Tuesday, December 29, 2009

It may not be perfect, but you need to get started


Weih, kurasa aku cukup telat mulai menulis tesisku. Soalnya terlalu banyak tips masuk ke telinga, bikin aku bimbang mengambil keputusan yang tepat. Ada yang bilang supaya langsung mulai saja, tapi dari mana juga tidak ada clue. Ada yang bilang, selesaikan data dulu semua, tulis beberapa paper, nanti tinggal dikumpulkan dalam tesis. Tetapi aku sadar, tesis itu lebih panjang dari paper, kalau tidak dimulai segera, aku kuatir akan menyesal karena telah terlambat memulainya.


Sudah mau tahun baru 2010, jadi salah satu resolusiku tentu saja bergerak terus menyelesaikan sekolah. Urusan eksperimen sudah setengah jalan dan syukurlah tidak harus membuat sampel lagi, kecuali mungkin beberapa buah silinder kecil untuk tes lain. Mayoritas kerjaanku sekarang adalah menjalankan tes, mengambil data, mencatat hasil, mengolah data dan membuat laporan-laporan singkat setiap hari.

Nah, pusing kepalaku memikirkan kapan mau mulai menulis. Mungkin pusingnya berkaitan dengan yang mana dulu mau dikerjakan. Tesis itu kan ada beberapa bab. Biasanya orang mulai dulu dengan bab yang paling mudah, yaitu bab Experimental Work. Sayangnya aku bukan orang yang fokus pula, jadi ingin juga mulai Literature Review, mungkin dikit ke Introduction, kali lain mau jajal Results and Discussions. Ga jelas, kan di mana pokok permasalahannya?

Pekan lalu aku meminjam buku How to write a better thesis (David Evans & Paul Gruba, 2nd ed, Melbourne University Press, 2002). Biasalah, aku begitu panik mo mulai nulis, jadi suka minjem yang berbau-bau cara menulis tesis, misalnya, Surviving Your Dissertation, You can Write, Manual for Writer, dan sebagainya yang biasanya lebih sering menghiasi meja kerjaku saja.

Tapi begitu baca buku David Evans ini... Subhanallah, aku sudah bisa menulis, saudara-saudara! Sudah dua hari aku rutin menulis tesisku sekitar 1.5 jam per hari, tiap pagi. Aku dapat kira-kira dua halaman per hari. Nah, kalau rutin begini tiap hari selama 6 bulan, berapa halaman yang bisa kutulis, ya?

So, gimana cara bapak David Evans mengajariku mulai menulis tesis?

1) Kata beliau, "write early and often". Maksudnya, tulis sesegera dan sesering mungkin.

2) Mulai dari mana? Di antara sekian banyaknya hal yang ingin kita tulis, mulailah membuat struktur penulisan. Ringkasnya, outline, table of content, daftar isi. Di situ kita bisa mulai memilah-milah bagian penting mana yang ingin dimasukkan dalam tesis dan urutannya.

2) Setelah daftar isi jadi, sekarang saatnya untuk memulai dari bab paling dasar, yaitu Introduction. Lah, biasanya bagian ini ditulis terakhir? Correct. Tetapi, supaya kita dapat melihat the whole big picture tesis kita, maka paling tepat jika kita menuliskan tujuan-tujuan riset serta apa yang ingin dicapai sehingga kita tidak melenceng sana-sini dalam mengerjakan riset dan menuliskannya. Kadang, riset sudah terkerjakan, ternyata yang dikerjakan tidak ketemu benang merahnya! Dalam bab ini kita bisa melihat keterkaitan satu sama lain.

3) Coba kendalikan yang namanya 'tarik-menarik' antara rational (conscious thinking) dan creative (unconscious thinking). Begitu kita menulis, mulailah dengan rational thinking dahulu untuk mendapatkan struktur yang ingin kita tulis. Waktu kita sudah mulai menulis, biarkan bagian creative thinking kita menganalisa dan mencarikan argumen.

4) Setelah bagian Introduction dimulai, lanjutkan dengan dengan bab Experimental Work, bab tempat rational thinking lebih dominan. Di dalam bab ini, kita bisa menceritakan apa yang benar-benar terjadi, suatu metode riset, cara merancang eksperimen dan pelaksanaannya. Jika kita mulai dengan Literature Review atau Results & Discussions, kita bisa macet, karena bab-bab tersebut membutuhkan creative thinking, jadi benar-benar menguras kemauan kita untuk mulai menulis.

5) Tahap selanjutnya, save tulisan kita tadi. Buka lagi besok, lanjutkan menulis, dan kembali mengedit tulisan kemarin. Coba cek dalam tulisan kemarin, apakah kita telah menulis fakta atau hal lain yang tidak berhubungan? Nah, kita bisa mengeditnya sambil menuliskan yang lebih baik dan seterusnya.

6) Sekali dimulai, just continue...

Wow! Poin terpenting yang tidak kusadari itu, ternyata rational vs creative thinking.

Ternyata otak kita bisa bentrok ingin menuliskan fakta atau mendiskusikan argumen. Pantaslah kita merasa berat mulai menulis tesis. Soalnya seringkali creative thinking kita tidak dapat dikontrol sehingga dapat menghalangi niat kita memulainya. Sebab itu kita perlu mendapatkan outline lebih dahulu supaya tahu mulai dari mana.

Ok, to conclude with
:
"menulislah mengikuti outline yang dibuat dengan rational thinking. Begitu sudah dimulai, agar berjalan lancar, biarkan creative thinking kita bekerja mencarikan argumen".

Insha Allah terus semangat menulis sampai selesai 200 halaman ya!

Perth,
mencari letak suatu permasalahan itu menarik, ya?

Saturday, December 26, 2009

Just Info and Entertainment


Syukurlah, Alhamdulillah, berita besar ni, akhirnya MUI memberi fatwa haram bagi infotainment yang menyebarkan gosip.

Menurut definisi dari Wikipedia (kurang valid, ya?), infotainment berasal dari kata information dan entertainment yang digunakan untuk meningkatkan popularitas seseorang atau produk.

Lha, kalau begitu tayangan tersebut memang hanya bertujuan untuk mendongkrak popularitas supaya lebih banyak penonton menonton filmnya, membeli lagunya, atau membaca buku si artis. Tetapi, berapa banyak artis yang diungkap di infotainment tidak ada hubungannya dengan lagu, film atau buku? Bukannya soal buku, lagu atau karya seni yang mayoritas dibahas, justru kehidupan artis dengan tutur kata bergaya menggosip.

Tipikal acara infotainment memang dibuat ringan dan menghibur. Tidak banyak yang bertujuan menginspirasi orang. Mayoritas memang ingin mengungkapkan sensasi-sensasi dalam hidup artis. Kalaupun ada artis menginspirasi, seringnya yang dibahas adalah perkembangan terkini mereka saja dan yah, tidak terlalu signifikan buat penonton.

Nah, entah mengapa di Indonesia, acara yang dikategorikan hiburan beginian diputar nyaris lima kali sehari di sebuah tivi. Kalau punya lima siaran tivi, bayangin saja, kita dijejali acara yang hampir-hampir sama isinya hampir tiap jam! Apa tidak ada cara lain untuk menghibur orang? Hanya karena rating yang tinggi dan keuntungan untuk tivi?

Isi infotainment sering kali membosankan dan berlebihan, karena umumnya berkisar pada soal:

a) kehidupan sehari-hari artis yang sama sekali tidak dapat dijadikan panutan atau inspirasi, karena semua orang tidak hidup sebagai artis

b) huru-hara rumah tangga artis yang perlu dilaporkan perkembangannya dari detik ke detik

c) opini yang mayoritas dangkal dari artis tentang masalah aktual

d) kehidupan cinta artis dan tiba-tiba menyeret pasangan yang tidak artis ikut-ikutan ngetop

Panjang lagi dah, kalau dibahas satu-persatu dan sudah jelas tidak mendongkrak penjualan lagu, buku atau film secara drastis. Yang penting isinya bombastis.

Lalu, kalau memang ditujukan pada info dan entertainment, kenapa infotainment hanya berat sebelah membahas artis? Bukankah publik figur seperti guru besar, politikus, anggota DPR bukan dari kalangan artis, atlit, penulis, pengusaha terkenal atau sosok-sosok lain di sekitar kita tidak pernah masuk infotainment? Bukankah kalau mereka ada di infotainment lengkap dengan cerita inspiratifnya (bukan gossipannya), sukur-sukur masyarakat tertular dengan sikap-sikap mereka. Selain lebih inspiratif, bermanfaat, juga dapat membantu merubah mind set masyarakat menjadi lebih positif serta kreatif.

