Seperti yang telah disampaikan dalam post terdahulu, salah satu fokus karirku adalah keterlibatan dalam program pengembangan kreativitas mahasiswa.
Bermula dari Research Club (2003-2006) dengan sederet prestasi, setelah itu secara bertahap mulai tahun 2016, 2017, 2018, 2019 dan sekarang 2020, Alhamdulillah terdapat 7 tim mahasiswa bimbingan mendapatkan dana PKM untuk melakukan berbagai topik penelitian mereka.
Semua tim tersebut adalah bagian dari rencana pengembangan grup riset Sustainable Concrete Technology yang didirikan sejak tahun 2018. Topik-topik yang diangkat harus memiliki nilai inovasi tinggi dan manfaat bagi masyarakat luas.
Tantangan PKM 2020 adalah produk berbasis digital menggantikan produk fisik seperti teori, konsep, dll. Untuk luaran berupa video saintifik dan review naratif, insya Allah sudah ada beberapa strategi melaksanakannya dengan baik. Saat ini mahasiswa baru dikenalkan addendum panduan PKM, sementara ibu pembimbing menyiapkan langkah-langkah penyelesaian luaran PKM agar pesan-pesan luaran tersampaikan dengan jelas dan baik.
Selamat bagi tim PKM yang telah berjuang keras dan bersabar menyelesaikan proposal, merevisi dan mengupload proposalnya meski harus mengerjakan berbagai kegiatan dan aktivitas lain. Ibu kira ketahanan mental kalian sangat membantu memudahkan proses selanjutnya setelah proposal selesai.
Setelah beberapa minggu juggling di antara pekerjaan wajib, sunnah, dll sambil mengikuti kursus pembelajaran daring di SPADA, maka aku berkesempatan menyelesaikan tugas-tugas khusus teknologi. Tugas-tugas pedagogi dan materi pembelajaran sudah dicicil sesuai tenggat waktu, tetapi tugas-tugas teknologi memerlukan waktu khusus karena ada tutorial yang harus diikuti.
Tugas teknologi yang telah berhasil dikuasai adalah:
1) Penulisan script writing dan voice recording menggunakan app audacity
2) Pembuatan animasi pembelajaran whiteboard animation menggunakan app explee dan videoscribe
3) Pembuatan poster dan infografis untuk pembelajaran dengan app canva
4) Pembuatan slide presentasi menggunakan voice dan screen recording menggunakan ispringfree
5) Penyusunan materi LMS Spada berbasis Moodle
6) Penggunaan collaborative app seperti Trello, Padlet dan Jamboard
7) Penggunaan VR, AR dan MR untuk materi pembelajaran
barangkali akan bertambah lagi karena akan ada kursus app untuk evaluasi daring.
Contoh materi kuliah menggunakan whiteboard animation hasil karyaku dapat dilihat pada link berikut:
Pembuatannya sangat menantang karena harus tekun mencocokkan kemunculan gambar dengan audio yang telah kita rekam. Kadang harus memotong beberapa kalimat atau memotong jeda, terkadang bagian tersebut harus diulang-ulang sehingga cukup memakan waktu.
Tetapi setelah beberapa lama (aku mengerjakan dalam sehari saja, tetapi semakin malam akan semakin cepat mengeditnya) maka aku bisa berpuas hati menguploadnya di Youtube.
Pekerjaan dengan penuh kesungguhan dimulai dari membuat storyline, memilih gambar, musik, merekam narasi, lalu menyusun tiap gambar dengan cermat sesuai kecepatan narasi, benar-benar harus diganjar dengan sertifikat cantik dari Prof. Dirjen Dikti:)
Untuk memastikan bahwa aku terus bersemangat mengikuti semua kuliah (30 kursus) dan mengerjakan tugas-tugas, maka aku menggunakan strategi belajar dengan membagi materi menjadi tiga bidang.
Materi pedagogi mengenai seni mengajar dan merancang pengajaran biasanya akan kuselesaikan terlebih dahulu, sebab aku menyukai teori-teori pembelajaran, trend terkini di bidang pendidikan, best practices, dan psikologi pendidikan.
