Wednesday, June 24, 2020

Tur singkat di kota Berlin

Februari 2015,
Workshop UNILEAD, Jerman. 

Untuk sesi kedua Workshop blended learning programme University Leadership and Management Training Course dimulai di Berlin, Jerman. Kami berada di kota tersebut selama 3 hari untuk melanjutkan training di Berlin University for Professional Studies dengan Professor Ada Pellert (Rektor Deutsche Universitat fur Weiterbildung). 

Setelah terbang selama 14-15 jam dari Jakarta ke Amsterdam, perjalanan berikutnya adalah menuju airport Berlin Tegel, Berlin. Aku super excited saat hendak landing karena dari pesawat bisa melihat betapa luasnya kota Berlin yang terkenal dengan bangunan-bangunan khas komunis dan tembok Berlin. Kota Berlin dibangun pada tahun 1244M dan dulunya merupakan ibu kota kerajaan Prussia, bagian Uni Soviet.  Dari jendela pesawat bisa dilihat Berlin Tower dan susunan bangunan kotak-kotak khas arsitektur Eropa Timur yang cukup teratur. 

Kota Berlin dari udara. 
Sehari sebelum training, kami diberikan kesempatan ikut tur dipandu guide lokal untuk mengunjungi beberapa tempat-tempat bersejarah di Berlin. Berhubung masa tinggal kami singkat dan penuh dengan jadwal belajar, maka kami hanya diberikan kesempatan melihat beberapa tempat-tempat utama saja. 

Tur dimulai setelah makan siang, jadi aku punya waktu mengunjungi Berlin Zoo setelah breakfast. Sebenarnya aku tidak khawatir pergi sendirian karena zoo tak jauh dari motel kami, tetapi TO, my BFF, bersikeras menemaniku ke sana. 

Berlin Zoo peta dan bagian-bagiannya.
Suhu di kota Berlin pagi itu sekitar 1-2 derajat Celcius, tetapi sayang sekali kalau dilewatkan dengan hanya bermalas-malasan di motel yang hangat tersebut. Berlin Zoo termasuk salah satu dari 10 Top Zoo di dunia. Zoo tersebut memiliki 20,000 binatang dari 1200 spesies dalam area seluas 33 hektar. Untuk mengunjungi setiap binatang dengan detil kemungkinan memerlukan beberapa hari di zoo. Pada saat itu, aku hanya tertarik melihat bison, penguin dan gorila yang terkurung dalam ruangan kaca memiliki pemanas khusus. 


Salah satu gorila andalan Berlin Zoo. 

Siang hari kami berkumpul di Berlin Botanischer Garten station untuk memulai tur dengan guide lokal. 

Menunggu bis ke Reischtag dan Bradenburg Tor. 
Miss SB, LO kami dari University of Oldenburg, membawa semua peserta naik bis kota ke Bradenburg Tor atau Bradenburg Gate. Pemandangan kota tetap sama, semuanya kuning kering karena masih masuk akhir musim dingin. Kami diajak dengan cepat ke gate tersebut dan mendengarkan sejarah mengenai gate yang menjadi simbol reuni Jerman Barat dan Jerman Timur. Gate ini awalnya terkenal di dunia saat tentara Napoleon Bonaparte mengadakan parade di bawah Bradenburg Gate setelah memenangkan perang dan menduduki ibu kota Prussia atau Berlin. 

Historic gate, Bradenburg Tor. 
Di sebelah Bradenburg Gate, terdapat Reischtag, gedung parlemen Bundestag, memiliki kubah seperti sarang lebah dibangun khusus pada tahun 1995 untuk modernisasi Reichstag. Sayang sekali untuk bisa masuk ke dalamnya perlu izin khusus. Kubah baru dengan rancangan arsitektur khusus dan ramah lingkungan tersebut menambah keanggunan bangunan tersebut. Salah satu tempat lain yang bisa dilihat adalah Holocaust Memorial di sebelah Bradenburg Gate. Tempat ini merupakan simbol peristiwa Holocaust yang melibatkan Nazi dan bangsa Yahudi. 

Watchtower
Selanjutnya kami diajak melihat bagian tembok Berlin di Postdamer Platz. Postdamer Platz sendiri adalah salah satu tempat tersibuk di kota Berlin dengan bangunan-bangunan futuristik yang sangat kontras dengan bangunan peninggalan kerajaan dan arsitektur khas Eropa Timur. Ada beberapa tempat menarik seperti Watchtower BT 6, berbentuk oktagon sehingga dapat melihat semua bagian dekat Bradenburg Tor. 

Tembok Berlin merupakan tembok paling terkenal yang memisahkan dua bagian Jerman, yaitu Jerman Barat yang demokratis dengan Jerman Timur yang sosialis dan merupakan bagian Uni Soviet pada tahun 1961.  Pemisahan kedua bagian ini berakhir dengan persatuan kembali pada tahun 1989. Ikut bersedih membayangkan keluarga terpisah, di bagian satu bisa hidup layak sedangkan bagian lain mengalami kesusahan karena blokade ekonomi.  Tembok sepanjang 140 km tersebut dijaga oleh tentara selama 24 jam sehingga selama puluhan tahun tidak ada yang bebas melintasi kedua daerah Jerman, padahal dalam satu negara.


Berlin Wall di Postdamer Platz.
Setelah berjalan menelusuri berbagai bangunan besar penuh dengan sejarah dan memori, akhirnya kami sampai di Topography of Terror, outdoor dan indoor musium.  Musium ini merekam berbagai jejak peristiwa dan kriminal perang yang menjadi bagian sejarah Jerman.  Aku merasakan berbagai emosi dalam hati saat berada di sana. 

Topography of Terror, outdoor dan indoor museum.


Ada perasaan kasihan, kesal, sedih sekaligus merinding seperti saat mengunjungi di istana presiden dan Chu Chi Tunnel di Saigon, atau Fremantle prison di Perth, karena belum bisa memahami banyak hal yang menjadi latar belakang peristiwa pahit tersebut. Di tempat ini bisa dilihat tembok Berlin yang lebih panjang dibandingkan bagian-bagian tembok tersebut di Postdamer Platz. Apabila diperhatikan baik-baik, di tembok tersebut terdapat banyak lubang-lubang bekas peluru tembakan. 


Pengunjung membaca dokumentasi di musium.  
Kami berpindah ke restoran yang telah dipilih Svenja untuk dinner kelompok menggunakan kereta bawah tanah setelah Topography of Terror. Suasana restoran cukup menyenangkan dan sangat menarik untuk inspirasi novel atau sejenisnya. Teman-teman menikmati makan malam tersebut, sementara aku hanya berani makan salad saja. 


All in all, tur singkat tersebut sangat berkesan karena kami bisa melihat dan merasakan atmosfir sejarah langsung di kota yang besar dan penuh peristiwa seperti Berlin. 

Berlin, Februari 2015
Pekanbaru, 2020

No comments: