Saturday, December 14, 2019

Biar Lambat Asal Bagus atau Semakin Cepat Semakin Bagus

Prinsip 'biar lambat asal bagus' ini sedikit kontradiktif dengan pepatah kesukaanku "ikan sepat ikan gabus, semakin cepat semakin bagus"... Tapi barangkali bisa kita tempatkan kapan kita pakai prinsip di awal, kapan kita pilih prinsip yang terakhir saya sebutkan tadi. 

A giant clock at Lake Zurich, Switzerland
Kita mungkin pernah mendengar atau menghadapi orang yang sebenarnya menghasilkan pekerjan berkualitas tinggi, tetapi sering dinilai lambat karena tidak bisa memenuhi tenggat waktu tertentu.  Dalam terminologi produktivitas, prinsip 'biar lambat asal bagus' sebenarnya tidak begitu tepat digunakan. Untuk masa kini yang memerlukan kecepatan proses, maka bekerja dengan mode lambat akan menghalangi banyak hal di belakangnya, terutama jika berhubungan dengan anggota tim lain atau jejaring kerja di luar sana.  

Setelah direnungkan, barangkali ada tarik-menarik orang tersebut untuk menghasilkan pekerjaan berkualitas meski waktu tidak mengizinkan. Padahal dalam tenggat waktu tersebut tidak selalu diperlukan pekerjaan super bagus karena memang hanya perlu diselesaikan. Kemungkinan orang tersebut tidak bisa menilai dan memberikan skala prioritas sehingga setiap pekerjaan seperti ada beban harus diselesaikan dengan gemilang dalam waktu singkat. Maka keahlian untuk memproses sesuatu pekerjaan dengan fokus dan kecepatan tinggi menjadi sangat perlu dikuasai. 

Kapan kita bisa memakai prinsip 'semakin cepat semakin bagus' dan kapan prinsip 'biar lambat asal bagus' digunakan dalam mengerjakan pekerjaan tertentu? 

Pertama, berikan penilaian apakah pekerjaan tadi merupakan bagian dari pekerjaan rutin dan berkaitan dengan tim kerja. Jika iya, berarti kita harus mencocokkan waktu dan hasil pekerjaan dengan semua anggota tim. Biasanya mengerjakan 75-80% dari tuntutan tugas sudah cukup membantu, karena biasanya akan ada sesi 'tailoring' saat semua anggota tim akan saling membantu menyempurnakan pekerjaan yang belum lengkap. Terkadang pekerjaan tersebut tidak bisa dikerjakan terlalu sempurna karena berpotensi direvisi sehingga tidak efektif dan efisien kalau dikerjakan lama-lama.

Kedua, berikan penilaian apakah pekerjaan tadi termasuk tugas kreatif dan mandiri, berhubungan dengan brand atau identitas kita, bisa dikerjakan secara individu dan punya tenggat waktu tidak mengganggu tim? Nah, pekerjaan seperti ini memerlukan fokus, dikerjakan dengan hati-hati dan harus diselesaikan secara 90-95% secara mandiri.  Inilah pekerjaan yang akan menghasilkan dampak besar untuk promosi dan reputasi dalalm jangka panjang. Untuk pekerjaan seperti ini, kontrol ada di tangan kita sehingga bekerja dengan lambat tetapi menghasilkan pekerjaan yang bagus jauh lebih efektif dalam segi mencapai tujuan dan efisien arena tidak ada pengulangan-pengulangan signifikan.

Untuk beban kerjanya sendiri, kita bisa ukur berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk menghasilkan pekerjaan dengan dampak besar secara berkelompok atau  individu. Menuruti prinsip Pareto, kita memahami bahwa mayoritas hasil berasal dari input yang kecil (minoritas).  Kita bisa membuat keputusan bahwa dalam tiap pekerjaan ada kontribusi 20% (tahap awal) untuk memikirkan apakah pendekatan pekerjaannya semakin cepat semakin bagus atau biar lambat asal bagus. Kadang keputusannya tergantung nature dari pekerjaan sendiri dan tenggat waktu yang diperlukan.  Pemilihan kondisi yang paling tepat banyak membantu kesuksesan kerja kita.

Pekanbaru,

No comments: