Monday, October 6, 2008

In the next ten years...


Aku punya banyak keinginan. Semua itu telah kutuliskan dalam daftar 50 Hal yang ingin kulakukan sebelum mati di diaryku. Menurutku itu ide yang bagus, bikin kita selalu punya aktivitas dan rencana untuk dijalankan. Semuanya tidak perlu terlaksana tiap tahun... kan rentang waktunya seumur hidup. Setiap aku bosan dengan sesuatu atau sedang tidak ada kegiatan, aku melihat daftar itu dan mulai mengerjakan sesuatu sesuai yang kupilih dari daftar. Acak saja, tergantung yang kita inginkan saat itu.

Aku belum menggenapkan daftar keinginanku menjadi 50 item, Insha Allah, baru 35 item saja. Dari semua itu aku baru menyelesaikan 10- 15 hal. Diantaranya kursus menjahit, jalan-jalan ke luar negeri, sekolah di luar negeri, dapat nilai TOEFL yang tinggi (recently di atas 550-lah), belajar menulis cerpen yang baik, dan membuat masterpiece dalam education (hibah pengajaran).

Walaupun belum semuanya tercapai, aku tetap bersemangat mengerjakan satu demi satu cita-cita. Saat ini aku tengah bekerja keras untuk menjadi peneliti handal (dapat dikatakan mungkin berhenti saat aku sudah ga mampu), penulis cerpen terkenal, dosen yang baik, dan mendapat beasiswa untuk PhD. Semua itu butuh kerja keras tidak sedikit. Bisa jadi satu keinginan hanya dapat dicapai dalam waktu satu tahun. Tetapi untuk itu saja aku sudah bersyukur setengah mati.

Sepuluh tahun lagi, aku ingin sekali bisa membuat kursus bahasa Inggris anak-anak, juga TKA dan TPA untuk anak-anak tidak mampu. Aku merasa itu adalah cita-cita yang membutuhkan dana besar dan mental baja. Sekarangpun aku telah bersiap mencari info untuk mengusahakannya. Aku juga ingin memiliki profesi sampingan sebagai desainer interior, (mungkin) sepuluh tahun lagi. Disamping itu aku juga ingin sudah meraih gelar Doktor, karena hal itu akan berkontribusi banyak untuk cita-cita lainnya di masa depan.

So friends... apapun dia, cobalah buat list beberapa hal yang ingin dilakukan sebelum mati. Kerjakan saja pelan-pelan... ga perlu merasa harus terlaksana dalam satu bulan. Pilihlah kegiatan yang bermanfaat dan bikin kita bisa berkontribusi lebih banyak ke orang lain. Lalu tick tiap hal yang sudah kita capai... pasti kamu akan bangga berat, ga sangka tiap hal yang ingin kita lakukan bisa terlaksana.

Mudah-mudahan setelah itu, apa yang kita kerjakan selalu hal-hal berguna... agar kita menjadi manusia yang paling banyak manfaatnya di tengah umat manusia ini.

Tetaplah berusaha… SEMANGAT!!!

Perth,
ketik ulang dari Newsletterku tahun 2005 lalu... untuk menyemangati diri saja...

Saturday, October 4, 2008

Proses Kreatif dalam Otak Kita


Otak merupakan anugerah Allah yang terbaik bagi manusia. Proses-proses berpikir, merenung, menganalisis, menyatakan kembali sampai membenarkan tentang suatu proses/fakta kejadian, adalah tugas mulia otak yang terus-menerus diingatkan dalam Al Quran bagi kaum cendekia. Otak kita juga tidak dapat disamakan dengan teknologi apapun karena keunikannya dalam menyimpan data, menganalisis lalu menyatakan kebenaran melalui database dan hasil sintesanya. Buktinya, karena ada otak manusia, maka ada teknologi…

Satu proses menarik yang saya dapatkan dari buku Mestakung, adalah saat otak berproses menyelesaikan suatu masalah. Otak akan mengumpulkan semua informasi yang telah didapat sebelumnya, lalu akan mencari apakah data terdahulu dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sama. Jika masalah itu mirip dengan masalah sebelumnya, maka otak akan memberikan jawaban dan kita bisa menyelesaikan masalah tersebut. Tapi jika masalah itu baru, maka otak berada dalam kondisi kritis. Saat-saat kita berpikir keras mencoba mencari jawabannya, maka sel-sel otak melakukan pengaturan diri (mestakung), bersama-sama menggabungkan informasi yang sudah dimiliki untuk menghasilkan solusi. Tiba-tiba… muncullah jawaban atas pertanyaan sulit tadi atau ide cemerlang yang dapat digunakan.

