Thursday, October 28, 2010

Cara praktis merasa bahagia


Serunya ketemu tips dari Marie Rowland (Body & Soul Sunday Times June 27, 2010) tentang cara praktis untuk merasa bahagia. Kutambah dengan beberapa tips lain untuk menyempurnakan cara Marie tersebut ya.

Kadang-kadang dalam menjalani hidup ini, kita sering merasa berada dalam lingkaran setan dari keinginan untuk eksis, mencapai segala macam cita-cita maupun berusaha tampak bahagia. Bukannya tambah bahagia dan produktif, kita malah merasa terjebak, kelelahan, stress dan tidak bahagia. Lucunya... mencapai kebahagiaan dengan tidak berbahagia! Beberapa tips praktis berikut yang sangat handy, untuk mengatasi saat kita merasa lebur dalam ketidakbahagiaan.

a) Dengarkan lagu-lagu nasyid/rohani, misalnya lagu Raihan yang sarat makna dan banyak mengingatkan kita seperti Puji-pujian dan I’tiraf. Insya Allah lebih bersemangat dalam menghadapi hal-hal yang membuat kita merasa sedih sendiri.

b) Bacalah atau dengarkan surat Ar-Rahman, Al Quran, yaitu sebuah surat yang mengingatkan kita untuk tidak mendustakan nikmat-nikmat Allah untuk kita. Surat itu menenteramkan hati yang merasa lemah dan selalu kekurangan, insya Allah, Allah meridhai nikmatnya untuk kita saat kita membacanya.

c) Jangan selalu membandingkan diri kita dengan orang lain dan apa yang mereka miliki. Jika kita terus-terusan merasa kurang, memang sudah pasti kita akan kurang. Coba buat list apa yang telah kita miliki, lakukan dan hal-hal yang kita syukuri. Dijamin kita tidak merasa rendah diri karena dalam hidup kita pasti pernah melakukan hal-hal penting juga.

d) Lakukan kebaikan pada orang lain, meskipun itu hanya hal-hal kecil. Memberi senyuman, berbagi sepotong coklat atau kue, mengatakan hello, membantu mengangkat tas belanjaan, hingga menanyakan ‘RUOK?’ Semua itu bisa mengangkat kembali rasa kurang berguna atas diri kita tadi.

e) Coba berhenti sejenak menggunakan jejaring sosial seperti Facebook, BBM, atau Twitter. Bergaul saja dengan orang-orang di sekeliling kita dan teman-teman yang bisa kita temui. Sekali-sekali jika sumpek, aku berusaha mengobrol di kantin kampus dengan teman-teman dekatku. Begitu berbicara dengan mereka, aku sering merasa lebih lega, karena mereka pintar membuatku merasa berarti kembali. Hiks.

f) Pikirkan hal yang kita miliki dan membuat kita bersyukur karena memilikinya. Bisa jadi anak-anak yang sehat dan lucu, suami yang setia, keluarga yang suportif, orang tua yang penyayang serta tetangga yang baik membuat kita merasa lebih bahagia.

g) Banyaklah membaca kisah-kisah kaum Dhuafa atau kaum miskin papa untuk menaikkan rasa syukur kita. Begitu banyak orang yang lebih sengsara dari kita, jadi mengapa terlalu membesar-besarkan rasa tidak bahagia diri kita ini.

Perth,
semoga membantu:)

Sunday, October 24, 2010

Kings Park dan Festival Bunga Musim Semi


Kings Park, sebuah kebun raya di kota Perth yang kukenal melalui sebuah novel karya seorang penulis FLP. Ia bercerita mengenai dua orang mahasiswi yang suka datang untuk berpiknik dan menikmati bunga-bunga di Kings Park. Dalam bayanganku, Kings Park itu seperti padang rumput luas dengan semak bunga di sana-sini. Tetapi saat aku melihat sendiri tempat itu, barulah aku mengerti perasaan si penulis yang ingin mengabadikan Kings Park dalam tulisannya. Tempat itu memang membantu kita mensyukuri ciptaan Allah yang ditata sedemikian rupa, berlatarkan langit biru, sungai biru dan pohon-pohon hijau. Tenang dan tenteram rasanya.

Kings Park terletak di sebelah atas pusat kota Perth. Letaknya hanya sekitar setengah kilometer dari Perth CBD dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki, naik sepeda maupun naik bis no 37. Menurut ukurannya, Kings Park termasuk taman terbesar di dalam kota mengungguli Central Park di New York.



