Thursday, September 22, 2011

Pengalaman menyewa tempat tinggal di Perth


Unit pertama yang kusewa saat tinggal di Perth terletak tidak jauh dari kampus. Pemiliknya seorang wanita berkebangsaan Belanda kelahiran Indonesia. Beliau sangat terkenal di kalangan mahasiswa Asia dengan kecerewetannya soal kebersihan rumah sewa. Berkali-kali ia diberitakankan suka memotong bond (uang jaminan) dengan seenaknya sampai mengusir penyewa tanpa minta kenal ampun.


Saat kutelpon ia dengan bahasa Inggrisku yang kurang lancar, Mrs WA menyatakan persetujuannya. Ia bilang, karena aku PhD student, penerima beasiswa dan memiliki suara yang menyenangkan, maka ia bersedia memberikan unit tersebut untukku. Maklumlah, punya status penerima beasiswa dan mahasiswa postgrad memang cukup diperhatikan secara sosial. Maksudnya, berstatus demikian memberikan jaminan kelancaran sewa unit dibanding pekerja biasa.


Pada saat yang dijanjikan, aku datang bertemu Mrs WA di unit apartment itu bersama mbak ES, teman baikku. Rupanya kehadiran ES yang juga penyewa di apartment tersebut sangat berarti, karena dianggap memberikan rekomendasi kepada Landlady.


Setelah melihat keadaan apartment dan menyatakan persetujuan, Mrs WA mengeluarkan setumpuk dokumen. Mrs WA menungguku dengan sabar sewaktu aku membaca klausul satu demi satu dengan teliti. Aku menanyakan hal-hal yang kurang kupahami kepada Mrs WA. Dengan suara tegas ia menjawab pertanyaanku. Kuusahakan agar dialog kami mencapai sebuah kesepakatan, bahwa aku penyewa akan menaati peraturan-peraturan yang dikeluarkannya. Iapun memberikan kesan baik, ditandai dengan banyaknya nasihat untukku, karena aku terlihat berusaha bekerja sama dengannya.


Kupikir, sederhana saja, jika aku menjadi Mrs WA, tentulah aku akan berusaha mendidik penyewa agar menghargai dan menjaga unit yang disewanya dengan susah-payah. Meskipun sebagai penyewa yang mengeluarkan uang untuk membayar unit tersebut, akupun memiliki amanah untuk menjaga unit sewaan dengan sebaik-baiknya.


Setelah kontrak ditandatangani, aku membayar bond (uang jaminan) sebesar satu bulan sewa unit (4 minggu) dan sewa unit untuk dua minggu pertama. Bond adalah kewajiban penyewa yang disetorkan agen/pemilik/pengurus unit kepada Departemen Perumahan WA. Jika masa sewa telah berakhir, bond akan dikembalikan oleh penyetor tadi. Jumlahnya bisa tetap, atau berkurang sesuai kebijaksanaan agen/pemilik/pengurus. Masalahnya, mereka suka membebankan biaya pembersihan karpet (sekitar $100) dan unit kepada penyewa. Mrs WA termasuk orang yang cukup hitung-hitungan, sehingga banyak penyewa merasa dirugikan karena jumlah bond sering dipotong lebih dari separuh.


Empat belas hari pertama (masa probation) kugunakan untuk mengamati unit sebaik-baiknya dipandu daftar barang-barang dan kondisinya yang diberikan Mrs WA. Aku memotret keadaan awal unit yang telah diserah-terimakan itu dengan detil. Kebersihan dinding, retakan di kitchen cabinet, noda di plafon, robekan kursi tamu, sobekan pelapis lemari, keran macet, hingga gembok di kotak surat aku catat dan potret baik-baik. Beberapa keadaan yang tidak sesuai dengan daftar tersebut, aku laporkan kepada Mrs WA lewat email. Beliau merevisi daftar yang dimilikinya dan aku juga memberi catatan di daftar milikku. Saat kami bertemu kembali setelah dua minggu, dengan nada bercanda Mrs WA menyatakan ketelitianku soal unit membuatnya harus berhati-hati.


Tidak hanya dokumen kontrak, bond, atau list barang dan keadaannya, Mrs WA juga memberikan selebaran cara mengecek keran air dan daftar cairan pembersih barang/lantai/dapur, etc yang harus dibeli! Cairan pembersih memiliki kemampuan berbeda dan spesifik untuk barang tertentu. Aku harus membeli berbagai scairan pembersih seperti JIF untuk membersihkan tungku oven, AJAX untuk membersihkan kamar mandi, sampai EXIT MOULD untuk menyeka jamur di dinding tanpa mengelupaskan catnya. Mrs WA berprinsip, bahwa cairan sabun cuci piring bukan solusi untuk kebersihan semua barang!


Pemeliharaan kebersihan dan kerapian unit harus dilakukan dengan telaten. Tungku masak sebaiknya dilapisi aluminium foil dan diganti sekitar dua minggu sekali. Kamar mandi dan shower harus dibersihkan sekali seminggu, termasuk menyeka jamur di langit-langit. Toilet mesti disikat agar deposit tidak menumpuk di sana. Ruang itu harus kering dan berbau segar, maka aku perlu meletakkan beberapa kamper dan pewangi ruangan. Jangan letakkan furnitur terlalu dekat dengan dinding agar tidak menggores cat tembok. Setrika panas harus dijauhkan dari karpet, supaya tidak merusak permukaannya jika terjatuh. Furnitur yang telah disediakan mesti dijaga baik-baik agar tidak rusak, padahal melihat modelnya saja kita sudah tahu kalau semuanya furnitur tahun 70-an.


Tiap musim panas, biasanya rumah akan diserbu kecoa kecil yang terbangun dari hibernasi mereka. Seal/segel celah-celah di dinding dapur yang sering menjadi sarang kecoa. Gunakan ‘cockroach bait’ di dalam lemari, bagian bawah kulkas maupun di bawah tempat tidur. Bersihkan sarang kecoa di belakang kulkas dan lemari secara berkala. Jika kurang berhasil, gunakan bom kecoa untuk membunuh semuanya.


Kebiasaan menjaga unit dengan sangat intensif tersebut ternyata memang membantu aku dan hubby lebih disiplin. Diam-diam sebenarnya aku menganggap hal itu tidak menyusahkan, tetapi merupakan pengalaman baru yang menyenangkan.


Setelah dua tahun menyewa tempat tersebut, akhirnya aku dan hubby memutuskan untuk mencari unit yang lebih kecil. Proses pengembalian unit ternyata cukup lama. Aku memberitahu Mrs WA setidaknya satu bulan sebelum kepindahan kami, walau sebenarnya ‘two weeks notice’ tidak menjadi masalah.


Seminggu setelah itu, Mrs WA mengadakan inspeksi yang pertama untuk mengecek keadaan unit. Pada kunjungan awal itu, Mrs WA memuji kebersihan unit, tetapi beliau tetap meminta kami untuk melakukan pembersihan lebih intensif lagi sebelum saat serah-terima. Beberapa hari kemudian, rumah yang berbau segar, terlihat kinclong, tidak berkecoa dan tanpa noda-noda di dinding bisa kami kembalikan kepada Mrs WA. Tanpa banyak ribut, kami menerima lebih dari separuh bond karena dipotong masa tinggal kurang dari 2 minggu serta untuk kebersihan karpet dan perbaikan keran air.


Pekanbaru,

Friday, September 16, 2011

Shanghai Museum



Shanghai, October 2009
Jika ingin melihat salah satu koleksi museum terbaik di dunia, datanglah ke Shanghai Museum. Museum yang terletak di pusat kota Shanghai (People’s Square) tersebut setidaknya dikunjungi oleh sekitar 5000 orang setiap harinya. Bisa jadi hal ini sebuah pertanda bahwa museum tersebut memiliki benda-benda bersejarah yang sangat berharga bagi bangsa Cina.

Shanghai Museum sebenarnya sudah ada sejak tahun 1952. Tetapi bangunan sekarang merupakan gedung baru yang selesai dibangun pada tahun 1996. Bangunan berlantai empat dengan warna dasar coklat terang tersebut dibangun selama 3 tahun. Berdasarkan mitologi bangsa Cina, bagian bawah gedung berbentuk empat persegi adalah melambangkan ‘bumi’, sedangkan bagian atap dibangun berbentuk lingkaran guna mewakili ‘langit’. Di depan pintu masuk, terdapat 8 patung hewan berukuran besar seperti naga dan singa, yang mungkin ditujukan untuk menjaga gedung museum tersebut.


