kok membaca resep!)

e) Sambil menanti masakan tadi matang, mulailah menanak nasi.

f) Karena masakan belum juga matang (terutama potongan ayam gede dengan tulang besar, biasanya), kita bisa menyiapkan masakan sayuran.

g) Sayur perlu dibersihkan sebaik-baiknya, supaya tidak ada pasir yang masih menempel di daun.

h) Masaklah sayur, dan lihat-lihat masakan utama, siapa tau dah gosong.

i) Kalau tidak ada kegiatan, sambil menanti masakan matang, cobalah mencuci wajan, piring, sendok yang terpakai sedikit-sedikit. Ingat, targetnya kan tadi di bawah satu jam!

j) Kayaknya sudah pada matang tuh, bersamaan lagi!

Nah, bagaimana? Cepat kan?

Perth,

image was saved from allposters.com

Wednesday, December 22, 2010

You'll never know, unless you try

Tulisan ini aku post di hari Ibu, bukan saja untuk mengenang jasa mamaku... tetapi juga semangatnya yang inspiratif.
Selamat hari Ibu, mama:)

Just salah satu kalimat favoritku di atas, yang sering sekali diucapkan dalam versi lain oleh mamaku. "Kita tidak akan pernah tahu, kalau tidak mencoba", seru mama penuh semangat jika ada hal-hal baru yang ingin dilakukan beliau mendapat tentangan orang. Btw, aku suka mendengarnya!

Seringkali kita tidak mau mencoba hal-hal menarik atau penting artinya dalam hidup kita. Mengapa? Mungkin karena kita merasa tidak pantas, tidak mampu, takut gagal atau surut langkah karena mendengarkan komentar orang lain.

Akibatnya kita tidak dapat mengukur seberapa kuat sebenarnya bakat dan kreativitas yang dimiliki, konon jadi gampang iri dengan keberhasilan orang lain (sirik tanda tak mampu), tidak bisa menghargai nilai sebuah perjuangan, hingga tidak adil pada diri kita karena lebih mendengarkan kata-kata orang lain!

Maka, jadilah orang yang bandel!

Hiks, maksudku, 'jadilah orang bandel nan ulet'.

Begitu ada sebuah kesempatan yang bermakna bagi masa depan kita dan kita sukai, ayo dicoba saja dahulu. Bukan ikut karena 'iseng-iseng berhadiah' seperti ikutan kompetisi mie instant. Kita ikut karena ingin mengetahui seberapa besar kekuatan diri dalam menghadapi tantangan. Ditambah dengan niat mulia mengabdikan hal tersebut hanya untuk Allah. Insya Allah, mudah-mudahan jadi tambah kuat semangat kita untuk mengikutinya.

Jangan pernah takut mencoba sesuatu. Jika gagal, coba lagi. Masih gagal... coba lagi. Bukankah orang-orang yang berhasil menemukan hal besar lebih banyak mengalami kegagalan terlebih dahulu sebelum mendapatkan penemuan penting yang baik untuk manusia? Jangan berhenti sampai kita berhasil memenangkan 'perang' tersebut. Gunakan berbagai strategi, tanya para ahli, baca buku, cari info online dan berdoalah, minta kepada Allah agar diberikan karuniaNya.

Mendengarkan orang-orang pesimis tentang apa yang sedang kita lakukan, memang membuat darah mendidih. Tetapi, kata negatif orang, biasanya cenderung sangat subyektif, belum tentu berlaku untuk orang lain. Sesuatu yang menurut seseorang membuang-buang waktu, bisa jadi sesuatu yang berharga bagi orang lain. Hal ini terjadi karena setiap orang punya prioritas berbeda-beda dalam hidup mereka. Malah kalau kita melalukan hal positif yang kita sukai, cenderung akan mendapatkan hasil lebih baik dan efek lebih dahsyat. Maka, apapun kata orang yang sampai membuat kita berlinang air mata karena caciannya, jangan membuat kita pantang menyerah. Keep going, keep pedalling...

Kembali ke mamaku yang selalu mengaplikasikan kalimat di atas karena belajar dari pengalaman pribadi beliau. Mamaku adalah seorang penjahit pro yang sering menerima pesanan jahitan dari teman dan saudara. Kadang-kadang beliau mendapatkan model jahitan yang unik, aneh, tidak biasa, so pasti menantang kreativitas. Sering kuperhatikan betapa asyiknya mamaku mencari cara untuk menyelesaikan pakaian pesanan tadi, tanpa pusing atau menghiraukan kata orang lain. Tiap menemukan sebuah cara, tanpa sadar mama suka sekali berbagi semangat keberhasilan tersebut pada kami. Hal itu berlangsung terus-menerus sejak kami kecil hingga dewasa. Rupanya tanpa kami sadari, secara tidak langsung mama mengajarkan bahwa semuanya perlu dicoba dahulu, baru kita tahu bahwa hal itu bisa dilakukan atau tidak.

Beliau memang meyakinkan, kan?:)

otw to Perth,
Thank's mom, for the spirit:)

Monday, December 20, 2010

Ke New Zealand kami bertualang (bagian 3: Christchurch, the Garden City)

8 November 2010,

Meninggalkan Melbourne dengan perasaan damai karena tak jadi ditinggal pesawat, membuat aku dan hubby tertidur pulas di pesawat. Begitu bangun, pilot mengumumkan pemandangan alpen South Island sudah terlihat di jendela. Dari atas kami melihat puncak-puncak yang masih tertutup salju.


Subhanallah, sungguh indah, seperti dalam film Trilogi Lords of The Rings.

Saat tiba di Christchurch, kami disambut teman-teman lama, Evelyn dan Yusa, rekan kerja dari Unri. Mereka sudah lebih dari enam bulan tinggal di Christchurch untuk sekolah di University of Canterbury. Kedatangan teman lama tentulah membuat gembira, apalagi tinggal di tempat sejauh New Zealand yang sangat terisolasi dari negara lain. Kamipun diajak menjemput putri semata wayang mereka, Fia yang baru pulang sekolah. Tempat tinggal mereka tidak jauh dari kampus, bagus dan bertingkat dua. Suasana dan aroma rumah tersebut mengingatkanku pada rumah sewa kami di Manchester. Tetapi rumah ini tentu saja lebih bagus.

Hal pertama yang kami lakukan setelah makan makanan lezat sesampainya di sana, adalah mengunjungi pusat kota Christchurch. Walau mengantuk bukan main, melihat CBD seperti di foto-foto brosur membuat kami semangat kembali. Menyusuri jalan-jalan indah penuh tempat menarik yang dilalui para turis tak sadar membuat aku dan hubby sibuk memotret suasana.




Betapa berbedanya kota ini dari Perth. Sungai yang mengalir di tengah kota sepertinya begitu kecil dan jauh berbeda dari Swan River. Avon River memiliki air yang sangat jernih hingga kita dapat melihat ke dasar sungai berbatu-batu itu.



Berbagai bangunan dengan arsitektur klasik dan modern yang terlihat indah di mata para turis ada di sepanjang jalan dari pusat CBD. Bangunan-bangunan seperti Art Centre, café butik, pusat pameran, bangunan lama Univ of Canterbury, Art Gallery of Christchurch dan Canterbury museum dapat kita lihat di sana. Pokoknya, jalan itu seperti didisain untuk memanjakan para turis dalam melihat-lihat.



Christchurch, kota terbesar di pulau Selatan New Zealand, dikenal luas sebagai Garden City. Konsep Garden City atau kota taman, memang sesuai dengan udaranya yang sejuk karena letak geografis Christchurch. Tidak heran berbagai bunga empat musim akan mekar dengan indah di seluruh taman-taman yang terdapat di kota Christchurch. Taman-taman tersebut ditata khusus dengan konsep English garden, yaitu taman penuh bunga-bunga berbagai warna yang ditanam dalam susunan rapi.


Christchurch memiliki Botanic Garden Hagley Park (161 hektar), Victoria Square dan Mona Vale yang dilalui Avon River jernih tadi. Tidak main-main dalam julukannya, ternyata kota ini memiliki 13 buah taman besar dan puluhan taman-taman lebih kecil yang tersebar di berbagai penjuru kota dan daerah sekitarnya. Berbagai tour untuk mengunjungi taman-taman tersebut banyak diadakan oleh penyelenggara tur. Dua festival bunga terbesar selalu diadakan di Christchuch pada bulan Februari dan Maret setiap tahun. Pada waktu itu, kononnya, Christchurch akan lebih semarak berwarna karena bunga-bunga berbagai warna mekar menghiasi tiap sudut kota. Oleh karena itu, tidak heran pada tahun 1997, Christchurch memenangkan kompetisi Bloom International Competition untuk menjadi Garden City of the World.


Bagi penggemar hal-hal lain selain bunga, jangan kuatir. Christchurch memiliki pemandangan jutaan dollar yang dapat dinikmati dengan menaiki gondola dari atas bukit seperti kota pelabuhan Llyttleton.


Christchurch juga memiliki pantai-pantai menarik seperti Brighton dan Scarborough dengan pemandangan indah.


Berbagai museum dan art gallery di pusat kota, serta pusat internasional Antartika yang memiliki koleksi lengkap mengenai Antartika.


Banyak juga tempat yang luar biasa untuk dilihat dan dinikmati di Christchurch. Will tell you more in detail next time, ok.

Melbourne,
Terima kasih untuk teman-temanku yang dengan gembira telah mengantarkan kami keliling kota.

Thursday, December 16, 2010

Cepatlah bangkit dari 'kekalahan'


Tiap orang pasti pernah merasa 'kalah' atau tidak sukses dalam melakukan sesuatu. Padahal mungkin saja semua sudah disiapkan, tetapi karena suatu dan hal lain apa yang direncanakan berjalan kurang lancar. Berbagai rasa di dalam hati yang kurang nyaman seperti marah, sedih, jengkel, sudah pasti berbaur menjadi satu.

Kalau pernah mengalami rasa 'kalah' atau tidak sukses tadi dalam kehidupan, reaksi orang bisa berbeda-beda. Ada yang menyesal, sedih, diam, pura-pura tidak mau tahu, pokoknya reaksi awal pastilah berkaitan langsung dengan kejadian yang dialami. Kadang hal tersebut seperti trauma mendalam, terus-menerus menghantui, sehingga seseorang takut untuk mengambil sikap atau langkah baru. Kuatir kalau ditolak lagi, tidak sukses lagi, punya perasaan campur aduk lagi, kan?

Sebenarnya yang dikuatirkan itu adalah perasaan gagal. Gagal membuat diri seseorang menjadi terasa kecil, tidak berharga di mata orang lain, serta tidak pantas untuk menduduki posisi tertentu atau bahkan menikah dengan orang tertentu. Jika menyadari bahwa rasa gagal berbanding terbalik dengan bahagia, maka gagal dan bahagia itu memang akan pernah dialami setiap orang. Apalagi jika menyadari kalau tiap hal dalam hidup ini selalu ada pasangannya~ seperti malam-siang, susah-senang, gagal-sukses, sudah jelas kalau tidak gagal, pasti sukses!

Pada saat kita mengalami sejenis 'kekalahan' atau kegagalan tadi, untuk cepat bangkit dan tidak berlama-lama bahkan tenggelam dalam keadaan itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan:

a) Coba katakan dengan jujur perasaan kita tentang kegagalan tadi.

b) Coba ukur hal yang baru saja kita lakukan dengan hal-hal serupa yang dulu pernah kita lakukan dan sukses. Kita akan dapat membandingkan bagaimana rasanya melakukan hal yang sama tetapi lebih memuaskan hati. Pokoknya, jangan langsung merasa inferior karena hal yang baru terjadi. Seimbangkan dengan kesuksesan lain di masa lampau.

c) Jangan menyalahkan diri sendiri. Coba ingat-ingat, sudah berapa hati-hati dan matang persiapan kita, tetapi masih tidak bagus juga hasilnya. Kasihanilah diri kita yang sudah bersusah-payah, tapi terasa gagal. Katakan pada diri, "That was okay. We did our best".

d) Bandingkan keadaan kita sebelum dan sesudah melakukan hal tersebut. Setidaknya diri kita telah melakukan sesuatu hari ini, karena ada juga orang yang tidak mendapatkan apa-apa dalam suatu hari.

e) Ingat-ingat, kegagalan bukanlah akhir segalanya, sepertinya tiap orang di muka bumi ini pasti mengalami hal yang sama. Orang yang pernah melakukan sesuatu yang besar juga pasti pernah tidak sukses.

f) Tetapi ada perbedaan antara orang yang optimis dengan pesimis. Si optimis akan berkata, "Baik, saya akan coba lagi, saya akan cari cara untuk melakukannya dengan baik". Sedang si pesimis sudah pasti akan berkata, "Saya tidak akan mau melakukan hal itu lagi".

g) Maka, jangan disebut-sebut lagi hal yang membuat kita merasa kalah tadi. Tetaplah berjalan tegak dengan penuh percaya diri, untuk memperbaiki aspek yang dikira menyebabkan kegagalan.

Tetap semangat!

Selamat mencoba!

Melbourne,
an advice for a friend

Sunday, December 12, 2010

Belajar packing koper, minus pusing


Pergi jalan-jalan, ok, tetapi packing koper, tidak ok. Begitu, kan, teman-teman?

Packing untuk bepergian memang tidak menyenangkan. Melihat tumpukan barang yang begitu tinggi, sering terlintas dalam pikiran, apa muat tuh koper kecil di pojok kamar? Setelah dimasukkan, kok masih harus diutak-atik dikit supaya semua pas dan memenuhi ruang dalam koper. Kalau tidak, beberapa barang harus dikeluarkan, diatur lagi sisanya, huah, makanya packing jadi nakutin!

Aku ingin berbagi tips packing, yang mudah-mudahan berguna untuk mengurangi kepusingan dalam urusan ini.

a) Hitung berapa hari lamanya perjalanan kita.
b) Siapkan pakaian atasan untuk sejumlah hari tersebut. Tetapi kalau jalan-jalannya lebih dari sepuluh hari, mungkin lebih baik tidak membawa lebih dari sepuluh, karena kadang-kadang kita bisa mencuci di laundry. Bawahan sepertinya tidak perlu banyak, misalnya tiga celana untuk sepuluh hari.
c) Siapkan pakaian khusus, jika memang bepergian untuk dinas, konferensi atau pertemuan bisnis.
d) Siapkan pakaian dalam, jilbab, kaus kaki, dan peralatan ibadah yang memiliki bahan ringan.
e) Perlengkapan mandi, dari handuk kecil hingga peralatan mandi khusus secukupnya untuk traveling. Membawa perlengkapan ini membantu banyak lho, karena kita tidak perlu kuatir kalau harus mandi di bandara atau di hotel yang tidak menyediakan peralatan mandi lengkap. Masukkan dalam semacam kantong/dompet plastik.
f) Peralatan kecantikan dalam ukuran kecil untuk traveling, seperti pelembab, aksesori, bahkan pembalut dan cotton bud, letakkan dalam satu dompet.
g) Siapkan segala macam kabel, untuk charging hape, laptop, kamera, power adaptor, karena beberapa negara punya tipe adaptor berbeda. Juga, sediakan kantong untuk semua barang ini.
g) Siapkan kunci-kunci gembok yang kuat untuk semua ristleting tas/koper.
h) Tiga macam dompet, satu untuk paspor dan dokumen penting, satu untuk currency negara tertentu (termasuk uang kecil) dan satu untuk kumpulan pernik-pernik seperti USB, Ipod, MP3 player, etc.
i) Siapkan vitamin dan obat-obatan yang diperlukan sejumlah hari bepergian. Kita bisa membeli kotak plastik kecil atau menyiapkannya dalam plastik-plastik yang diberi label nama obat. Sekembali dari bepergian, kita tidak ingin, kan jadi sariawan, flu, atau masuk angin.
j) Siapkan dokumen hasil print untuk e-ticket, email konfirmasi hotel, nomor dan alamat penting, dan berbagai dokumen yang diperlukan dalam sebuah visual folder. Folder tipis plastik ini memudahkan kita mengambil dan memperlihatkan dokumen dengan cepat.
k) Aku selalu membawa travel cooker dan travel iron ukuran kecil untuk kenyamanan diri. Kadang aku membawa beberapa bungkus mie instant, sehingga begitu sampai di tempat tujuan (yang sulit mendapatkan makanan halal), kita masih bisa mengganjal perut sampai ketemu makanan halal.

Setelah semuanya dikumpulkan. Mari kita susun koper kita, dengan cara:
a) Letakkan pakaian yang berat-berat di bagian bawah koper.
b) Bagi dua koper, sebelah kanan, susun satu persatu pakaian dengan cara menggulung tiap lipatan dan menyusunnya satu-satu berurutan. Letakkan tumpukan pakaian dalam di atasnya.
c) Di bagian kiri (atau dekat roda koper), letakkan barang-barang berat seperti peralatan mandi, dompet kabel, vitamin dan obat, disebelahnya. Sumpal bagian-bagian kosong dengan kaus kaki, baju-baju yang boleh dilipat tak menentu, termasuk jilbab yang digulung kecil-kecil.
d) Lakukan acara menyumpal dengan rapi, hingga tidak terlihat ada ruang kosong. Kuncinya memang pada keahlian mengurangi ruang kosong di antara berbagai barang dan pakaian. Jika ingin memasukkan sepatu, misalnya, letakkan di antara ruang kosong tadi atau bagian depan koper yang biasanya kosong.
e) Masukkan semua dompet dokumen dan folder dalam bagpack atau tas tangan besar, terpisah dari koper.
f) Tutup koper, rapatkan ristleting dan gemboklah koper tadi hati-hati.