Proses kreatif otak menurut Hermann von Helmholtz (fisikawan abad 19), adalah SATURASI, INKUBASI dan ILUMINASI. Saturasi, berarti pengumpulan ide, yaitu saat otak dipenuhi berbagai masukan untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Saat inilah masanya banyak-banyak membaca apa saja tentang topik riset/skripsi, tanpa mempedulikan penting/tidak pentingnya di kemudian hari. Kemudian, tahap inkubasi atau pengeraman ide, saat aktivitas otak terus berlangsung di alam bawah sadar. Semakin sulit persoalan, maka kadang perlu waktu lebih lama. Tanpa kita sadari, kita jadi bermimpi tentang riset, kesulitan-kesulitan yang mungkin kita hadapi, jalan-jalan yang harus kita tempuh… Hingga… tibalah tahap iluminasi, saat otak memberikan ide kreatif untuk menyelesaikan suatu masalah tadi.

Tahapannya seperti segitiga, dengan bagian bawah Saturasi

bagian tengah Inkubasi

bagian atas Iluminasi

Proses menarik ini, menyadarkan saya, bahwa benar adanya--- misalnya hal sederhana seperti: untuk bisa menulis, perlu banyak membaca atau untuk bisa menjawab pertanyaan di bidang tertentu, perlu wawasan khusus untuk bidang tersebut. Untuk bisa sukses ujian, semakin sering kita membaca untuk memahami konsep dan latihan soal, maka semakin besar peluang dapat nilai bagus. Untuk dapat menetapkan hukum, perlu kaya pengalaman tentang suatu hal sehingga bisa jadi hukum yang baik. Untuk bisa sukses melakukan riset tentang suatu hal, perlu banyak exposure (paparan) dari bidang tersebut.

Jika tidak, otak kita akan kesulitan untuk running… habis, isinya saja tidak ada, kok

Perth,
Archimedes dan tragedi bak mandi merupakan hasil proses kreatif ini

Wednesday, September 10, 2008

Mestakung- The Secrets


Prof Yohanes Surya
Penerbit Hikmah (PT Mizan Publika, cetakan ke IV, 2007)

Siapa sekarang yang masih tidak kenal Prof Yohanes Surya? Beliau adalah seorang dosen penuh dedikasi membimbing Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) mulai tahun 1994. Berbagai prestasi telah diraih oleh siswa TOFI sejak itu, tidak hanya medali perak, emas bahkan salah seorang siswa bimbingannya, Jonathan, menjadi absolute winner (peraih nilai tertinggi) dalam Olimpiade Fisika di Singapura, tahun 2007. Hal ini membuat kita semua jadi terkesima, karena konsep bimbingan intensif dan penguatan positif (seperti pujian, motivasi, dorongan) memang sangat terbukti keampuhannya untuk mencapai kesuksesan di suatu bidang.

Konsep mestakung = semesta mendukung, diluncurkan oleh beliau untuk fenomena alam semesta yang dapat mengatur sendiri untuk dapat keluar dari kondisi kritis. Contoh yang dapat ditemukan dalam buku ini, seperti butir pasir dituangkan akan membentuk bukit kecil, dan jika terus ditambahkan, pada ketinggian kritis, butir pasir yang ditambahkan akan mengatur dirinya sehingga kemiringan bukit tetap sama.