Museum tersebut dibuka mulai pukul 9-5pm setiap hari tanpa ada pungutan biaya masuk. Begitu tiba di depan museum, aku sempat tercengang sendiri. Rasanya baru pukul 9.30 pagi, tetapi antrian pengunjung untuk masuk sangat panjang. Antrian tersebut tidak hanya didominasi oleh turis asing, tetapi juga masyarakat Cina sendiri. Setelah ikut berdiri dalam barisan, barulah aku tahu kalau antrian panjang itu juga disebabkan oleh pemeriksaan super ketat di pintu masuk. Berdasarkan brosur yang sempat kubaca, disebutkan juga kalau ‘museum dapat ditutup sewaktu-waktu jika jumlah pengunjung galeri dinilai melebihi kapasitas bangunan museum’. Baru kali ini aku membaca kalimat seperti itu dalam sebuah brosur museum: “closed if the galleries are overcrowded”. Kalau begitu keadaannya, ya tentunya wajar saja, karena Cina adalah negara dengan penduduk terbanyak di dunia!




Shanghai Museum mengoleksi hasil kebudayaan Cina yang telah berumur ribuan tahun lalu. Sekitar satu juta keping koleksi tersimpan di sebelas ruang galeri museum dengan penjagaan ketat. Dari jumlah sebanyak itu, sekitar 10%nya merupakan harta kekayaan negara Cina. Kesebelas galeri tersebut adalah galeri kerajinan perunggu kuno, lukisan, kaligrafi, pahatan kuno, jade kuno, koin Cina, galeri furnitur koleksi dinasti Ming dan Qing, stempel Cina dan galeri budaya bangsa minoritas Cina. Begitu mengetahui jumlah entitas dan galeri di sana, aku berharap kami dapat melihat koleksi fantastis yang tidak sama dengan koleksi barang-barang dari Cina di museum-museum negara lain.


Galeri dengan koleksi jade(giok) kuno yang pertama kali ingin kami (baca: aku) kunjungi. Ancient Chinese Jade Gallery tersebut memamerkan sekitar 300 keping jade yang beragam seperti senjata, hiasan, kepala ikat pinggang hingga penyangga mulut jenazah. Batu giok atau jade sebenarnya tidak hanya dikagumi karena keindahannya tetapi juga karena aura mistiknya. Tidak heran orang-orang kaya bangsa Cina sering menggunakan jade sebagai simbol kekayaan dan kekuasaan, sedangkan orang awam memilih jade sebagai perhiasan. Memiliki reputasi sebagai penghasil dan pengrajin jade sejak 7000 tahun yang lalu, di museum tersebut kita bisa melihat koleksi-koleksi jade berumur ribuan tahun yang sudah pasti bernilai tinggi. Penataan tiap ornament yang dipamerkan juga sangat dramatis. Ruangan dibiarkan remang-remang, sehingga keindahan tiap jade yang diletakkan dalam kotak kaca dengan penerangan secukupnya menggunakan fibre optics, lebih memukau.




Teknik pembuatan ornamen jade ditayangkan dalam bentuk film dokumenter yang diputar berulang-ulang di sudut ruang pameran. Melihat tipe ukiran dan detil yang sangat rapi, barulah aku mengerti mengapa jade bisa menjadi koleksi para hartawan. Para perajin dengan penuh kesabaran dan kecermatan akhirnya berhasil membuat ukiran rumit bercita rasa tinggi yang terlihat hidup di atas kepingan kecil batu jade. Sudah barang tentu, orang tidak akan pernah bosan mengamati berbagai bentuk, warna, hasil ukiran di batu jade tersebut. Apalagi jika kita mengetahui sejarah dan kisah dramatis di balik tiap keping jade peninggalan dinasti tertentu yang dipamerkan di sana. Akupun sebenarnya bertanya-tanya sendiri, cerita apa yang dimiliki sekeping ornamen favoritku berbentuk daun dan buah anggur yang dibuat pada masa dinasti Jin (1115-1234AD), serta ornamen lotus produksi dinasti Yuan (1271-1368 AD) berikut. Sayangnya aku tidak bisa mencuri dengar isi cerita pemandu tour yang ada di sana saat itu, karena ia menggunakan bahasa Jepang.




Setelah puas mengamati jade-jade mahal itu, kami mendatangi Chinese Coins Gallery di samping galeri jade. Koleksi ini tergolong koleksi terbaik, karena bangsa Cina termasuk salah satu bangsa di dunia yang paling awal menggunakan koin sebagai alat tukar . Tidak heran jika terdapat sekitar 7000 keping koin dari berbagai dinasti dapat dipamerkan di galeri itu. Tiap koin dapat menggambarkan sejarah perkembangan teknologi yang dikuasai oleh bangsa Cinad dari masa ke masa. Berbagai bentuk dan bahan dasar koin yang berbeda-beda itu sungguh menarik, meski diperlukan waktu sangat lama untuk dapat mengamati koin demi koin.




Koin yang digunakan oleh bangsa Cina pada masa ancient silk road juga dipamerkan secara khusus di museum tersebut. Koleksi bernilai tinggi ini sebenarnya sumbangan dari dua orang donator. Diantara ribuan koin tersebut, aku dan hubby sangat gembira menemukan bentuk koin yang sangat familiar dan sering digunakan sebagai uang dalam film-film kung fu tradisional!




Chinese Painting dan Chinese Calligraphy Gallery adalah tujuan kami yang berikutnya. Aku ingin melihat lukisan gaya Cina yang terlihat sederhana tetapi elegan dan sarat makna.




Lukisan gaya Cina harus dibuat menggunakan kuas, tangkai tinta, sutera dan kertas Xuan. Sekitar 120 buah lukisan-lukisan yang berasal dari dinasti Tang, Song, Yuan, Ming dan Qing dipamerkan secara berjejer di dalam kotak kaca setinggi dinding. Lukisan-lukisan tersebut masih tampak memukau jika diingat umur mereka yang sudah lebih dari ribuan tahun. Selain bertema pemandangan dan alam, aku sangat gembira bisa menemukan koleksi lukisan bunga-bunga (tetep!) seperti bunga peony, lotus dan lili. Sayangnya pengetahuan kami berdua tentang lukisan-lukisan masterpiece dari Cina benar-benar nol besar, sehingga sulit bagi kami untuk menentukan lukisan mana yang perlu diamati baik-baik dan diingat sejarahnya.



Galeri lain seperti Ancient Chinese Bronze Gallery dan Ming & Qing Furniture Gallery juga sempat kami kunjungi. Tempat itu penuh dengan 400 buah koleksi perunggu dari Chinese Bronze Age pada abad 18th BC hingga 3rd BC. Sedangkan di galeri furniture, berbagai furnitur dari dinasti Ming dan Qing yang elegan tetapi fungsional dipamerkan. Sebagai orang yang gemar bangun-rancang, aku ingin sekali berlama-lama mengamati gaya dan konsep rancang furniture tersebut. Tetapi sayangnya waktu sangat terbatas. Biasanya tempat-tempat seperti inilah menjadi sumber inspirasi bagi perancang produk furniture yang memiliki aliran klasik-kontemporer.




Saat menyusuri tangga untuk turun ke lantai bawah, aku merasa sedikit iri pada gedung museum yang ditata modern, bersih, luas dan memiliki fasilitas lengkap bagi pengunjung sungguh. Tidak kusangka negara Cina sudah mulai memperhatikan kepentingan publik yang ingin mengetahui sejarah dan kekayaan melalui koleksi museum. Seperti layaknya museum di negara Barat, tempat ini tidak hanya ditujukan untuk pameran, tetapi dilengkapi restoran, kafe, ruangan teh bergaya tradisional, toko yang menyediakan reproduksi barang antik, buku, lukisan bahkan money changer. Fasilitas ruangan Multimedia dan High Definition Graphics Hall yang ada memiliki perpustakaan audio video, rekaman kuliah umum dan buku mengenai koleksi museum. Malah kalau ingin mendapatkan informasi koleksi secara lengkap, maka kita dapat mengikuti free guided tour dan audio guide multilingual yang bisa didapatkan di meja informasi.




Aku sangat merekomendasikan museum yang memiliki koleksi barang-barang kekayaan bernilai tinggi ditunjang oleh sejarah dan kebudayaan bangsa Cina dengan peradaban tertua di dunia. Tempat ini membuktikan kalau bangsa Cina memang termasuk bangsa yang terampil sejak ribuan tahun silam. Tidaklah heran jika Nabi Muhammad SAW sampai pernah mendorong umat muslim untuk menuntut ilmu sampai ke negeri Cina.

