Friday, May 8, 2015

Semangat Menulis

Sebagai seorang dosen dan peneliti, mestinya aku lebih rajin nulis dan publikasi di mana-mana. Tetapi, kadang momentum untuk mengerjakan tulisan itu datang tidak lama dan terus pergi tanpa bisa dilacak. Padahal, menulis itu tidak perlu momentum, karena kalau terpaksa baru bisa menulis, barangkali tidak semua karya enak dibaca atau dipahami.

Terus, bagaimana supaya bisa semangat menulis?

Aku punya beberapa tips berdasarkan pengalaman pribadi:

a) Buat rencana menulis
Meski terdengar kurang mentereng seperti membuat rencana keuangan atau rencana kerja harian, tetapi rencana menulis itu membantu kita untuk mengantisipasi atau memblock waktu mengerjakan tulisan. Biar lebih spesifik, buat rencana dengan sistem block, supaya kita bisa memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk tiap tulisan.

b) Kumpulkan literatur dan data jauh-jauh hari
Sebenarnya, dasar dari semua tulisan itu adalah literatur dan data. Literatur dan data perlu dikumpulkan jauh-jauh hari supaya bisa dibaca dan dipikirkan sebelum menulis. Jika sudah mahir, tentu proses ini memakan waktu beberapa jam saja lalu kita sudah bisa menuliskannya. Tetapi untuk pemula, perlu berhari-hari mengumpulkan data dengan kata kunci yang tepat, lalu membaca dan menganalisa, kemudian menuliskannya dengan bahasa sendiri. 

c) Membaca tentang proses menulis
Obat paling menguatkan saat mengerjakan sesuatu yang sukar adalah meninjau kembali proses yang dialami orang lain. Pada saat itu kita sama-sama merasakan sensasi dan kesulitan-kesulitan yang mereka alami, seperti menghilangkan writer-block, kehilangan data, dan tidak memiliki manajemen waktu yang baik. Beberapa literatur yang bagus seperti buku-buku NH Dhini, Laura Ingalls Wilder, Ahmad Fuadi, maupun buku-buku seperti Daily Rituals- How Artists Work, menceritakan proses-proses kreatif dalam menata ide, menulis serta menata waktu, bisa membantu mendapatkan inspirasi saat kesulitan.

d) Menulis itu seperti mengayuh sepeda
Sekali mulai menulis, maka menulislah tanpa henti. Jangan selalu ingin sempurna kalau baru pertama menuliskannya. Tulis, lalu simpan, dan edit kembali beberapa waktu kemudian. Saat tulisan sudah 90%, maka bersiaplah untuk lebih bersemangat mengayuh, karena kita sering merasa tertekan dan mudah menyerah pada stage ini. Kemudian, jangan khawatirkan komentar siapapun, terus keluarkan pikiran. Masalah hal-hal tidak relevan bisa diedit kemudian.

e) Menulis bersama teman atau tim
Kadang-kadang menulis sendiri itu tidak enak. Paling menyenangkan kalau menulis proposal bersama tim, lalu saling mengisi bagian-bagian yang kosong atau membantu mengedit punya teman lain. Proses ini membantu mempercepat penulisan sekaligus mengeluarkan ide-ide baru. Kalau memang topik tulisan kita berbeda, at least mengetahui seseorang sedang menulis suatu topik yang berat juga menyenangkan. Harness energi penulis itu dan gunakan untuk menambah semangat dalam menulis tulisan kita.

Pekanbaru,

No comments: