Bangun pagi, sarapan, kerja, makan siang, mengajar, pulang,
istirahat, ibadah, tidur… again, pagi berikutnya, bangun pagi lagi… rasanya
hidupku berulang bak putaran jarum jam
yang berulang-ulang. Alangkah boringnya, tak ada waktu lebih sering
untuk melakukan hal-hal yang kita inginkan dan perlukan.
Kesadaran untuk ‘menyederhanakan’ berbagai aspek kehidupan
seperti pengeluaran uang, waktu dan energi mulai diingatkan kembali di negara-negara
maju. Meskipun sebelumnya masyarakat di dnegara-negara maju tersebut sangat
boros dalam hal sumber daya dan waktu, kita diajak untuk tidak mengulangi
kesalahan yang pernah mereka lakukan. Disamping itu, upaya tersebut berkaitan
dengan konsep ‘keberlanjutan’, yakni usaha untuk menghemat sumber daya sambil
mencari alternatifnya, sehingga masih dapat digunakan oleh generasi penerus di
masa mendatang.
Beberapa hal yang bisa lakukan untuk menyederhanakan hidup
sehingga kita bisa mengontrol kehidupan demi tercapainya keseimbangan:
a) Lakukan Persiapan
Memiliki persiapan untuk sebuah kegiatan/pekerjaan lebih
awal ternyata jauh lebih efisien ketimbang bersiap di saat-saat terakhir atau ‘last
minute’. Kita masih punya waktu untuk mengontrol hal-hal tidak terduga yang
dapat terjadi pada saat pelaksanaan dan bukannya pontang-panting menyelesaikan
lalu mengacaukan semuanya. Beri pengertian pada anggota keluarga atau kolega,
kalau memberi tahu apa yang harus dilakukan jauh-jauh hari akan menghemat waktu
dan energi ketimbang melakukannya secara tiba-tiba.
b) ‘Don’t put it down, put it away’
Untuk dapat menyederhanakan hidup, kita harus mengurangi
timbunan barang di rumah. Kurangi kebiasaan suka mengambil brosur, mencetak
dokumen, maupun membeli tanpa berpikir panjang kegunaan suatu barang. Coba
perhatikan di sekeliling kita, apakah majalah lama tahun 1980-an masih relevan
dengan gaya hidup saat ini? Yakinkah pakaian yang sudah kekecilan masih perlu
digantung di lemari karena berharap suatu hari ukuran tubuh akan berkurang?
Kurangi berbagai pernak-pernik di rumah sdan jangan membeli sesuatu sebelum
kita butuhkan. Dengan berkurangnya tumpukan barang di rumah, maka kita dapat
mengontrol satu aspek dalam hidup.
c) Belajar untuk berkata ‘tidak’
Saat orang lain meminta kita untuk mengerjakan sesuatu, kita
sering merasa ‘dibutuhkan’ sehingga lupa bahwa sebenarnya sudah tidak punya
waktu ekstra untuk membantu. Kita boleh saja mengatakan ‘tidak’, kalau sudah
punya terlalu banyak komitmen. Kan kita tidak harus selalu merespon permintaan
orang, hanya karena mereka pikir semua itu tidak beres kalau bukan kita yang
menangani. Aku harus sering mengingatkan diriku, prioritas kegiatan tahun ini,
atau terseret dalam berbagai hal yang menjauhkanku dari fokus. Katakan
baik-baik dengan konsisten dan jangan ceritakan alasannya dengan detil.
Penolakan secara berlebihan dengan berbagai alasan hanya akan menjadikan orang
tersebut punya celah untuk meyakinkan kita agar menerima tawaran mereka.
d) Delegasikan atau minta bantuan
Perasaan kalau ‘bukan kita yang mengerjakan’ itu ternyata
membuat kita sangat egois. Kita tak mau berbagi tugas dan selalu merasa orang
tidak bisa bekerja sesempurna kita. Akibatnya, kita harus mengerjakan semuanya
sendiri, kelelahan dan kehabisan waktu. Lain kali, berikan saja pekerjaan
tersebut pada orang yang kita percaya, dan jelaskan target yang diinginkan.
Misalnya, kita bisa berkata pada pembantu, tolong bersihkan ruang tamu dalam
waktu 1 jam, semua harus dipel dan bersih tanpa debu. Dijamin mereka akan mengerjakan
sebaik kita, karena sudah mengetahui target yang diinginkan.
e) Keluarkan saja uang dan jangan membuang waktu terlalu
banyak
Ada beberapa tugas yang bisa kita berikan pada orang lain
dengan membayar mereka. Misalnya membersihkan rumah dan menyetrika dengan
menyewa pembantu secara mingguan. Dalam bidang kerja, kita bisa menyuruh anak
buah atau mahasiswa untuk menyelesaikan perhitungan tidak rumit yang
membutuhkan waktu kita. Konsentrasi kita bisa digunakan untuk mengerjakan
pekerjaan yang jauh lebih rumit dengan hasil fantastis.
Jika kita berhasil melakukan beberapa hal dari saran di
atas, besar kemungkinan akan lebih mudah untuk mengontrol kehidupan kita dan
menjalani kehidupan seimbang di rumah dan tempat kerja.
Pekanbaru,
(Terinspirasi dari ‘Simplify Your Life and Make Time for
Yourself’, by Chaterine Houck, Readers Digest September 1998)
No comments:
Post a Comment