A lecturer, an engineer, a learner, a researcher, a reviewer, a traveller, an adventurer. Love plans and plants.
Wednesday, January 13, 2010
Belajar bilang 'tidak' dengan santun
Tanpa kusadari, ternyata aku orangnya suka tidak enak kalo bilang 'tidak' ke orang-orang tertentu. Misalnya kalo mereka ingin aku ikutan suatu kegiatan bareng mereka, padahal aku ingin mengerjakan hal lain. Eh, tau-tau kok malah meng-iyakan dan ikutan terlibat. Akibatnya, seringkali aku jadi pontang-panting mengerjakan pekerjaanku selain memenuhi keinginan orang-orang lain sehingga hal-hal yang harus kuselesaikan jadi sering terbengkalai.
Aku sedang mikir-mikir, apakah supaya aku disukai lalu aku mengiyakan keinginan orang-orang tertentu di dekatku. Baru-baru ini ada beberapa orang yang minta tolong sesuatu kepadaku. Sebenarnya aku benar-benar sibuk berat karena sudah tahun terakhir masa studi, masih mengerjakan eksperimen disambi mengolah data, harus rutin mulai menulis tesis dan masih utang banyak paper ke Supervisor. Terus ada lagi rencana-rencana pribadi yang harus dikerjakan selagi masih tinggal di Australia. Terus terang, no space to breath atau kata Supervisor, you have so much in your plate... sehingga udah ga bisa nambah apa-apa lagi ke dalam 'piring' itu serta mencernanya sekaligus.
Tapi itulah, berhubung aku paling ga enak menolak, aku iyakan. Begitu aku mulai mengerjakannya, barulah aku sadar kalau sebenarnya aku emang tidak punya tenaga dan waktu ekstra untuk membantu orang tersebut. Setelah beberapa saat menghabiskan waktu, akhirnya aku terpaksa fokus kembali pada kewajibanku mengerjakan tesis dan segala nitty-grittynya. Memang itulah tugasku datang ke sini, jadi hal-hal yang tidak bisa kulakukan, terpaksa aku singkirkan terlebih dahulu.
Nah, mungkin aku sulit berkata 'tidak' di awal, karena aku 'suka' kalau ada yang membutuhkan bantuanku. Beberapa dari kita senang menolong orang lain, karena bukankah 'tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah?'
Tetapi, kalau semuanya tidak tertangani lagi, bukankah kita harus melihat juga kondisi kita yang sebenarnya. Kadang, ada hal-hal yang bisa kita bantu sambil lalu, ada juga yang tidak tertangani oleh kita dalam sehari-dua hari saja. Disitulah letak dilemanya. Tidak enak bilang 'tidak' tetapi kalau dibantu dan akhirnya tidak mampu malah jadi tidak ikhlas.
Seringkali karena tidak mampu pula menyelesaikannya secara ksatria, aku malah 'kabur' dari orang tersebut. Sebabnya aku tidak enak berterus-terang, tapi aku benar-benar tidak dapat membantu mereka. Belakangan, aku baru tau ini menyebabkan semacam konflik kecil, seperti kehilangan teman-teman atau orang-orang yang tadinya baik padaku.
Sebenarnya konflik tidak perlu terjadi kalau aku jujur dan tegas. Kalau piringku udah penuh dengan makanan, maka sebelum habis dicerna, tentu ada yang harus ditolak terlebih dahulu. Nah, disamping ini, ada lagi hal yang kadang-kadang bikin aku jengkel. Seringkali yang minta tolong tanpa basa-basi berpikir aku bisa kapan saja available, padahal sedikit bertanya apakah aku punya waktu ekstra untuk membantunya kan sebenarnya tidak menyulitkan yang dimintai tolong. Siapa tau orang yang kita mintai tolong itu tidak mampu berkata 'tidak' dan akhirnya jadi memberatkan mereka juga. Kalau kita mau sedikit peka, lalu bertanya apakah itu memberatkan, tentu dia akan jujur dengan kondisinya dan berbalik mencarikan cara lain tetapi tetap membantu kita.
Jadi, aku tidak perlu merasa bersalah kalau tidak dapat membantu. Daripada bilang 'bisa', seharusnya 'tidak bisa', belakangan akan menimbulkan masalah. Kalau kita berkata 'tidak bisa' dari awal, jarang sebenarnya ada masalah, kecuali yang minta tolong itu memang agak kurang sensitif, gitu!
Karena semua orang ingin win-win solution, kalau kita bilang 'tidak' dengan santun, tentulah orang lain tidak merasa tertohok dadanya dengan penolakan kita. Katakan awalnya dengan 'Saya mengerti apa yang kamu maksudkan, tetapi begini lo, keadaannya... ' dengan nada empati. Lalu, jelaskan alasannya dengan singkat dan masuk akal. Pasti itu dapat lebih diterima oleh yang minta tolong.
Gimana kalo tipe yang minta tolong suka memaksa? Sebenarnya ini, kan yang bikin jengkel? Nah, tetap saja bilang tidak bisa. Kalau orangnya marah-marah, ya mo gimana lagi, terpaksa harus ditinggal aja orang yang lagi emosi begitu.
Kita memang harus membantu orang lain semampu kita. Tetapi kadang ada kondisi-kondisi saat fokus kita harus ditujukan pada hal lain, maka kita harus belajar mengatakan 'maaf, saya tidak bisa'.
Perth,
Just say 'no', but nicely...
-
Semoga ini bisa jadi point untuk introspeksi diri bagi diriku dan teman-teman lain. Kuakui, diriku kadang suka sombong, padahal tidak memili...
-
Perth termasuk tempat beriklim Mediterranian, maksudnya memiliki musim panas yang kering dan curah hujan tinggi di musim dingin. Monaco, Rom...
-
Soal kucil-mengucilkan ini sering kita alami, kan? Kadang-kadang hati jadi panas membara mengingat perlakuan tidak adil dari teman-teman ata...