Selain menyuguhkan pemandangan spektakular mengarah ke kota Perth, pengunjung dapat mengamati sungai Swan yang membentang hingga ke perairan Melville. Tak heran jika tempat ini tidak pernah sepi dari pengunjung yang ingin menikmati kota Perth hingga malam hari. Bahkan kalau malam pergantian tahun dan Australian Day, tempat ini sangat sesak dengan orang-orang yang tidak melewatkan pemandangan indah ke arah kota Perth. Pendeknya, urusan pemandangan indah, tidak perlu kecewa deh, dengan Kings Park.



Musim semi adalah waktu yang paling kutunggu-tunggu untuk mengunjungi Kings Park. Festival bunga musim semi menampilkan bunga-bunga liar dari seluruh penjuru Western Australia ditata sedemikian rupa di sana. Semuanya gratis, bisa dinikmati sepuasnya, maksudku, bisa digunakan untuk berpose sesukanya. Bunga Paper Daisy warna pink dan putih ini adalah bunga terbanyak yang ditanam pada musim semi. Tampaknya bunga ini tidak keberatan tumbuh di pasir yang memiliki sedikit humus di sana.



Bunga-bunga native seperti Kangaroo Paw berbagai warna dan bentuk turut menghiasi musim semi yang indah ini. Berbagai tanaman lain seperti banksia, bottlebrush, waxflower, starflower, ribbon fire, pimelia, grass tree, semuanya semarak mewarnai kebun luas tersebut. Indah dan menakjubkan bagi para pecinta bunga dan tanaman.



Tak bosan-bosannya kami berkeliling taman sekedar untuk mengamati polah burung-burung dan tiap tanaman berbeda. Pengunjung bisa berjalan, duduk atau tidur di rumput hijau rapi yang terbentang di kebun Kings Park. Tapi harus hati-hati, karena rumput di dekat kolam air mancur tersebut banyak kotoran itik.


Ada beberapa tempat menarik lain yang dapat dikunjungi seperti berbagai tugu memorial berada di taman besar tersebut, seperti War Memorial tempat upacara dini hari ANZAC setiap tahun dan Bali Memorial untuk mengenang peristiwa bom Bali.



Hasil karya seni juga menghiasi taman menarik itu seperti Edith Cowan Clock yang berada di pintu masuk Kings Park, DNA Tower dan Aboriginal Art Gallery. Jacob's Ladder merupakan tangga panjang yang menghubungkan Kings Park dengan tepian sungai Swan. Tangga ini jadi tempat paling populer untuk berolahraga selain Tennis Club di Kings Park. Berbagai parkland untuk keluarga juga membentang luas di kebun itu, seperti Synergy Parkland dan Lotterywest Family Area.



Satu lagi tempat menarik yaitu Lotterywest Federation Walkway Arched Bridge, jembatan lengkung dari baja dan kaca sepanjang 52m yang terletak di ketinggian 16m dari permukaan tanah. Pemandangan dari jembatan kokoh ini begitu mempesona, karena pengunjung dapat langsung menatap pertemuan Canning dan Swan river, bangunan di sekitar sungai Swan, South Freeway, dan suburb Como.


Hm, andaikan, andaikan di Pekanbaru ada tempat sebagus ini, ditata rapi, tidak penuh sesak dengan orang berjualan, pemandangan million dollar...

Perth,

di saat menikmati keindahan King's Park, dan mencoba untuk tidak merasa kehilangan, hiks.

Wednesday, October 20, 2010

Belajar untuk mendekat pada Allah


"Oh, masih sekolah juga?" tanya seorang teman suatu hari.
He-eh, aku cuma bisa cengar-cengir.
"Heran, kok ada ya orang yang kerjanya belajar, belajar, belajar tidak bosan-bosannya" jawab si teman.
Cengiranku semakin lebar.
"Apa aja sih yang dicari?" si teman menutup komentarnya karena aku masih tidak menjawab pertanyaannya.

Suatu ketika, suatu masa, aku berpikir tentang hidupku. Apalah aku ini, bekerja jadi insinyur di lapangan tak mampu bahkan bekerja penuh waktu di sebuah unitpun tak sukses. Hmm, mungkin aku bisa berkontribusi di jalan Allah dengan belajar lalu mengajarkannya kepada orang yang membutuhkan. Hal ini sejalan dengan profesiku sebagai tenaga pengajar yang harus mengajar mahasiswa dan tetap belajar agar ilmu yang dimiliki tetap bertahan. Itulah salah satu faktor internal yang mendorongku untuk tetap menghormati, mencintai dan mencari ilmu sampai ke liang lahat nanti.

