Sunday, February 20, 2011

Pengalaman itu memang berharga (2)

Kalau sudah menginjak kepala TIGA, biasanya kita sedikit lebih hati-hati dalam bertindak. Mungkin karena pengalaman di masa lalu yang banyak mengubah opini dan persepsi kita tentang sesuatu. Memang benar, pengalaman membuat kita bisa lebih legawa dan bijaksana menghadapi hidup. Itu jika pengalaman kita memang memperkaya jiwa. Tetapi kalau belum merasa bisa bijaksana dan dewasa dari pengalaman, kenapa tidak belajar dari orang lain seperti di bawah ini:

Enam- Tapi jangan dengarkan orang yang lebih tua seperti ini.
Maksudnya, kita tahu ada orang-orang lebih tua yang bertipe ‘loser’ dalam hidup ini. Ingat, kalau kita bergaul dengan mereka, sedikit-banyak kita akan menyerupai mereka juga. Kadang-kadang ada orang lebih tua yang sangat egois, tidak bisa diajak bicara dan selalu menekankan kalau mereka tidak mau berubah. Just leave them alone.

Tujuh- Berusahalah untuk mandiri.
Jika memungkinkan, carilah pekerjaan yang jauh dari rumah orang tua kita. Berusahalah mandiri, coba pikirkan cara mendapatkan kos/kontrakan, belajar membiayai hidup, bertanggung jawab dengan kebebasan yang sudah ada, masak, mencuci sendiri, dan berkembang menjadi orang dewasa normal. Semua itu mengasah jiwa kemandirian dan keahlian dalam hidup yang belum tentu ada saat kita masih menumpang bersama orang tua. Just talk nicely, to your parents, pasti dibolehkan.

Delapan- Networking itu ternyata tidak terlalu membantu, kok.
Semua orang berpikir networking, networking, jadilah mereka para aktor/aktris yang mengejar-ngejar orang kalau ada maunya. Terjadi juga pada diriku, ternyata banyak juga yang berteman kalau ada maunya. Networking bukan sekedar tukar email atau kartu nama. Kuncinya untuk mendapatkan banyak bantuan adalah~ aktif membantu orang lain di tempat kerja~ karena suatu saat kita akan mendapatkan bantuan dalam berbagai bentuk. Ini sebenarnya ‘the most powerful advice’ yang dimiliki orang-orang sukses.

Sembilan- Belilah mobil yang paling murah, yang dapat ditahan oleh ego diri kita.
Wow, what a tips! Kadang kita membeli kendaraan bagus plus mewah, untuk menaikkan gengsi. Memang menyenangkan saat orang-orang melihat kita menyetir mobil keluaran terbaru dan gaul. Tetapi, di usia 30-an ini, kenapa harus menyetir mobil mewah seperti orang-orang yang sudah pensiun itu? Di negara Barat, sangat jarang kami melihat anak muda mengendarai Porsche, kecuali dia atlit olah raga sejenisnya. Rata-rata membawa mobil yang cukup tua dan tidak memiliki AC. Porsche hanya dibawa oleh eksekutif tua (bukan muda) dengan nyonya. Jarang anak muda Barat memiliki uang untuk membeli mobil wah seperti itu.

Sepuluh- Banyak juga hal-hal yang tidak perlu dicemaskan dalam hidup ini.
Jujur saja, di usia 20-an, kita sering mencemaskan hal-hal yang tidak terlalu perlu diambil pusing. Nyatanya, setelah 30s, aku merasa tidak begitu takut jika hal yang kucemaskan tadi terjadi. Mungkin karena pengalaman kita yang masih sedikit dengan support minim membuat kita suka khawatir. Padahal, most things ternyata don’t matter, hehe...

I think this is enough for now, ya. Ntar daku sambung lagi di bagian (3).

Dikutip dari ‘Experience Count’ milik Scott Pape dari kolom The Barefoot Investor, Sunday Times Feb 2010.