Untuk materi pembelajaran, terkadang membutuhkan melihat video/slide berulang-ulang agar paham, maka biasanya akan kusisihkan waktu khusus sehingga bisa menghasilkan tugas merancang pembelajaran yang tepat, lengkap dan aplikatif.
Sedangkan materi teknologi memang diusahakan setiap hari karena materi kursus ini mayoritas seperti game, ada banyak tutorial menggunakan app sehingga harus diikuti betul-betul setiap langkah agar memenuhi syarat (terutama tugas sebagai evaluasi). Materi ini kupilih saat aku sedang memerlukan challenge dalam hidup. Biasanya tugas berhasil diselesaikan tanpa bosan karena benar-benar mencurahkan pemikiran dan rasa dalam mengikuti tiap langkahnya.
Mudah-mudahan persiapan semester daring mendatang sudah bisa dimulai tepat satu bulan sebelum kuliah dimulai. Insya Allah.
Terima kasih kepada tim Kemdikbud, tim pengajar di SPADA, mudah-mudahan jadi amal jariyah kepada bapak ibu semua.
Summer kali ini karena situasi pandemi maka tidak ada jadwal traveling sampai ada undangan khusus. Bersyukur karena tahun lalu luar biasa mobile:) Tahun ini, Alhamdulillah, ada kesempatan upgrade metode pengajaran e-learning lewat SPADA Kemdikbud untuk meningkatkan kapabilitas dosen-dosen dalam memberikan kuliah secara daring. Para pengajar adalah dosen-dosen senior dan berpengalaman di bidang pembelajaran daring dari berbagai universitas terkemuka di Indonesia.
Para pengajar profesional di bidang pembelajaran daring.
Meskipun jadwal kursusnya sangat padat (Senin, Rabu, Jumat), tetapi semua aspek pembelajaran daring secara lengkap diberikan dalam kurikulum webminar tersebut. Aspek teknologi, pedagogi dan materi pembelajaran adalah unsur-unsur pembentuk dalam kuliah daring.
Ikut kursus tumpuk-tumpuk, serasa Hermione dalam Prisoner of Azkaban (seri Harry Potter).
Ada aspek teknologi berupa kualitas audio, video, teks, navigasi dan troubleshooting. Aspek pedagogi berupa strategi pembelajaran, interaktivitas kelas dengan dosen, kualitas penjelasan materi, kualitas umpan balik dari dosen. Aspek materi pembelajaran, berupa kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran, keakuratan isi materi, kesesuaian tingkat kesulitan dengan pengguna, dan kesesuaian materi dengan app yang digunakan. Semua aspek tersebut diberikan dengan lengkap dalam training profesional SPADA tersebut. Kita juga diberikan tugas sebagai evaluasi setelah kuliah. Selama mengikuti kuliah tersebut kita juga bisa mendapatkan 'sense' belajar online step by step dengan jadwal yang kita tentukan sendiri. Setelah memahami kuliahnya maka aku bisa mengerjakan tugas sendiri dan mengumpulkannya sesuai tenggat waktu yang diberikan. Ada tugas yang bisa dilaksanakan secara kolaboratif dan evaluasi yang dilakukan dengan tatap maya. Berdasarkan pembelajaran daring, terdapat empat ruang belajar, yaitu: Ruang Belajar 1 = tatap muka Ruang Belajar 2 = tatap maya Ruang Belajar 3 = mandiri Ruang Belajar 4 = kolaborasi Model yang kupakai tadi adalah 3-4-2.
Ruang Belajar 1-4 (Sumber: Slide Dr. Hatma S dari UGM).
Bayangkan, dari aku yang belum mengetahui apa-apa dan sangat-sangat manual dalam memberikan kuliah daring semester lalu (melalui Whatsapp, meski salah satu fasilitator mengatakan tidak apa-apa untuk membangun interaksi), saat ini bisa merasa sangat 'kaya' dengan berbagai filosofi, pengetahuan dan praktek mengenai pembelajaran daring. Alhamdulillah. Banyak sekali missing link, blank spot, gap, yang tidak pernah terisi, sekarang bisa dengan cepat diidentifikasi dan dicarikan solusinya. Tadinya aku tidak tahu cara membuat perkuliahan di laman SPADA, ternyata hari ini sudah bisa membuat mata kuliah sendiri, meski belum sempurna.
Laman Spada salah satu mata kuliahku. Yay.
Mudah-mudahan setelah mengikuti kuliah daring dengan penuh semangat ini aku bertambah percaya diri menyiapkan materi perkuliahan dan berhasil membuat perkuliahan semester depan lebih efektif dan efisien. Pekanbaru, 2020
Amsterdam 28 Februari-01 Maret 2015 Museum van Gogh kami tinggalkan untuk melanjutkan perjalanan melihat museum outdoor Zaanse Schans di daerah Zaandam menggunakan bis kota. Kami naik tram dari Amsterdam museum van Gogh ke Amsterdam Central Station. Stasiun bis berada di lantai atas museum dan, again, kami harus berlari-lari ke arah bis yang siap berangkat ke museum tersebut.
Kanal besar di Zaandam.
Scenic bridge di kanal.
Relevan dengan postku mengenai kanal Otaru di Hokkaido yang direnovasi pemerintah Otaru, maka daerah Zaan juga merupakan daerah heritage yang dijaga kelestariannya oleh pemerintah Belanda. Saat ini Zaanse Schans menjadi salah satu tempat kunjungan turis karena terdapat kincir angin icon khas negara Belanda. Konon revolusi industri di Belanda dimulai dari daerah Zaan pada abad 18-19. Seperti pada museum open air di Cloppenburg, Jerman, di museum outdoor Zaanse Schans dapat dilihat replika rumah pertanian, warehouse/gudang, workshop/bengkel kerja, kincir angin di tepi kanal dan padang rumput yang sangat luas. Pada salah satu bengkel klompen (clog) atau sepatu kayu khas Belanda, kami mampir melihat teknik pembuatan sepatu yang konon mulai dipakai oleh orang Belanda pada abad ke-13. Terinspirasi oleh sandal kayu milik bangsa Roma, alas kaki ini dibuat tertutup agar dapat melindungi kaki dari cuaca di negara Belanda yang lebih dingin dan penuh angin.
Klompen cantik untuk souvenir.
Klompen paling besar di sana.
Klompen dibuat dari kayu-kayu ringan, kuat dan tahan air seperti kayu alder, willow dan poplar sehingga petani dapat menggunakannya untuk bekerja di padang berair atau rawa tanpa mengalami cedera karena air maupun alat tajam. Klompen lebih tahan daripada sepatu biasa karena hanya mengalami keretakan bila terkena benda keras. Hanya sayangnya, penggunaan klompen dapat membuat struktur tulang kaki petani mengalami tonjolan karena sol yang keras dan tidak fleksible menurut sebuah artikel di web Smithsonian.
Potongan kayu untuk klompen.
Klompen untuk sehari-hari.
Potongan kayu untuk klompen pada awalnya dibentuk dahulu. Kemudian kayu tadi dibor bagian bawahnya, lalu dipahat secara mekanis untuk mengeluarkan sisa bahan.
Menonton demo membuat klompen.
Pekerja di bengkel klompen.
Bagian dalam diamplas agar klompen lebih nyaman. Perawatan dalam tungku dilakukan untuk tiap pasang klompen selama 5-6 hari untuk menurunkan kadar air pada kayu sehingga klompen lebih kuat dan siap dipercantik.
Tiap rumah ternyata sebuah workshop/bengkel dan toko.
Rasanya waktu tidak akan pernah cukup kalau tiap rumah yang menjadi workshop/bengkel dan toko di Zaanshe Schans dimasuki. Ada tempat pembuatan keju, kerajinan kayu, pottery dan beragam toko souvenir. Jika ingin melihat, kita bisa menggunakan app tour berikut. App tersebut akan membawa kita tour di Zaanshe Schans yang memperlihatkan tempat-tempat tadi dengan lebih rinci. Sungguh mudah traveling di zaman sekarang, bisa menggunakan virtual dan augmented reality.
