Me and Hubby |
Ada sebuah tempat menarik di Melbourne yang perlu
dikunjungi oleh para penggemar bangunan heritage dan kebun klasik. Cook’s
Cottage, sebuah rumah bergaya Inggris yang terletak di Fitzroy Garden, tidak jauh dari Melbourne CBD.
Siapakah Cook dan mengapa rumahnya ada di Melbourne?
Cook, atau Captain Cook, orang yang pertama kali mendarat di
benua Amerika dan terbunuh di sana, sangat terkenal dengan penjelajahannya di
berbagai belahan dunia. Kaptern Cook pernah mengunjungi Selandia Baru,
Antartika, Australia, dan kepulauan Pasifik, sebelum menemukan benua Amerika.
Cook’s cottage adalah rumah orang tua kapten Cook, James
Cook & Grace, di Goat Lane, Inggris, yang dibeli oleh seorang penduduk kaya,
Sir Russell Grimwade, di Melbourne pada tahun 1933. Rumah orang tua Kapten Cook
berusia 250 tahun tersebut dibeli seharga 800 pounds untuk merayakan hari jadi
pendudukan Melbourne oleh penjelajah Eropa. Sebanyak 200 peti dipakai untuk
memaketkan rumah dengan cara membuka bata penyusun satu-persatu.
Suasana English cottage di Fitzroy Garden, Melbourne |
Setibanya di Melbourne padat tahun 1934, paket rumah tadi
dibangun kembali sesuai dengan rancangan awalnya. Rumah kecil berbentuk
cottage, atau gaya pedesaan jadi terlihat kontras dibanding bangunan-bangunan sekitarnya
saat itu. Secara perlahan, rumah bata tersebut diberi perabotan dari zaman
Victorian dari para penjelajah awal yang dapat ditemukan di daerah Melbourne
dan sekitarnya. Untuk menambah suasana asli Inggris, kebun dengan tanaman asli
cottage ditanam di sekeliling rumah. Kemudian rumah ini dibuka untuk umum
sebagai tempat wisata bagi penduduk Melbourne yang merindukan lingkungan asli
ala Inggris di tempat perantauan mereka, Australia.
Tiket masuk ke Cook’s Cottage hanya $2 untuk pengunjung dengan
status ‘student’ seperti diriku dan hubby. Karena tidak ada pemandu khusus,
kita diberi dua buah brosur untuk membantu kita mengamati rumah kecil itu.
Flint stone doormat |
Dari depan gerbang masuk, rumah bata merah berdinding
dipenuhi sulur-suluran daun hijau Poisson’s Ivy tebal mengingatkanku pada dinding
rumah di kawasan pedesaan Inggris. Di depan pintu masuk, kita bisa menyeka
sepatu pada ‘Flint stone doormat’ yang terbuat dari tanah lempung.
Dapur |
Ruangan pertama yang kita masuki di rumah itu adalah sebuah dapur
besar memiliki jendela dengan pemandangan indah di kebun. Pada masa itu,
rumah-rumah di pedesaan jarang memiliki ruang tamu khusus. Dapur merupakan
pusat kegiatan saat semua anggota keluarga berada di rumah. Perapian menyala
untuk menghangatkan ruangan, merebus air dan memasak makanan. Setelah semua
anggota keluarga naik ke lantai dua untuk tidur, maka penutup lengkung dari
tembaga digunakan untuk menutup kayu di perapian agar tidak terjadi percikan
api yang dapat membakar rumah.
Beberapa barang yang bisa kita lihat di dapur adalah:
Tapered Candle |
Butter Churn |
Tapered Candle adalah lilin dibuat dari batang berserat yang
direndam dalam lemak binatang. Cahayanya tidak seterang lilin yang dibeli dari
toko.
Butter Churn adalah alat untuk membuat mentega. Krim susu
dikocok berulang-ulang selama satu jam sehingga menghasilkan krim padat atau
mentega. Sisa liquid hasil pengocokan ini disebut buttermilk.
