www.allposters.com |
Suatu hari aku mengajak temanku Dr JH untuk mengunjungi
ruang belajar kami di Curtin Uni. Di dalam ruangan ada beberapa orang kolega yang tengah
mengerjakan riset mereka. Sebelum duduk di ruanganku, ternyata Dr JH mendatangi
teman-temanku satu-persatu sambil mengenalkan diri. Ia bertanya tentang riset,
daerah asal maupun kesan mereka tentang Perth. Semua dilakukan dengan sikap
santun dan penuh keramahan yang tidak dibuat-buat. Aku terkesan dengan
kerendahan hatinya.
Dr JH termasuk seorang ahli di bidang riset yang kutekuni.
Kedatangannya ke Perth tentulah membuatku sangat girang, apalagi karena saat
itu aku sangat membutuhkan nasihatnya. Meskipun sudah ahli, beliau tidak segan
membalas email, memberikan saran atau merekomendasikan artikel jurnal yang perlu
dibaca. Semua itu dilakukan dengan sikap tulus tak dibuat-buat kepada siapapun.
Perilaku Dr JH ternyata menggambarkan ‘ilmu padi’ yang
pernah kutulis sebelumnya di sini. Menurut CM Christensen dalam ‘How Will You
Measure Your Life?’ (HBR’s 10 Must Reads: On Managing Yourself), orang-orang yang rendah hati
sebenarnya memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi. Mereka mengetahui
siapa diri mereka sebenarnya dan merasa nyaman tentang diri sendiri. Mereka
menghargai orang lain dan ingin membuat orang lain di sekitarnya merasa nyaman
dengan diri mereka sendiri. Ketika mereka hadir di suatu tempat, orang-orang
tidak pernah membiarkannya sendirian terlalu lama karena mereka suka berkawan
dengannya.
Berkebalikan dengan sifat rendah hati, maka sifat arogan yang
dimiliki seseorang menjadi tanda kurangnya rasa percaya diri. Orang-orang yang
suka mencela, memaki, mengejek orang lain, terbukti memiliki kepercayaan diri yang
rendah. Mereka suka mencari-cari kelemahan dan menjatuhkan mental orang lain
agar merasa lebih baik. Orang-orang tentulah berusaha menghindar dari si
arogan, daripada mereka sendiri menjadi korban seseorang yang tak punya nurani
seperti itu.
Kerendahan hati ternyata berpengaruh sangat besar dalam
proses belajar dalam hidup. Pada kenyataannya, tidak semua orang yang ditemui
sehari-hari memiliki gelar Sarjana ke atas dan tidak secerdas kita. Saat
seseorang memutuskan hanya bergaul dengan orang-orang yang selevel dengan
dirinya, maka ia telah membatasi kesempatan emas untuk belajar dari orang lain.
Padahal banyak hal yang bisa kita dapatkan dari orang-orang di sekitar kita
tanpa harus membayar mahal. Sikap rendah hati saja yang dapat menjadi kunci
untuk mendapatkan ilmu-ilmu tak terbatas tadi.
Pekanbaru,
2 comments:
Thanks buat sharing nya. Orang yang rendah hati, memiliki banyak tempat di dirinya untuk mengisi dan diisi sesamanya. Salam kenal dari Jakarta.
thank's untuk visitnya, dik:) salam kenal juga dari saya... kita memang harus rendah hati, agar proses belajar tak terhenti.
Post a Comment