Di depan kincir, si kakak asli 'urang awak' residen Amsterdam.
Berdasarkan lukisan Claude Monet dari Perancis, di daerah Zaandam sejak dahulu banyak terdapat kincir angin milik berbagai bengkel berbaris di tepi sungai. Kincir angin di tempat itu memiliki bentuk, ukuran, warna cat, nama dan fungsi berbeda. Misalnya kincir hijau paling besar pada foto di samping, disebut De Gekroonde Poelenburg dimiliki oleh pabrik pengolahan kayu. Di bagian belakang adalah kincir angin De Kat, milik pabrik cat dan pigmen. Sedangkan kincir angin terakhir, De Zoeker adalah tempat pembuatan minyak dari tumbuhan. Apabila kita berjalan mengelilingi Zaanshe Schans, di bagian depan dekat halaman rumput yang bersebelahan dengan jalan raya, dapat dilihat rumah-rumah pertanian beraneka ukuran di sebelah kanal-kanal. Rasanya ingin sekali tinggal di sebelah kanal ini, bisa melihat air di dekat pintu, barangkali sesekali memancing ikan, atau hanya duduk-duduk menikmati angin dan mendengar suara gemericik air mengalir dalam kanal.
Rumah khayalan, dekat kanal, pohon, rumput dan penuh bunga-bunga empat musim.
Sambil berbincang-bincang mengenai berbagai hal dan memotret cepat dengan Lam, teman dari Saigon, secara tak sengaja terlihat material kerang dalam bentuk utuh yang dihamparkan sebagai pengganti pasir di jalan-jalan setapak !
Kerang sebagai pengganti pasir untuk jalan setapak!
Pada masa itu aku baru mulai menggunakan kerang sebagai bahan substitusi maupun aditif untuk material konstruksi. Pengalaman melihat kerang langsung dipakai sebagai bahan hamparan semakin menambah semangat untuk mengeksplorasi bahan tersebut. Beberapa penelitian kami mengenai kerang dapat dilihat pada link ini dan itu.
Kami kembali ke Amsterdam Central Station setelah 2 jam berkeliling maupun melihat-lihat rumah dan bengkel di sana. Kegiatan berikutnya adalah menikmati kota Amsterdam dari kanal (canal cruise) sebelum dinner bersama di pusat kota lalu kembali ke hotel untuk istirahat.
Amsterdam 28 Februari-01 Maret 2015 Saat mengikuti training di Oldenburg, Jerman, beberapa teman sekelas mengajakku untuk mengunjungi kota Amsterdam pada suatu weekend.
Kami berenam, tiga orang wanita dari Amerika Latin dan tiga orang wanita dari Asia Tenggara akhirnya berangkat ke Amsterdam yang jauhnya sekitar empat jam dari Oldenburg menggunakan bis. Bis berwarna hijau semacam Flix bus yang kini tengah populer membawa traveler berkeliling Eropa dengan harga terjangkau. Kami berangkat Jumat sore setelah kelas terakhir selesai dan kembali Minggu sore. Bis tersebut berhenti sebentar di Groningen yang letaknya hanya satu jam dari kota tempat kami training.
Sepeda-sepeda di pusat kota Groningen, Belanda.
Beberapa orang anak muda dengan gembira bergantian menaiki bis kami. Hm, dengan cara demikian mereka tentunya lebih mudah melakukan perjalanan antar negara di Eropa dengan biaya terjangkau.
Kami tiba di Amsterdam saat matahari mulai terbenam. Senja di Amsterdam sekitar pukul 8 malam, sehingga kami tidak perlu buru-buru berlari ke perhentian tram. Berhenti di pinggir jalan dari bis lalu dengan lift untuk turun dua level di bawah jembatan merupakan pengalaman seru lainnya. Dari tempat itu kami naik tram ke Amsterdam Central Station dan naik kereta api menuju Holiday Inn Sloterdijk. Kami menginap di hotel tersebut selama dua malam.
Lift menuju perhentian tram ke Central Station Amsterdam.