Jadi, acara infotainment akan lebih berbobot, karena semua orang tidak dibombardir dengan publik figur yang diartikan secara sempit (hanya artis) saja. Kan asik, kalau ada profil inspiratif masuk tivi dengan tayangan ala infotainment, ya toh? Pasti lebih berguna untuk kembali mencerdaskan masyarakat Indonesia dalam waktu jangka panjang.

Siapa tahu dengan ekspos profil-profil bermutu tersebut sehari-harinya, akan bertambah banyak munculnya anak muda yang mau jadi peneliti, pengusaha, penyelamant lingkungan, penemu, dan sebagainya. Yah, daripada banyak yang ingin jadi artis, bergaya hidup artis, ataupun hanya se ngetop artis!

Perth,
heuys,... social maggot:)

Tuesday, December 22, 2009

So do you want to present your paper?


Kayak "So, you think you can dance" aja slogannya. Tahun ini sudah memasuki tahun ketiga aku bersekolah. Nah, aku sudah punya pengalaman beberapa kali presentasi paper di berbagai forum. Jujur aja, presentasi serius seperti ini baru pertama kali aku lakukan, ya saat sekolah ini. So, how did I cope?

Saat pertama kali presentasi aku ingin menyajikan sesuatu yang sederhana dan informatif. Karena isi riset baru cuma tentang teori, metodologi atau asumsi dan belum ada data bagus, jadi aku cuma isi power pointku dengan beberapa tabel, grafik dan foto. Berhubung English bukan bahasa ibuku, jadi tiap kali latihan aku pasti mengatakan hal yang sama dengan cara berbeda. Terus, selalu ada aja ide baru timbul, dan bikin aku tidak konsisten dengan kata-kataku. Tapi, senangnya, presentasiku dinilai sangat 'clear' dan menyenangkan oleh teman-teman peserta lain. Alurnya mudah dimengerti, isi tabelnyapun tidak ribet, serta penyampaiannya mungkin kelewat sederhana sehingga tidak sulit dipahami.

Ini membuatku lebih semangat memperbaiki diri. Aku mulai berkreasi dalam memperbaiki penyajian isi power point. Mulai dari hal-hal yang umum dulu sebagai latar belakang, baru ke hal-hal spesifik. Kalau perlu, permasalahan diberikan dalam bentuk pertanyaan sehingga audiens lebih mudah mengikuti pemikiran kita.

Sayangnya sudah berkali-kali presentasi, aku baru sadar dalam melakukan presentasi aku suka berbicara cepat-cepat. Ditambah lagi dengan bahasa Inggris yang harus kita gunakan, menambah rasa tidak nyaman ingin menuntaskan presentasi. Hal itu kukira membuat presentasiku tidak menarik karena kurang banyak pertanyaan atau tanggapan. Audiens barangkali 'lost' dalam presentasi yang sudah kusiapkan susah-payah tersebut.

Barulah saat presentasi ketiga, aku berusaha sebaik mungkin menggunakan strategi agar presentasiku menarik, mudah dicerna dan mengundang banyak pertanyaan dari audiens. Intinya, aku ingin bercerita tentang proses risetku hingga aku mendapatkan hasilnya. Bolak-balik aku membaca buku tentang presentasi, barulah aku mengerti apa yang harus kita lakukan. "Give the audience a take home message", yaitu sesuatu yang akan melekat di pikiran mereka selamanya setelah kita selesai presentasi.

Aku butuh waktu sebulan untuk membuat power point seprofesional mungkin, tanpa menggunakan latar belakang menyolok, huruf melayang-layang atau animasi. Kesan yang ingin kuberikan, adalah aku mengerjakan power point itu dengan matang dan benar-benar bersiap untuk memberikan presentasi. Aku memilih latar belakang berwarna putih dan menggunakan dua-tiga macam warna saja. Isi slide diatur sedemikian rupa, sehingga tidak terlalu besar, tidak terlalu ramai isinya dan tidak terlalu membosankan. Untuk menambah daya tarik, slide dihias dengan berbagai garis yagn memiliki berbagai ketebalan. Semua ditata seapik mungkin, jangan sampai terlihat penuh dan bikin bosan yang melihat. Di tiap slide, aku menaruh logo universitas/perusahaan di tiap halaman, dan logo konferensi di halaman depan.

Tabel yang penuh dengan angka atau huruf, sebaiknya ditampilkan saja semua, tetapi fokuskan pada huruf/angka yang ingin kita jelaskan. Maksudku, tebalkan warna deretan kolom yang ingin dijelaskan, sedang informasi yang lain diberi warna lebih terang yang masih dapat terbaca tetapi tidak mengganggu info utama kita. Grafikpun jangan sampai penuh sesak di dalam satu halaman. Satu grafik per halaman bagus, tetapi maksimum letakkan dua grafik per halaman jika diperlukan.

Bagian paling sulit adalah untuk mengatur alur presentasi. Introduction cukup 1-2 slide. Untuk melangkah ke bagian selanjutnya, gunakan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu audiens supaya tetap 'alert' dalam mengikuti presentasi kita. Misalnya,
"Apa kelebihan beton A?"
"Bagaimana beton A dibuat?"

Jika permasalahan disajikan dalam bentuk pertanyaan-jawaban, maka audiens tidak akan merasa bosan mendengarkan kita. Mereka tentu akan bertanya-tanya sendiri, apakah jawaban dari pertanyaan tersebut?

Setelah power point lengkap, maka mulailah saat-saat belajar, latihan dan melancarkan presentasi kita.

Aku menggunakan teknik seperti ini. Aku membuat 'presentation script'. Semua yang ingin aku sampaikan, kubuat sedetail mungkin, mulai dari Ladies and Gentlemen.

Saat mengetik itu, aku baru tau isi kepalaku memang kosong:)
Jadi aku perlu membaca buku, paper atau kamus untuk melengkapi isinya. Isi 'presentation script' akan bertambah perlahan-lahan sejalan pengetahuan kita. Usahakan untuk membuatnya selengkap mungkin, karena kita toh tidak akan menghafalnya.

Saat presentation script selesai, maka kita bisa mulai berlatih. Kita akan kembali setiap saat ke script, dan kita senang, karena tiap kemungkinan pertanyaan telah kita antisipasi saat membuat skrip tersebut. Mungkin kita perlu berlatih 5-10 kali, barulah kita dapat mengingat apa saja yang harus kita terangkan kepada audience. Dengan begitu, kita tidak menyimpang dari apa yang ingin kita terangkan, dan pada saat bersamaan kita sudah sangat siap untuk memberikan presentasi yang sarat ilmu.

Perth,
Fiuh, presentation again?

Thursday, December 17, 2009

Sydney Tour

Asyik, Alhamdulillah, bisa muter-muter Sydney, salah satu kota besar yang ingin sekali kukunjungi selain London, Paris, Toronto dan Beijing. Konon katanya Sydney dikenal sebagai kota kedua terindah di dunia setelah Rio de Janeiro, Brazil.


It’s time buat jalan-jalan lagi! Setelah berletih ria mempersiapkan dan mengikuti konferensi Concrete in Australia dengan serius, tibalah saatnya berkeliling Sydney. Berbekal hubby yang jago baca peta, browse timetable dan bikin rencana jalan-jalan, kita get ready menikmati Sydney dalam dua hari.


Sydney Harbour Bridge



Jembatan scenic satu ini adalah landmark terpenting setelah Sydney Opera House and Sydney Tower yang menghubungkan Sydney CBD dengan North Sydney. Harbour bridge yang tergolong single span steel arch bridge ini merupakan bridge tertua di Australia yang pertama kali dibuka tahun 1932. Jembatan ini mungkin bukan single span steel arch yang terpanjang di dunia (walopun panjangnya 503m) tapi jadi yang terlebar di dunia (49m). Jembatan ini punya 10 line~ dua untuk kereta bolak-balik, dua untuk bis dan sisanya untuk mobil. Tempat pedestrian juga ada, kalo mau jalan kaki di jembatan. Atraksi terbaru yaitu Bridge Climb, yang menghabiskan 3.5 jam jalan di atas jembatan dengan titik tertinggi 134m tersebut. I don’t have any gut to try it, selain expensive!



Sydney Opera House



Bangunan berbentuk layar kapal ini terletak di tepi laut, di daerah Circular Quay. My breathtaking moment, yaitu saat mengamati Sydney Opera House dari arah North Sydney. Keren sekali, kombinasi jembatan dan Opera House yang unik ini. Bangunan thin shell berlapis keramik putih tersebut dibuka pada tahun 1978 dan digunakan untuk menggelar opera dan konser kelas dunia. Beberapa restoran terbaik juga ada di sana. Teknologi precast and pretension memungkinkan struktur atap Sydney Opera House dibangun pada saat itu.



Sydney Tower



Landmark tertinggi di Sydney yang sudah ada tahun 1981. Tower ini memiliki dua buah restoran, a coffe lounge, observatory deck (Sky lounge). Sebagai tambahan, di dasar tower ada bioskop dengan 180degree cinema screen untuk film 3D animasi Oztrek yang bikin jerit-jerit dengan real-motion seating. Ada lagi atraksi terbaru, yaitu Skywalk, naik keluar puncak tower langsung dan melihat pemandangan di atas deck kaca dari ketinggian 260m. Itu baru confident! Dari Sky lounge, kita bisa melihat segala penjuru Greater Sydney. Kebetulan Sydney Tower ini tempat terakhir yang kita kunjungi, jadi kita bisa mengamati lagi tempat-tempat yang sudah kita kunjungi kemarin-kemarin.



Sydney Aquarium



Aku ingin mengunjungi semua aquarium yang ada dalam tiap kunjunganku. Aku suka lihat ikan air tawar, ikan air laut, ikan aneh, etc. Waktu di London, aku excited lihat tank air tawar dengan ikan arwana gedee banget. Di Singapore, it’s my first time menikmati ruangan syahdu penuh jelly fish. Sedang di Perth, ada water horse langka yang tidak boleh dipotret dengan blizt supaya tidak stress. Sydney aquarium ternyata punya platipus super energetic dan dugong segede kerbau yang cute sekali.



Royal Botanical Garden



Cita-citaku dulunya adalah botanist, ahli tanaman, karena itu walo pergi tour, kita wajib brushing my knowledge tentang pohon-pohon langka dan mengelus bunga-bunga cantik di sana-sini. So, mengunjungi kebun raya wajib dimasukkan itinerary, walaupun gempor deh, jalan kaki di sana. Kebun di Sydney bersebelahan dengan laut langsung. Cantik sekali, rasanya pengen ngetem aja seharian di sana. Kebunnya terawat dengan baik dan terlihat ramah. Sayangnya karena waktu kita singkat, jadi hanya mau lihat lokasi yang menarik hati saja. Spring walk ini tak sengaja kutemukan di balik pohon-pohon. Wangi, penuh bunga spring beraneka warna... Subhanallah... indah, indah, ya Allah.



NSW Art Gallery



Setelah dipikir-pikir ke museum atau art gallery, aku prefer Art Gallery. Museum nanti saja kalau ke Sydney lagi karena waktu terbatas untuk mental attraction seperti itu. Cita-citaku mengunjungi art gallery NSW, karena mau beli poster yang berlabel art gallery tersebut untuk dipasang di rumah kelak. Ternyata koleksinya banyak sekali, tidak hanya lukisan-lukisan. Karena kesukaan baruku Contemporary Art, maka aku menghabiskan waktu lebih banyak mengunjungi area tersebut. Di sini juga ada Aboriginal Art yang dipamerkan dan saat kami datang ada pameran Ikat dari Asia. Sayangnya, again, waktu sangat terbatas!



Darling Harbour



Tempat menarik untuk keluarga dan diri sendiri. Di sini ada teater IMAX 3D, Sydney Aquarium, Chinese Garden of Friendship, Museum Navy, Australian Wildlife, tempat hang out, restoran, hotel, kasino, dan banyak lagi. Malam terakhir di Sydney kami menonton Imax 3D, tentang Jurrasic. Agak kurang menarik, karena versi dokumenter dan aku sudah bosen sama Dinosaurus. Film lain sudah ketinggalan sih, padahal ada Underwater 3D yang lebih seru, atau Mummy discovery yang mungkin lebih serem. Film yang akan diputar di sana berikutnya tentang Perjalanan Haji ke Mekkah. Serius! Keren ya, coba kalo bisa dilihat sekarang (sayangnya masih bulan depan).



Circular Quay



Circular Quay tidak hanya jadi pelabuhan ferry dari tempat lain di sekitar North Sydney. Tetapi di sebelahnya ada stasiun kereta, bis, bridge, Opera House, port tempat sealiner (cruise yang mewah itu…), art museum, hotel-hotel mewah dan restoran-restoran keren. Malam hari masih tetap rame dengan orang-orang yang berkunjung ke sana. Akupun suka naik ferry dari Darling Harbour ke Circular Quay daripada nge bis atau naik kereta. Selain bisa menikmati view yang indah, juga lebih cepet sampenya.



Chinatown

Bagi yang doyan shopping, bisa deh ke Market City atau Paddy’s Market di Chinatown. Di sini bisa ditemukan tempat makan yang halal. Kalau mau beli bahan makanan Asia juga banyak sekali di sini. Oleh-oleh made in China tetapi ikon Australia tersedia di toko-toko Chinatown. Pendeknya, tidak terasa seperti di Sydney, sampai di Chinatown sedang Sydney CBD lebih didominasi bule OZ.


Manly



Tempat ini agak jauh di utara Sydney. Kita kira mungkin ferrynya sepi-sepi aja, tapi ternyata banyak juga orang yang tinggal di Manly dan bekerja di CBD. Kita coba ke Manly, napak tilas rute my dad yang pernah ke Sydney. Kita bisa lihat batas laut Pasifik, port kapal Navy, Taronga Zoo, dan tempat-tempat indah lain. Bagusnya tata letak Sydney ini yang dikelilingi air, jadi bisa naik ferry saja ke daerah utara. Sampai di Manly, kita tidak turun, langsung balik lagi dengan ferry yang sama ke CBD. Cuman menikmati perjalanan saja...



Beberapa tempat lain yang kukunjungi sambil jalan seperti Luna Park, Tempe Mosque, UNSW, UniSydney, George Street, Town Hall, Martin Place, Hyde Park, Barrack Museum, dan Wynyard Station tempat aku selalu nyasar. Kami mencoba nge-bis, naik train, monorail dan ferry keliling Sydney. Aku tidak sempat mencoba water taxi dan tram yang juga ada di sana.


Sydney memang indah dan banyak tempat menarik yang mudah dikelilingi dengan berbagai cara.


Pendeknya, Alhamdulillah, it was a very wonderful holiday again...


Perth,

Thanks Professor;)

Wednesday, November 25, 2009

Kompasiana



Berhubung lagi demen-demennya main di Kompasiana, blog ini akan absen untuk sementara.

Beberapa minggu lagi aktif lagi kok, saat summer break. Sekarang selain sibuk nge lab, aku juga sibuk cari network di Kompasiana...

http://www.kompasiana.com/monitaolivia

Dengan begini, taste dan style tulisanku akan lebih tajam. Maklum, blog ini kayaknya satu arah (kurang tantangan... karena miskin fans, halah!)

See you around, ya...

Daag...

Saturday, November 14, 2009

Farmville-nemy!

Check my notification… ada requests dari adik dan teman-teman, yang want to be my neighbour! Ada gift dari Farmville, etc… What’s this? Aku sudah cukup kehabisan waktu ngurus my Fairyland, dan sekarang harus mengurus Farmville lagi? No way!


Farmville, game terlaris di Facebook yang digilai orang, tidak tanggung-tanggung lo, 62 juta orang di dunia ini! Prinsipnya mengikuti prinsip Facebook ”the ability to connect with your friends, to express yourself, and invest in the game” kata developernya Mark Pincus yang juga bikin Mafia Wars dan CafĂ© World. Zynga, nama perusahaan yang dikepalai Pincus jadi kaya raya sejak tahun 2007 karena selalu membuat game yang mudah dipelajari tapi sulit sekali ditinggalkan oleh pemainnya.


Game ini minta ampun, memang menghipnotis banyak orang di sekelilingku. Saat aku bekeja di library, aku sering berkeliling patroli cari buku. Semua student terlihat serius melihat komputer. Tetapi yang paling serius, biasanya yang main game! Bener, kan, sempet-sempetnya lagi ngurus farmnya. Alamak! Supervisorku di library juga tidak kalah noraknya. Bayangin, kerja waktu weekend dari pagi sampe sore, sibuk ngurus farmnya aja. Kita udah bolak-balik sana-sini berkarya, beliau malah dengan rajinnya membajak, harvest ini-itu, ngurus kucing, sapi, dan entah apa lagi.


Farmville itu addictive, mungkin karena orang-orang sudah bosan dengan kehidupan modern dan urban lifestyle. Orang ingin kembali ke alam, nanem pohon, ngurus kebun, ngurus ternak, nanem vegies, yang jadi seperti terapi bagi mereka. Apalagi kehebohan saat panen, metik tanaman, seperti dalam dunia nyata, menimbulkan rasa kepuasan tersendiri, kan. Di situlah letaknya ’perasaan berarti’ bagi seseorang, karena sepertinya udah melakukan sesuatu (cause-effect reason).