Jika dipikir-pikir, kadang mestakung ini sering juga terjadi pada kita. Sebagai contoh saat kita sedang dalam kondisi super-kritis: ada tugas harus dikumpulkan besok, ujian dua hari lagi, catatan belum lengkap, eh… ketiduran pula malam ini. Hehehe… tau-tau jam 2 pagi, terbangun, duduk menghadap komputer/meja, lalu otak kita segera berproses menulis/menghitung, membaca kembali… Sesuatu yang mungkin tidak pernah kita lakukan jauh-jauh hari… ternyata bisa terjadi saat last minute. Pagi hari menjelang dan tugas siap dikumpulkan, tau-tau teman telpon bisa meminjamkan catatan asalkan mau mengajari dikit (ahh, fiksi banget!) dan akhirnya kita bisa belajar menyongsong ujian dua hari kemudian. Itu mestakung, menurut Prof Yohanes.

Soal mestakung ini, ternyata proses terjadinya juga tidak mendadak. Ada proses krilangkun, yaitu KRITIS, LANGKAH dan TEKUN. Kritis, yaitu menempatkan diri pada kondisi kritis, misalnya kita pakai target, harus lulus kuliah 2 tahun lagi, harus selesaikan TA 3 bulan lagi. Kondisi kritis itu, konon, akan menggerakkan lingkungan dan diri kita untuk berjuang mencapai target. Tiba-tiba kita dapat topik TA menarik dari dosen, ada teman-teman yang rela meminjamkan catatan dan rajin belajar bersama, atau dapat beasiswa supaya tetap dapat terus kuliah.

Langkah, yaitu saat berada di kondisi kritis, kita mesti harus melangkah, mesti sedikit/kecil. Untuk dapat menyelesaikan skripsi, tentu kita harus mengerjakannya tiap hari, walaupun kadang hanya bisa sebentar. Melangkah ini berarti bersiap-siap juga. Untuk meningkatkan nilai TOEFL, saya hanya sempat berlatih listening dan reading 0.5 jam tiap pagi dan malam. Saat akan ujian, tidak disangka saya ternyata sangat sibuk dengan kerjaan dan tidak sempat berlatih intensif satu bulan sebelum maju tes. Tapi saya berusaha yakin saja, karena sudah bersiap-siap hampir satu tahun dan melakukan latihan rutin listening-reading tadi. Tidak tahunya, skor TOEFL saya naik kira-kira 17 points dari tahun sebelumnya, (17 points sangat kritis juga lo, bikin skor bisa naik dari 550 ke 567)

Tekun, berarti fokus, tidak gentar menghadapi cobaan/rintangan. Jika ada masalah, terus berupaya mencari cara dan tetap bekerja untuk menyelesaikan target. Jangan katakan “takutnya…” atau “kuatirnya…” soalnya pasti jadi takut dan kuatir. Just say, “saya bisa, saya pasti akan selesaikan ini bagaimanapun beratnya, Insha Allah saya bisa dan akan maju terus”… Dalam ketekunan, kita juga diingatkan untuk percaya bahwa Allah akan membantu kita melewati kondisi kritis tersebut.

“Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali jika kaum tersebut mau merubah nasibnya…” QS

Perth,
Saat berharap mestakung terjadi untuk paperku

Thursday, August 28, 2008

CIA Technical Sessions


CIA, bukan badan dinas rahasia USA, tapi Concrete Institute of Australia Western Australia, tiap bulan selalu mengadakan Technical Session. Tempatnya di City West atau Burswood Seminar Room. Dalam tiap seminar, biasanya ada dua pembicara untuk mempresentasikan pekerjaan, proyek atau hasil analisis mereka tentang masalah yang dihadapi dalam suatu proyek. Seminar berdurasi 1.5 jam itu biasanya dihadiri lebih dari 35 orang dari berbagai perusahaan konsultan dan universitas. Sebagai student-member, saya mendapat concession/diskon pembayaran yang selalunya malah dibayari Jurusan.

