Alhamdulillah, tahun ini aku bertekad menyisihkan waktu untuk fokus pada Ramadhan. Aku ingin menikmati Ramadhan di Kampus ala Curtin University.
Tidak seperti tahun-tahun lalu, tahun ini bangunan temporer mushalla kampus mendapat beberapa tenda tambahan. Beberapa hari sebelum Ramadhan, beberapa tenda sudah dipasang di sekitar mushalla untuk menampung jamaah, tempat berbuka puasa dan meletakkan barang-barang. Alhamdulillah, semua bersyukur, karena mushalla itu kekecilan bagi jamaah yang banyak terutama di malam-malam awal bulan Ramadhan. Rupanya tenda besar itu dipakai oleh jamaah lelaki, sedangkan jamaah wanita bisa menggunakan seluruh ruangan mushalla. Syukurlah, karena sekarang kami tidak perlu shalat berdesak-desakan lagi di dekat kotak buah-buahan, jus-jus buah, logistik berbuka di bagian belakang mushalla yang kecil itu.
Setiap hari disediakan makanan untuk berbuka, baik ta'jil maupun makanan biasa lengkap dengan lauk-pauknya. Aku kurang mengetahui siapa donatur makanan tersebut, karena selalu disediakan dalam jumlah besar yang cukup untuk jamaah sampai banyak makanan tersisa yang dapat dibawa oleh para jamaah pulang. Siapapun diundang untuk berbuka dan makan bersama di sana. Kita boleh membawa makanan yang kita masak sekedar berbagi dengan teman-teman jamaah. Mereka bergotong-royong memotong buah, menyiapkan makanan, mungkin sampai memasaknya. Para lelaki itu kemudian mencuci peralatan masak besar-besar sebelum shalat Isya dimulai. Sayangnya aku belum pernah datang untuk berbuka di sana, karena alasan pribadi.
Shalat Isya selalu dipadati jamaah baik lelaki dan perempuan. Shalat tarawih dimulai 15 menit setelah shalat Isya, tanpa ada siraman rohani atau ceramah. Shalat tarawih dilaksanakan per dua rakaat, hingga 20 rakaat. Biasanya setelah 8 rakaat, para jamaah berangsur pulang. Tinggal beberapa orang yang tetap antusias mengikuti shalat hingga rakaat terakhir. Imam yang memimpin shalat jamaah ini adalah seorang hafiz mumpuni, karena dari cara beliau membacakan surat-surat dari Al Quran, terasa benar penghayatan beliau. Tiap malam, Insya Allah mereka membacakan satu juz Al Quran untuk total kedua puluh rakaat tersebut. Insya Allah tadi malam mereka telah sampai pada juz 29, mudah-mudahan malam ini mereka sudah dapat memulai juz ke 30. Kurasakan begitu efisiennya shalat tarawih di sini, sehingga tak terasa dalam 1.5 jam kita bisa menyelesaikan kedua puluh rakaat tersebut. Pada sepuluh malam terakhir ini, seperti masjid-masjid lain yang mengadakan i'tikaf, mushalla juga mengajak jamaah datang shalat malam pada pukul 3.45am hingga sebelum waktu sahur. Subhanallah.
Walaupun sering tak sempat bertegur sapa lama-lama dengan jamaah lain, Insya Allah kami saling bertukar senyum karena pernah bersama-sama dalam satu shaf. Beberapa orang sister yang menjadi volunteer siap mengantarkan jamaah wanita pulang jika mereka sudah kemalaman naik transportasi umum. Para sister itu bertugas mengatur jamaah saat berbuka dan membersihkan peralatan makan serta mushalla setelah acara berbuka selesai. Beberapa orang berasal dari India, Arab Saudi, Turki, dstnya, yang tak begitu aku kenal, karena aku sendiri jarang membuka mulut jika sudah sampai di mushalla. Beberapa teman dari Malaysia dan Indonesia sering menjadi jamaah tetap di sana sehingga aku mulai terbiasa melihat mereka datang.
Insya Allah, mudah-mudahan kita selalu dapat menegakkan semangat Ramadhan, jika kita diijinkan Allah bertemu lagi dengan bulan suci ini tahun depan. Amin.
Perth,
Oh, sejuknya hati di bulan Ramadhan kali ini.