Pagi pertama di Amsterdam dimulai dengan breakfast yang menyenangkan. Kereta api bergantian melewati jendela restoran hotel tersebut. Barangkali hotel ini semacam tempat transit ke bandara Schipol, karena semua kereta api mengarah ke bandara internasional tersebut. Untuk mendapatkan tiket atau pass berkeliling Amsterdam kami juga menaiki salah satu kereta ke bandara Schipol.
Kereta api lalu lalang di Schipol airport.
Tiket/pass I am Amsterdam, full pass berkunjung ke banyak tempat, tetapi dengan perhitungan cermat hanya museum van Gogh, outdoor museum Zanshee Schans, Amsterdam canal cruise, termasuk museum Anne Frank. Tempat lain tidak bisa kami kunjungi karena keterbatasan waktu perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Teman-teman benar-benar memilih yang menurut kami menarik. Tiket seharga 50 euro tersebut juga termasuk biaya semua moda transportasi seperti bis, tram dan kereta api dalam 24 jam hingga Minggu siang.
I am Amsterdam peta dan pass.
Sebenarnya ada beberapa tempat khusus yang menurutku penting, tetapi saat ini sudah menyepakati dengan kawan-kawan untuk menikmati weekend ini dengan sebaik-baiknya dengan mereka. Aku mencatat dalam hati ada beberapa tempat, museum dan tur yang harus kuikuti saat berkunjung dengan hubby atau keluarga kapan-kapan.
Walking tour di The Dam, Old Amsterdam, cita-cita lain.
Kami kembali ke pusat kota Amsterdam Central Station, tetapi kali ini menggunakan bis dari bandara Schipol. Sambil menunggu bis datang, teman-teman berfoto di depan logo catchy kata-kata I am Amsterdam. Kata-kata ini merupakan promosi, maksudnya siapapun yang datang ke Amsterdam adalah bagian dari Amsterdam. Banyak orang mengantri untuk berfoto di sana sehingga aku dan kawan-kawan harus berfoto dari kejauhan. Di balik kata icon tersebut kita bisa menunggu bis ke pusat kota.
Icon I am Amsterdam di bandara Schipol.
Teman-teman segrup menunggu bis ke kota di Schipol.
Bis tersebut membawa kami kembali ke pusat kota setelah melewati kawasan industri, padang-padang rumput luas, kanal-kanal, barisan pohon-pohon tak berdaun di awal musim semi, rumah-rumah di tepi kanal. Amsterdam merupakan kawasan dengan pertemuan tanah dan air serta muka air tanah tinggi atau yang biasa disebut wetlands, oleh karena itu terdapat banyak sekali kanal. Bahkan beberapa tempat di Amsterdam terletak di atas laut dan telah direklamasi. Tidak heran pemandangan rumah-rumah berdampingan dengan kanal banyak sekali bisa dilihat di kota ini.
Amsterdam termasuk wetlands. Rumah-rumah banyak dibangun di tepi kanal air seperti ini.
Rumah-rumah penduduk dengan facade khas.
Kami melewati Rijkmuseum yang konon menyimpan lukisan epik Raden Saleh. Museum van Gogh letaknya tak begitu jauh dari museum terkenal tersebut. Kami sangat bersyukur karena tak perlu antri lagi, setelah melihat antrian super panjang dalam cuaca dingin tersebut. Ternyata teman-teman telah membeli tiket tanpa antrian menggunakan pass I am Amsterdam. Biasanya ada biaya ekstra beberapa euro, tetapi tidak mengapa karena menghemat waktu selain menghadapi antrian masuk, antrian pemeriksaan kamera dan antrian penitipan barang serta jaket di dalam gedung museum.
Van Gogh adalah pelukis yang terkenal dengan lukisan Sunflower, Iris dan the Starry Night. Sejarah mencatat perjalanan van Gogh sebagai pelukis, gaya melukis, obyek lukisan yang disukai dan kisah tragis hidupnya. Semua cerita lengkap hidupnya ada di link berikut.
Bisa berfoto dengan self-potrait replika besar yang disediakan untuk turis.