Apalagi Farmville seperti Tamagotchi, game yang pernah kumainkan sekali saja seumur hidup. Benar-benar tidak terduga kapan dan di mana saja kita harus selalu perlu mengurusnya. Ada berbagai cerita menarik seputar Farmville ini, seperti, tidak bisa keluar rumah karena harus selalu watching his crops! Ada lagi yang sedang hamil, kelaparan, tapi harus nunggu bentar karena suaminya sedang mo harvest ’his stupid raspberries!’ beberapa menit lagi. Banyak orang yang hang out dengan teman tapi topiknya hanya tentang rice paddies and apple fields. Ada yang set alarm tengah malam supaya bisa bangun terus harvest his blueberries! Banyak yang tidur dengan laptop menyala, supaya pas bangun langung ngecek farmnya. Kayaknya lebih ekstrim lagi dari bertani beneran, kalo dalam kehidupan nyata, para petani ga pernah segitu-gitu amat mau harvest plants dan jadi petani siaga gitu!


Tapi kegilaan orang-orang pada Farmville ini perlu direvisi juga. Tidak mungkin waktu kerja, belajar, riset, jadi harus tersita dengan game semacam ini. Aku sering ngamati teman, orang terdekat dan masih banyak lagi yang masih dengan tekun main game ini berjam-jam dari pagi sampe sore kalo perlu. Aku ingat bagaimana rasanya menghabiskan waktu di depan komputer mengurus kebun di Fairyland dan jalan-jalan ke kebun lain selama empat jam waktu weekend! OMG, apa saja dan ke mana saja waktuku pergi?


Well, what is the win-win solution for this?


Aku sudah pernah addicted di Fairyland. The main thing is, maen game seperti ini, pertama perlu kesabaran. Jika tidak sabar, kita akan terus berada di depan komputer untuk naik level, kerja keras dan kadang mengeluarkan penny beli modal. Worthless! Jadi, bersabarlah, nikmati prosesnya... jangan dilihat terus, diurus terus... dan ga usah ada perasaan harus panen, tanem, atau kucing harus terlihat gemuk dan terurus.


Kedua, bikin plan mengurangi jadwal main di Farmville. Misalnya tiap 8 jam sekali. Check aja pagi hari, terus siang waktu break, sore waktu mo dinner sekitar 10 menit. Kita toh tidak dapat blueberries, apple, milk dari Farmville, jadi kenapa produktivitas kita di real life harus berkurang? Kita malah harus perlu kerja keras cari uang, bikin paper, ngurus rumah tangga dan keluarga. Game online itu tidak membantu kegiatan kita, malah nambahin jadwal kerja kita di sana tanpa kita sadari.


Ketiga, pakai caraku~ aku ga mau nangkep/ngurus sendiri, jadi aku sering-sering posting my kebun di news (kalo ada). Biar orang lain yang catch. Ga keluar uang dan waktu. Kalau kebun kita lambat produktivitasnya, so biar aja, toh kemampuan kita ngurusnya juga begitu. At the end of the day, it’s just a game! Tidak perlu ada perasaan ingin dipuji karena kebunnya bagus/cantik/produktif… apalagi compete dengan orang yang levelnya tinggi. We’re not on a competition, ga pernah kan developer ngasi award ke yang naik levelnya cepet? Kalopun ada, itu kan di game… heheh, dimaenin gameJ


So friends, banyak bener tantangan mau sukses ya?


Jadikan game ini cuman tempat nyantai sesekali, bukan jadi petani dedicated yang tidak menghasilkan even satu biji blueberry pun di kulkasmu!


Perth,

Adapted and inspired by “Getting virtually back to nature” from The Global Edition of the New York Times (Monday, 2 November 2009)

Sunday, November 8, 2009

Ciri-ciri Orang yang Sombong


Semoga ini bisa jadi point untuk introspeksi diri bagi diriku dan teman-teman lain. Kuakui, diriku kadang suka sombong, padahal tidak memiliki apa-apa yang perlu disombongkan. Sifat ini menjadi cobaan bagi diri kita dan semuanya. Mari, kita perbaiki diri...


Tajuk :Sombong Pusaka Iblis
Artikel ini diambil dari koleksi artikel myMasjid :
http://wwwmymasjid.com.my/article/show.asp?id=2114

Sombong merupakan satu sifat keji yang dibenci Allah dan rasul malah oleh seluruh isi alam ini. Mengekalkan sifat sombong ertinya mengekalkan diri dalam kutukan Allah. Abu Laits Al Samarqandi meriwayatkan ; daripada Ka'bul Ahbar :
Orang yang sombong itu akan datang pada Hari Qiamat berupa orang sekecil semut, diliputi oleh kehinaan dan diberi minum "Thinatul Khabaal" yakni darah bercampur nanah daripada ahli neraka.

Sifat sombong atau ego ini hampir semua orang memilikinya , cuma sesiapa yang kuat mujahadah dan takutkan Allah sahaja berjaya mengikis sifat keji ini. Antara ciri-ciri seseorang itu ada penyakit sombong ialah:

1. Suka memperkecilkan orang lain lebih-lebih lagi orang yang dipandang hina dan lebih rendah taraf darinya.
2. Susah menerima sebarang nasihat, teguran atau kritikan daripada orang lain terutama orang di bawahnya.
3. Bermegah dengan keistimewaan anugerah Allah kepadanya, seperti cantik, berjawatan tinggi, kaya, bijak, mahsyur, dipuji orang, keturunan baik dan sebagainya.
4. Suka marah-marah kepada orang atau membentak-bentak orang di khalayak ramai.
5. Rasa diri hebat, sempurna, kuat hingga membelakangkan kehebatan dan kebesaran Allah samasekali.
6. Suka bergaul dengan orang yang setaraf dengannya sahaja.
7. Pendapatnya sahaja yang betul dan mesti diterima, orang lain salah dan tidak penting.
8. Susah minta maaf dan senyum pada orang lain.
9. Tidak pernah fikir kesusahan orang, ia fikir kesenangannya sahaja.

Apakah ciri-ciri di atas ada pada kita? Kalau ada ertinya kita memiliki sifat sombong, dan kita dalam kemurkaan Allah.

Perth,
Astaghfirullah... Renungan dari bilik hati yang terdalam...

Wednesday, November 4, 2009

Small things that can make me happy (^_^)


Lalalaaa...

1) Ngeliat foto Alila (my cute niece) dalam ban renang di tempat tidur

2) Bisa ngumpet di TRC (Teaching Resources Library) waktu kerja, sambil baca buku anak-anak bergambar sepuasnya

3) Jajan di Cafe Basement setelah ketemu Supervisor

4) Ndengerin Yanni sambil daydreaming

5) Mewarnai catatan pakai stabilo

6) Nulis blog

7) Nyanyi keras-keras kalo lagi curing room (lab)

8) Menikmati angin menggoyang daun-daun pohon dan bunga-bunga dari kaca jendela

9) Memotret apa saja pake kamera hape

10) Nibbling satu toples kacang mete sambil main Fairyland

Hahaaa...


Perth,
Just try to appreciate how things can be so meaningful to me!

Sunday, November 1, 2009

From "How to pass your thesis with flying colours!" Seminar


PhD thesis di universitas Australia tidak perlu oral defence. Kita hanya perlu submit thesis dan dikirim ke dua external examiners. Keduanya akan memberikan rekomendasi bahwa thesis kita lulus; lulus dengan perbaikan; lulus dengan resubmit dan failed. Very straightforward, ya?

Aku tahu beberapa orang skeptis dengan tipikal PhD thesis evaluation seperti di universitas Australia. It's just a method, untuk mengevaluasi pekerjaan candidate. Pada kenyataannya, tidak mudah juga menulis thesis yang bisa mewakili kita di depan examiner. Untuk itu, mari aku jelaskan beberapa hal mengenai PhD thesis.

Beberapa kriteria yang diinginkan oleh examiner:
"The thesis should demonstrate that the candidate has:
a) adequately surveyed literature relevant to the thesis
b) adequate skills in the gathering and critical analysis of information and report presentation
c) demonstrated the capacity to conceive, design and carry to completion independent research and,
d) made a substantial original and significant contribution to the knowledge or understanding in the field of study.
(source: http://research.curtin.edu.au/form.cfm#thesisexam)

Berdasarkan kriteria di atas, sungguh tidak mudah menulis thesis bermutu. Semua itu dimulai dengan critical literature review, formulate research questions menjadi rancangan riset, bisa menyelesaikan problem riset yang muncul, serta punya kontribusi yang signifikan di bidang ilmu. Tambahan lagi harus original, belum pernah dilakukan orang sebelumnya. Bukan purely original, tapi mesti unik, beda dan tepat.

Oleh sebab itu, karena kita tidak muncul defense sendiri thesis di sana, maka poin-poin tersebut harus dipenuhi. Kalau tidak jelas, kan examiner tidak bisa nanya sendiri untuk clarify.

Soal penulisan thesis, gaya scholar pasti bagus. Tapi ternyata, try to communicate your thesis in the simplest way so the audience will understand the story. Heavily critical analysis mungkin bagus, tapi jangan sampai blur ide di dalamnya. Clarity is important, terutama jika masalah itu baru dan kontribusinya besar untuk riset selanjutnya. Kita juga perlu confident dalam menulis, karena sikap ini akan terlihat. Semakin confident kita, maka semakin mudah tulisan itu dibaca. Jika kita tidak confident, kita akan berusaha make the writing up dengan berbagai cara, termasuk gaya bahasa meninggi.

Semua examiners ingin kita lulus! Karena mereka ingin membantu kita mengembangkan dan memperbaiki diri dengan feedback dari mereka. Just think like that, not necessarily, "pass or fail" saja.

In short, jenis assessment seperti ini, again, is just a method.

Hasil akhirnya yang paling penting, seperti:

apakah kita para kandidat doktor ini bisa menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan,

dan,

apakah begitu kembali ke tanah air bisa develop riset yang lebih baik serta banyak berkontribusi dengan skills yang kita dapatkan selama PhD study?

Jadi, bukan jenis assessmentnya, atau lebih-lebih lagi... bukan lulusan dari benua mana, ya Prof?:)

Perth,
It's a PhD, not a Nobel Prize!

Wednesday, October 28, 2009

Please don't cry, ah!



Aku baru ingat pernah nulis di buku ini: Galz, Please Don't Cry, rame-rame bareng mb Asma Nadia, etc.

Ceritanya sih, about patah hati berbuah prestasi. Gitu dong, galz, jangan patah hati lalu memingit diri sendiri di kamar. Kan masih ada hari esok yang penuh harapan... dan orang lain yang lebih baik untukmu.

Perth,
Semangat!

Monday, October 26, 2009

Indomie Goreng


Indomie goreng memang dahsyat! Tidak cuma rasanya yang enak, ya kan? Tapi ternyata bisa bikin aku menjalin persahabatan dengan Miranda, dari Belanda yang kami temui di Sydney.

Nasib, dah, pergi conference kok bulan Ramadhan. Akhirnya sore hari sebelum conference berakhir, aku harus ngacir pulang bantuin my hubby masak di kitchen hotel. Berhubung hotel kita kayak service apartment gitu, ada kitchen tempat memasak lengkap dengan peralatan dan bahkan bumbu-bumbunya.

Biasanya hubby udah selesai masak nasi saat aku pulang, so aku tinggal masak sayuran dan ngangetin lauk yang dibeli di Food Court Chinatown. Hari itu kami berdua sama-sama nyampe di hotel, jadi aku harus masak semuanya bareng hubby di kitchen. Karena lagi pengen, aku masak dua bungkus indomie goreng.

Saat sedang memasak, tiba-tiba ada wanita bule cantik berwajah ramah datang mo masak juga. So, kita share stovenya. Kayaknya dia cuman menjerang air bikin bubur instant, sedang aku merebus sayur dan Indomie.

Awalnya kita cengar-cengir, excuse me, excuse me aja. Taunya terus jadi kenalan. Namanya Miranda dari Twente, Netherlands. Saat ini dia lagi liburan di Sydney, dan rencananya mau kuliah di UNSW tahun depan. Kita berdua awalnya ya ngobrol biasa gitu, tentang asal, kerjaan, kuliah, etc. Begitu tau kita dari Indonesia, dia jadi agak ga enag gitu, karena belajar sejarah kalo Belanda dulu pernah menjajah Indonesia. Terus dia cerita banyak hal tentang sulitnya para bekas tentara tersebut coping dengan rasa stress setelah berperang di Indonesia. Banyak yang committed suicide, kata Mirre. Tragis!

Saat dia sudah duduk di meja makan dan menyantap bubur instantnya, aku jadi iseng. Maksudnya, iseng nawarin apa dia mau coba mie goreng instant made in Indonesia ini. Tak tahunya dia langsung oke-oke. So, aku siapin beberapa sendok mie untuknya di mangkok.

Miranda dengan groogy mencoba menyuap mie itu ke dalam mulutnya, tapi kok sulit banget. Aku ajarkan cara menggulung mie pake garpu. Terus dia masukkan mie itu ke mulutnya. Voila! Dia surprise! Dia suka rasanya!

Kalo denger orang bule menganalisa rasa, aku suka cekikikan sendiri. Soalnya keluar kata-kata seperti, "the taste is so intense..., spicy..., yes hot, but delicious, what a blend of tastes here, yummy, etc!" Mereka seperti mesin rasa ya, bisa menerangkan dengan detil rasa apa aja di mulutnya!

Menurut Miranda, mie instant ini rasanya beda dengan mie instant atau bubur instant yang pernah dia makan. Spicy banget, cocok dengan lidahnya yang suka rasa ekletik! Aku dan hubby senyum-senyum seneng aja, denger Mirre bisa appreciate rasa Indomie goreng. Mirre bilang, begitu sampai di Twente, dia akan ke toko oriental untuk mencari mie serupa~ udah cocok kali ya, ma Indomie goreng kita...

Setelah berjanji akan menitipkan beberapa bungkus mie di resepsionis hotel, kamipun berpisah dari kitchen karena kami akan berbuka. Sayangnya karena kami terlalu sibuk jalan-jalan, niat untuk memberi Miranda beberapa sample gratis jadi kelupaan. Saat terakhir berpisah, aku cuma sempet ngingetin kalo mie itu pasti ada di Belanda. Kan makanan impor global!

====================================================================
Sunday, 181009,
Hello Monita,
remember the little Dutchie from city lodge in Sydney?
I went to the shops yesterday (little Toko) and there I saw the noodles you were preparing. So I instantly was reminded of you and your husband. And of course I bought them and made a nice noodle meal yesterday. I like the combination of spices. And with some vegetables added it is just like a proper meal :).
I hope you are both doing well.
Best wishes,
Miranda

Mirre, aku tidak bisa berhenti giggling... hihihi...

Perth,
How sweet it is! Lagi-lagi makanan bisa mempertemukan kita dengan sahabat-sahabat baru di belahan dunia mana saja!

Saturday, October 24, 2009

Information Overload


Aku sudah lama cari cara untuk menjauhkan diri dari godaan internet and infonya. Kalau tidak ingat waktu adalah uang and ukuran profesionalitas, sudah lama punya beberapa blog, ikutan banyak online games and kehabisan waktu untuk connect dengan ribuan teman lama/baru lain...

Finally, waktu shelving Harvard Business Review edisi September 2009, aku temukan artikel "Death by Information Overload". Mungkin ini bisa jadi jalan bagiku untuk memperbaiki diri di bidang manajemen informasi. Kirain masalah diri sendiri yang kurang disiplin, tapi ternyata banyak orang juga udah devastated dengan surcharge of information di sekeliling kita.

Apa saja kekurangan dari information overload ini:

First, kita sebagai individual akan mengalami stress karena tidak bisa memproses banyaknya informasi yang kita terima. Semakin banyak kita berusaha connect dengan teman, emailing, atau ingin mengetahui semua informasi terkini/terbaru untuk tetap updating keingintahuan kita, maka semakin besar jaring informasi yang kita terima. Kalau kita terus berusaha merespon tiap info yang kita terima (misalnya email atau sms), kata researcher, it can demoralize you. Soalnya kita mengalami 'email apnea': "the unconscious suspension of regular and steady breathing when people tackle their email". How right is that!

Kedua, ternyata sering diganggu oleh email and sms/telpon terus-terusan bisa menurunkan daya pikir kita (IQ). Kupikir, kemampuan konsentrasi/fokus kita jika sering diinterupsi sendiri, akan menyebabkan otak kita mengalami kemunduran. Saat kita konsen/fokus dengan sesuatu, otak kita berusaha mencari jalan keluarnya, tetapi proses itu kita interupsi dengan email/news sering-sering, akhirnya otak mungkin mengalami kesulitan untuk memproses data kembali. Akhirnya alertness kita kurang dan itu mungkin yang dikatakan mempengaruhi IQ.