Jadi, saat di Shanghai, jangan lewatkan koleksinya.

Pekanbaru,
Kenang-kenangan perjalanan di Shanghai, Cina.

Monday, September 12, 2011

Orang zalim tidak akan beruntung


Kisah ini dialami oleh seorang teman yang pernah dizalimi orang. Meskipun ia tidak membalas dengan langsung, ternyata ada saja yang terjadi dengan si penzalim. Dalam Al Quran juga disebutkan bahwa orang zalim pastilah tidak akan beruntung. Suatu waktu, mereka akan mendapat balasan perbuatan mereka sendiri.


Temanku itu terkenal rajin membuat berbagai proposal untuk mendapatkan hibah penelitian, pengajaran, maupun pengabdian masyarakat. Berkali-kali ia memenangkan penghargaan karena usahanya yang gigih. Setiap ada kesempatan untuk mengikuti kompetisi, tanpa pikir panjang akan diikutinya. Kalah-menang, dibiayai atau tidak, bukan persoalan, karena ia suka berpartisipasi dan menghasilkan sesuatu.


Suatu ketika, teman-teman dekatnya mengkopi file proposal yang telah mendapatkan hadiah penelitian tahun lalu. Ia sepertinya bahagia karena mereka memuji hasil karyanya dan termotivasi ingin membantu teman-temannya. Temanku yang baik hati itu memberikan permintaan mereka dan dengan tulus iapun menerangkan apa-apa yang harus mereka lakukan untuk menang.


Saat ia mengumpulkan proposal miliknya beberapa minggu kemudian dengan girang ia menemukan beberapa proposal bertuliskan nama teman-temannya si peminjam file tersebut. Iapun membuka-buka proposal tersebut dengan penasaran, karena ada namanya sebagai pihak kedua. Tetapi ia menemukan fakta yang membuat dadanya terasa berat bernafas. Proposal-proposal itu, dengan sedikit editan di sana-sini, isinya nyaris sama dengan file yang dipinjamkannya. Hampir terbit airmatanya saat mengembalikan proposal itu ke dalam tumpukan. Ia merasa dizalimi karena karyanya dicontek tanpa pemberitahuan apapun.


Untunglah saat pengumuman pemenang, tak satupun proposal contekan teman-temannya mendapatkan hibah. Proposalnya sendiri mendapatkan peringkat pertama. Maha Besar Allah, yang telah sangat adil dalam kasus ini. Orang yang menzaliminya memang tidak beruntung. Iapun belajar untuk ikhlas atas perbuatan mereka. Tetapi, tak lama kemudian, ia mendapat kabar kalau kedua orang yang mencontek tersebut terlibat kasus-kasus berbau kecurangan. Salah seorang rekan membohongi tim penilai dengan mengumpulkan dua artikel yang sama tetapi diterbitkan di tempat berbeda. Sedangkan teman yang kedua, tidak dipercaya lagi untuk mengelola sebuah kegiatan besar. Wallahu’alam.


Sama seperti orang yang suka sembrono saat mengemudikan kendaraan di jalan. Ia hampir menyenggol orang, menabrak rambu, belok tanpa memberikan lampu tanda, menyabot jalur dan seribu satu tingkah tak wajar lagi yang menjengkelkan. Dengan sikap buruk demikian, tidak heran suatu hari mereka akan mengalami kecelakaan saat berlalu-lintas. Maka, hal yang sama dapat juga terjadi pada orang-orang yang suka menzalimi orang lain. Pastilah suatu hari mereka akan mendapatkan balasan~ karena mereka memang orang yang tidak beruntung.


Pekanbaru,

Wednesday, September 7, 2011

Endurance, si 'daya tahan'



--> -->
Aku dan teman seofisku merasakan hal yang sama pagi itu. Setelah bertahun-tahun ‘berlari’ menyelesaikan data, pada saat ingin memulai penggarapan thesis, tiba-tiba kami tidak sesemangat sebelumnya. Ada apa gerangan ini?

Tumpukan hasil cetak data yang sudah diolah dalam bentuk grafik dan tabel tersusun rapi di sebelah meja kerjaku. Sepertinya semua sudah dianalisis dengan detil, bahkan paper-paper penunjang argumenpun sudah diselipkan di belakangnya. Sayangnya, aku belum bisa mulai juga. Kulihat temanku di sebelah sudah tidak fokus. Iapun sibuk membaca situs-situs harian surat kabar negaranya. Sudah berulangkali ia mencoba mengalihkan pandangan ke draft thesisnya, tetapi tak ada kemajuan berarti. Situasinya persis denganku.

Lalu mulailah kami terlibat percakapan tanpa disadari mengenai apa yang terjadi. Rupanya kami berdua sedang ‘stuck’. Tidak bisa memulai bekerja dengan fokus dan semangat seperti sebelumnya. Setelah cukup lama berbincang, ia mengatakan sesuatu yang sangat cocok dengan situasi kami berdua,

“Salah satu penyebab kegagalan adalah berhenti berusaha pada tahap akhir perjuangan”

Wah, betul sekali! Layaknya seorang pelari marathon yang harus menempuh jarak 42,5km, telah berlari sejauh 42km sekarang malah ingin menyerah di 0.5km terakhir. Bukankah jarak 42km yang telah ditempuh tadi akan sia-sia jika dihentikan sekarang?

Persis keadaan kami juga. Meski sudah beberapa tahun bekerja keras penuh semangat, datang juga hari ini, saat kami merasa malas dan tidak termotivasi untuk terus menuju garis finish. Mungkin ini efek komulatif keletihan yang belum terobati. Bisa jadi semangat juang yang perlu diperbarui. Bahkan tekanan-tekanan lain dapat menjadi penyebab kemacetan ini, seperti khawatir tidak selesai tepat waktu, penulisan bahasa Inggris yang memerlukan editor bahkan takut jika examiner tidak mengerti apa yang ingin kita sampaikan. Semua itu seperti menjadi racun baru yang menggerogoti semangat kami di babak ketiga ini.

Sambil tersenyum, aku menoleh kepada temanku itu sambil berkata:

“I think, we don’t need to be smart or clever anymore, but we need to have an endurance in this stage. I know we can endure this pain again, because we’ve been in this situation before. Let’s win this now!”

Iapun melihat diriku seakan tak percaya.

“Betul itu!” serunya dengan tulus.

Ia setuju kalau tahap ini tidak ada hubungannya lagi dengan kecerdasan dan kejeniusan, tetapi lebih pada daya tahan (endurance) seseorang. Akankah kami bisa bertahan sekali lagi untuk menuntaskan pekerjaan ini? Hanya kegigihan dan kemampuan untuk mengendalikan diri yang dapat menjawabnya.

Dan siang itu, meski cukup terlambat, kami berdua bisa kembali ke tumpukan kertas kerja masing-masing dengan perasaan lega… (karena kami sudah mengerti persoalannya).

Pekanbaru,
Sebuah kado indah kelulusan bagiku dan sahabat yang telah dikirim Allah~sebagai bantuan selama berkutat di ofis B001.

Saturday, September 3, 2011

Belajar Menyimpan Rahasia


“Orang yang baik itu, apabila putus hubungannya dengan seseorang, ia akan menyembunyikan kejelekan orang tersebut dan menonjolkan kebaikannya, sedangkan orang yang jahat, apabila berakhir hubungannya, maka ia cenderung menyembunyikan kebaikan orang tersebut dan menonjolkan kejelekannya.”

(tulis seorang penyair, yang dikutip dari sub bab ‘Menjaga Rahasia Suami’, buku ‘Wanita Mengapa Merosot Akhlaknya’, karangan Ukaysah Athibi, Gema Insani Press.)


Aku pernah kecewa oleh tingkah seorang teman yang kukira loyal kepadaku. Tidak jelas bagaimana mulanya, tampaknya ia telah membeberkan rencana-rencana ‘besar’ku yang kuanggap rahasia kami berdua kepada lingkungan terdekatnya. Saat beberapa orang teman-temannya secara tidak langsung menyinggung rencana tersebut, barulah aku mengetahui kalau ia telah membocorkan rahasiaku kepada orang lain. Reaksiku? Aku terkejut, sedih, merasa dipermalukan dan anehnya, walau sangat marah padanya, aku tidak ingin protes langsung. Bisa jadi karena aku kecewa pada temanku itu, tetapi aku lebih kecewa lagi pada diriku yang tidak bisa menyimpan rahasia diri. Sejak itu aku berhati-hati untuk tidak mengatakan sesuatu yang sifatnya rahasia kepadanya, termasuk kepada orang-orang lain yang tampaknya kurang dapat dipercaya. Aku takut kecewa lagi.