Lukisan catchy Sunflower di area foto.
Sebagai seorang pelukis, van Gogh selalu tidak hidup berkecukupan dan mengalami kesulitan dalam hubungan dengan orang lain. Topik lukisannya paling banyak adalah alam, bunga, landscape. Aku mencoba menghitung berapa macam tanaman/bunga muncul sebagai obyek lukisan van Gogh. Barangkali terdapat 17-20 jenis tanaman yang dilukis van Gogh dan lukisan Sun Flower serta Irises yang paling terkenal diantara semua lukisan tersebut. Highlight terbaru dari museum tersebut adalah lukisan almond blossom. Bunga almond berwarna putih dilukis van Gogh dengan latar belakang langit biru kontras dan batang-batang hijau tua. Sungguh menarik. Menurutku, museum ini sangat menarik dan tidak membosankan. Kehidupan van Gogh diceritakan dengan detil tetapi ringkas seperti mengikuti sebuah timeline. Museum mencoba menghadirkan momen-momen khusus terkait dengan lukisan-lukisan dan sumber inspirasi van Gogh. Tetapi kami tidak menemukan lukisan 'The Starry Night' yang menjadi lagu Vincent atau Starry Starry Night yang pernah dinyanyikan dengan powerful oleh Josh Groban, salah seorang penyanyi terkenal dari USA. Anyway, ternyata lukisan tersebut berada di Museum of Modern Art (MoMA), New York! Bersambung ke Weekend di Amsterdam (Part 2) Pekanbaru, 2020
Minggu depan aku sudah masuk pada tahun ketiga riset postgradku. Perasaanku selain sedikit panik karena biasa, kan, juga baik-baik saja sedikit excited! Aku sedang senang-senangnya menghubungkan data dengan teori. Sebenarnya cukup ribet, apalagi kalau pas tidak nyambung apa yang diperkirakan dengan yang ditemukan. Tetapi, aku bersikap positif saja, bahwa tiap masalah itu adalah 'tantangan'! Mungkin aku sudah pasrah dengan risetku. Tahun pertama kuhabiskan belajar teori dasar membuat beton geopolimer. Tahun kedua, aku mulai merancang dengan serius apa yang harus kulakukan supaya arah risetku jelas. Tahun ketiga, kulaksanakan apa yang sudah kufix-kan di tahun kedua. Tahun keempat ini aku baru sangat excited karena sudah ketemu hal-hal menarik yang dapat dilaporkan dalam thesis. Jadi, semua itu sudah melewati berbagai perjuangan yang tidak sedikit menghabiskan tenaga, waktu dan materi. Boleh dibilang, aku telah tewas berkali-kali. Tetapi aku berusaha untuk terus hidup dan berjalan, walaupun sangat pelan. Oleh karena itu aku merasa di tahun terakhir ini, aku masih mampu berjalan, pelan dan penuh ketawakalan kepada Allah. Aku sering bertanya-tanya seperti apakah perjalanan yang dilewati teman-temanku? Memang tiap orang ada masalah, tapi kok kayaknya mulus-yah? Ternyata, setelah kurenungkan dan kuingat-ingat, sepertinya tidak semua orang memiliki jalan yang mulus. Sekuat-kuatnya mereka berusaha, ada saja yang menghalangi mereka untuk berjalan cepat. Akupun teringat temanku yang mengalami masalah keluarga, keuangan, supervisor, topik, dan seribu macam masalah lain. Tetapi karena tujuan kita sama, yaitu lulus, hehehe, maka semua rintangan itu sedapat-dapatnya dihadapi dengan ketenangan, kemauan dan kekuatan untuk terus melangkah ke arah yang telah ditetapkan. Jadi, meskipun aku telah di masa penghujung studiku, aku tetap berjalan tegak supaya aku bisa menuju tujuan akhirku menjadi seorang yang berguna bagi umat dan bangsa. Semoga. Perth 2010 sedikit merenung di senja hari:(
My 40th a few years ago (in 2015), and I was very excited.
My 40th bday red velvet cake.
