Sunday, August 29, 2010

Jangan ngeri menulis tesis!


Semua orang tahu kalau menulis tesis itu mengerikan. Mengerikan jika terjadi ‘writer’s block’ yang membuat orang mogok menulis selama berjam-jam, berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Aku pernah bertemu orang yang sampai trauma menulis laporan TA sendiri karena kuatir tidak dapat menulis dengan baik. Huah, jangan seserius itu, mari kita pelajari trik menulis tesis supaya tidak terasa berat!

Menulis tesis! Insya Allah, akhirnya aku sampai juga di tahap tersebut. Walaupun proses mengerjakan riset kusukai, tetapi aku lebih menikmati proses duduk mengetik dan menuangkan pikiran ke dalam tesis. Onde mande! Jangan terburu-buru menilai hasilnya, karena yang penting prosesnya! (*wink*)

Selama menulis ini sebenarnya ada beberapa kebiasaan bagus yang bisa kita lakukan untuk membantu penulisan tesis. Simak baik-baik, ya:

a) Selesaikan semua data sekomplit-komplitnya. Cukup berbekal grafik, tabel, hasil ringkasan bacaan, data dari supplier, kita sudah bisa menulis tesis. Sedapat mungkin data-data diutak-atik supaya mudah dianalisis dan dilihat trend-nya. Kalo perlu, sediakan berbagai kemungkinan penyajian tabel atau grafik. Jangan mudah puas dengan satu jenis penyajian saja, karena kita harus membantu pembaca dengan grafik atau tabel yang tidak sulit dipahami. Gunakan versi terakhir, supaya kita tidak perlu mengolah gambar atau tabel lagi lalu menghabiskan waktu berjam-jam di sana saat mulai menulis.

b) Siapkan semua artikel, buku, etc yang kita perlukan di daftar pustaka. Letakkan dalam satu folder sesuai dengan bagian-bagian tesis, sehingga saat kita menulis, tidak perlu kehilangan mood karena paper yang dimaksud tidak ketemu. Intinya, make things handy.

c) Buat outline yang gampang, pikirkan 'jalan ceritanya' dan tulis kalimat untuk membimbing diri kita. Kadang kita perlu membayangkan dalam kepala kira-kira seperti apa jalan cerita sebuah bagian tesis. Apa yang harus kita letakkan terlebih dahulu sampai apa yang perlu menutup 'cerita' tadi, mesti dipikirkan baik-baik agar kita tidak mudah kehilangan arah waktu mulai menulis. Kemudian di dalam outline, letakkan kalimat utama tiap paragraf yang ingin kita tulis. Kalimat utama ini tidak perlu terlalu kaku, karena yang penting ide tulisan sudah dirangkum dahulu.

d) Mulai menulis dengan kata-kata sendiri kira-kira apa yang mau diceritakan. Tulis hanya untuk ‘mata kita’, tidak ada keharusan menyerahkannya ke pembimbing atau minta teman melihat kekacauan tersebut. Semua ini hanya bertujuan murni mengeluarkan ide, asumsi, pendapat, opini, terkaan kita untuk isi tulisan. Aku panggil bagian ini ‘draft zero’.

e) Gunakan blog untuk mempermahir keahlian menulis kita seperti yang pernah kuceritakan di sini.
f) Buat jadwal menulis. Tadinya aku berpikir membuat jadwal itu mengekang kreativitas menulisku. Ternyata tidak punya jadwal malah membuatku lebih sering menunda acara menulis. Intinya begini, buat jadwal menulis yang harus kita taati sendiri dan pada saat itu kita tidak bisa diganggu oleh apapun dan siapapun. Misalnya aku selalu merencanakan menulis pada jam 8-12 siang selama hari kerja. Pada hari itu aku pastikan tidak ada kegiatan lain selain duduk dan menulis (mengetik ) di meja kerja. Tentunya aku bagi-bagi waktu dong, biar ga semaput empat jam nonstop menulis. Aku pakai sistem 1.5 jam, break 15 menit, menulis 1.5 jam lagi, dan break 15 menit. Sisanya 30 menit biasanya kepake habis untuk persiapan awal, pemanasan misalnya ngeblog atau ngintip Koran online. Jika kita sudah punya jadwal rutin, kalau pada hari kerja jam segitu kita tidak berada di meja kerja, pasti rasanya ada yang kurang. Biasanya jadwal ini akan terasa pengaruhnya setelah satu bulan dikerjakan. So, kita mesti sabar dan keras pada diri agar sikap disiplin menulis ini jadi rutinitas sehari-hari.

g) Setelah menulis, berilah reward pada diri sendiri. Empat jam nonstop bikin aku mual-mual, meriang dan pusing. Ya iyalah, otak dipaksa berpikir kadang dalam dua bahasa dengan berbagai teori lagi. Biasanya aku memberi hadiah pada diri sendiri seperti jalan-jalan ke kolam di depan kampus sambil memotret kembang atau itik yang sedang mandi-mandi di sana. Jika cuaca sedang tidak bersahabat, aku akan ke library untuk membaca buku atau majalah kesukaanku selama satu jam. Tidak perlu yang mahal-mahal, bahkan bertemu teman lama juga cukup untuk menghilangkan rasa sumpek menulis selama empat jam tadi. Efeknya begitu kembali ke meja kerja, kita akan lebih segar, pikiran lebih ringan, lebih positif dan semangat menghadapi pekerjaan tadi.

h) Setelah draft zero selesai, kita bisa mengedit tulisan menjadi draft one. Intinya, kembali ke bagian yang mau diperbaiki, seperti menuliskan kembali kalimat yang tidak masuk akal, menghapus bagian ngocol yang tidak berhubungan dengan isi tulisan, sampai menambah referensi. Lakukan dengan lebih cermat kali ini.

i) Sikap positif perlu juga diperkuat dalam diri. Jangan mau tergesa-gesa menulis agar cepat selesai. Jika memang kita perlu waktu, kita harus menyadari bahwa tiap orang memerlukan waktu berbeda untuk menangani sesuatu. Tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain, karena, percayalah, suatu hari kitapun akan bisa menyelesaikan apa yang sedang kita kerjakan ini.

j) Buat draft kedua, ketiga dan seterusnya. Setiap selesai satu draft, jangan lupa save as menjadi draft one, or two or three. Semua itu untuk menjaga jika terjadi kesalahan, kita tidak menyesal telah pernah membuangnya. Cetak tiap draft untuk kita baca dan edit secara manual. Disinilah kita perlu kritis dan membantu diri sendiri untuk menuliskannya dengan lebih baik. Simak tiap kalimat dan pikirkan baik-baik supaya tulisan kita masuk akal dan bahasanya tidak terlalu kaku seperti bahasa terjemahan. Perbaiki sedapat mungkin tata bahasa/grammar dan bantu pembimbing kita dengan menghasilkan karya tulis yang dapat dibaca!

k) Tiap kali mengedit, fokuslah pada satu hal dalam satu waktu dan tidak multitasking. Misalnya, jangan mengedit sambil memperbaiki referensi, atau memikirkan abstrak sambil mengetik pembahasan. Dijamin puyeng dan tiba-tiba kita bakal cari banyak alasan untuk menunda kegiatan menulis. Tapi, jangan juga terlalu fokus pada suatu bagian yang stuck, karena itu toh bisa dilewati dulu dan kembali dikerjakan nanti.

l) Tambah ilmu dengan membaca blog, panduan dan buku cara menulis tesis untuk menambah wawasan dan membantu kita tetap stay on track.

Mudah-mudahan aku pun dapat mengamalkan tips-tips menulis tesis di atas. Maklum jee, itu kan baru beberapa kali aku praktekkan untuk menulis paper. Yuk mari, kita selesaikan tesis kita ini, ndak nge-blog melulu.

Perth,
Aku mengucapkan Alhamdulillah, terima kasih Allah, yang telah membimbingku dalam proses menemukan cara terbaik untuk menulis tesisku. Alhamdulillah.
Saat draft zero sudah bisa dicetak, uhuy!