Ajakan untuk menyimpan rahasia diri baik-baik, ternyata bukan tanpa sebab. Orang yang tidak suka membagi rahasianya dijamin akan selamat dan tidak menyesal. Ia tidak memancing orang lain untuk melakukan hal-hal yang tidak baik sehingga dapat hidup terhormat dalam keadaan tenteram.


Rasulullah SAW pernah bersabda,

“Upayakanlah mencapai tujuanmu dengan cara menyembunyikan rahasia, sebab yang memperoleh kenikmatan selalu menjadi sasaran sifat iri”,


Kejadian seperti ini sering sekali terjadi dalam kehidupan kita. Akibat suka membanggakan diri saat mendapat nikmat, orang lain menjadi cemburu, iri dan dengki kepada seseorang. Misalnya saat ia baru saja merintis suatu proyek atau pekerjaan mulia setelah diumumkannya, maka komentar negatif serta cemoohan orang-orang pengiri dapat menjatuhkan mentalnya sebelum ia memulai upaya tadi. Jadi, sebelum ada hasil yang nyata, sebaiknya jangan mengumbar cerita dengan detil, supaya dapat melangkah sukses tanpa beban dalam mencapai cita-citanya.


Seperti dalam kutipan di atas, teman terbaik adalah orang yang tidak mau membeberkan rahasia temannya. Jika kita merasa sangat perlu untuk berbagi tanggungan pikiran tentang sesuatu, lebih utama bagi kita untuk mengadukannya kepada Allah SWT. Apabila kita masih belum dapat menyelesaikannya dan perlu bantuan orang lain untuk mendapatkan dukungan moral, pilihlah orang terdekat kita yang bijaksana seperti pasangan atau orang tua. Bila kita tidak bisa berbagi dengan mereka, maka pilihlah teman-teman yang memiliki latarbelakang keagamaan yang baik, seperti rajin beribadah, dapat dipercaya dan taat kepada Allah. Mintalah kepada mereka untuk menyimpan rahasia tersebut dan tidak menyebarkannya kepada orang lain. Karena jika mereka menyebarkan rahasia itu, maka mereka khianat dan zalim kepada orang yang mempercayakan rahasia mereka.


Seorang muslim yang baik tentu akan selalu berusaha memperbaiki kekurangan-kekurangannya. Kita juga bisa belajar menyimpan rahasia diri supaya tidak terbebani, lepas dari cercaan dan selamat dari pergunjingan. Gigitlah lidah saat kita ingin menceritakan suatu rahasia milik kita atau miliki orang kepada orang lain. Alihkan pikiran kita pada hal-hal yang lebih berguna untuk didiskusikan. Ingatkan diri, bahwa menyampaikan sesuatu yang tidak benar maka menjadi ‘fitnah’, sedangkan bila hal yang disampaikan benar, maka ia menjadi ‘ghibah’.


Jika kita ingin menjadi orang yang dipercayai dalam menyimpan rahasia, maka kita harus belajar untuk mengendalikan diri sendiri lebih dahulu. Saat marah kepada seseorang yang kita ketahui rahasianya, maka janganlah kita sekali-sekali membeberkan rahasianya. Karena menyimpan rahasia seseorang saat hati kita sedang senang kepadanya tentu akan berbeda saat kita tengah marah pada orang tersebut. Lebih sulit kan, mengendalikan diri di saat marah? Perilaku kitapun harus konsisten kepada orang tersebut pada saat kita sedang marah, senang atau saat punya keinginan terhadapnya. Kemampuan kita menyimpan rahasia tentulah akan menyebabkan orang lain menyukai kita, mempercayakan rahasia mereka, dan menjauhkan kita dari marabahaya dalam hidup.


Jika rahasia telah bocor, maka tidak ada yang bisa kita lakukan, kecuali berjanji dalam hati agar tidak mengulangi perbuatan tersebut. Ini menjadi pelajaran agar kita memilih untuk menyimpan rahasia kita baik-baik kepada orang yang dapat dipercaya atau Allah semata.


Pekanbaru,

Tulisan ini diinspirasi oleh artikel di atas.