Now, you're ready to travel.

Satu tips terakhir:
"Jangan letakkan barang berharga dalam koper dan jangan letakkan barang berbahaya dalam tas tangan"

Semoga bermanfaat ya,

Perth,
Foto diambil dari tvlon.com

Saturday, December 4, 2010

Tips merapikan meja kerja

“Gimana ya, cara merapikan meja kerja?” kudengar teman sekantorku bertanya. Haha, ternyata dia mendapat masalah yang sama denganku beberapa bulan lalu. Aku sampai meminjam beberapa buku di perpustakaan Curtin untuk mencari jawabannya. Jawaban paling memuaskan kutemukan dalam buku Leo Babauta, The Power of Less.

Apa gunanya memiliki meja kerja yang rapi? Nanti disangka tidak kerja, atau tidak sibuk lagi, begitu kan?

Eits, ternyata meja kerja yang rapi itu berguna sekali untuk membantu kita fokus pada pekerjaan di tangan. Bayangkan, jika sedang bekerja, terlihat tumpukan tulisan yang belum diedit, presentasi setengah jadi, atau malah daftar belanjaan yang harus dibeli di sana. Bukannya bekerja, jangan-jangan malah kepikiran hal-hal lain yang tidak ada hubungannya dengan kerjaan. Oleh karena itu meja kerja harus rapi, berisi pekerjaan yang sedang dikerjakan, bukan berbagai godaan yang tak ada hubungan.

Hal itu kualami sendiri, karena setelah beberapa bulan memiliki meja kerja yang rapi dan tidak banyak isinya, aku merasa lebih efisien dan efektif. Pikiranku tenang, karena tidak banyak gangguan penglihatan, kecuali pekerjaan di depan mata. Maka, produktivitas meningkat dan aku sudah tidak banyak main lagi, karena begitu banyak yang ingin dilakukan. Yang penting juga, tindakan ‘tackle one at a time’ dapat segera diberlakukan.

Menurut Leo, cara untuk memulai rapi-rapi meja kerja adalah:

a) Alokasikan sedikit waktu. Kita tidak perlu menghabiskan waktu seharian untuk acara merapikan ini. Cukup satu jam sehari, akan memberikan dampak berbeda.

b) Letakkan semua kertas yang ada di meja kerja menjadi satu tumpukan besar.

c) Bersihkan semua yang ada di meja, kecuali komputer, telepon dan benda penting lain. Benda-benda lain harus diungsikan dulu dari meja kerja, seperti stapler, lem, gunting, pernak-pernik, selama proses benah-benah berlangsung.

d) Mulai dengan tumpukan kertas yang tinggi itu. Ambil satu-satu, jangan pernah dilewatkan atau diletakkan kembali dalam tumpukan. Buang, letakkan dalam file/folder, selesaikan, masukkan dalam to do list atau berikan ke orang yang membutuhkan. Aku memiliki folder-folder khusus untuk menyimpan dokumen sesuai topik riset. Misalnya untuk data, chapter 1, chapter 2, chapter 3, analisis Korosi, analisis Bakteri, etc. Jika katalog atau majalah yang sudah lama dan tidak kita baca lagi, sumbangkan pada orang lain/laboratorium atau buang ke tempat sampah. Untuk item yang tidak jelas harus diapakan, masukkan dalam folder MAY BE, atau folder TEMPORARY, sehingga tidak pusing mencarinya saat diperlukan. Untuk melakukan langkah ini, kita harus siapkan keranjang sampah/kantong sampah dan folder-folder kosong yang sudah diberi label nama.

e) Kerjakan dalam tempoh yang kita tentukan dan sambung kapan-kapan ada waktu lagi.f) Agar tidak menumpuk, setiap hari usahakan memproses dan merapikan meja kerja setelah selesai bekerja. Buang kertas-kertas yang tidak diperlukan, masukkan ke dalam folder dan simpan folder di tempatnya. Jika dilakukan sedikit-sedikit, maka lama-lama kita terbiasa melihat meja yang rapi dan akan selalu berusaha menjaganya.

Meja kerjaku yang dulu dengan sekarang ini so pasti beda banget. Selain lebih cemerlang dan bersih, pikiranku lebih terang dan hatiku tenang melihat meja kerjaku. Selamat mencoba.

Perth,