This is a special milestone for a Muslim, since 40yo is the age of reaching full maturity (Al-Ahqaf 15).
This is the age... "when we're older than young but younger than old
(mid-life), when we're looking forward for a major accomplishment in
life, when habits developed now typically stay with us, and when we're
ready for a real mission in life..."
I celebrated my 40th with
family (hubby, mom and dad), and my students (final year project, KP, PKM, mahasiswa
mengulang, bupati HMTS... haha), some ex-students (thank's Virdy, Yulia,
Winda), also with my dear friend, Leni, yesterday.
Thank's for coming to my bday, everyone, and marked that important milestone together with me. ++++++++++++ That's what I wrote on my wall for many years ago. It was an expression of gratefulness, happiness, hope, and also submission to Allah, the Almighty. This is the age where I must think every decision and action carefully, including the consequences, so I won't regret it or cause any sequence effect in the future. When I invited the students to my small party, I thought they would come, eat and leave the house quickly. But then, they enjoyed the gathering and started to chat with their friends at home. Some of them interviewed my parents and talked to them about me. They just gave my family some ideas on how I was at the university.
Thanks for the special present
Thanks for coming everyone.
Actually, I just didn't want to celebrate my birthday alone this year. It will be fun if we could celebrate it surrounded with people that we like and enjoy to be with. It was a nice one. Alhamdulillah. Thank you, Allah:) Pekanbaru 2015 Pekanbaru 2020
Untuk sesi kedua Workshop blended learning programme University Leadership and Management Training Course dimulai di Berlin, Jerman. Kami berada di kota tersebut selama 3 hari untuk melanjutkan training di Berlin University for Professional Studies dengan Professor Ada Pellert (Rektor Deutsche Universitat fur Weiterbildung). Setelah terbang selama 14-15 jam dari Jakarta ke Amsterdam, perjalanan berikutnya adalah menuju airport Berlin Tegel, Berlin. Aku super excited saat hendak landing karena dari pesawat bisa melihat betapa luasnya kota Berlin yang terkenal dengan bangunan-bangunan khas komunis dan tembok Berlin. Kota Berlin dibangun pada tahun 1244M dan dulunya merupakan ibu kota kerajaan Prussia, bagian Uni Soviet. Dari jendela pesawat bisa dilihat Berlin Tower dan susunan bangunan kotak-kotak khas arsitektur Eropa Timur yang cukup teratur.
Kota Berlin dari udara.
Sehari sebelum training, kami diberikan kesempatan ikut tur dipandu guide lokal untuk mengunjungi beberapa tempat-tempat bersejarah di Berlin. Berhubung masa tinggal kami singkat dan penuh dengan jadwal belajar, maka kami hanya diberikan kesempatan melihat beberapa tempat-tempat utama saja.
Tur dimulai setelah makan siang, jadi aku punya waktu mengunjungi Berlin Zoo setelah breakfast. Sebenarnya aku tidak khawatir pergi sendirian karena zoo tak jauh dari motel kami, tetapi TO, my BFF, bersikeras menemaniku ke sana.
Berlin Zoo peta dan bagian-bagiannya.
Suhu di kota Berlin pagi itu sekitar 1-2 derajat Celcius, tetapi sayang sekali kalau dilewatkan dengan hanya bermalas-malasan di motel yang hangat tersebut. Berlin Zoo termasuk salah satu dari 10 Top Zoo di dunia. Zoo tersebut memiliki 20,000 binatang dari 1200 spesies dalam area seluas 33 hektar. Untuk mengunjungi setiap binatang dengan detil kemungkinan memerlukan beberapa hari di zoo. Pada saat itu, aku hanya tertarik melihat bison, penguin dan gorila yang terkurung dalam ruangan kaca memiliki pemanas khusus.
Salah satu gorila andalan Berlin Zoo.
Siang hari kami berkumpul di Berlin Botanischer Garten station untuk memulai tur dengan guide lokal.
Menunggu bis ke Reischtag dan Bradenburg Tor.
