Friday, June 24, 2016

Ow, kita jangan menyerah dulu

Sebenarnya aku sudah lama ingin rutin nge-blog lagi.

Dulu sewaktu studi PhD, aku selalu berpikir, alangkah menyenangkannya punya banyak waktu untuk menulis post di sini. Apalagi begitu banyak inspirasi dan memori yang ingin kurekam lewat blog sepanjang perjalanan heroik tersebut. 

Tetapi begitu pulang ke Indonesia, setelah 4 tahun sibuk sendiri mengejar kemajuan pekerjaan di kampus, kemudian break dari jabatan tersebut, dan akhirnya jadi punya cukup waktu untuk mengerjakan hobiku, Subhanallah, ternyata aku malah kekurangan inspirasi untuk eksis di blog lagi. Rasanya sulit sekali menuangkan cerita-cerita seperti biasanya. Apalagi budaya skeptis kita membuat diriku jadi lama-lama sering bercermin dulu sebelum mengatakan sesuatu, hingga pada suatu titik aku tidak bisa bicara lagi. What's wrong with me? Di budaya lain, aku bisa sangat percaya diri mengekspresikan diriku, tetapi kembali di budaya ini, aku sulit menemukan kepercayaan diri lagi saat berbicara dan menulis. Lebih baik menghabiskan waktu menulis dan membaca jurnal ilmiah. Okay. Situasi yang aneh. 

Untuk membalikkan situasi tersebut, aku perlu memperluas peredaran. Barangkali berada di beberapa budaya sekaligus bisa mengasah kepercayaan diri dan memupus sikap segan yang tidak bertempat tadi. 

Aku bukan takut kritikannya, tapi sepertinya aku malas dengan sikap kurang supportnya dan terlalu banyak kritik tak relevan. Ibaratnya, setelah kita perbagus satu sisi, mesti ada sisi lain yang akan dikritisi dengan dalih penyempurnaan. Padahal tidak segala sesuatu bisa sempurna, karena kata kuncinya: "selesai saja sesudah prosedur sudah cukup". Berusaha menghasilkan pekerjaan berkualitas di tempat seperti ini juga tidak terlalu diperlukan saat ini. Mirip MBPku (MacBookPro) dengan Mac OSnya yang selalu overspec dari driver printer tahun 2012an, maka pekerjaan berkualitas entah kapan akan terbukti diaplikasikan. Itulah mentality-ku sekarang. Aku juga sungguh frustasi karena sudah mengenal etos kerja Jerman yang sistematik dan detail.

Anyway, untuk membalikkan keadaan selalu butuh momentum. 
Berbekal momentum ulang tahunku minggu lalu yang ke fortyplus, maka kuupayakan agar semangat berbagi dan sikap pantang menyerah bisa muncul kembali. 

Blog ini harus diisi dan ditulis untuk mahasiswaku atau siapa saja yang membutuhkan informasi dan tips. Mudah-mudahan bisa jadi pengingat untuk diri disamping amal jariyah saat aku sudah tidak di dunia ini lagi. 

Yuk kita lakukan. 



Pekanbaru,

No comments: