Monday, July 5, 2021

Resilience di Masa Pandemi

Salah satu kemampuan dasar penting abad ke-21 adalah resilience. Resilience barangkali bisa disamakan dengan 'fleksibel' atau tidak rigid/kaku. Konsep ini terkait dengan kemampuan menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan dan lingkungan yang terus berubah dengan cepat. Bagaimana supaya kita bisa resilience dalam masa tak menentu yang tidak bisa kita prediksi saat ini?

Suatu hari aku sempat mampir di rumah tetangga yang sudah senior. Berhubung aku hanya sebentar, jadi kami hanya berbicara hal-hal penting saja seperti keadaan saat ini. Memang betul, kondisi pandemi mengubah dan memutar-balikkan semua kenyamanan dan kebiasaan kita sebelumnya. Pembicaraan kami sampai kepada keresahan, kegelisahan dan keprihatinan di tengah-tengah kondisi. Akhirnya terucap juga bahwa keadaan yang membuat kita pusing ini karena dunia sudah gila. Loh, kok gila? Aku jadi bingung, berarti menyalahkan keadaan ya. 

Beberapa teman yang sempat kontak mengatakan sejak pandemi mereka jadi punya kegiatan dan aktivitas baru. Ada beberapa hal yang tadinya tidak sempat dilakukan, seperti membaca, mengerjakan hobi, mempelajari hobi baru, mengurus kebersihan karena waktu berkendara ke tempat kerja sudah tidak ada. Bahkan ada target-target baru seperti rutin mengerjakan shalat sunnah rawatib, puasa sunat, menghafal juz amma, dan semua amalan yang tidak sempat dilakukan sebelumnya. Setahun lalu aku mengikuti kursus online di SPADA yang banyak membantu pengajaran daring selama dua semester ini. Orang yang mau fleksibel akan dengan cepat menyesuaikan diri dan mencari peluang untuk meningkatkan kompetensi personal dan profesionalnya ketimbang menyalahkan keadaan dan berkeluh-kesah.

Pada saat seperti ini, menjadi seorang yang resilience membutuhkan penerimaan akan situasi. Kemudian lebih cepat mencari jalan keluar, mengatur rutinitas, menghilangkan kesulitan dengan kebiasaan baru. Sebaiknya mempunyai perencanaan apa yang bisa ditingkatkan dalam situasi yang berubah dan bisa membaca trend kira-kira skill apa yang diperlukan setelah pandemi usai. 

Hal terpenting adalah tidak patah semangat, tetap belajar dan take it easy semua hal-hal sulit yang dapat menurunkan imunitas tubuh sehingga lupa bahagia dan bersyukur kepada Allah telah diberi nikmat dan rezeki yang sangat banyak. 

Pekanbaru