Monday, October 4, 2010

Self esteem atau harkat diri


Susah juga mencari arti self esteem dalam bahasa Indonesia. Berhubung akupun bukan psikolog, jadi padanan istilah psikologi ini tak perlulah kita bahas serinci mungkin. Mari kita pakai kata self esteem aja, ok?

Terinspirasi dari buku Heart at Work: stories and strategies for building self esteem and reawakening the soul at work, aku mencoba memahami berbagai orang yang tidak kumengerti di sekelilingku. Ternyata salah satu sebab mengapa orang begitu menjengkelkan, seperti arogan, narsistik, atau pemalu berlebihan adalah karena mereka memiliki kadar self esteem yang tidak seimbang.

Self esteem atau cara menghargai diri seseorang meliputi rasa percaya diri dan emosi seperti kebanggaan, kesedihan dan malu. Berbagai istilah yang sama dengan self esteem seperti self worth, self regard, self respect dan self love banyak didefinisikan oleh para ahli. Pada intinya, self esteem berkaitan dengan cara seseorang menghadapi tantangan paling dasar dalam hidup dan merasa berhak untuk berbahagia. Orang bisa memiliki kadar dan kualitas self esteem berbeda. Narsistik biasanya mempunyai kadar self esteem tidak berkualitas yang tinggi serta tidak stabil. Sedangkan seseorang yang pemalu biasanya memiliki kadar self esteem biasa yang rendah. Jadi pengukuran self esteem ini tidak sederhana, karena berkaitan dengan berbagai faktor juga.

Pelajaran psikologi banget ya!

Biar ga ikutan pusing (sama dengan yang nulis), secara ringkas dapat dituliskan berbagai hal yang berkaitan dengan self esteem berikut:

a) Kadar self esteem yang tinggi berkaitan dengan kebahagiaan seseorang. Semakin besar rasa penghargaan dan merasa nyaman pada diri, maka seseorang akan dapat menerima sesuatu dengan ikhlas dan menjadi bahagia.

b) Orang-orang dengan self esteem tinggi lebih pemaaf dari orang-orang yang memiliki self esteem rendah. Kalau kita bertemu orang yang tidak mau menegur atau memaafkan kita sampai kapanpun, itu sebenarnya cara mereka menunjukkan kalau mereka tidak nyaman dengan diri sendiri. Mereka berusaha fokus pada kekurangan orang lain, agar kekurangan diri mereka tidak terlihat, dan tetap menyalahkan orang lain yang juga tidak sempurna itu.

c) Orang-orang dengan self esteem rendah akan cenderung lebih arogan dan sok jago. Hal ini berkaitan dengan sulitnya bagi mereka untuk menerima keadaan diri sendiri serta terlalu menyakitkan bagi mereka untuk mengakui kekurangan tersebut. Untuk menutupi ketidakmampuan mereka mengakui hal itu, maka mereka bersikap arogan dan sok jago kepada orang-orang yang dinilai inferior dari mereka.

d) Orang-orang dengan self esteem tinggi biasanya memiliki kinerja lebih baik di bidang akademis dan pekerjaan. Hal ini bukan berarti orang-orang yang juara I merupakan orang-orang dengan self esteem tertinggi loh. Tetapi karena mereka menghargai dirinya sendiri, tidak terganggu oleh faktor eksternal seperti opini dan kata negatif orang lain, punya self driving tinggi untuk menyelesaikan sesuatu dengan serius, maka hasilnya akan baik. Apalagi orang-orang yang berhasil menyelesaikan pendidikan dan suatu pekerjaan dengan baik sering mendapatkan dampak positif berupa peningkatan self esteem tadi.

e) Kekerasan dalam rumah tangga sering terjadi karena suami memiliki self esteem yang rendah. Biasanya ia merasa memiliki banyak kekurangan dari segi finansial, pendidikan dan pekerjaan sehingga lebih suka menggunakan kekerasan fisik dan mental untuk menjatuhkan harga diri sang istri. Ada juga kasus suami memiliki pendidikan tinggi tetapi suka melakukan kekerasan, barangkali karena tidak dapat menerima keadaan hidupnya atau memiliki karir yang tidak mulus. Mungkin hal ini kembali lagi ke soal self esteem tadi.

Hal terakhir yang ingin kusampaikan yaitu, self esteem yang sebenarnya berasal dari jiwa seseorang. Hal ini bersumber dari rasa tanggung jawab, tingkat kepuasan dan kesadaran bahwa ia mampu menghadapi kesulitan dan permasalahan hidup tanpa dipengaruhi oleh kata dan pikiran orang lain. Oleh karena itu, mereka tidak perlu memaksa orang lain untuk mengakui keberadaanya serta tidak merasa perlu membuktikan kalau ia harus dihormati oleh orang lain.

Hmmh, kurasa hal ini berkaitan dengan sikap dapat draw a longer line untuk sesuatu yang tidak bisa diterima sehingga seseorang lebih legawa dalam menjalani hidup.

Perth,
mungkin sikap sederhana dan dapat menerima apa adanya tanpa merasa rendah diri yang membuat orang memiliki self esteem tinggi... (teori baru? ah, sok psikolog banget...)