Setelah beberapa bulan kembali ke rutinitas dan kehidupan di
tanah air, aku sempat mogok blogging. Ternyata, kesukaanku pada mengisi blog
dikalahkan oleh kesulitanku menyesuaikan diri dengan kehidupan baru. Dari
cuaca, pekerjaan, kebiasaan orang-orang di sekelilingku, tontonan, hingga
makanan yang kumakan.
Satu hal yang paling kuingat dari ‘Return Home Workshop’,
bahwa kami dianjurkan untuk tidak terburu-buru ingin mengubah keadaan di
sekeliling dalam waktu singkat. Proses itu harus dilakukan perlahan-lahan tanpa
mengejutkan keluarga, kolega maupun mahasiswa.
Cara demikian memang sangat memakan waktu. Tetapi, orang-orang
di sekelilingku perlu diberi waktu untuk memahami kalau aku bukanlah sebuah
‘ancaman’ bagi mereka. Oleh karena itu, aku harus menyesuaikan diri dengan
mereka sambil menyusun rutinitas yang ingin kulakukan. Secara pribadi, aku
ingin semua orang menerimaku dengan senang hati tanpa beban. Simpati yang diperoleh diharapkan dapat memperkuat kolaborasi dengan
teman-teman dan memudahkan implementasi ide-ide lewat dukungan tim.
Dalam masa penyesuaian diri, kita juga dituntut untuk
bijaksana dan mau membaur dengan teman-teman lama tanpa ada tendensi tertentu.
Kita harus mengurangi bicara, lebih rajin mendengar, aktif membantu siapa saja
yang membutuhkan ide kita, dan bersikap kooperatif dalam berbagai hal. Tidak perlu membanding-bandingkan
apa yang pernah kita alami sebelumnya, karena situasi tersebut telah berlalu,
sedangkan saat ini kita tengah berada dalam situasi lain lagi. Intinya, rasa
ikhlas akan keadaan sekarang harus diperbesar.
Kadang-kadang, terbersit rasa jengkel karena semua tidak
semudah dan secepat sebelumnya. Lagi-lagi, sikap ‘menerima’ memang membantu
penyesuaian diri lebih cepat. Terkadang kita harus sering merevisi dan
menurunkan standar agar tidak putus asa lalu mogok berkarya. Tak jarang kita
harus kembali pelan-pelan melangkah, karena tidak bisa secepat biasa. Pada saat
melambat ini, jangan diartikan sebagai saat kontra -produktif. Tetapi gunakan
masa itu untuk mengumpulkan dukungan dan kekuatan. Karena, saat masa
penyesuaian telah berlalu, kita bisa mengejar ketinggalan yang dialami dengan
kekuatan penuh.
Saat ini, aku tidak memiliki target apapun selama setahun
penuh. Kubiarkan diriku menyesuaikan diri, meskipun sempat
terseok-seok pada awalnya. Pelan-pelan, kubangun rutinitas pekerjaan dan
kehidupan yang lebih seimbang. Toh, tidak selamanya kita akan berada dalam
‘kesulitan’, karena sudah sunnatullah, setelah ‘kesulitan ada kemudahan’.
Semoga penyesuaian diri selama setahun ini akan memudahkanku
di masa depan... Semoga yah!
Pekanbaru,
Satu cerita boring lagi dariku… (haha, enjoy!)
No comments:
Post a Comment