Tulisan ini aku post kembali, untuk mengingatkanku soal 'deadline'.
Link asli: http://monitaolivia.staff.unri.ac.id/2013/02/15/deadline/
Deadline atau batas akhir adalah waktu yang harus dilewati untuk penyelesaian sebuah pekerjaan.
Bagi kita yang tidak disiplin, deadline seperti memberikan ekstra
waktu untuk menunda, menarik nafas dan merilekskan diri. Tetapi, bagi
orang disiplin, deadline memang sebuah batas waktu agar bisa
menyelesaikan semua rencana tepat pada waktunya.
Pola pikir bahwa deadline untuk dilanggar, memang bukan hanya milik
saya sendiri. Buktinya, orang-orang seperti saya, biasanya belum akan
mengumpulkan sebuah tugas/pekerjaan sebelum hari H-nya. Kami berpikir
bawah masih ada sebulan lagi, dua minggu lagi, seminggu lagi, sehari
lagi, dan bahkan lebih gila lagi… beberapa jam lagi, misalnya, sehingga
tidak pernah merasa urgen untuk mulai mencicil tugas tersebut.
Ironisnya, kalau tugas belum selesai, maka waktu berikutnya akan
dihabiskan untuk negosiasi sambil menceritakan tragedi deadline supaya
ada waktu untuk menarik nafas lalu kembali terbirit-birit menyelesaikan
tugas itu. Betapa melelahkannya.
Setuju, perasaan letih itu pasti ada. Tetapi, selain itu ada rasa
lain yang muncul di diri setelah pengumpulan, semacam puas dan lega
karena bisa mengakali waktu, dengan tetap menyelesaikan pekerjaan.
Setelah itu, tanpa bersalah, masih memberi reward pada diri untuk
berlibur lama dengan alasan baru saja menyelesaikan pekerjaan berat,
padahal sebenarnya baru dikerjakan di batas-batas akhir saat deadline
menghampiri.
Sewaktu saya masih sering melakukan hal tersebut, saya tidak menyukai
perasaan kurang nyaman karena seperti ‘membohongi diri’ tadi. Saya juga
cemas dengan kualitas pekerjaan. Semua yang berbau lastminute.com,
mutunya bisa dipertanyakan. Itulah sebabnya, sungguh tidak adil
menyalahkan orang lain atau sistem kalau kita mendapat nilai buruk atau
tidak menang sesuatu. Coba pertanyakan dulu diri kita, apakah kita sudah
maksimal bekerja dalam batas waktu tertentu atau belum maksimal karena
baru dikerjakan di saat-saat terakhir saja?
Teknik terbaik untuk melatih diri agar tidak mengalami kesulitan
dengan deadline, adalah belajar mengumpulkan pekerjaan/laporan satu hari
lebih awal dari deadline. Meski hanya satu hari lebih awal, tetapi
efeknya sangat signifikan.
Saat saya memutuskan untuk mengumpulkan laporan tesis satu hari
sebelum deadline, masih ada cukup waktu untuk meneliti kembali susunan
halaman dan mencetak kembali karena ditemukan warna kertas yang tidak
seragam. Tak terbayang rasanya kalau harus dikumpulkan hari itu juga,
tetapi saya masih harus melakukan cetak ulang selama 4-5 jam, lalu
berlari cepat seperti seekor cheetah ke tempat penjilidan sebelum mereka
tutup. Saya cukup tenang karena ada ekstra waktu (well, 24 jam itu
ekstra waktu yang cukup banyak loh) untuk mengumpulkan sesuatu. Efek
positifnya, ya saya tidak perlu begadang, mengganggu orang, atau
memerlukan rehat panjang karena keletihan mengejar deadline.
Coba selesaikan satu hari lebih awal saja dan rasanya bedanya.
Pekanbaru,
A lecturer, an engineer, a learner, a researcher, a reviewer, a traveller, an adventurer. Love plans and plants.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Semoga ini bisa jadi point untuk introspeksi diri bagi diriku dan teman-teman lain. Kuakui, diriku kadang suka sombong, padahal tidak memili...
-
Perth termasuk tempat beriklim Mediterranian, maksudnya memiliki musim panas yang kering dan curah hujan tinggi di musim dingin. Monaco, Rom...
-
Soal kucil-mengucilkan ini sering kita alami, kan? Kadang-kadang hati jadi panas membara mengingat perlakuan tidak adil dari teman-teman ata...
No comments:
Post a Comment