Banyak manfaat yang bisa saya ambil dari seminar semacam ini. Pertama, lebih familiar dengan proyek di lapangan, terutama untuk Western Australia. Kedua, dapat ilmu praktek dan teori dari praktisi itu lebih mudah diingat lo, daripada hanya sekedar teori 100%. Ketiga, jelas memperluas wawasan tentang aplikasi riset saya di lapangan. Bisa membuat saya lebih aware dengan kondisi aktual lapangan di Western Australia dan terus membuat saya lebih mudah memikirkan aplikasi yang tepat bagi material saya. Keempat, yang jelas, memperluas kenalan dari industri. Bagian ini yang saya sukai, walau saya bolak-balik ngomongnya sama orang itu-itu lagi. Tapi, lumayanlah. Terakhir, well, untuk melatih listening dan menambah kosa kata dari praktisi.

Kadang-kadang kita lost dalam seminar, kurang bisa catch-up dengan cerita mereka. But, it doesn’t really matter, soon, kita bisa juga nangkap lelucon/maksud mereka, apalagi kalo udah setahun hadir dalam Technical Sessions. Proyek-proyek yang dipresentasikan menarik sekali. Apalagi studi kasusnya untuk daerah lokal dan sering sekali nyambung dengan riset saya. Sayangnya, peserta kadang malas respond atau nanya. Lucu juga, kayak student aja. Mungkin udah paham atau tidak nyambung juga. Whatever it is, saya tetap juga ga berani nanya sampe hari ini, jadi apa bedanya dengan mereka, ya!

Perth,
Seminarnya seru, pulangnya itu… serem… (malem, naik train, berenti di stasiun sepi, yang banyak abonya lagi…)

Saturday, August 23, 2008

Araluen, the singing water

Udah jadi cita-cita, tiap spring mau ke Araluen Botanic Garden. Tempat itu… masya Allah, cantik sekali. Lokasinya di Armadale, daerah berbukit di ujung Perth. Ada taman bunga, air terjun dari bukit, rumah peristirahatan, sungai kecil, tempat barbeque di antara pohon-pohon native Australia, pergola kayu, kolam (ya deh, kotor), tapi di sekelilingnya ada tempat duduk seperti theatre, juga hutan bunga-bunga semak liar… Lengkap sudah imajinasiku tentang tempat-tempat indah dalam buku cerita… Mungkin ada peri juga ya, di sana?

Petualanganku dimulai dari Oats St Train Station. Aku naik kereta ke Kelmscott yang kira-kira 20 menit dari Oats St. Di sana, sudah ada menunggu Courtesy Bus dari Araluen, bis gratis gitu, yang ada tiap jam 10 dan 11 hari kerja. Di dalam bis sudah banyak penumpang, yang kebanyakan oma-opa, duduk manis sambil menunggu pengunjung lain. Sebagai pengunjung termuda, aku selalu duduk di belakang. Di mana saja dalam transportasi public di Negara-negara Barat, orang-orang tua harus diprioritaskan duduk di depan.



Sampe di Araluen, jangan lupa bayar dulu $8.00 (concession) di pintu gerbang. Dari situ, mulailah menghirup udara segar dalam-dalam… haaaaahhhhhh… kok hah? Sejak masuk saja, udah banyak bunga bertebaran menyambut kita. Setelah melewati jembatan, barulah pemandangan sebenarnya terlihat. TULIP!!! Ini bukan di Holland, lho! Aku biasanya langsung cari toilet, hehehe... Lho? Well, mo menikmati bunga-bungaan ga boleh ada ganjalan hati.



Tulip tahun ini sedikit. Tahun ini hanya ada 4 lingkaran besar dengan seni instalasi… wheelbarrow? Ngingetin banget sama lab betonku... Jengkel deh, latar belakangnya, tapi cuman foto ini aja yang paling bagus...





