Friday, September 23, 2016

Semester Baru, Wajah-wajah Baru, dan Harapan Baru


Satu hal yang kusukai dari Semester Ganjil setiap tahun adalah bertemu mahasiswa baru dalam mata kuliah yang kuampu. 

Wajah-wajah baru dan segar memenuhi kampus. Beberapa orang mahasiswa masih terlihat mirip satu sama lain karena rambut cepak mereka. Para mahasiswi masih terlihat gugup dan malu-malu berjalan di depan dosen. Semua mahasiswa bercampur-baur dari berbagai jurusan memenuhi lobby kampus, lorong-lorong kelas dan halaman depan.

Pemandangan yang nyaris sama setiap pertengahan tahun yang membuat aku selalu bersemangat untuk memperbaiki diri, seperti ingin memperbarui niat dalam bekerja, ingin memberikan materi kuliah dengan metode lebih baik dari sebelumnya, atau ingin memperbarui bahan kuliah supaya mengikuti keilmuan dan trend di industri konstruksi, bahkan ingin membimbing topik-topik terkini dalam penelitian. Aku ingin bisa membagikan ilmu-ilmu tentang Teknik Sipil dengan lebih dalam lagi, disamping ilmu kehidupan pada setiap mahasiswa. Selain itu juga ada harapan bisa mengulang masa-masa menyenangkan saat belajar bersama mereka di kelas dan melakukan penelitian di laboratorium.

Biasanya untuk menyemangati mereka dalam memikirkan masa depan, selalu ada suatu hal yang kubagi melalui perkenalan awal. Mirip dengan anak-anak di usia pertumbuhan, perkembangan mereka di kampus selalu diawali dengan cara mereka beradaptasi dan berinteraksi dengan dosen dan teman pada semester-semester awal di kampus. Inilah kesempatanku untuk mengajarka mereka tentang sikap-sikap etis, disiplin dan kerja keras disamping membantu mereka melihat ke masa depan dan merancang yang terbaik untuk mereka. 

Selamat datang, 'anak-anakku' yang dititipkan Allah lewat kampus. Semoga anda sukses melewati semester baru ini dan semester selanjutnya di masa mendatang. Tuntutlah ilmu dengan tekun, dan jadilah orang-orang yang bermanfaat dengan menyebarkan kebaikan kepada orang-orang lain.

Barakallah.

Pekanbaru,


Thursday, September 1, 2016

Mengaktifkan diri saat tenggelam dalam kesedihan


So, bunyinya seperti kita ini robot yang perlu diaktifkan kembali saja.

Tetapi hal itu pasti pernah dialami tiap orang.

Apalagi kalau diantara kita mengalami kesedihan akibat masa-masa sulit karena kehidupan tidak selalu penuh bunga, atau keletihan karena terlalu berat beban hidup yang ditanggung, atau juga merasa pesimis karena hal-hal yang dilakukan belum kelihatan hasilnya. 

Untuk itu, kita perlu memberi waktu bagi diri sendiri. 

Biarkan diri istirahat sejenak untuk merenung, mencari jawaban, melupakan, atau menenteramkan jiwa sendiri. 

Berdoa, shalat dan bersabar. Mulai lagi tilawah Al Quran.

Lakukan hobi atau belajar hobi baru.
Pergi traveling (sangat dianjurkan). Bertemu teman-teman baru. Buat project yang melibatkan orang-orang tak dikenal. Atau, bersilaturrahmi dengan keluarga dan kerabat yang mengenal kita dari kecil. Bahkan mungkin saja ambil kursus bahasa asing, melakukan S2 atau S3. Apa saja, untuk menyibukkan diri dan membuat kita lupa dengan kesedihan tersebut.

Insya Allah kita akan cerah lagi.
Bahkan jika dilakukan terus-menerus, pasti kesedihan tadi lambat-laun akan memudar dan bisa hilang tak berbekas.

Bukan tidak mungkin kita akan tersenyum mengingat betapa kuatnya diri kita bangkit dari kesedihan yang seolah tak kunjung hilang.

Pekanbaru,