Sunday, June 24, 2012

Dari Manchester to Paris: Sekilas tentang Channel Tunnel (3)


theeword.co.uk
Terowongan Channel yang membentang dari Folkestone ke Pas-de-Calais, terdiri tiga terowongan dengan panjang 50km. Satu terowongan untuk Eurotunnel, terowongan kedua untuk Eurostar dan yang ketiga untuk Emergency Exit. Channel Tunnel terletak sekitar 250m di bawah laut, dan terkenal sebagai ‘salah satu keajaiban dalam dunia modern’. 

Hal ini tidak mengherankan, karena terowongan ini dibangun dengan mengebor dasar laut berkapur dan pembangunannya sendiri menelan biaya GBP 4650 juta atau setara 700 kali biaya yang dibutuhkan untuk membuat Golden Gate Bridge di San Fransisco, Amerika.  Pembangunannya pun dibagi dua oleh negara Inggris dan Perancis. Keduanya sepakat menggunakan teknologi masing-masing dan bertemu di tengah terowongan.

Berdasarkan kondisi geologi, kapur yang terdapat di dasar laut tersebut sangat menunjang pembuatan terowongan. Kapur yang ditemukan lunak, tetapi kuat, mudah digali dan bisa mendukung konstruksi walaupun tanpa dinding penahan. Kondisi yang 80% lebih dari kapur tersebut membuat kondisi di sekelilingnya ‘anti air’. Selain itu, lapisan kapur tersebut cukup tebal untuk menahan dinding terowongan yang dibuat dari beton pracetak.

un.museum.org
Tadinya aku punya imajinasi bahwa bus kami akan melewati Channel Tunnel seperti memasuki terowongan biasa di daratan. Lewat dinding atau jendela di terowongan, kita bisa melihat ikan-ikan di dasar laut. Begitu masuk ke sana, barulah aku geli sendiri, karena imajinasi itu cocoknya untuk seorang murid TK ketimbang mahasiswa S2. Rupanya Channel Tunnel dibangun jauh di bawah dasar batuan laut yang keras. Bukan seperti di film ‘Tunnel’ dengan pemeran Sylvester Stallone itu!

Well, back to fasilitas yang kuceritakan tadi. Aku melihat beberapa gerbong berwarna tembaga seperti kompartemen khusus di atas rel kereta api. Kabel-kabel listrik berwarna putih tersusun rapi di gerbong. Bus kami berhenti di depan antrian panjang dekat gerbong. Tadinya kupikir para penumpang akan naik gerbong tersebut dan kendaraan dibawa oleh sopir. 

myopera.com
Ternyata, satu demi satu kendaraan di depan kami memasuki gerbong-gerbong warna tembaga tersebut dengan hati-hati. Begitu bus kami mendapatkan giliran untuk masuk, aku takjub melihat suasana di dalam gerbong yang lain dari perkiraan semula. Gerbong tembaga itu benar-benar seperti penjara! Beberapa kendaraan dipisahkan oleh pintu kaca yang otomatis tertutup saat kereta mulai berjalan. Pintu-pintu itu seperti memisahkan gerbong menjadi beberapa bagian demi keselamatan penumpang dan kendaraan di dalamnya. Rupanya kereta ini yang disebut dengan Eurotunnel, yaitu kereta untuk membawa kendaraan dalam gerbong. Eurotunnel dioperasikan selama 24 jam setiap hari.

Saat kereta mulai berjalan, perasaan aneh sempat melandaku. Penumpang tidak dapat melihat apapun di luar gerbong kecuali dinding terowongan yang disinari lampu temaram lewat jendela kecil. Penumpangpun tidak dapat berbuat apa-apa dan tidak ada tempat untuk duduk di gerbong. Orang-orang turun dari kendaraan mereka hanya untuk berjalan-jalan di dalam gerbong. Selama perjalanan, televisi di tiap gerbong memutar sejarah dan teknik konstruksi Channel Tunnel. Ketika gerbong melewati titik terdalam, sekitar 165m di bawah laut, telingaku terasa kurang nyaman, persis seperti saat terjadi perbedaan tekanan di ketinggian. Tetapi rasa itu cepat berganti, apalagi setelah mengetahui Eurotunnel telah memasuki wilayah Perancis.

Pengalaman masuk Channel Tunnel itu memang patut dikenang. Sebagai seseorang yang mengetahui ilmu Teknik Sipil, maka pengalaman berada di Tunnel legendaris tersebut sangat menyenangkan. Hal itu tentu tidak akan terwujud tanpa sebuah cita-cita besar Albert Mathieu  pada 1802 yang menginginkan prajurit Perancis dapat masuk ke Inggris secara diam-diam lewat terowongan di bawah laut. Ia yang tak pernah mengetahui teknologi pembangunan terowongan yang tepat saat itu, pastilah sangat bersuka cita kalau mengetahui bahwa 150 tahun kemudian impiannya telah tercapai. Tetapi Tunnel di masa depan ini tidak digunakan untuk maksud perang sepihak saja, karena tanpa kerja sama Inggris dan Perancis, maka Tunnel itu tidak akan pernah terwujud.

Pekanbaru,
to be continued to Part 4

No comments: