Sewaktu masih kecil aku tidak pernah
bermimpi untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri. Mungkin karena saat itu aku
belum terpikir manfaatnya atau memang keadaan ekonomi keluarga menjadi salah
satu alasan.
Tetapi di sekelilingku, beberapa orang teman sekelas bisa sangat beruntung menghabiskan masa kecil mereka di Amerika dan Inggris. Rata-rata mengikuti orang tua mereka yang dinas di luar negeri selama beberapa tahun. Pada saat itu, beberapa teman sempat menghilang dari kelas lalu kembali ke kelas dan sekolah kami beberapa tahun kemudian. Mereka terlihat lebih keren, rileks, banyak bercerita tentang keasikan sekolah di sana dengan semua pengalaman menarik dalam kehidupan sehari-hari.
Diam-diam setelah mendengarkan kisah-kisah mereka, aku meminta pada Allah agar suatu hari dapat diundang bersekolah di luar negeri juga.
Tetapi di sekelilingku, beberapa orang teman sekelas bisa sangat beruntung menghabiskan masa kecil mereka di Amerika dan Inggris. Rata-rata mengikuti orang tua mereka yang dinas di luar negeri selama beberapa tahun. Pada saat itu, beberapa teman sempat menghilang dari kelas lalu kembali ke kelas dan sekolah kami beberapa tahun kemudian. Mereka terlihat lebih keren, rileks, banyak bercerita tentang keasikan sekolah di sana dengan semua pengalaman menarik dalam kehidupan sehari-hari.
Diam-diam setelah mendengarkan kisah-kisah mereka, aku meminta pada Allah agar suatu hari dapat diundang bersekolah di luar negeri juga.
Mengapa ingin bersekolah di luar
negeri?
Biasanya
orang memilih bersekolah di negeri lain karena ingin mendapatkan pendidikan yang
lebih baik dengan fasilitas menunjang dan mendapatkan pengalaman hidup
berwarna. Biarpun pendidikan di dalam negeri tidak kalah pamornya, orang tetap
berlomba-lomba bersekolah di luar negeri. Kampus-kampus di negara maju memiliki
perpustakaan dan dukungan teknologi informasi yang lebih canggih. Kecepatan
memperoleh informasi dari ribuan basis data memang sungguh menggiurkan, apalagi
bagi para periset. Umumnya tiap universitas menjadi semacam one-stop-shopping place, tempat
mahasiswa belajar, berlatih, meriset, bergaul, belajar bekerjasama dengan pihak
industri, hingga mendapatkan pekerjaan melalui pameran karir di kampus.
Universitas di luar negeri juga menawarkan kelas tambahan bagi yang membutuhkan
keahlian bahasa Inggris dalam membaca dan menulis, kelas keahlian riset bagi
mahasiswa paska sarjana maupun seminar-seminar dari pakar industri. Belum lagi
suasana kampus yang sangat kental aroma akademiknya. Para staf pengajar selalu
berada di kampus dan bisa ditemui kapan saja. Perpustakaan di kampus umumnya
seperti toko buku besar dengan berbagai koleksi jurnal, buku dan majalah
terbaru. Mahasiswa bisa belajar dengan santai di perpustakaan yang menyediakan
ruang belajar dan cluster komputer
hingga pukul 9 malam.
Tiap
mahasiswa postgraduate mendapatkan workstation lengkap komputer baru,
internet, printer dan mesin fotokopi yang seratus persen menunjang riset
tersedia di sana. Kampus dilengkapi dukungan teknis dari berbagai staf IT,
perpustakaan dan security demi
kelancaran studi dan riset. Berbagai fasilitas juga ditawarkan untuk para
periset seperti dana penelitian sudah termasuk dalam biaya kuliah, dana
konferensi, sampai dana kursus keahlian tertentu. Jika beruntung, kadang ada riset
kolaborasi yang bisa dikerjakan dengan pihak industri, universitas atau pusat
riset di negara lain. Semua itu menjadi semacam kemewahan dalam riset yang sangat
berpengaruh pada kualitas penelitian dan sikap kita sebagai seorang peneliti.
Pengalaman
hidup yang ingin dirasakan para mahasiswa luar negeri bisa beragam bentuknya. Bisa
berupa kesempatan mengalami secara langsung gaya hidup yang sangat berbeda
di negara sendiri. Turut terlibat kegiatan yang diadakan masyarakat setempat
sampai merasakan sendiri peraturan-peraturan dasar dalam kehidupan mereka.
Belum lagi cuaca empat musim yang dapat mempengaruhi kinerja dan gaya hidup di
sebuah negara. Seringkali mahasiswa kita menjadi lebih kreatif dalam memasak,
seperti di saat perut meminta masakan asli Indonesia tetapi dengan bumbu
terbatas.
Kita belajar menikmati kehidupan teratur seperti orang Barat yang
cenderung sangat menikmati hidup. Mereka, khususnya di Australia, seperti
memiliki waktu untuk bekerja dan bersantai, dua hal yang boleh dibilang sudah
tidak seimbang lagi dalam kehidupan manusia modern. Bonus lain dari sekolah di
luar negeri yaitu dapat mengunjungi tempat-tempat wisata menarik tanpa harus
mengeluarkan biaya mahal karena sudah berada dekat dengan tempat tersebut. Kunjungan
ke tempat-tempat menarik tersebut pastilah menjadi pengalaman indah bagi tiap
orang yang dibungkus dalam kesibukan dan kepadatan waktu belajar saat di luar
negeri. Kukira, dua hal tersebut juga menjadi motivasiku belajar di luar
negeri.
Bertekad
untuk mencoba mendapatkan beasiswa sendiri
Tiap
keinginan yang besar pastilah memerlukan pengorbanan besar pula. Lalu,
pertanyaan besarnya, siapa yang akan mengeluarkan uang milyaran rupiah untuk
membiayai cita-citaku itu? Kemudian, jenis sekolah apa pula yang harus aku
pilih di lautan universitas dunia ini? Dulu ada program TPSDP, sejenis hibah
yang diperoleh secara kompetisi oleh jurusan dengan sebagian komponen biaya
dapat digunakan untuk studi lanjut S2/S3 di luar negeri. Tetapi alangkah
lamanya proses itu dan tahap yang dilaluipun sangat memakan tenaga. Disamping
itu pemilihan sekolah yang cocokpun harus didasarkan pada riset bermanfaat dan
dapat diaplikasikan untuk peningkatan bidang ilmu di kampus Teknik Sipil Universitas
Riau. Semua kriteria dasar itu cukup menggelitik pikiran dan hatiku untuk
mencari jalan keluarnya. Tiada jalan lain, kecuali mengikuti kompetisi beasiswa
yang ditawarkan oleh suatu badan atau universitas di luar negeri.
(Bersambung)
Pekanbaru,
2 comments:
thanks ya atas sharing diary beasiswanya... ngomong2 ada ngga
temen2 yg berhasil dpt beasiswa kuliah di luar negeri
trus apa aja duit yg kpake sblm kbrgkatan sampe tiba disana(negara tujuan) ? pengeeennnn kuliah S2
Maaf telat banget replynya. Oya, banyak sekali sekarang yang bisa mendapatkan beasiswa. Modal kita di awal, kursus bahasa (jika tidak punya dana bisa belajar sendiri, download materi, gabung grup diskusi di fb atau twitter), kemudian biaya tes, lalu fotokopi dokumen. Biaya2 itu nanti tertutupi kalau kita dapat beasiswa, jadi jangan ragu menggunakan tabungan sendiri untuk modal awal ya.
Post a Comment