Inglenook Fireplace |
Inglenook Fireplace adalah perapian yang umum digunakan di
desa-desa Inggris. Perapian ini digunakan untuk pemanasan, memasak dan
mengurangi kelembaban rumah. Perapian serupa ini berbahaya karena mudah
terbakar.
Chestnut Roaster |
Chestnut Roaster adalah tempat pemanggang kacang chestnut.
Kegiatan ini sering dilakukan oleh keluarga di malam-malam musim dingin.
Cangkang kacang digores menyilang (X), lalu kacang dimasukkan ke dalam pemanggang
yang dapat diputar. Kacang dipanggang hingga lunak, coklat keemasan dan tanda X
di cangkang mulai terbuka sedikit. Hidangkan kacang tersebut selagi hangat.
Main Bedroom |
Setelah cukup lama mengamati barang-barang yang digunakan di
rumah Captain Cook, kita bisa naik ke lantai dua untuk melihat ruangan tidur
utama. Kamar tidur tersebut biasanya digunakan oleh keluarga atau pengunjung
yang datang bertamu. Kasur diisi dengan jerami, bulu angsa bahkan bulu kuda
yang diperkuat dengan tali bersilang. Sering kali tali-tali tersebut longgar
dan lepas, sehingga perlu dikencangkan kembali sebelum kasur ditiduri. Itulah
sebabnya sebelum tidur, mereka sering mengucapkan ‘Good night, sleep tight’…
Brass Warming Pan |
Wool Teaser and Winder |
Brass Warming Pan adalah alat yang dapat diisi dengan batu
bara hangat dari perapian dan diletakkan di atas kasur sebelum tidur. Tempat
tidur akan hangat dan siap untuk digunakan.
Wool Teaser & Wool Winder adalah alat untuk memintal
benang wol yang dijadikan kain untuk membuat pakaian.
Wajan Pee |
Di ujung tempat tidur terdapat wajan logam besar untuk
menampung urine di malam hari. Pada masa itu mereka belum memiliki toilet di
dalam rumah, sehingga alat penampung sederhana mesti tersedia di kamar. Jangan
dibayangkan bagaimana pesingnya bau kamar tersebut. Belum lagi cuaca dingin di
Inggris sering membuat mereka malas bertemu air setiap hari.
Rumah-rumah di pedesaan selalu mempunyai kebun kecil sendiri
untuk menyuplai makanan segar maupun obat-obatan. Penyakit-penyakit seperti bau
mulut, flu, bahkan tulang patah, dapat disembuhkan dengan hasil kebun mereka.
Pada abad ke-18, kebanyakan rumah tangga memiliki pengetahuan umum mengenai
herbal untuk memasak dan obat. Kebun kecil tersebut juga ditanami sayuran,
buah-buahan seperti strawberry dan bunga-bunga.
Scurvy grass (New Zealand spinach) |
Menurut cerita, dalam tiap penjelajahannya, Kapten Cook
selalu membawa pasokan ‘scurvy grass’ atau sayuran semacam bayam (New Zealand
Spinach), sauerkraut dan buah-buahan serta sayuran dalam jumlah yang sangat
banyak untuk konsumsi awak kapalnya. Kapten Cook menyadari bahwa lebih banyak jenis
makanan tidak sehat yang dihidangkan selama pelayaran, sehingga para awak kapal
sering menderita sariawan. Disamping memakan scurvy grass, mereka juga dipaksa
untuk memakan makanan berserat lokal yang ditemui di tempat tujuan. Alhasil,
para awak kapal kapten Cook jarang mengidap sariawan (scurvy) yang dipercaya
merupakan tanda-tanda penyakit pencernaan.
Di kebun rumah dipasang sebuah patung tembaga berwarna kehijauan yang
mewakili figur Kapten Cook di masa kejayaannya. Patung Kapten cerdas dan pemberani dengan
tinggi 191cm tersebut, dilengkapi dengan seragam resmi pelaut dan senjata
pedang terlihat gagah mengawal tempat kelahirannya itu.
Pekanbaru,
(Desember 2010)
Gambar scurvy grass diambil dari http://www.captaincooksociety.com/ccsumarton2007.htm)
No comments:
Post a Comment