Terus, barisan tulip masih ada di tepi bukit, cantik juga, warna kuning pucat…



Aku ga sabar pengen ke dekat sungai, karena di sana banyak tulip… Astaga… tahun ini keren… white tulip dengan air sungai??? Langsung deh, imajinasiku melayang-layang, pengen punya rumah yang di belakangnya ada sungai kecil dan kebun tulip seperti ini…



Jalan lagi ke atas, aku melihat banyak tulip berbagai warna dan jenis. Sooo lovely… Di atas sana, masih bisa liat tulip berbagai warna, ungu, orange, kombinasi kuning-pink, merah menyala…



Turun ke pergola, aku melihat tempat keren ini. No words can express my feelings…



Astaga… cantiknya. Tulip dengan ujung handkerchief ini… Ga pengen pulang…



Kita juga bisa naik train keliling Araluen. Walau yang dilihat ga begitu banyak, ya, tapi lumayan untuk ngirit tenaga daripada naik bukit lagi. Kalau dari sejarahnya, Araluen yang berarti the singing water, dibuat untuk tempat ngumpul, belajar alam dan mengerjakan hobi. Satu kebiasaan bagus mereka, tiap anggota akan membawa satu bibit tanaman dari luar negeri, terus ditanam di sana. Mungkin itulah yang kita nikmati sekarang di Araluen.



Jadi ingin punya tanah yang bisa dibuat seperti Araluen Bayangin nih, bisa duduk-duduk deket bunga-bunga yang cantiknya kayak gini. Pasti lebih tenang, lebih sabar, lebih romantis, lebih bersyukur, lebih banyak ide-ide bagus, lebih asyik… belajarnya

Semakin siang semakin banyak orang datang untuk piknik di sana. Duduk-duduk di antara bunga-bunga, membaca, ngobrol, bersantai… Sungguh beda dengan diriku yang jadi nervous karena harus segera ke lab untuk ngutak-atik beton



Banyak juga oma-opa dari Nursing House datang sekedar berpiknik makan chicken & chips red rooster di tengah-tengah taman. Aku sungguh terharu, melihat orang-orang tua itu memasukkan chips pelan-pelan ke mulut, tersenyum melihat teman-temannya dan berbincang sambil menikmati suasana. Pasti ini jadi selingan menggembirakan bagi mereka, bisa keluar dari kehidupan nursing house yang monoton di dalam ruangan. Ah, jadi ikutan bahagia…



Sudah 3 jam hang out di sana. Akhirnya kita harus bergegas naik Courtesy Bus kembali ke Kelmscott (bisnya yang kecil yah, bukan yang gede itu). Sambil nunggu yang lain, aku sempet juga foto-foto bunga daffodil dan langit yang indah…





Araluen, the singing water, benar-benar mental attraction… Sambil menghayati kebesaran Allah, kita jadi seger lagi… menghadapi hidup! (dan tentu saja lab…. Huhuhu)

Perth, 22/08/08
Tulip berasal dari Turki, bukan Holland (sumber: Reading Passage TOEFL)

Saturday, August 16, 2008

Makanan kita



Ini cerita tentang makanan Indonesia kita di sini.

Saya pikir bule ga doyan nasi. Tak taunya di Australia ini, banyak juga bule yang makanan pokoknya juga nasi dengan menu lauk kurang lebih seperti makanan kita. Saya lihat di beberapa rumah OZ (baca: ouwzie = bule Australia) mereka memiliki rice cooker. Ternyata mereka memang mengkombinasikan makanan sehari-hari dengan nasi dan kentang/roti. Beras jadi makanan yang paling mudah ditemukan di mana-mana. Bahkan di Deli (toko kecil dengan perumahan) yang mayoritas lebih banyak OZ penghuninya, tidak sulit menemukan beras. Saat ditanya kenapa suka nasi, mereka bilang, nasi itu bagus karena tinggi serat, kemudian menu pendampingnya lengkap karena ada protein dan sayuran.

Makanan favorit kita (pasti nih) yang juga disukai OZ, adalah mie goreng instant Indomie. Mereka menyebutnya "mee gowreng". Konon, katanya mie goreng Indomie super sedap. Mie goreng Indomie banyak dijual di Supermarket dan Deli. Saya pernah lihat beberapa student undergrad membawa bekal mie instant ini, yang dimasak di microwave kampus. Baunya yang memenuhi ruangan... sangat familiar dah!

Beberapa teman/dosen bule yang saya kenal sering menyatakan makanan favoritnya "nasi padang". Wih wih, hebat benar citarasa nasi padang, sampai orang bule di sini terkesan. Teman adik saya, seorang OZ, sangat menggemari rendang, sampai-sampai ketika ia diberi rendang oleh adik saya, ia berniat tidak akan mau membagi rendang itu dengan siapapun. Nasi padang dengan lauk berempah memang nikmat, apalagi untuk lidah mereka yang sangat welcome dengan masakan Asia.

