Saat tinggal di Perth, aku dan hubby belajar mengkonsumsi
raw oats, barley, lentils, chickpea, beras coklat,d beras merah dan weet-bix
sebagai pengganti nasi. Semua dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada
nasi sebagai makanan pokok sekaligus menjaga kesehatan pencernaan melalui
makanan kaya serat tersebut.
Keinginan untuk mensubstitusi nasi sebagai bahan pokok,
dimulai dari pengetahuan tentang Glycaemic Index (GI). GI adalah persentase
pengaruh karbohidrat pada level gula darah. Makanan yang diproses (bentuk
aslinya tidak terlihat lagi) seperti tepung, mi instan, dan pasta, memiliki GI
tinggi dan berpotensi meningkatkan gula darah secara drastis. Tidak hanya
makanan proses, beras putih dan beras ketan cenderung memiliki kadar GI tinggi.
Sebaliknya, makanan tidak diproses seperti wholegrain, legumes dan oats malah mengandung
GI yang rendah.
Oats, barley dan aneka legumes tidak hanya dapat mengurangi
resiko penyakit berat seperti jantung, kanker dan diabetes tipe 2. Berbagai jenis makanan kaya serat tersebut diyakini
dapat menjaga berat badan ideal dan menyehatkan sistem pencernaan. Yang paling
menarik, semua bahan makanan tersebut sebenarnya tidak sulit diperoleh di
pasaran dengan harga terjangkau.
Oats yang terdapat di pasaran terbagi dua, yaitu fine ground
and raw oats. Raw oats direkomendasikan karena memiliki tekstur kasar dan
bergizi tinggi karena tidak mengalami proses penghalusan. Oats dipercaya dapat
membersihkan usus dari endapan sisa makanan padat dengan cara penyerapan. Untuk
membuat oats yang lezat, maka sedikit garam saat memasaknya. Oats yang dicampur
dengan buah-buah kering dapat dijadikan snack lezat. Campur oats dengan air
secukupnya dan garam sehingga mudah dibentuk dalam cetakan. Bakar adonan dalam
oven selama sepuluh menit, lalu hidangkan.
Barley memiliki tekstur lebih kasar dari oats. Untuk
memasaknya, kita perlu menambahkan air dan merebusnya cukup lama. Bulir yang
matang biasanya lebih kenyal dan cukup sulit dikunyah. Oleh karena itu, barley sebaiknya
dimakan sesekali saja, karena otot wajah kita bisa letih setelah mengunyah
bijinya. Makanan ini sangat baik untuk pencernaan karena kaya serat dan vitamin
B.
Belakangan kami mencoba lentil/dhal. Ada beberapa jenis
lentil di pasaran, tetapi favorit kami adalah lentil merah. Untuk penyajiannya,
lentil direndam dalam air selama beberapa menit. Lalu rebus lentil hingga mengeluarkan
aci/tepung putihnya. kemudian masukkan irisan bawang bombay, bawang putih, yang
telah ditumis kedalam masakan tersebut. Jika ingin menambah sayuran, maka
masukkan bayam atau sayuran beku. Tambah garam secukupnya dan lentil dapat disajikan dengan kari ayam atau
daging. Lentil sebagai bagian dari legumes (kacang-kacangan) dapat mengurangi
kerja keras pencernaan dan mengurangi resiko sembelit.
Chickpea
atau kacang kuda, dapat dimasak menjadi cemilan
maupun kari. Biasanya kami mengkonsumsi chickpea sebagai pengganti nasi.
Chickpea cukup direndam semalaman hingga mengembang. Lalu rebus dan beri
garam
secukupnya. Untuk kari, setelah diolah dengan cara yang sama, tambahkan
bumbu
kari kedalamnya. Makanan ini memiliki bau khas, tetapi berkhasiat tinggi
seperti lentils. Jika chickpea halus ditambahkan pasta ikan dan sedikit
tepung
kanji lalu digoreng, maka jadilah perkedel chickpea yang lezat. Chickpea
juga dapat diolah menjadi bahan dasar burger vegetarian yang banyak
dijual di supermarket.
Beras coklat (brown rice) maupun beras merah tidak melalu
proses pengolahan khusus. Kulit beras merah kaya vitamin B, rendah GI dan
seratnya sangat baik untuk pencernaan. Pengolahan beras merah dan coklat tidak
berbeda dari beras biasa. Hanya saja nasi merah rasanya tidak selezat nasi
putih, sehingga menu penyerta harus yang kaya rempah.
Weet-bix cukup murah dan rasanya lumayan. Biasanya kami
menjadikannya sebagai cemilan pengganti biskuit atau wedges (kentang goreng
ukuran besar). Weet-bix dicampur dengan susu dan buah-buahan menjadi makanan favorit
di Australia. Weet-bix yang dicemil seperti keripik ternyata dapat membantu
menghilangkan rasa guilty setelah menyantap
makanan tinggi kalori dan bahkan memperlancar BAB.
Dari pengalaman tersebut, kami belajar bahwa tidaklah berat kalau harus mengganti nasi
dengan aneka pangan lain. Yang paling penting adalah
kesadaran dan kemauan untuk kebutuhan hidup sehat, serta rajin membuat kreasi
penyajian agar tidak membosankan.
Pekanbaru,
No comments:
Post a Comment