Thursday, May 5, 2011

Give away everything you know and more will come back to you


Saat membaca judul di atas dari buku ‘It’s not how good you are, it’s how good you want to be’, tulisan Paul Arden, terbitan Phaidon Press, aku jadi teringat salah satu tulisanku sebelumnya (Si Pencuri Kredit (Credit Stealer)). Tulisan berikut aku buat untuk menyeimbangkan tulisan terdahulu, loh. So, apa kata Paul tentang hal ini?

Setiap orang memerlukan ‘kebesaran jiwa’ yang berkesinambungan untuk bisa tetap berbuat baik, kata Paul Arden, dalam tulisannya berikut:


“You will remember from school other students preventing you from seeing their answers by placing their arm around their exercise book or exam paper.

It’s the same at work, people are secretive with ideas. ‘Don’t tell them that, they’ll take the credit for it.’

The problem with hoarding is you end up living off your reserves. Eventually you’ll become stale.

If you give away everything you have, you are left with nothing. This forces you to look, to be aware, and to replenish.

Somehow the more you give away the more comes back to you.

Ideas are open knowledge. Don’t claim ownership.

They’re not your ideas anyway, they’re someone else’s. They are out there floating by on the ether.

You just have to put yourself in a frame of mind to pick them up.”

(dikutip dari ‘Do not cover your ideas, p। 30-31)


Kutipan di atas memang sedikit kontradiktif dengan sikap menuntut ‘ownership’ untuk sesuatu dan tidak mau berbagi rahasia। Pada intinya, Paul mencoba mengingatkan supaya seseorang mau bermurah hati untuk berbagi ide kepada orang lain, karena memberi tidak berarti akan kekurangan, tetapi malah akan mendapatkan banyak hal di kemudian hari. Sering kita melihat orang menyimpan rapat-rapat sebuah informasi, agar rekan/orang di sekitarnya tidak mengetahui hal tersebut. Padahal jika dibagi kepada orang lain, semestinya suatu hari banyak informasi/bantuan yang akan datang kembali kepada kita.


Furthermore, banyak membantu orang lain secara eksplisit atau implisit (lebih mulia lagi), sebaiknya kita tanamkan dalam diri bukan hanya untuk mencari keuntungan di masa depan. Aktif membantu orang lain di tempat kerja atau kehidupan sehari-hari ternyata adalah kunci sukses sebenarnya, bukan hanya Networking. Jangan kaget kalau rajin membantu dan berbagi, maka suatu hari semuanya akan kembali dalam berbagai bentuk. Begitu kata Scot Pape dalam tulisan yang pernah kumuat dalam blog ini dahulu (Pengalaman itu memang berharga (2))।


Mungkin isi tulisanku yang ini dapat menjadi penyeimbang soal terdahulu. Memang betul, masih banyak hal yang perlu kita pelajari agar jadi orang yang baik dalam kehidupan dan dunia kerja.


Semoga kita bisa banyak belajar hal-hal baik yang ‘powerful’ untuk kebaikan kita semua ya


Perth,