Ketiga, keinginan kita untuk terus update dengan always-available information bisa mengurangi intimacy dengan keluarga. Yah, kalo ada istri lagi nganggur, mbok ya diajak ngerumpi-ngerumpi ringan kek, tidak sibuk sendiri dengan laptopnya. Apalagi yang sudah punya anak, kasihan juga anak harus compete dengan Blackberry orang tuanya. Ada cerita jika seorang anak flush down Blackberry ortunya dalam toilet, karena desperate ingin diperhatikan. Kasihan (bukan BBnya!)


HELP FOR INDIVIDUALS
Untuk membantu kita menyaring informasi, gunakan prinsip Zen-like. Maksudnya, kita harus belajar 'let go' semua keinginan untuk mengetahui informasi completely. Kita tidak perlu kan, harus mengetahui tiap detik perkembangan suatu peristiwa? Kita perlu memodifikasi perilaku dan sikap kita sehingga tidak terlalu berlebihan menanggapi info yang masuk ke kita.

  • Gunakan GTD principle~ Getting Things Done method, untuk tetap disiplin dengan pekerjaan kita.
  • Gunakan inbox zero~ Segera beri respons pada email/berita yang masuk seperlunya.
  • Gunakan five sentences~ Beri respon pada email/news maksimum lima kalimat saja.
  • Gunakan technology~ to sort out email for you. Misalnya pakai prioritize Outloook message, atau katanya di Gmail page ada setting optional link yang bisa detach kita dari keranjingan emailling. Mendengar ini, aku bercita-cita ada yang bisa sort my email langsung tanpa pusing mikir mana spam, postgrad coordinator, teman, atau email penting yang harus segera direply.

The bottom line is, apa-apa itu ternyata tergantung mind set kita juga, and glad ternyata ini bukan masalah diriku sendiri.

So, mulai saat ini, aku perlu atur waktu untuk check my inbox, respond the messages shortly and effectively, serta quit dari hal-hal yang membawaku out of my recent focus.

Perth,
trying to be efficient, now...

Wednesday, October 21, 2009

Haven't met you yet



Lagu ini sangat optimis lo.

Awalnya kita suka melodi dan suara sengau Bubble aja. Tak taunya, begitu dengar liriknya, jadi excited!




...

I Might Have To Wait

I'll Never Give Up

I Guess It's Half Time

And The Other Half's Luck

Wherever You Are

Whenever It's Right

You Come Out Of Nowhere And Into My Life


And I Know That We Can Be So Amazing

And Baby Your Love Is Gonna Change Me

And Now I Can See Every Possibility


Perth,
be optimistic, dear sisters/friends... he/she will find you soon... Amin.

Friday, October 16, 2009

Paperku... paperku...

s
Saat mengerjakan PhD ini, aku mau ingin sekali punya banyak publication. Entah itu jenis paper conference, journal ataupun hanya presentation lokal di kampus/industry, yang penting berani maju, cerita dan dapat feedback lewat publication tersebut.


Ternyata publikasi itu perlu dirancang. Apalagi kalau kita punya banyak temuan baru yang super hot dan perlu segera disosialisasikan. Termasuk apakah motivasinya karena ingin menyumbang pada knowledge, jadi terkenal di bidang tertentu, atau mo jalan-jalan lewat conference. Hehehe... Tapi lho, tipe supervisor kadang bisa membuat kita termotivasi publish paper. Supervisorku orangnya suka publikasi dalam jumlah besar dan dengan kualitas acceptable. Sedang supervisor seorang temanku, hanya meminta paper dalam jumlah terbatas tapi publish di jurnal terkenal.

Bagusnya, supervisorku selalu memberikan kita kesempatan untuk selalu updating riset di masyarakat ilmuwan. Kita jadi lebih cepat dapat feedback dari kalangan scientist lokal dan internasional tentang hasil penelitian yang singkat dan jelas tadi. Sedangkan jeleknya, hasil paper singkat sangat terbatas daya analisisnya, sehingga mungkin index citationnya tidak terlalu tinggi.

Kalau supervisor temanku, sangat perfectionist, karena ingin masuk jurnal dengan impact factor yang besar, sehingga data maupun analisis njilimet harus dilakukan walaupun perlu banyak waktu. Jurnal dengan impact factor yang tinggi akan meninggikan index citation, dan otomatis hasil riset temanku akan terkenal lebih lama di khalayak ilmuwan. Cuman itulah, perlu waktu, kesabaran dan ketenangan dalam menghasilkan pekerjaan dengan kualitas tingkat tinggi begitu.

Untuk mengimbangi supevisor jenis pertama, setelah dapat banyak data, maka kita bisa mulai menganalisis pekerjaan kita dan rangkum semua temuan untuk dipublish di jurnal yang punya high impact factor. Jadi kekurangan dari publish di conference bisa teratasi.

Sedang untuk mengimbangi kebosanan mengerjakan pekerjaan dari tipe supervisor kedua, kita mesti pintar-pintar cari koneksi dan kesempatan mempresentasikan hasil riset kita, agar rasa jenuh mengambil data terus-menerus terobati. Kadang quick feedback and comment dari orang lain itu perlu banget lo. Terutama ngerasain 'jalan-jalan' dan ketemu scientist lain dalam suasana informal. Kan kita perlu 'treat' juga setelah bekerja keras seperti mesin di lab.

So, banyaknya publikasi yang dihasilkan juga tergantung tipe student kayaknya. Kalo tipikal sepertiku yang cepet bosenan, mungkin publish-publish banyak dalam waktu singkat akan lebih menyenangkan. Tetapi yang paling bagus itu yaa tekun, rajin, sabar dalam mengolah dan menganalisis berbagai kemungkinan, jadi bisa bikin high quality papers.


Perth,
seperti barang obralan saja, paper, paper... yang banyak ya~

Tuesday, October 13, 2009

Please pray for this area of concern...


Tiap pagi sambil memasak aku mendengarkan radio Sunshine, 98.5FM, yang sebenarnya radio Christian. Ya, sulit juga cari radio Islam di Perth. Tetapi soal materi Christianity, sama sekali tidak aku dengarkan, karena aku perlu sedikit keributan dari lagu-lagunya yang lebih simple dari radio gaul atau too mellow seperti dari Classic FM.

Di acara pagi juga, aku sering mendengarkan, slot ini... "Please pray for this area of concern..." maksudnya minta semua pendengar mendoakan sebuah kesulitan maupun problem yang tengah dihadapi masyarakat Christian di suatu daerah atau negara.

Aku cuma tergugah, karena ajakan berdoa untuk semua yang kesulitan masih ada terdengar di sini hampir setiap hari. Acara ini mengingatkanku bahwa kita ini memang bagian dari masyarakat secara nasional dan global. Coba ingat siapa aja yang tidak butuh orang lain? Semua perlu orang lain, kan. Nah, kalo saudara sesama muslim, jarang kita ingat, gimana mungkin kita bisa mendoakan mereka. Kita lebih sering mengingat kelompok terdekat kita. Jarang kita memikirkan semua yang jauh dan dekat itu sebenarnya bagian mata rantai dari sebuah sistem besar yang bersama-sama seharusnya berhimpun mengabdi pada Allah.

Hmm, soal doa-mendoakan orang ini, aku ingat kebiasaanku dulu. Jaman kuliah di Jogja sebelas tahun lalu, tiap lihat pengemis, orang susah, penjual dekil dan kecapekan, aku selalu teringat untuk mendoakan mereka. "Ya Allah, karuniakanlah kepada bapak itu rezeki yang banyak hari ini... Amin." Tentunya tidak lupa menyelipkan sumbangan sekedarnya.

Aku tidak tahu apa itu bermakna. Tetapi ternyata sering mendoakan saudara, teman, sesama muslim atau masyarakat pada umumnya secara eksplisit atau implisit, akan kembali ke kita juga lho. Perbuatan baik itu, mungkin dilakukan orang banyak juga, yang kemudian akan mengimbas pada kita. Jadi, kalau kudoakan mereka, secara ga langsung mendoakan diri sendiri juga, kan. Katanya kalau rajin berbuat baik, akan dibalas Allah secara langsung, tidak langsung dan dari jalan yang tidak disangka-sangka. Makanya, semakin banyak orang yang mendoakan, mudah-mudahan permintaan itu akan dikabulkan Allah. Karena, mungkin ada di antara para pendoa yang doanya didengarkan Allah, dan insha Allah, jika ada yang diijabahi Allah, terkabullah permintaan itu.

