Konsep di atas sama sekali tidak pernah kupahami tadinya.
Kupikir, orang-orang yang melakukan hobi mereka pada saat sedang sekolah ini
pastilah punya kelebihan waktu luang. Sedangkan aku harus belajar dan bekerja
paruh waktu, so, no time, sebenarnya kalau pakai menyalurkan hobi. Tetapi
lama-lama aku jadi kaku dan tidak bahagia, bahkan PhD ini jadi serasa beban tak
bertepi. Apa ada hubungannya dengan tidak melakukan hobi, ya?
Setiap orang yang sedang melaksanakan suatu pekerjaan berat
dalam kondisi jangka panjang dapat mengalami penurunan semangat secara bertahap
jika terus berada dalam kondisi sama.
Otak yang bekerja terus menerus tanpa ada waktu berhenti
sejenak untuk membuatnya kembali segar akan macet. Hati yang setiap hari
menghadapi rutinitas berat akan berduka dan tidak dapat menghargai sisi positif
dari perjuangan tersebut. Biasanya orang akan mengalami kemandekan untuk
menjaga semangat juang mereka setelah itu. Bermuka sedih, tidak semangat, sulit
tersenyum, kerap mengeluh, bersikap negatif pada orang lain, mencoba
menyalahkan situasi yang dihadapi, semuanya terasa serba salah dan tidak pada
tempatnya.
Jika diteliti lebih lanjut, sebenarnya mereka lupa jika
kondisi fisik dan mental perlu mendapatkan 'siraman air segar' agar tetap penuh
semangat.
Kulihat banyak orang-orang di sekitarku, terutama OZ,
cenderung tidak mau bekerja di hari Sabtu dan Minggu. Setelah bekerja keras
selama lima hari, mereka memilih mengerjakan hobi dan kesukaan di akhir pekan,
termasuk tidur siang. Bisa tidur siang di akhir pekan sebelum menghadapi minggu
berikutnya, termasuk sebuah cara untuk membantu diri lebih tenang dan
meningkatkan semangat.
Kegiatan lain yang menjadi pilihan mereka untuk bersantai
termasuk berolahraga seperti jalan kaki,
bersepeda, mendayung di sungai, hingga memancing. Mengunjungi teman dan kerabat
juga merupakan cara bersantai yang menarik. Sering kulihat mereka mengadakan
barbeque di taman kota, di tepi sungai Swan, beramai-ramai dengan keluarga dan
teman-teman. Cara ini benar-benar ampuh untuk mengusir rasa suntuk yang melanda
setelah sibuk sendiri selama beberapa hari.
Orang dapat memilih hobi yang lebih fokus pada diri mereka.
Aku menyukai menulis blog yang membantuku menyalurkan pikiran dan ide. Setiap
hari Sabtu aku akan menulis beberapa artikel sambil melihat-lihat informasi dan
foto-foto yang kuperlukan. Semua itu membuatku kembali bersemangat.
Belakangan, aku menyukai fotografi. Bersama hubby, jika ada
waktu kami akan mengunjungi taman, pusat wisata bahkan hanya berkeliling kampus
untuk memotret hal-hal yang kusuka. Aku suka bangunan, bunga, alam dan ‘bench’.
Hubby unggul di bidang detil, sedangkan aku selalu punya ide tentang tata letak
yang seimbang. Kami selalu berlomba memotret sebuah objek yang sama dengan
sudut pandang masing-masing.
Setelah dilakukan secara konsisten, melakukan hobi di tengah
masa-masa sulit tersebut membuat kami lebih ‘cerah’ dan punya energi tambahan
saat mengerjakan riset. Aku juga merasa siklus hidup jauh lebih ‘pelan’, penuh
arti dan tidak tergesa-gesa lagi pada suatu hal.
Patut dicoba, kan?
Pekanbaru,
No comments:
Post a Comment