Thursday, August 28, 2014

The Art of Juggling

Juggling within many tasks need a very strong nerve. For an academic like me, although I have a very flexible time to work, I have never thought that I must deal with multiple challenges. The exact tasks are teaching, researching and community empowering. Instead of it, we also need to contribute our time to help administrative jobs at department/faculty/university levels. This is a way to develop our leaderships and management skills in the university. However, this could add more workload to our existing tasks and unpleasantly, we must learn to juggle in order to keep everything in its place. 

The idea of taking additional responsibility is a major decision in my career. I didn't think this become a burden in life, but a way to develop my abilities and competencies at work. When I'm thinking about the consequence, it needs a very huge responsibility and time allocation, but it match the opportunities offered by the position. The solutions to juggle with so many focuses are a good time and workload management.



Considering the time management and manageable workload could help us to spacing time for that many tasks, I agree we need an art/skill to do them. It needs a frugal planning or it does not? I believe I am a person who loves flexibility than rigid plan to do my work, but I love them to be finished. So, how will I finish my workload, but in the same time could achieve my objectives in career? Again, the answer is the art of controlling my time and resources. 

This is not a new method, it will never be, because a project management means to allocate appropriate money and resources to achieve the aims under projected time frame. By having a plan, work in increment and stay focus under a block of time, I finally could resolve my problem. This is how I juggle with my work:

a) I manage my work by finding a solitary office (mostly at home) and work there full time at least two days a week. This is the time when I could read, write and review manuscripts or prepare lectures. 

b) At those quiet time, I also invest on my administrative responsibility by managing staffs from home. I answer emails, take notes and send notices to them so they still could proceed without me. We then could sign the final draft of formal letters or financial report when I come to the office on the following day. 

c) I also used to send many emails to my final year project students and make them send me their research log book weekly. This gives them a sense of progress, while I could control my supervision on them and let them work on the right track. I set time for the students to meet me by adjusting my schedule, and send the notice to administrative staff at the department. 

d) Most of the time, I communicate with the students with email. I don't take phone calls and teach them how to contact lecturers with appropriate language and attitude through this way. I teach the students to be well prepared and planned their activities in advanced through email communication. There will never be on the spot activities, since I won't be available whenever they need me. 

e) I use various apps to help me at work. I have Evernote in my laptop and sync the information to the ipad. The Evernote app is very useful for storing ideas, keeping comments, planning tasks and sending information to everyone by email. I also use Mendeley for working efficiently towards finding references. This is a highly recommended app to track back all my papers in the library because I could use the key words sparingly. I love my scanner pro for ipad to instantly scan documents everywhere.

f) I try to deal with deadlines by submitting work at least a day before. I don't want any extension, because I know how dangerous the extension for my final progress. If I can't do it, then I will leave the work by communicating the person in charge that I need assistance or delegate it to somebody else. 

g) I see my task as a sequence of steps that need to be pursued. There should be no hesitation to do it, because it will make me more knowledgeable and grow as a person. I learn to find a 'fun' on it and don't think soo much about its financial benefit or I will destroy my noble intention. I must do perform work because I want to work for Allah, the Almighty.

In short, I just want to emphasis that the art of juggling is important to be mastered. Just focus on good time management and workload management. Find our own style which best fit on job condition and practice it regularly. 

Pekanbaru,

Tuesday, August 12, 2014

Buah Anggur, Rainbow Lorikeet dan Dolma

Musim panas tahun 2011 kami tidak bisa menikmati panen buah anggur di depan kantor dengan nyaman.

Tidak seperti tahun lalu saat buah anggur tidak bisa diambil karena sangat berbahaya untuk berjalan di bawah pergola lapuk sarat dahan-dahan pohon anggur. Akan tetapi tahun berikutnya, buah anggur masak sudah mulai berkurang dari biasanya. Selain pengurangan pohon-pohon tua sehingga hasil panen menyusut, juga ada serbuan dari burung-burung pemakan buah seperti lorikeet. Burung-burung tersebut selalu datang lebih awal untuk menghabiskan buah-buah ungu kecoklatan dan hanya meninggalkan buah-buah hijau masam berukuran kecil di tangkainya. 

Jika ingin mencicipi anggur, kami harus memilih butir yang akan dimakan dengan hati-hati. Setangkai buah yang biasanya penuh butir-butir masak sekarang hanya tinggal sepertiganya saja bisa dimakan manusia.


Setelah beberapa lama berebut anggur masak dan tidak pernah sukses, aku memutuskan untuk berhenti memetik buah dan lebih banyak berdiri di bawah pohon untuk mengamati kedatangan lorikeet untuk makan.

Lantas, tibalah kesempatan itu. Di suatu hari yang sangat indah, aku beruntung bisa melihat dengan jelas kedatangan dua ekor rainbow lorikeet penyuka buah-buahan lunak seperti berri dan anggur. Subhanallah! Mereka benar-benar cantik dengan kepala berwarna ungu dan badan dengan warna oranye, merah, kuning dan hijau. Demi mendapatkan gambar terbaik, aku berdiri diam-diam seperti sebuah patung di bawah sepasang lorikeet yang terlihat ragu-ragu untuk makan anggur di hadapannya. Aku harus rela bertahan beberapa lama supaya keduanya tidak terbang karena mereka sangat mempesona. Alhamdulillah aku berhasil mengambil beberapa video dan foto lorikeet makan anggur.

Setelah melihat sendiri lorikeet makan buah-buah anggur, aku memutuskan untuk tidak mengincar buah-buah anggur masak lagi. Kali ini aku hanya akan mengambil daun-daun anggurnya saja. Biarlah aku makan daun anggur dan panen buah yang sedikit dihabiskan oleh lorikeet lucu-lucu tadi.


Sebentar, makan daun? Yakin?

Well, bagi yang pernah membaca post ini, pasti ingat tentang si mbak dari Abu Dhabi. Dalam curhatnya padaku ia mengaku paling malas jika disuruh majikannya untuk membuat sejenis makanan terbungkus daun anggur atau dolma. Dolma merupakan sejenis hidangan dengan isi berupa nasi, daging cincang atau keju yang dibungkus daun dan dikukus sampai padat. Agak menyerupai lontong daun anggur. Rasanya sendiri sedikit kecut, segar, dan sering menjadi hidangan penyeimbang rasa yang cocok untuk masakan daging kambing/sapi  penuh bumbu. 

So, siang itu aku berhasil memilih beberapa buah daun anggur berukuran besar yang bisa diisi untuk membuat dolma. 

Daun-daun itu hanya perlu direbus sebentar supaya layu, lalu ditiriskan hingga dingin. Daun diisi dengan beras dicampur daging cincang, bawang, garam, merica, dan lemon, lalu dilipat. Proses melipatnya sendiri cukup ribet tetapi menyenangkan. Kemudian dolma direbus paling kurang dua jam dalam air diberi sedikit minyak/mentega sampai isiannya matang. Dolma siap dihidangkan dengan makanan matang lain.

Untuk melihat teknik pembuatan dolma secara rinci, silakan mengunjungi link berikut.

Selamat mencoba,

Pekanbaru,

Wednesday, August 6, 2014

Maaf

Hati bisa terluka saat seseorang menzalimi kita. Tetapi, apakah kita akan sakit hati tanpa ada penyelesaiannya? Kita bisa berlari kepada Allah, memintaNya untuk membalaskan rasa sakit hati ini secara langsung. Kita juga bisa menunggu saat Hari Pembalasan tiba, tempat kita meminta pertanggung jawaban dari orang yang menzalimi dahulu. Sayangnya, semua itu ternyata tidak sebaik perbuatan berikut, yakni 'memaafkan' orang tersebut. 

Memaafkan seseorang yang pernah menyakiti hati kita karena perbuatan dan perkataannya ternyata sebuah pekerjaan sulit. Apalagi kita dapat merasakan bahwa 'hati' adalah area paling sensitif yang tidak suka bersedih atau berduka karena disakiti. Sampai-sampai seseorang diyakini dapat mengidap sindrom 'patah hati' karena jantungnya membesar akibat sering sakit hati. 

Ada pula orang yang bisa mengatasi sindrom patah hati, tetapi secara tidak bijak malah menjadi sindrom 'balas dendam'. Mereka mencoba menghakimi sendiri orang yang mereka anggap sebagai sumber rasa sakit hati. Pembalasan-pembalasan kecil berupa kezaliman-kezaliman mini sampai ekstrim bisa mereka lakukan. Padahal setelah melakukan pembalasan tersebut, yakinlah, bukannya hati akan bertambah lega, tetapi malah akan resah karena telah melakukan dosa dan sedih akibat tidak bisa menahan diri.



Hal terindah yang bisa dilakukan seseorang agar hatinya tidak bertambah sakit adalah dengan 'memaafkan'. Alasannya, memaafkan secara tulus dan ikhlas dari dalam diri akan mendapatkan pengampunan dan kecintaan dari Allah SWT. 

Tidak percaya? 

Anda bisa membaca firman Allah dalam surat An-Nur (surat 24) ayat 22. 
"Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahawa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS An-Nur 24:22)

Insya Allah, meski hati panas membara akibat perlakuan zalim orang lain, mudah-mudahan kita masih bisa berpikir dengan penuh kesadaran bahwa memaafkan mendatangkan pengampunan dan cinta dari Allah SWT. 

Serahkan saja semua urusan kepada Allah dan jangan tempatkan urusan dunia ini di hatimu untuk seterusnya.

Pekanbaru, 
Selamat Idul Fitri 1435H. Mohon maaf lahir dan bathin.