Ingat kisah
mantan Perdana Menteri Kevin Rudd yang pernah kutuliskan di sini? Sebenarnya
aku punya kelanjutan cerita mengenai beliau, tapi tak pernah sempat kubagi. Ini
mengenai dedikasi beliau yang konsisten pada negaranya, meskipun sempat
terdepak dari kursi Australia 1 beberapa bulan sebelum itu.
Wajah sedih
Kevin Rudd masih sering membayangi. Publik tidak pernah menyangka peristiwa ‘penggeseran’
tersebut akan menghiasi sejarah negara mereka. Meskipun terjadi
pro dan kontra, peristiwa pelengseran tersebut membuat masyarakat antipasti
dengan cara yang digunakan dan berbalik simpati pada Kevin Rudd.
Di bawah
bayang-bayang Perdana Menteri baru, beliau ternyata tidak duduk diam berduka
cita kehilangan jabatan. Sesuai dengan janji beliau pada saat pengunduran,
beliau tetap ingin mengusahakan kemenangan partai Labour (Buruh) di daerah konstituennya.
Beliau tetap melakukan ‘road show’ berkeliling daerah, seperti memasuki
pusat-pusat perbelanjaan, berpidato di depan publik lokal, dan melakukan
kegiatan sosial, untuk memastikan kemenangan partai Buruh.
Beberapa
bulan kemudian, perjuangan beliau memberikan hasil yang memuaskan. Saat PEMILU
diadakan, partai Buruh tetap memang di daerah-daerah konstituennya. Untuk
dedikasi beliau tersebut, maka PM Julia Gillard memberikan posisi Menteri Luar
Negeri kepada Kevin Rudd. Posisi ini diyakini sangat cocok bagi Kevin Rudd yang
terlihat lebih luwes di kalangan internasional dengan kemampuan inter-relasi
dan kesukaan pada budaya asing.
Dedikasi
beliau untuk berpartisipasi dalam politik memang tidak terbantahkan. Sebagai
politisi terkaya ketiga di Australia, Kevin Rudd tentulah tidak mempunyai
tendensi ekonomi. Beliau hanya ingin bekerja keras untuk memajukan negara dalam
jabatan apapun yang harus disandangnya. Karena itulah, sebelum terpilih kembali
menjadi pejabat negara, beliau tetap muncul di layar publik bekerja untuk
kemenangan partai dan kemungkinan posisi sebagai wakil Australia di PBB.
Di balik
pro kontra sepak terjang Kevin Rudd dalam dunia politik Australia, aku telah belajar
beberapa hal:
a) Kehilangan sebuah jabatan bukan
berarti sebuah kemunduran dalam hidup. Kita masih tetap bisa berkontribusi pada
sebuah instansi/institusi dengan peran-peran lain yang lebih sesuai.
b) Beliau menunjukkan bahwa semangat
dan dedikasi dapat dijaga jika tujuannya murni untuk rakyat dan negara. Untuk
kasus kita, apatah lagi bagi Sang Pencipta.
c) Beliau tidak malu atau merasa gengsi
saat dipanggil kembali untuk membantu dalam pemerintahan dengan jabatan yang
berbeda. Semangat dan dedikasi beliau tetap sama. Beliau juga tidak enggan
bekerja sama dengan orang yang telah melengserkan beliau dari jabatannya.
Tidak lama terpilih
menjadi Menteri Luar Negeri yang baru, Kevin Rudd sudah muncul lagi dengan
berseri-seri di televisi dengan isu dan jabatan berbeda. Tetapi kali ini beliau
tampak lebih santai dan dapat mengendalikan diri dalam menjalankan tugasnya,
seperti seseorang yang ingin memperbaiki kesalahan-kesalahannya terdahulu.
Pekanbaru,
No comments:
Post a Comment