Banyak sekali artikel di dunia pendidikan yang membahas belajar itu bukan hanya sebatas belajar di sekolah. Apakah belajar itu hanya menerima ilmu, mengerjakan pe-er, belajar untuk duduk dalam ujian dan direfleksikan dalam bentuk rapor? Lalu bagaimana dengan e-learning, pelatihan, seminar atau perenungan, apakah itu bukan belajar? Belum lagi penelitian, pengaplikasian, percobaan, diskusi, semuanya bisa dikategorikan belajar. Jadi belajar itu bukanlah bermakna sempit seperti menerima ilmu di sekolah saja. Ada lagi pemikiran dan penganalisaan berdasarkan pengalaman maupun hasil perenungan dalam hidup. Semuanya dikategorikan belajar, juga kan?

Kenapa orang suka sekali mengambil pendidikan formal hingga ke jenjang paling tinggi? Bagaimana dengan diriku? Orang-orang bisa memiliki ribuan alasan pendorong mengapa mereka sekolah sampai S3 segala. Faktor ekonomi, jabatan, harta, kecintaan pada ilmu, ingin mendapatkan kualifikasi tertinggi, dan sebagainya. Tetapi itu tidak perlu dibesar-besarkan, karena tiap orang memiliki faktor pendorong tersendiri. Sedangkan diriku, mungkin inilah alasan sebenarnya: karena aku mencintai ilmu, suka berada di sekolah/kampus, ingin berkontribusi lebih banyak pada masyarakat melalui ilmu dan karena diundang Allah untuk mendekat padaNya melalui sekolah.

Banyak orang mencari ilmu untuk mendekat dengan Allah. Tetapi, barulah aku mengakui bahwa melalui perjalanan S3 ini, aku merasa lebih dekat kepada Allah. Dua tahun pertama, aku tidak putus-putusnya yakin bahwa Allah senantiasa mengarahkanku pada kepayahan dan kesulitan yang kualami ini sebagai bentuk cara mendekatiNya. Tahun ketiga, aku benar-benar dalam kondisi genting, tetapi tetap selalu berharap padaNya. Di tahun keempat ini, aku mensyukuri segala macam perjalanan yang kulalui di tahun pertama-kedua-ketiga. Semuanya mengajarkanku tentang kebesaran Allah, dan manusia bukan apa-apa. Dapatlah kukatakan, "sebenarnya dengan belajar, aku lebih berusaha mendekat pada Allah dan mengenalNya".

Teman-temanku yang baik, saudara-saudara dan keluargaku yang tercinta. Jika anda semua membaca post ku kali ini, mudah-mudahan kini kalian sudah mengerti arti sebuah perjalanan S3 bagi diriku. Mudah-mudahan perjalanan penuh barokah ini akan membawa kebaikan bagiku hingga ke liang kubur suatu hari nanti.

Perth,
Alhamdulillah, wa syukurilah...

Saturday, October 16, 2010

Tips menabung (2): Untuk Mahasiswa



Menjadi mahasiswa tanpa uang saku tunjangan dari orang tua atau mencari nafkah sendiri seperti di negara Barat, bukanlah hal yang menyenangkan. Mereka sering mengeluh tidak memiliki uang lebih untuk bersenang-senang, membeli barang-barang kesukaan dan trendy, malah haaa, harus naik kendaraan umum sepanjang waktu. Setelah waktu kuliah berakhir masih harus bekerja paruh waktu di toko, bengkel, café hingga menjadi tukang bersih-bersih (cleaner) untuk mendapatkan uang. So challenging.

Tiap mahasiswa sering berpikir keras kalau dianjurkan menabung uang sakunya. Sudahlah pas-pasan, masa iya ada yang mau ditabung? Sebenarnya, jika orang tua memberikan uang saku terbatas, bukan tidak mungkin lo, kita bisa punya tabungan. Intinya, uang saku boleh sedikit, tetapi kita harus tetap belajar menabung. Bagaimana caranya? Mungkin aku bisa urun saran berdasarkan sedikit pengalamanku, pengalaman orang-orang, dan serta ramuan tips dari kolom di majalah dan koran.

a) Buat anggaran dan catatan keuangan. Anggaran keuangan seorang mahasiswa berkisar pada biaya sewa, makan, transportasi, buku, komunikasi dan hiburan. Pastikan pengeluaran tidak lebih dari 50% uang saku tiap bulan. Jika lebih dari 50%, maka sedapat mungkin mengurangi biaya hiburan dan komunikasi. Jangan kurangi uang makan, terlebih lagi uang sewa kamar, bisa-bisa tidak tahu harus tinggal di mana nanti. Tiap pengeluaran dicatat rapi dari kredit sampai debit dan tiap kelebihan uang walaupun hanya seratus rupiah.

