"Oh, masih sekolah juga?" tanya seorang teman suatu hari.
He-eh, aku cuma bisa cengar-cengir.
"Heran, kok ada ya orang yang kerjanya belajar, belajar, belajar tidak bosan-bosannya" jawab si teman.
Cengiranku semakin lebar.
"Apa aja sih yang dicari?" si teman menutup komentarnya karena aku masih tidak menjawab pertanyaannya.
Suatu ketika, suatu masa, aku berpikir tentang hidupku. Apalah aku ini, bekerja jadi insinyur di lapangan tak mampu bahkan bekerja penuh waktu di sebuah unitpun tak sukses. Hmm, mungkin aku bisa berkontribusi di jalan Allah dengan belajar lalu mengajarkannya kepada orang yang membutuhkan. Hal ini sejalan dengan profesiku sebagai tenaga pengajar yang harus mengajar mahasiswa dan tetap belajar agar ilmu yang dimiliki tetap bertahan. Itulah salah satu faktor internal yang mendorongku untuk tetap menghormati, mencintai dan mencari ilmu sampai ke liang lahat nanti.
Banyak sekali artikel di dunia pendidikan yang membahas belajar itu bukan hanya sebatas belajar di sekolah. Apakah belajar itu hanya menerima ilmu, mengerjakan pe-er, belajar untuk duduk dalam ujian dan direfleksikan dalam bentuk rapor? Lalu bagaimana dengan e-learning, pelatihan, seminar atau perenungan, apakah itu bukan belajar? Belum lagi penelitian, pengaplikasian, percobaan, diskusi, semuanya bisa dikategorikan belajar. Jadi belajar itu bukanlah bermakna sempit seperti menerima ilmu di sekolah saja. Ada lagi pemikiran dan penganalisaan berdasarkan pengalaman maupun hasil perenungan dalam hidup. Semuanya dikategorikan belajar, juga kan?
Kenapa orang suka sekali mengambil pendidikan formal hingga ke jenjang paling tinggi? Bagaimana dengan diriku? Orang-orang bisa memiliki ribuan alasan pendorong mengapa mereka sekolah sampai S3 segala. Faktor ekonomi, jabatan, harta, kecintaan pada ilmu, ingin mendapatkan kualifikasi tertinggi, dan sebagainya. Tetapi itu tidak perlu dibesar-besarkan, karena tiap orang memiliki faktor pendorong tersendiri. Sedangkan diriku, mungkin inilah alasan sebenarnya: karena aku mencintai ilmu, suka berada di sekolah/kampus, ingin berkontribusi lebih banyak pada masyarakat melalui ilmu dan karena diundang Allah untuk mendekat padaNya melalui sekolah.
Banyak orang mencari ilmu untuk mendekat dengan Allah. Tetapi, barulah aku mengakui bahwa melalui perjalanan S3 ini, aku merasa lebih dekat kepada Allah. Dua tahun pertama, aku tidak putus-putusnya yakin bahwa Allah senantiasa mengarahkanku pada kepayahan dan kesulitan yang kualami ini sebagai bentuk cara mendekatiNya. Tahun ketiga, aku benar-benar dalam kondisi genting, tetapi tetap selalu berharap padaNya. Di tahun keempat ini, aku mensyukuri segala macam perjalanan yang kulalui di tahun pertama-kedua-ketiga. Semuanya mengajarkanku tentang kebesaran Allah, dan manusia bukan apa-apa. Dapatlah kukatakan, "sebenarnya dengan belajar, aku lebih berusaha mendekat pada Allah dan mengenalNya".
Teman-temanku yang baik, saudara-saudara dan keluargaku yang tercinta. Jika anda semua membaca post ku kali ini, mudah-mudahan kini kalian sudah mengerti arti sebuah perjalanan S3 bagi diriku. Mudah-mudahan perjalanan penuh barokah ini akan membawa kebaikan bagiku hingga ke liang kubur suatu hari nanti.
Perth,
Alhamdulillah, wa syukurilah...