Aku juga sering lupa minta didoakan teman/saudara/orang tua kalau sedang menghadapi masalah-masalah sulit, kadang kok ga ingat kalau minta didoakan itu lebih mulia daripada curhat sambil ngomel tak keruan. Ngomel toh tidak membantu, tetapi kalau minta didoakan, mungkin saja kesulitan yang tadinya menghimpit kita jadi lepas. Nah, apalagi kita rajin berdoa buat orang lain secara diam-diam. Mungkin saat begini ada saja balasan orang lain. Siapa tau ada yang diam-diam melihat wajah kita sumpek aja, lalu membantu mendoakan dalam hati, ya kan?

Nah, kembali ke 'area of concern tadi'. Mudah-mudahan tanpa suruhan radio seperti itu, kita jadi rajin mendoakan sesama, terutama saudara yang muslim. Terutama saudara yang sedang tertimpa bencana. Jika tidak mampu menolong, ya doakan saja secara intens dalam shalat kita. Apalagi keluarga dekat, adik, kakak, teman, pakde-bude, etc yang sedang kesulitan. Daripada digossipin ato diomelin, mendingan sumbang doa aja sana...

Perth,
"Ya Allah, berilah kemudahan dan kelancaran urusan bagi saudara-saudaraku yang sedang tertimpa bencana di Indonesia, ya Allah. Berikanlah ketabahan dan kembalikanlah milik mereka lebih banyak dari yang mereka miliki dulu, ya Allah."

Thursday, October 8, 2009

Status kita di FES-BUG!



Aku baru beberapa bulan buka account di FB. Positifnya, bisa silaturrahmi sama teman-teman lama dan baru di cyberspace. Negatifnya, aplikasi game Fairyland ngabisin waktuku aja, buat catch wildlife and visit kebon-kebon orang!

Di FB kita kan bisa update what's on your mind. Kalau kuamati, ada berbagai tipe orang yang suka update statusnya.

Pertama, jelas-jelas suka pamer, misalnya, nulis:
"lagi di..." paling norak kalo "lagi di airport A..." cie, maksudnya lagi commute gituh? di airport?
kenapa ga ada yang update status kalo lagi di terminal angkot, misalnya, atau lagi di pasar becek... kurang keren, ya? Terus yang paling baru, misalnya "lagi di kota S... enaknya mampir di warung apa, ya?" ...pamer kalo lagi makan yang orang lain ga bisa makan, ya?

Kedua, yang suka complain remeh-temeh, misalnya... "lagi bosen, lagi ga tau mo nulis status apa," atau paling jengkel, "lagi sarapan/makan siang/etc..." Astaga, gini aja, kok diupdate. Itukan emang dialami semua orang. Kalo lagi bosen, mbok jangan bilang-bilang. Mencoba menyebarkan energi negatif ke seluruh penjuru dunia, ya, lewat status? Atau sebenarnya lagi nunggu ditanya dan dikomentari, aja?

Ketiga, yang selalu update berita terkini, kayak tivi atau radio aja. Kalo yang ini, aku suka juga baca status yang update peristiwa and berita-berita hot. Lumayan, bisa ngikutin berita gratis, cepet lagi, karena bisa share di FB.

Keempat, teman yang suka memberikan tausyiah atau menulis kalimat doa. Kita sering dapat update tausyiah, petuah, nasihat yang bagus-bagus. Ngingetin untuk beribadah, bersedekah atau berbuat baik, posting hadist and ayat Quran. Aku suka yang ini. Terutama saat Ramadhan, mereka selalu membantu mengingatkan kita dalam kebaikan.

Kelima, yang paling kusuka, kalo ada yang bikin komentar kocak bermutu hasil pikirannya sendiri. Beneran! Aku suka terkesan ma mahasiswa-ku yang super kocak abis, kalo bikin komen sepertinya hasil perenungan tingkat tinggi aja. Padahal cuman sesuatu yang simple and ada di sekitar kita sehari-hari. Keren!

So, impactnya,
teman-teman dari grup pertama dan kedua, biasanya, maaf ya, aku HIDE dari my wall.
Sedang teman jenis ketiga sampe kelima yang memberi pencerahan, selamat loh, tidak aku HIDE!

Berarti memang benar teori 'nature and nurture'. Kalau kita mau grow up dengan sikap positif, empati, knowledgeable, religious dan punya sense of humor yang smart, kita mesti pilih-pilih jenis update status teman yang benar.

Aku jarang update my status. Soalnya pengen bikin yang mutu, tapi gag bisa. So, nikmati status orang ajalah, yang penting diriku bisa jadi lebih positif!

Perth,
syukurlah ada option HIDE, jadi isi status bisa disaring:) hihihi...

Monday, October 5, 2009

Bunga-bunga di Perth

Katanya suka bunga.... mana, foto-fotonya?

Heheh, mungkin ada yang nanya begitu. Sejak hari pertama sampe di Perth, aku udah terkagum-kagum sama bunga-bunganya. Waktu di UK dulu juga begitu, tapi berhubung lagi suntuk plus stress sama dissertation, ga sempet mengagumi dan mengabadikan bunga-bunga indah tersebut. So, barulah di Perth ini sempet sekali untuk berfoto-foto dengan bunga. Sampe nangkring bentar di halaman orang, gpplah...



Black Kangaroo Paw. Cantik banget ya. Tadinya itam arang semua bunganya, tapi pelan-pelan keluar kelopak ijo muda. Kayaknya sejenis anggrek gitu.


Bunga biru ini, seperti lili tapi dengan kembang kecil-kecil. Ada sih, di Indo, tapi tempat-tempat dingin aja. Di Perth, bunganya gede-gede, banyaaakkk lagi.


Paper daisy. Kembang aster liar kalo di sini. Tapi yang ini ga liar ding, ditanam bagus-bagus kok di depan kampus Curtin dan Kings Park. Adanya pas Spring aja. Kalo dipegang bunganya, ya kayak kertas gitu, keras. Tapi batangnya soft dan halus seperti batang bunga-bunga liar. Maunya mekar waktu ada matahari. Waktu mendung pada kuncup...



Bunga blue bush ini ditemukan di samping lab betonku. Pertama kali liat, langsung aja tanpa malu-malu minta difoto bareng. Abis, bener kan, minggu berikutnya udah pada rontok bunga-bunganya. Bunganya halus-halus, terus banyak lebahnya. Birunya itu ga nahan... bagus yah.



Freesia liar. Wangi banget, kayak EDT or body spray Freesia dari Marks & Spencer. Semuanya tumbuh di antara rumput-rumput liar di Perth ini. Kalo di Araluen, hutannya jadi wangiiiii banget. Sempet juga tuh, aku kumpulin di pinggir jalan Oats St. Pas ditaruh dalam vas di rumah... wah, wanginya, memenuhi ruangan apartemen!!!



Bunga daisy versi hard bud. Aku ngarang-ngarang aja lo, namanya... sori, hehehe... Kembang ini bagus banget, aneka warna, matching lagi sama pakaianku. Bunganya lebih keras dari paper daisy tadi, terus batangnya pendek-pendek membentuk perdu.



Bunga ini tumbuh di dinding dekat office 001. Wangiiiii banget. Satu lagi yang fragrancenya kayak parfum. Sekarang masih bunga aja, seminggu kemudian udah ganti bunga-bunga itu dengan daun. Makanya, kalo bunga-bunga spring, cepet-cepet yah, difoto. Ntar keburu abis, tinggal daun doang.



Ini pasti semacam daisy berwarna highlight. Iya, warnanya kayak stabilo aja, shocking pink, shocking yellow... Aku baru sekali ini liat bunga-bunga ngejreng begini.


Finally, tulip-tulip ini. Aku bener2 hillarious deh, liat semuanya. Sampe 3 jam ga cukup rasanya berfoto dengan segala warna. Alhamdulillah, Allah... sungguh hepi di antara ciptaanMu yang penuh warna dan rupa ini.

Subhanallah...



Perth,
kenangan saat spring pertama in Perth... (2007)

Friday, October 2, 2009

Kreatif, berani, pe-de


Sikap kreatif, berani dan percaya diri adalah beberapa kata kunci yang kita gunakan dalam menghadapi tantangan dalam perjalanan heroik hidup kita.

Aku baru sekali bertemu Cerise, salah satu teman kerja di library. Cerise punya kecantikan eksotis dan selalu tampil percaya diri, layaknya wanita-wanita Afrika yang pernah kutemui di UK atau Australia. Saat ini ia hampir menyelesaikan undergrad degreenya di bidang fotografi.

”Fotografi?” tanyaku penuh kekaguman. Anyway, aku agak-agak sensi dengan yang judulnya foto-foto, bukan karena tidak sempat jadi model, tapi karena aku suka melihat foto-foto indah.

“Are you going to work in a magazine or publisher?” aku bertanya lagi sambil membesarkan bola mataku. 
Excited, gitu, hihihi.

”I don’t think so. The magazine is just for talented photographers. I am not that good, but I can do well a bit…” jelas Cerise.

Oh, wow! Pikirku sambil memutar otak. What are you going to do, then, when you’re graduate? Kayaknya kalimat itu tidak sampai hati terucap olehku.

Tapi, Cerise sepertinya bisa membaca pikiranku.

Dengar jawabannya, ”I’ll find a way. I am not scared. I am creative. I can do whatever I want. We’ll see how it goes!”

You’re RIGHT, Cerise! 

That’s the key! Being brave, creative and confident can help you to reach out your dreams, everything you want in life!

Aku teringat saat pertama kali ingin sekolah lagi. 

Berbulan-bulan aku ’ditantang’ bukan ’ditentang’ my hubby yang ingin mengetahui apakah aku siap menghadapi kesulitan continously 3-4 tahun tanpa berani mundur barang sekejappun.

Dasar compulsive risk-taker...
for me, ‘being challenged’ means ”welcome to an exciting journey!” sehingga akhirnya memberanikan diri untuk maju ke medan perang.

"Telah kubakar jembatanku!" maksudnya, ga ada kata mundur, soalnya 'jembatan' ke arah belakang itu udah ambruk terbakar semangat!

”Aku takut, tapi aku harus menghadapinya,” kataku pada diri. Pasti ada sesuatu di balik perjalanan ini, lanjutku lagi. Walaupun aku akan banyak menangis, tidak termotivasi atau menderita, pada akhirnya perjalanan itu hanyalah sebuah perjalanan untuk menemukan diriku sendiri dan cara mengabdi kepada Allah…

It does true. This is a painstaking process.


Banyak up and down-nya, non stop and never-ending. One day you happy, the next day your down. One day you’re happier than yesterday, the following day I come to cry in front of my hubby, saying, “Why is this happening?”

Itulah dulu. Now, kenapa kita harus berani, kreatif dan percaya diri?

To be honest, kalau kita memang tidak berani, maka kita akan berhenti di awal perjalanan. Kita harus berani dulu, baru kita bisa menyemangati diri untuk memulai sesuatu yang besar. Semangat itu datangnya harus dari dalam diri dan bukan karena sifat tak baik seperti dengki atau ingin sama dengan orang lain saja. 

Dalam prosesnya, kalau kita tidak kreatif, sudah lama kita berputar-putar mencari arah dan kebingungan. Kreativitas bisa terbentuk sendirinya saat keadaan memaksa. Kita tidak perlu kuatir peralatan atau sistem belum ada, kita toh bisa mencari cara agar semua tersedia. Kita juga bisa belajar cara menggunakannya sambil mengakomodir ide-ide kita lainnya.

Pendeknya, tak ada rotan, akarpun jadi. 

Juga benar, kalau kita tidak menumbuhkan rasa percaya diri, sudah lama kita jalan di tempat. Tiap ditentang, mestinya kita akan semakin termotivasi. Kalau kita percaya diri, maka tiap jegalan dan tentangan itu akan menjadi seperti sebuah batu loncatan agar lebih baik.

Satu pesanku lagi, walaupun berasal dari Indonesia, Asia, kadang sering diremehkan bangsa lain yang lebih lancar berbahasa Inggris, janganlah kita sampai kehilangan sikap berani, kreatif dan percaya diri tadi. Tidak selalu kemampuan berbahasa berbanding lurus dengan kesuksesan studi di negara lain. 

Keep going, kan kita juga berusaha, mudah-mudahan saja hasilnya bagus.

Perth,
Bismillah, “I’ll keep moving to finish it” and be brave! Because I believe in one thing:
“You wouldn’t have been accepted into this program if you hadn’t shown the abilities needed for completion… You can complete your own heroic journey…” kata buku Doctorates Downunder.

Monday, September 28, 2009

Tour de Campus


Jadi dosen yang kerjaannya kampus to kampus, maksudnya belajar di kampus, kerja di kampus, balik lagi riset di kampus, aku dan hubby berusaha develop habit baru yaitu tour de campus di daerah/negara baru yang kami kunjungi. It's just untuk membandingkan dengan apa yang kami ketahui saat ini, dari berbagai segi, misalnya lay out bangunan, fasilitas library, keunikan suasana belajar di kampus, etc.


Saat pertama kali diajak ikutan tour de campus rasanya aneh dan lucu. What's for?

Ternyata punya hubby yang 'cowok kampus abis' begini bikin mata lebih terbuka. Menurut hubby, melihat fasilitas kampus dan riset (maklum, orang lab) di universitas lain, membantu kita mengetahui kelebihan kampus tempat kerja kita dan kekurangannya. Jadi begitu kembali ke kampus tempat mengabdi, kita punya segudang ide cara memperbaiki hal-hal yang perlu ditingkatkan. Tidak hanya menunggu suruhan dari atasan, karena kita udah experience sendiri di kampus-kampus lain tersebut.


UNIVERSITI TENAGA NASIONAL (UNITEN, MALAYSIA)
First uni yang pernah kami kunjungi berdua, adalah Universitas Tenaga Nasional, Kuala Lumpur. Lokasinya di dekat Putrajaya, Bangi. Kampusnya besar sekali, dan semua terlihat lengkap, lab, asrama mahasiswa, kantor rektorat, fakultas, etc. Berhubung kita sudah telat sampai di kampus tersebut, jadi tidak ada acara visiting jurusan Teknik Sipil dan labnya. Padahal aku sudah menunggu-nunggu ingin melihat peralatan dan riset yang mereka lakukan. In general, kampusnya bagus, tertib, rapi, dan besar, bisa kita tiru di Univ Riau nanti.



HO CHI MINH UNIVERSITY OF TECHNOLOGY, VIETNAM
Uni kedua, yaitu Ho Chi Minh University of Technology. Tujuan kami adalah Concrete Lab Civil Engineering Department untuk melihat riset beton geopolimer di lab tersebut.




Berhubung mereka punya banyak research student (undergrad and master), aku jadi punya banyak kesempatan tanya-tanya dan keliling-keliling ditemani students tersebut. Mereka sangat kooperatif dan mau menjelaskan cara penggunaan alat, proses riset dan berbagai info menarik lainnya.






Yang paling menarik, mereka punya berbagai alat, walaupun dalam skala mini (bukan large scale), dan sangat berguna untuk skala trial mix. Kalau begitu, kita tidak perlu buat material dalam jumlah besar, hanya secukupnya saja dan bisa dites semua propertiesnya (strength and durability).




UNIVERSITY OF NEW SOUTH WALES, AUSTRALIA
Kunjungan ketiga, yaitu UNSW, jurusan Civil Engineering.



Sebenarnya aku tidak sempat buat appointment dengan siapapun.






Tetapi kami bisa menikmati library yang gratis, suasana kampus yang super nyaman, bersih dan teratur. Akan jadi berarti lagi kalau aku bisa melongok lab mereka yang terkenal.





Tiap level di bangunan Jurusan Teknik Sipil, terdiri atas berbagai ruangan lab, ruang serbaguna dan ruangan dosen satu KBK. Seru banget rasanya melihat nama-nama famous yang biasanya kita temui di jurnal saja.




UNIVERSITY OF SYDNEY, AUSTRALIA
Kunjungan keempat, ke University of Sydney. Uni ini punya bangunan kuno heritage jaman dulu yang sama suasananya dengan di UK. Aku sempet seneng bisa experience lagi perasaan masuk gedung kuno di UK di university ini.




Quadrangle lawnnya, very famous di prospectus Uni Sydney. Bentuk bangunan yang kuno, mahasiswa yang banyak dan suasana kampus nyaman untuk aktivitas seputar kampus, benar-benar jadi pengalaman indah mengunjungi Uni Sydney.




Kita sempat shalat di Islamic Prayer Room yang lega dan luas. Rupanya UniSyd concern juga dengan agama kita. Di salah satu tempat makan ada penjual kebab yang kiosnya gede banget dan dikunjungi banyak student untuk lunch.




Kita juga mengunjungi area Engineering yang rame dan aaahhh, keren abis ini! Aku paling suka park ini. Capek-capek abis baca paper, kita bisa duduk nyantai contemplating di sini.




Aku juga sempet melongok lab beton mereka. Banyak kerjaan juga, ya:)




Akan ada banyak kunjungan lagi, I hope, Insha Allah, di masa mendatang. Mudah-mudahan apa yang kita lihat dan alami bisa dialami juga oleh students di Univ Riau nanti. World class campus dengan academic environment and library untuk menunjang teaching and research... Amin.

Perth,
Boleh PhD lagi, ga di UNSW?:)