b) Tabung 10-30% uang saku begitu diterima dari orang tua. Kesalahan yang sering terjadi adalah saat menerima uang saku, bukannya ditabung, tetapi lebih sering dipakai untuk makan-makan atau membeli barang idaman. Menabung bisa dilakukan dengan meletakkan uang di rekening berbeda, mengisinya dengan teratur, lalu menginvestasikannya setelah memenuhi kriteria minimal deposito, kalau tidak salah satu juta rupiah. Menurut Scott Pape, kita sebaiknya memiliki tiga macam rekening, yaitu rekening Mojo untuk dibelanjakan, rekening sehari-hari dan rekening jangka pendek. Rekening Mojo ini semacam deposit yang harus ada, tidak boleh diganggu gugat dan selalu harus diganti setelah dipakai. Jumlahnya sekitar tiga kali kebutuhan bulanan kita. Fungsinya sebagai tabungan darurat, untuk membayar hutang maupun cikal-bakal deposito. Rekening jangka pendek berisi tabungan yang harus diangsur untuk memenuhi keinginan yang akan langsung digunakan dalam jangka pendek, seperti biaya liburan atau membeli ipod. Sedangkan rekening sehari-hari berisi anggaran belanja bulanan dan jika bersisa, silakan ditabung ke rekening jangka pendek atau Mojo.

c) Jangan tergoda sale atau diskon. Sering sekali acara jalan-jalan ke mal diganggu oleh label merah menggunakan huruf besar DISKON di sana-sini. Tarik-menarik dan coba-coba sedikit ternyata membuahkan hasil menenteng tumpukan barang ke kasir. Jika tidak mau repot tergoda, coba ganti acara hiburan ke museum atau taman rekreasi yang gratis. Kalau perlu ganti hobi, dari mengunjungi mal menjadi baca buku, berkebun atau berorganisasi.

d) Hilangkan rasa gengsi dan iri hati kepada teman-teman. Boleh jadi teman punya uang berlimpah di rekeningnya, sehingga acara belanja baginya terasa sangat menggairahkan. Tetapi, apakah kita harus serupa jika isi dompet hanya bersisa beberapa ribu rupiah di akhir bulan? Kadang karena tidak mau kalah dari teman, kita akan mencoba memperlihatkan gengsi dengan menenteng tas-tas belanjaan dari butik tertentu. Bukankah kita hanya mahasiswa, apa perlunya sih, sepatu berhak tinggi seharga lima ratus ribu rupiah di rak sepatu kamar, demi sepotong gengsi? Apalagi rasa iri hati menyesak di dada melihat teman membeli tas tangan model terbaru dengan merk mahal. Lebih baik tutup mata, bersyukur, karena masih punya tas yang dapat dipakai dan tidak khawatir bila tergores tembok walaupun tidak ikut mode.

e) Jangan royal memberi hadiah kepada teman atau kecengan. Beberapa orang suka memberikan hadiah-hadiah mahal kepada teman istimewa mereka. Padahal dalam ilmu Psikologi, seseorang yang suka memberikan hadiah mahal kepada seseorang berarti merasa kurang nyaman atau takut ditinggalkan/tidak diingat dalam hubungan mereka dengan orang lain. Rekening bukanlah pohon uang yang dapat membeli persahabatan atau cinta. Jadi, lupakan rasa kewajiban selalu membayar tagihan traktiran, membeli hadiah mahal saat ulang tahun atau mengirimkan makanan-makanan lezat dari resto untuk kecengan. Suatu waktu teman dekatku menyesalkan topi oleh-oleh dari luar negeri yang dibeli untuk kecengannya dipakai teman si kecengan tanpa merasa bersalah ke mana-mana. Padahal ia harus menabung cukup lama untuk membelikan topi tersebut, tapi malah tidak dipakai oleh cowok itu. Duh, stupidnya. Lain kali, berikan saja hadiah indah seperti persahabatan, waktu untuk mendengar curhatnya, masakan ringan yang tidak menguras kantong atau bantuan jika diperlukan.

f) Jangan tergoda untuk menggunakan kartu kredit atau menjadi anggota loyal di pusat perbelanjaan. Kartu kredit saat ini berusaha menjaring mahasiswa dan pelajar daripada pegawai yang memiliki gaji tetap. Mahasiswa yang tidak memiliki pendapatan digiring memaksimalkan penggunaan kartu kredit dengan bunga tinggi. Hal ini benar-benar tidak bisa diterima akal, kan? Sedangkan menjadi anggota loyal toko yang menawarkan poin untuk tiap pembelian barang bisa membuat pelanggan tergoda berbelanja agar mendapatkan poin lebih banyak. Jika dihitung dengan cermat, sebenarnya seseorang hanya mendapatkan barang gratisan seharga 8% dari total belanjaan. Bayangkan, 8% itu kecil sekali kan?

