A lecturer, an engineer, a learner, a researcher, a reviewer, a traveller, an adventurer. Love plans and plants.
Saturday, December 26, 2009
Just Info and Entertainment
Syukurlah, Alhamdulillah, berita besar ni, akhirnya MUI memberi fatwa haram bagi infotainment yang menyebarkan gosip.
Menurut definisi dari Wikipedia (kurang valid, ya?), infotainment berasal dari kata information dan entertainment yang digunakan untuk meningkatkan popularitas seseorang atau produk.
Lha, kalau begitu tayangan tersebut memang hanya bertujuan untuk mendongkrak popularitas supaya lebih banyak penonton menonton filmnya, membeli lagunya, atau membaca buku si artis. Tetapi, berapa banyak artis yang diungkap di infotainment tidak ada hubungannya dengan lagu, film atau buku? Bukannya soal buku, lagu atau karya seni yang mayoritas dibahas, justru kehidupan artis dengan tutur kata bergaya menggosip.
Tipikal acara infotainment memang dibuat ringan dan menghibur. Tidak banyak yang bertujuan menginspirasi orang. Mayoritas memang ingin mengungkapkan sensasi-sensasi dalam hidup artis. Kalaupun ada artis menginspirasi, seringnya yang dibahas adalah perkembangan terkini mereka saja dan yah, tidak terlalu signifikan buat penonton.
Nah, entah mengapa di Indonesia, acara yang dikategorikan hiburan beginian diputar nyaris lima kali sehari di sebuah tivi. Kalau punya lima siaran tivi, bayangin saja, kita dijejali acara yang hampir-hampir sama isinya hampir tiap jam! Apa tidak ada cara lain untuk menghibur orang? Hanya karena rating yang tinggi dan keuntungan untuk tivi?
Isi infotainment sering kali membosankan dan berlebihan, karena umumnya berkisar pada soal:
a) kehidupan sehari-hari artis yang sama sekali tidak dapat dijadikan panutan atau inspirasi, karena semua orang tidak hidup sebagai artis
b) huru-hara rumah tangga artis yang perlu dilaporkan perkembangannya dari detik ke detik
c) opini yang mayoritas dangkal dari artis tentang masalah aktual
d) kehidupan cinta artis dan tiba-tiba menyeret pasangan yang tidak artis ikut-ikutan ngetop
Panjang lagi dah, kalau dibahas satu-persatu dan sudah jelas tidak mendongkrak penjualan lagu, buku atau film secara drastis. Yang penting isinya bombastis.
Lalu, kalau memang ditujukan pada info dan entertainment, kenapa infotainment hanya berat sebelah membahas artis? Bukankah publik figur seperti guru besar, politikus, anggota DPR bukan dari kalangan artis, atlit, penulis, pengusaha terkenal atau sosok-sosok lain di sekitar kita tidak pernah masuk infotainment? Bukankah kalau mereka ada di infotainment lengkap dengan cerita inspiratifnya (bukan gossipannya), sukur-sukur masyarakat tertular dengan sikap-sikap mereka. Selain lebih inspiratif, bermanfaat, juga dapat membantu merubah mind set masyarakat menjadi lebih positif serta kreatif.
Jadi, acara infotainment akan lebih berbobot, karena semua orang tidak dibombardir dengan publik figur yang diartikan secara sempit (hanya artis) saja. Kan asik, kalau ada profil inspiratif masuk tivi dengan tayangan ala infotainment, ya toh? Pasti lebih berguna untuk kembali mencerdaskan masyarakat Indonesia dalam waktu jangka panjang.
Siapa tahu dengan ekspos profil-profil bermutu tersebut sehari-harinya, akan bertambah banyak munculnya anak muda yang mau jadi peneliti, pengusaha, penyelamant lingkungan, penemu, dan sebagainya. Yah, daripada banyak yang ingin jadi artis, bergaya hidup artis, ataupun hanya se ngetop artis!
Perth,
heuys,... social maggot:)
-
Semoga ini bisa jadi point untuk introspeksi diri bagi diriku dan teman-teman lain. Kuakui, diriku kadang suka sombong, padahal tidak memili...
-
Perth termasuk tempat beriklim Mediterranian, maksudnya memiliki musim panas yang kering dan curah hujan tinggi di musim dingin. Monaco, Rom...
-
Soal kucil-mengucilkan ini sering kita alami, kan? Kadang-kadang hati jadi panas membara mengingat perlakuan tidak adil dari teman-teman ata...