Miss SB, LO kami dari University of Oldenburg, membawa semua peserta naik bis kota ke Bradenburg Tor atau Bradenburg Gate. Pemandangan kota tetap sama, semuanya kuning kering karena masih masuk akhir musim dingin. Kami diajak dengan cepat ke gate tersebut dan mendengarkan sejarah mengenai gate yang menjadi simbol reuni Jerman Barat dan Jerman Timur. Gate ini awalnya terkenal di dunia saat tentara Napoleon Bonaparte mengadakan parade di bawah Bradenburg Gate setelah memenangkan perang dan menduduki ibu kota Prussia atau Berlin.
Historic gate, Bradenburg Tor.
Di sebelah Bradenburg Gate, terdapat Reischtag, gedung parlemen Bundestag, memiliki kubah seperti sarang lebah dibangun khusus pada tahun 1995 untuk modernisasi Reichstag. Sayang sekali untuk bisa masuk ke dalamnya perlu izin khusus. Kubah baru dengan rancangan arsitektur khusus dan ramah lingkungan tersebut menambah keanggunan bangunan tersebut. Salah satu tempat lain yang bisa dilihat adalah Holocaust Memorial di sebelah Bradenburg Gate. Tempat ini merupakan simbol peristiwa Holocaust yang melibatkan Nazi dan bangsa Yahudi.
Watchtower
Selanjutnya kami diajak melihat bagian tembok Berlin di Postdamer Platz. Postdamer Platz sendiri adalah salah satu tempat tersibuk di kota Berlin dengan bangunan-bangunan futuristik yang sangat kontras dengan bangunan peninggalan kerajaan dan arsitektur khas Eropa Timur. Ada beberapa tempat menarik seperti Watchtower BT 6, berbentuk oktagon sehingga dapat melihat semua bagian dekat Bradenburg Tor. Tembok Berlin merupakan tembok paling terkenal yang memisahkan dua bagian Jerman, yaitu Jerman Barat yang demokratis dengan Jerman Timur yang sosialis dan merupakan bagian Uni Soviet pada tahun 1961. Pemisahan kedua bagian ini berakhir dengan persatuan kembali pada tahun 1989. Ikut bersedih membayangkan keluarga terpisah, di bagian satu bisa hidup layak sedangkan bagian lain mengalami kesusahan karena blokade ekonomi. Tembok sepanjang 140 km tersebut dijaga oleh tentara selama 24 jam sehingga selama puluhan tahun tidak ada yang bebas melintasi kedua daerah Jerman, padahal dalam satu negara.
Berlin Wall di Postdamer Platz.
Setelah berjalan menelusuri berbagai bangunan besar penuh dengan sejarah dan memori, akhirnya kami sampai di Topography of Terror, outdoor dan indoor musium. Musium ini merekam berbagai jejak peristiwa dan kriminal perang yang menjadi bagian sejarah Jerman. Aku merasakan berbagai emosi dalam hati saat berada di sana.
Topography of Terror, outdoor dan indoor museum.
Ada perasaan kasihan, kesal, sedih sekaligus merinding seperti saat mengunjungi di istana presiden dan Chu Chi Tunnel di Saigon, atau Fremantle prison di Perth, karena belum bisa memahami banyak hal yang menjadi latar belakang peristiwa pahit tersebut. Di tempat ini bisa dilihat tembok Berlin yang lebih panjang dibandingkan bagian-bagian tembok tersebut di Postdamer Platz. Apabila diperhatikan baik-baik, di tembok tersebut terdapat banyak lubang-lubang bekas peluru tembakan.
Pengunjung membaca dokumentasi di musium.
Kami berpindah ke restoran yang telah dipilih Svenja untuk dinner kelompok menggunakan kereta bawah tanah setelah Topography of Terror. Suasana restoran cukup menyenangkan dan sangat menarik untuk inspirasi novel atau sejenisnya. Teman-teman menikmati makan malam tersebut, sementara aku hanya berani makan salad saja.
All in all, tur singkat tersebut sangat berkesan karena kami bisa melihat dan merasakan atmosfir sejarah langsung di kota yang besar dan penuh peristiwa seperti Berlin. Berlin, Februari 2015 Pekanbaru, 2020