Tunggu apa lagi, siapkan strategi khusus untuk menabung. Lebih baik memulai dari pada (merasa) terlambat terus.

Perth,
nabung, nabung... (huahmh)

Tuesday, October 12, 2010

Junior Masterchef Australia, where ‘age doesn’t matter’


Jaman SD dan SMP dulu, kalau tidak salah ada mata pelajaran PKK yang kepanjangannya Pendidikan Keterampilan Khusus/Keluarga? Di akhir caturwulan, kami akan menyulap ruangan kelas menjadi dapur dan ruang makan dadakan. Tiap kelompok diberi menu makanan yang harus disiapkan selama dua jam, lalu para guru akan berkeliling memberikan nilai. Boleh dibilang pada hari itu, kami baru mengetahui betapa menyenangkannya memasak dan mencicipi makanan yang kami masak sendiri. Ya itulah kompetisi memasak yang pernah kuikuti saat masih kecil dahulu.

Acara tivi Masterchef sudah dua tahun ditayangkan di televisi (Channel 10). Setelah dua kali mengikuti Masterchef professional, aku setuju acara ini membantu masyarakat Australia untuk mencintai acara memasak sendiri di rumah daripada membeli makanan jadi. Berbagai tips dan teknik memasak ditayangkan dengan menarik oleh semua juri, seperti George dan Matt Preston maupun para peserta. Suka duka selama mengikuti lomba, tekanan dari lomba serta pengetahuan dasar memasak yang harus dikuasai dalam waktu singkat, membuat acara memasak bagi kontestan pastilah lebih mendebarkan daripada menyenangkan. Aku sendiri sangat menikmati pengetahuan baru untuk presentasi makanan serta teknik memasak yang dikombinasi dengan pengetahuan sains. Gorgeous!

Tidak berapa lama, acara tak kalah menarik seperti Junior Masterchef diluncurkan tidak begitu lama setelah Adam menjadi Masterchef Australia 2010. Sebanyak 5500 orang anak di seluruh penjuru Australia telah mengikuti audisi di tiap negara bagian dan sekarang aku bisa menyaksikan penampilan mereka di televisi. Ada tiga kategori umur peserta JMA ini, yaitu di bawah 10 tahun, 11-12 tahun dan … Saat ini aku tengah gemas menyaksikan peserta dibawah umur 10 tahun dengan kemampuan untuk tetap tenang memasak makanan lezat dengan penampilan berkelas.

Para juri menekankan aspek penilaian seperti teknik memasak dan rasa masakan. Setelah masakan dihidangkan, tiap juri memberikan komentar positif pada hal-hal yang menggugah hati mereka. Para orang tua yang duduk di belakang terlihat gembira dan lega jika para juri memberi komentar positif bagi anak-anak mereka. Apalagi jika anak mereka masuk kualifikasi, para orang tua yang lebih histeris dan menangis terharu. Menariknya, para kontestan yang tidak berhasil masuk kualifikasi tetap diberi penghargaan dan semangat oleh para juri agar tahun depan mau kembali mengikuti kompetisi. Beberapa anak menyatakan mereka sangat bangga bisa mengikuti kompetisi tersebut, kompetisi itu adalah hal terbaik yang pernah mereka ikuti dalam hidup mereka. Mereka berjanji tidak akan menyerah, belajar dan berlatih lebih keras bahkan bertekad akan kembali lagi bertanding tahun depan.

Junior Masterchef Australia bisa menjadi kompetisi paling menarik dalam acara-acara kompetisi reality show di Australia. Kalau selama ini Masterchef Australia merupakan acara paling tinggi ratingnya, maka JMA bukan tidak mungkin lebih banyak dipantau karena melibatkan anak-anak. Dengan cara ini anak-anak dan penonton dewasa diberi pengetahun mengenai teknik memasak, makanan yang disukai anak-anak serta cara masak yang sehat dan cepat. Sudah menjadi rahasia umum jika anak-anak di negara Barat memang dimanjakan dengan makanan cepat saji sehingga mereka cenderung memiliki berat badan berlebihan. Berbagai cara telah dilakukan baik dengan memberikan pengetahuan dasar mengenai bahaya makanan cepat saji yang tinggi kadar lemak dan garam, kampanye untuk meningkatkan aktivitas fisik bagi anak-anak sampai demonstrasi memasak bagi orang tua. Jika anak-anak menyaksikan lomba JMA setiap hari, bukan tidak mungkin mereka akan mulai termotivasi untuk mencoba memasak makanan mereka sendiri. Lambat-laun mereka akan belajar mengenai pemilihan bahan makanan termasuk gizi hidangan yang mereka sajikan. JMA malah menjadi ajang kampanye efektif bagi anak-anak untuk menyukai acara memasak, makan makanan sehat dan mengurangi ketergantungan mereka pada makanan cepat saji.

Jadi, siapakah yang akan menjadi Junior Masterchef tahun ini? Kuharap seorang anak yang dapat menjadi pencipta trend dalam memasak bagi anak-anak dengan perilaku positif, ide-ide brilian dan tentu saja, masakan lezat hasil inovasi mereka.

Perth,
Acaranya dilanjut lagi setelah Commonwealth Games, Delhi, ya?

Friday, October 8, 2010

R U OK?


Sepertinya, membuat hari untuk memperingati sesuatu marak di Australia. Setelah Daffodil day untuk mengumpulkan dana bagi penderita kanker; ada Walking Up to school or work day, hari untuk jalan kaki ke sekolah dan tempat kerja; Clean Up day, hari bersih-bersih lingkungan; serta Tea time day, untuk menggalakkan minum teh bersama, sekarang ada R U OK? day!

Tanggal 7 Oktober dijadikan hari R U OK? di Australia sejak tahun 2009. Pada hari itu, orang-orang dari berbagai bangsa dan latar belakang diminta untuk menyapa keluarga, teman dan rekan kerja dengan “Are you OK?”

Tiap aku terlihat lelah, sedikit stress maupun jadi lebih pendiam, rekan sekerja di perpustakaan yang umumnya dari berbagai bangsa pernah bertanya R U OK?. Hal ini membuat aku merasa sedikit lebih nyaman, karena paling tidak kita harus menjawab pertanyaan mereka dengan yes atau no. Jika sedang bertemu teman akrab, maka aku akan menceritakan masalahku dengan sangat singkat. Biasanya mereka akan mencoba memberikan ‘reassurance’ berupa dukungan, dorongan, harapan dan kepercayaan. Dengan begitu aku jauh lebih tenang dan merasa sedikit lebih ringan daripada sebelumnya. Begitulah efeknya menanyakan kabar seseorang yang terlihat sedang tidak bahagia lewat R U OK?, ternyata membantu sekali, kan, untuk meringankan bebannya.

Bertanya R U OK?, sebenarnya memiliki makna mendalam, yaitu bertujuan untuk menghilangkan rasa terisolasi dan menyendiri seseorang yang berkaitan dengan depresi dan masalah sosial sehingga berujung pada bunuh diri.

Kasus-kasus bunuh diri di Australia meningkat beberapa tahun belakangan ini karena kehidupan yang terlalu individualisme. Suatu hal yang perlu dipelajari dari negara ini, bahwa tingkat bunuh diri cukup tinggi (2200 orang dalam setahun). Lebih dari 65 ribu orang menghubungi Lifeline berkaitan dengan kasus bunuh diri. Beberapa tokoh televisi, orang terkenal, atlit sering ditemukan mengakhiri hidup mereka secara mengejutkan seperti terjun dari karang, lompat dari balkon apartment maupun menyeburkan diri ke laut.

Sepintas, orang-orang tersebut sepertinya bukan orang-orang susah secara materi, tetapi kebanyakan dari mereka telah pernah mengikuti terapi untuk menghadapi depresi maupun berada di bawah pengaruh obat-obat anti depresan. Keadaan seperti ini berbahaya, karena orang-orang yang depresi cenderung labil dan menyendiri sehingga keadaan mereka kurang terdeteksi bahkan oleh orang terdekat sekalipun. Oleh karena itu, dengan menanyakan R U OK? pada orang-orang di sekeliling kita, mungkin akan membantu orang yang merasa depresi mau berkomunikasi langsung. Memulai percakapan dengan R U OK? akan menunjukkan kepedulian dan menimbulkan kenyamanan di hati orang-orang tersebut, sehingga peluang untuk bunuh diri karena depresi dapat dikurangi.

Baiklah, tunggu apa lagi. Kalau di sekeliling kita ada orang-orang yang sedang tidak bahagia atau murung saja, mari kita tunjukkan kalau kita peduli dan siap membantu dia. Kita bantu dia untuk meringankan beban di pundaknya dengan bertanya, R U OK?
Tapi jangan hanya pada tanggal 7 Oktober saja, lo.

Perth,
R U OK ga abis baca post ini, atau ga ok?:D

Monday, October 4, 2010

Self esteem atau harkat diri


Susah juga mencari arti self esteem dalam bahasa Indonesia. Berhubung akupun bukan psikolog, jadi padanan istilah psikologi ini tak perlulah kita bahas serinci mungkin. Mari kita pakai kata self esteem aja, ok?