Makanan Indonesia tidak sulit dicari di Perth. Tapi sekali makan, satu porsi lengkap sekitar $8 atau 65ribu rupiah. Kenapa masakan Indo lebih mahal dari fish and chips ($5) di kantin Fakultas? Jelas... karena rasanya yang lebih nikmat dengan aneka bumbu yang eksotik daripada rasa flat fish & chips. Selain bumbu-bumbu dapur orisinal untuk masakan Indo, kita juga bisa temukan tahu, tempe, terasi, teri. Jadi, wajarlah kalo saya rasa memang susah mau convert ke makanan western kalo bahan makanan oriental/Asia selalu tersedia.

Salah satu program tv di sini pernah menayangkan acara petualangan masak di Tasmania Island. Si presenter dengan berbunga-bunga memasak lobster dicampur saus raspberry (??? apa rasanya?) di hadapan seorang koki OZ di sebuah restoran. Oleh sang koki restoran, masakan itu dinilai cukup-lah. Terus saat giliran sang koki yang memasak, beliau cuman memanggang fillet ikan kakap, kemudian mengeluarkan pestle and mortar (baca: ulekan) untuk mengulek cabe, shrimp paste, bawang, etc. Kemudian saus berbau tajam itu dihidangkan dengan ikan yang dipanggangnya tadi.

"Ini baru delicacy... perfect" kata sang koki bule, sambil mencolek dipping yang baru selesai diuleknya.
”Memangnya pakai sausnya apa?” tanya si presenter.
"Sambal terasi..."
Hehehe...

Sunday, July 20, 2008

Hal tidak romantis yang sangat romantis... hihihi...


Waktu masih jomblo dulu, aku ingin sekali punya suami romantis. Romantis, maksudnya yang suka memberi bunga tiap hari, membuat puisi atau menyanyikan lagu tanda cinta, memberikan hadiah tiap bulan, liburan romantis berdua, pokoknya tiada hari tanpa
pengungkapan rasa cinta, deh! Mungkin karena kebanyakan berkhayal akibat baca buku-buku novel Danielle Steel atau menonton film-film Barat yang super romantis.

Saat aku menikah, ternyata baru ketahuan kalau suamiku tidak romantis sama sekali. Boro-boro menghadiahi bunga, kadang hadiah ultah saja beliau tidak mau membelikan. Malah untuk membelinyapun perlu perjuangan ekstra karena harus pergi berdua atau aku
berikan list apa aja yang harus dibeli. My God! Pada ultahku di tahun pertama kami menikah penuh catatan dan diskusi tentang hadiah apa yang harus ia belikan untukku lengkap dengan tempat membelinya. Beberapa bulan sebelum itu, aku sudah survey jika
aku ingin:
a) Buku Mars and Venus in the workplace, untuk menambah wawasanku
b) Boneka Stitch (dari film Lilo and Stitch), untuk menemani tidurku
c) Bunga mawar warna biru, untuk pengingat cintanya padaku

Jadilah beliau belanja ke sana-kemari untuk mendapatkan hadiah kejutan tersebut. Setelah itu, tanpa dibungkus kertas kado, beliau hanya meletakkan hadiah-hadiah (pesanan) itu di atas meja riasku. Aku sangat gembira, karena semua pesanan
dibeli, exactly seperti yang aku inginkan. Tapi kok rasanya aneh, karena, hadiah ultah saja perlu dipesan! Tapi aku sangat menghargai semua usaha beliau yang sangat tidak romantis itu, karena malas berpikir membelikan hadiah ultah yang cocok bagiku.

