Sunday, August 2, 2009

Research Diary


Saat aku mengeluarkan my research diary, beberapa teman lebih sering tertawa-tawa melihatnya. Wow, perlukah kita membuat catatan seperti itu?

Buku tebal bersampul plastik keras warna hitam, tanpa garis-garis horizontal di dalamnya dengan kertas tebal berwarna putih yang dibeli di Bookshop seharga $5.00 menjadi buku catatan wajib untukku. Di sana, aku bisa menuliskan rencana risetku, menuangkan isi pikiran; menggambarkan diagram link ide; menulis revisi; mencatat jadwal Conference; menulis summary paper, petuah, ide bagus dari orang-orang; mencatat kata Supervisor, pendeknya berbagai aktivitas perlu dituliskan di sana. Seperti ceritaku dulu, buku itu dilengkapi warna-warni stabilo dan tinta pena. Untuk membuatku gembira aja sewaktu menulis dan membacanya.

Ternyata, memiliki research diary itu sangat dianjurkan oleh para researcher profesional. Research diary merupakan catatan proses riset dan berisikan cerminan dari proses tersebut. Yang jelas, diary tersebut selain menyimpan catatan juga memuat pengalaman dan proses perkembangan suatu riset. Apalagi saat kita baru mengalami hal yang cukup penting dalam riset, maka diary tadi akan membantu kita untuk mengingat kembali dengan detail kejadian penting tadi. Fungsi diary pun lalu menjadi sebuah ’memory sparkers’.

Untuk membuat research diary yang bagus:
- Catat apa yang kita rasakan penting. Belum tentu yang kita anggap penting akan penting bagi orang lain, karena itu tidak ada yang benar atau salah dalam membuat catatan.
- Tulis seperti apa yang terjadi, bukan seperti yang kita pikirkan
- Jadikan ia teman yang bisa kita pakai kapan saja
- Tulis apa yang ingin kita tulis, jangan coba menyensor diri sendiri
- Gunakan diagram, gambar, atau apa saja yang dapat mengekspresikan maksud kita
- Jadikan diary sebagai buku kerja, jangan takut untuk mengganti isinya atau menandai hal-hal penting
- Jangan ragu untuk menuliskan summary percakapan dengan supervisor atau orang lain mengenai research kita
- Be selective, jangan tulis semua hal di sana.

Fungsi lain research diary adalah untuk menjaga agar riset kita tetap stay on track. Kita bisa menuliskan tipe data yang ingin kita dapatkan, prosedur menganalisis data dan cara interpretasinya. Aku banyak menggunakan research diaryku sebagai reminder untuk mencari info lebih lanjut atau apa saja yang perlu di follow up. Tapi, memang research diary ini sangat berguna sebagai tempat untuk menyimpan berbagai isu remeh tetapi mungkin signifikan untuk penulisan thesis di kemudian hari.

Filosofiku simple, otakku tidak muat untuk mengingat semua hal... that’s why aku perlu a research diary.

Perth,
So, what are you waiting for?