Day 2, 17 Juni 2000
Hari kedua ini pastilah sangat sibuk. Aku tidak tahu persis apa
yang akan kami kunjungi. Maklum, first time traveller. Kami hanya mengikuti rencana
kak A, teman seperjalanan dari Malaysia yang sudah pernah ke Paris. Ia membuat
rencana agar kami bisa berjalan-jalan sebentar di Champs Elysees, ikut tur ke
Versailles Palace, menikmati suasana sungai Seine dan ditutup dengan
mengunjungi Menara Eiffel.
Arc de Tromphe
Berlokasi di Place Charles de Gaulle, monumen setinggi 50 m ini
adalah pusat keramaian di sana. Arc de Tromphe adalah sebuah monumen pahlawan
yang gugur dalam Revolusi Perancis. Monumen yang dibangun pada tahun 1806 dan selesai pada tahun 1836 tersebut berupa
lengkung sederhana dengan jembatan di
atasnya. Aneka relief di monumen tersebut menggambarkan kedamaian, kemenangan Napoleon maupun
kedatangan sukarelawan yang membantu dalam perang.
Bagi yang suka mengamati sistem transportasi, maka pemandangan
lalu lintas di sekeliling Arc de Tromphe bisa jadi terlihat mengerikan. Monumen ini bak sebuah bundaran besar dengan enam simpangan yang sangat padat.
Berkali-kali aku memekik kecil melihat kejadian cukup mengejutkan seperti mobil
yang nyaris diserempet bus, pengendara motor yang mau menyerempet mobil atau ambulans yang melaju
dengan cepat tanpa peduli keadaan di sekitarnya. Untuk kekacauan tersebut, maka di Place Charles de Gaulle telah ditetapkan bahwa
asuransi kecelakaan tidak berlaku. Pelaku dan korban tabrakan harus sama-sama
beriuran untuk membayar kerugian akibat kecelakaan yang ditimbulkan. Pagi itu kami sempat melihat sebuah
mobil dengan bendera Perancis yang dikawal polisi bermotor. Mungkinkah kendaraan itu
milik presiden Jacques Chirac?
Champs Elysees
Jalan paling terkenal di Paris ini memiliki banyak kafe,
bioskop, butik bermerk, serta merupakan lokasi real estate termahal di dunia. Jalan
sepanjang 1.91km dibangun untuk menghormati kemenangan Napoleon
Bonaparte. Suasananya sendiri tidak terlalu luar biasa menurutku. Mungkin karena masih
pukul 8 pagi atau karena kami sedang terburu-buru! Kafe-kafe banyak menawarkan kue-kue
dengan tampilan menarik strawberry cheesecake, aneka pie berkrim tebal, yang menggugah
selera. Meski begitu kami hanya dapat membeli Fish O Fillet dari McDo!
Versailles Palace or
Chateau de Versailles
Kami dijemput bus dari Arc de Tromphe dan diantarkan ke Versailles
Palace. Istana tersebut berada sekitar 20km dari pusat kota Paris. Pelajaran
sejarah Perancispun di mulai pagi itu. Tetapi, untuk detailnya, aku akan menulis
pengalaman mengunjungi Versailles Palace dalam post berbeda.
River Seine Cruise
Setelah berkunjung ke Istana Versailles, kami diantarkan ke sebuah jetty untuk mengikuti cruise. River Seine yang melewati Paris mempunyai
panjang 776km membentang dari Source-Seine ke English Channel. Kapal dari
perusahaan Bateaux Mouches yang dapat mengangkut ratusan orang berlayar sekitar
satu jam menyusuri River Seine. Bateaux Mouches berarti “fly boats’ beroperasi
sejak 1867 dengan kapal uap.
Cruise merupakan cara paling santai dan cepat (menurutku)
untuk menikmati keindahan kota secara keseluruhan. Awalnya perjalanan terasa
sangat lambat. Kapal melewati beberapa jembatan di River Seine. Sebagai informasi,
River Seine memiliki 32 jembatan di daerah Paris. Saat jembatan-jembatan indah seperti
Pont Alexandre III yang membentang di atas River Seine telah dilewati, aku
menjadi sangat bersemangat. Jembatan Pont Alexandre III adalah simbol
persahabatan antara Perancis dan Rusia. Aneka jembatan dengan berbagai tipe,
arch, normal girder, steel, pedestrian, etc, seperti Pont Neuf, Pont Royal,
Pont des Arts, yang terlihat membuatku menyadari bahwa jembatan tidak hanya
sebuah ‘penghubung’ tersebut dari daerah left bank dan right bank kota Paris. Tetapi
dapat mempercantik sebuah kota dan menjadi tempat paling romantis untuk melihat
River Seine berduaan dengan someone special.
Bagian bawah jembatan dipenuhi orang-orang yang sedang
berjemur, bersepeda, berjalan, mendorong kereta bayi dan aneka aktivitas lain.
Tepian River Seine memang telah dirancang menjadi semacam Paris Beach oleh
walikota Paris. Ribuan ton pasir, pohon palem dan kursi berjemur disediakan di
pantai artifisial tersebut. Meskipun terasa sedikit aneh, tetapi River Seine
berhasil menarik ratusan orang keluar dari rumah mereka setiap hari di musim
panas untuk bersantai di tepiannya.
Lewat cruise ini kita bisa melihat tempat-tempat bersejarah
di kota Paris. Di mulai dengan Place de la Concorde, musee Louvre,
Notre Dame, Palace of Justice, Musee d’Orsay, Invalides, Eiffel Tower dan
patung Liberty di sebelah jembatan Pont de Grenelle. Patung Liberty yang
dibangun pada tahun 1885 ini berukuran lima kali lebih kecil daripada patung
Liberty di New York.
Eiffel Tower
Perjalanan sore itu diakhiri dengan kunjungan
ke Eiffel Tower. Sebetulnya kita bisa memandang Eiffel Tower dari seluruh
penjuru Paris. Tetapi, datang ke Paris tanpa berfoto di sana, belum ke Paris
namanya! Lokasi menara itu seperti menipu, dekat tetapi terasa jauh dicapai.
Mungkin kami sudah terlalu lelah, sehingga tidak sanggup lagi berjalan dengan cepat.
Saat tiba di bagian seberang River Seine, rasanya senang sekali menara baja tersebut. Faktanya, menara inilah yang selalu ada di buku
sejarah karena Revolusi Perancis, menara ini telah pernah dikunjungi adik lelaki
semata wayangku beberapa tahun silam saat ia mengikuti Jambore Internasional
Pramuka di Belanda, merupakan menara tertinggi dunia hingga tahun 1930, menara yang
menggunakan 18,038 potong besi untuk membangunnya, menara yang memakai 2.5 juta
ton paku keling untuk menyambung potongan besi, menara dengan berat 10,000 ton,
menara yang dikunjungi lebih dari 5 juta orang per tahun.
Malam musim panas itu sungguh indah dan tidak mudah dilupakan. Matahari malam (yah begitulah
keadaannya) sudah mendekati ke arah Barat, menunggu saat untuk tenggelam. Ribuan orang
dari berbagai bangsa larut di bawah lindungan Eiffel. Mereka tidak hanya
berjalan-jalan tetapi juga duduk-duduk sambil menikmati suasana. Eiffel Tower
memang ikonik dan menyatukan.
Kami tiba di hotel sekitar pukul 9 malam. Esoknya kami berangkat pulang ke Manchester, Inggris. Huah,
sudah cukup mempelajari sejarah, sosiologi dan konstruksi hari ini…
Pekanbaru,
Bersambung ke bagian (6)
3 comments:
wuiiihhh, asyik banget tu Mon, istriku pengen banget ke sana lho.
Iya, datanglah musim semi, pemandangannya lebih magnificent
coba komen lagi... udah lupa caranya:)
Post a Comment