Lain hari, ultahku di tahun ketiga atau keempat pernikahan, saat itu aku sudah tidak perlu lagi hadiah. Aku malas membuat list keinginan yang jadinya malah merepotkan beliau. Suatu hari, aku ingin masuk ke toko Body Shop di mal dekat rumah kami saat kami jalan-jalan berdua. Tak taunya suami yang biasanya membiarkan aku jenguk-jenguk toko, dengan cepat menggamitku untuk pindah ke toko lain. "Loh, kenapa... aku cuman ingin liat lip balm, kan udah abis, beb" kataku dengan rasa heran. Suami bilang, tidak sempat liat-liat, lagian isinya sama aja dengan toko yang di tempat lain. Aku merasa kecewa, tapi terpaksa juga mengikuti suami yang ingin membeli buku di lantai atas mal.

Esok harinya saat ultahku tiba, tanpa disangka suami memberikan sebuah bungkusan yang sangat familiar, dari Body Shop berisi lipstik dan lip balm. "Ini apa, beb?" tanyaku heran. "Happy birthday to you..." kata suamiku sambil tersenyum-senyum. Astaga... akhirnya... aku tertawa lebar, ternyata suami bisa juga membuat kejutan membelikan hadiah di hari ultahku. Kurasa itu karena aku suka mampir-mampir ke Body Shop sambil bilang kalo lipbalm abis, lipstick abis... hehehe... Jadi, kebayang kan, kalo mau dapat hadiah ultah berlian... mesti rajin2 liat2 toko berlian, nih! sambil complain kalo berlian udah abis:)

Kadang romantis itu ternyata tidak perlu dengan bunga, hadiah atau makan malam berdua saja ya. Aku baru menyadari kalau keromantisan suamiku lebih pada perhatian berlimpah untuk diriku. Beliau tidak pernah membiarkan aku bekerja berat di rumah, jadi mencuci selalu menjadi pekerjaan favoritnya. Semua pekerjaan yang perlu ketelitian tinggi selalu siap sedia dikerjakan oleh beliau. Saat pindahan, aku baru tau kalau suamiku lebih telaten mengepak barang dalam kardus, menjahit sarung bantal kursi yang robek dan memasang gorden! Beliau juga selalu ada jika aku perlu saran, tidak pernah menunda jika aku perlu pelukannya jika sedang sedih dan tidak keberatan mengerjakan pekerjaan rumah tangga jika aku sedang sakit.

Hal paling romantis yang dilakukannya mungkin adalah waktu aku sekolah lagi. Tesisku tentang material beton, jadi aku harus membuat sampel-sampel silinder berukuran 15x20cm sebanyak 500 buah dalam beberapa bulan. Suami dengan rela datang jauh-jauh dari Indo meninggalkan pekerjaannya sementara untuk membantuku di lab. Itu hal yang tak pernah terpikirkan sebelumnya olehku.

Hingga saat itu aku tidak menyadari bahwa apa yang ia lakukan sungguh romantis.

Orang yang menyadarkanku adalah Supervisorku. Beliau melihat suamiku berdiri berjam-jam di depan mesin Sand Blast untuk membersihkan cetakan silinder beton sampai terkantuk-kantuk. Dengan teliti dan tabah, suamiku mengerjakan bagian itu hingga menimbulkan rasa simpati di hati Supervisorku itu. Beliau sampai memuji suamiku sebagai seorang lelaki tulus dan baik hati, yang mau bersusah payah membantu istri dalam mengerjakan tesis.

"He's a good man and gives his heart to you," kata Supervisorku.

Mungkin sebagai laki-laki yang telah berumur, ia jarang melihat pengorbanan seperti itu terjadi. "Not so many people want to work together for their spouse success, most of them just want to have their individual success..."

Waaahhhh.... apakah itu artinya konsep romantis sudah berubah, ya?
Kenapa hal yang tidak romantis jadi terasa romantis? Membantu di lab mengerjakan eksperimen, bersedia berjam-jam di depan mesin berdebu itu... menurut supervisorku "very excellent".

But, deep in my heart I know... dibandingkan bunga, berlian dan liburan... sikapnya yang selalu siap sedia membantuku dalam apa saja... can be... "... it's the most romantic thing ever, man!"

PS: for my lovely hubby, Gunawan 'Sony' Wibisono. Thank's for all not romantic stuffs... I really-really appreciate them:(