Terinspirasi dari buku Heart at Work: stories and strategies for building self esteem and reawakening the soul at work, aku mencoba memahami berbagai orang yang tidak kumengerti di sekelilingku. Ternyata salah satu sebab mengapa orang begitu menjengkelkan, seperti arogan, narsistik, atau pemalu berlebihan adalah karena mereka memiliki kadar self esteem yang tidak seimbang.

Self esteem atau cara menghargai diri seseorang meliputi rasa percaya diri dan emosi seperti kebanggaan, kesedihan dan malu. Berbagai istilah yang sama dengan self esteem seperti self worth, self regard, self respect dan self love banyak didefinisikan oleh para ahli. Pada intinya, self esteem berkaitan dengan cara seseorang menghadapi tantangan paling dasar dalam hidup dan merasa berhak untuk berbahagia. Orang bisa memiliki kadar dan kualitas self esteem berbeda. Narsistik biasanya mempunyai kadar self esteem tidak berkualitas yang tinggi serta tidak stabil. Sedangkan seseorang yang pemalu biasanya memiliki kadar self esteem biasa yang rendah. Jadi pengukuran self esteem ini tidak sederhana, karena berkaitan dengan berbagai faktor juga.

Pelajaran psikologi banget ya!

Biar ga ikutan pusing (sama dengan yang nulis), secara ringkas dapat dituliskan berbagai hal yang berkaitan dengan self esteem berikut:

a) Kadar self esteem yang tinggi berkaitan dengan kebahagiaan seseorang. Semakin besar rasa penghargaan dan merasa nyaman pada diri, maka seseorang akan dapat menerima sesuatu dengan ikhlas dan menjadi bahagia.

b) Orang-orang dengan self esteem tinggi lebih pemaaf dari orang-orang yang memiliki self esteem rendah. Kalau kita bertemu orang yang tidak mau menegur atau memaafkan kita sampai kapanpun, itu sebenarnya cara mereka menunjukkan kalau mereka tidak nyaman dengan diri sendiri. Mereka berusaha fokus pada kekurangan orang lain, agar kekurangan diri mereka tidak terlihat, dan tetap menyalahkan orang lain yang juga tidak sempurna itu.

c) Orang-orang dengan self esteem rendah akan cenderung lebih arogan dan sok jago. Hal ini berkaitan dengan sulitnya bagi mereka untuk menerima keadaan diri sendiri serta terlalu menyakitkan bagi mereka untuk mengakui kekurangan tersebut. Untuk menutupi ketidakmampuan mereka mengakui hal itu, maka mereka bersikap arogan dan sok jago kepada orang-orang yang dinilai inferior dari mereka.

d) Orang-orang dengan self esteem tinggi biasanya memiliki kinerja lebih baik di bidang akademis dan pekerjaan. Hal ini bukan berarti orang-orang yang juara I merupakan orang-orang dengan self esteem tertinggi loh. Tetapi karena mereka menghargai dirinya sendiri, tidak terganggu oleh faktor eksternal seperti opini dan kata negatif orang lain, punya self driving tinggi untuk menyelesaikan sesuatu dengan serius, maka hasilnya akan baik. Apalagi orang-orang yang berhasil menyelesaikan pendidikan dan suatu pekerjaan dengan baik sering mendapatkan dampak positif berupa peningkatan self esteem tadi.

e) Kekerasan dalam rumah tangga sering terjadi karena suami memiliki self esteem yang rendah. Biasanya ia merasa memiliki banyak kekurangan dari segi finansial, pendidikan dan pekerjaan sehingga lebih suka menggunakan kekerasan fisik dan mental untuk menjatuhkan harga diri sang istri. Ada juga kasus suami memiliki pendidikan tinggi tetapi suka melakukan kekerasan, barangkali karena tidak dapat menerima keadaan hidupnya atau memiliki karir yang tidak mulus. Mungkin hal ini kembali lagi ke soal self esteem tadi.

Hal terakhir yang ingin kusampaikan yaitu, self esteem yang sebenarnya berasal dari jiwa seseorang. Hal ini bersumber dari rasa tanggung jawab, tingkat kepuasan dan kesadaran bahwa ia mampu menghadapi kesulitan dan permasalahan hidup tanpa dipengaruhi oleh kata dan pikiran orang lain. Oleh karena itu, mereka tidak perlu memaksa orang lain untuk mengakui keberadaanya serta tidak merasa perlu membuktikan kalau ia harus dihormati oleh orang lain.

Hmmh, kurasa hal ini berkaitan dengan sikap dapat draw a longer line untuk sesuatu yang tidak bisa diterima sehingga seseorang lebih legawa dalam menjalani hidup.

Perth,
mungkin sikap sederhana dan dapat menerima apa adanya tanpa merasa rendah diri yang membuat orang memiliki self esteem tinggi... (teori baru? ah, sok psikolog banget...)

Friday, October 1, 2010

Belajar ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk


Suatu hari ibu R menyatakan penyesalan sekaligus kekesalannya kepada kelasku, 3A1-2 SMACR, karena nilai rata-rata Matematika kami menurun semester ini. Kelas yang memiliki beberapa jagoan Matematika langsung terkejut. Bayangkan, si O, A, V, J, V lagi, T dan pendatang baru R, sudah cukup membuat keadaan kami-kami yang tak jago pelajaran pita keriting itu bisa hidup nyaman tenteram selama beberapa semester. Bu guru yang merasa prihatin pada kelas favoritnya ini lalu ingin mengetahui alasan dibalik penurunan nilai rata-rata tersebut. Setelah tertegun beberapa lama, A menjawab, “Karena itulah bu, karena kami menganut ilmu padi, bu, yang kalau semakin diisi akan semakin merunduk,” Grrr... semuanya tergelak mendengar alasan dibuat-buat A tadi. Walau betul juga, karena semakin diisi semakin menunduk, bukan merunduk, alias tambah bingung, kali. Akhirnya bu guru tak marah lagi, malah tersenyum sangat lebar.

Kali ini aku ingin membahas tentang ilmu padi, tapi bukan ‘ilmu padi’ milik temanku A di atas. Setangkai padi berisi ratusan atau ribuan bulir yang tumbuh semakin besar di dalam kantung-kantungnya. Wajarlah, jika semakin berisi bulir tersebut, maka tangkai padi akan bertambah berat dan perlahan -lahan mulai mengarah ke bumi. Maksud peribahasa tersebut, dengan bertambah ilmu seseorang, maka ia seharusnya lebih banyak menunduk, atau rendah hati dan tidak sombong.

Betapa sulitnya menjadi padi, upps, maksudku, menjadi orang yang seperti itu.

Saat ilmu pengetahuan mengisi tiap rongga otak dan darah kita, maka berbagai reaksi akan timbul. Perasaan bahagia dan berarti karena mengetahui sesuatu membuat kita ingin selalu membaginya kepada sekeliling kita. Apalalgi kalau hal itu adalah hal-hal yang kita sukai, maka kita seperti tak sabar ingin meluapkannya. Tergantung dari cara berbaginya, karena seringkali orang-orang memiliki pengetahuan jadi sering dicap sombong, suka pamer atau sok tahu. Bahkan ilmu seperti hanya dijadikan sarana untuk berbuat riya, mendapatkan penghargaan, atau meninggikan derajat saja. Ilmu tadi bukan menjadi rahmat baginya dan orang di sekelilingnya, tapi menjadi sebuah ujian pula dalam hidup.

Seseorang yang mengerti ilmu itu datang dari Allah, merupakan karunia dan amanahNya, tidak akan besar kepala kala menguasai sebuah ilmu. Hal itu terlihat dari reaksinya terhadap diri dan lingkungan sekitarnya. Orang berilmu lagi rendah hati akan mencoba tetap berdiri sejajar dengan orang lain, tanpa merasa ada yang membedakan mereka. Ia tidak akan menyebut-nyebut hal yang tidak diketahui orang awam, hanya menjawab sesuatu yang ia ketahui dengan baik dan tidak mencoba selalu menasehati orang-orang lain karena merasa lebih tinggi derajatnya. Diapun tidak akan pamer menyebutkan segala macam kesuksesannya setelah berilmu, karena ia mengetahui bahwa ilmu itu milik Allah, dan yang dimilikinya itu hanyalah sepermiliar persen dari pengetahuan total Allah.

Semakin ia mengetahui sesuatu, hatinya semakin kuat membenarkan bahwa ia ternyata baru mengetahui sedikit hal saja dari semua ilmu yang ada. Maha Besar Allah, yang memberikan segala macam ilmu kepada makhluk hidup di dunia berdasarkan insting dan ilham. Oleh sebab itu orang berilmu tadi bisa semakin merunduk, menundukkan kepala, lebih hormat pada Allah yang telah memberikan sedikit ilmunya. Maka, betullah, lambat laun ia akan berubah seolah setangkai padi yang tiap diberi ilmu semakin merunduk. Subhanallah.

Perth,
Inginnya aku seperti itu, Alhamdulillah atas pengetahuan ini, ya Allah, mudah-mudahan dapat mengoreksi berbagai kesombongan hamba selama ini.