Sunday, April 22, 2012

Hari Pahlawan nan Sepi


Anzac Poppy
Hingar-bingar orgen tunggal dengan lagu-lagu semi dugem terdengar tak jauh dari rumahku. Aku tidak tahu keluarga mana yang mengadakan hajatan atau kegiatan apa yang memerlukan lagu-lagu dangdut nyaris tengah malam begini. Dengan kuciwa, aku mendengar MC berteriak antusias mengobarkan semangat penonton dalam rangka panggung gembira merayakan Hari Pahlawan, 10 November 2011. Sebenarnya apa korelasi antara lagu “Makan, Makan, Sendiri…” dengan perayaan Hari Pahlawan, yah? gerutuku sambil menyumbat telinga dengan ear plug.

Kuterkenang ANZAC day “Lest we forget”
ANZAC day, kurang lebih adalah hari Pahlawan bagi bangsa Australia dan New Zealand. Biar tidak memperjuangkan kemerdekaan secara individu, negara-negara tersebut mengirimkan tentara mereka ke negara-negara lain untuk berjuang atas nama sekutu sejak Perang Dunia ke II. Oleh karena itu banyak tentara Australia dan New Zealand (ANZAC) gugur di medan perang luar negara mereka, seperti Turki, Perancis, Borneo, Vietnam dan Irak.

Menariknya, gema perayaan ANZAC day sangat nyaring terdengar pada hari itu. Beberapa hari sebelumnya, sanak-saudara dan anggota keluarga para pahlawan perang menyempatkan diri untuk berkunjung  ke monument ANZAC yang terdapat di seluruh dunia. Tentunya orang-orang berpunya saja yang sanggup berziarah ke sana. Semuanya tergantung di tempat gugurnya sang pejuang. Mereka akan menginap, berkemah dan mengadakan doa bersama bagi orang tercinta tersebut di depan monumen ANZAC.

Sedangkan di dalam negeri, pada hari ANZAC, anggota keluarga dan para veteran perang beramai-ramai mengikuti upacara dini hari di monumen pahlawan dalam kota. Setelah itu semuanya berduyun-duyun melihat parade ANZAC menampilkan para veteran perang yang mencoba melangkah gagah dengan medali-medali mereka.

Keluarga para veteran juga turut berjalan melambaikan tangan di belakang anggota keluarga mereka. Terharu juga melihat anak-anak kecil berusia 5 tahun bergayutan pada kakek buyut mereka atau membawa foto keluarga yang gugur dalam pawai. Mereka sangat antusias dan bangga karena kakek dan buyut mereka adalah bagian dari kemeriahan hari itu. Penonton bersorak-sorai memberikan penghormatan kepada para veteran yang dianggap mewakili negara mereka dalam perang.

Fasilitas publik seperti moda transportasi darat dan laut turut memberikan sumbangan ‘hari berkendara gratis’ bagi para senior dan veteran. Pusat perbelanjaan atau kafe turut memberikan diskon. Kue-kue dan biskuit bermerk ANZAC dengan bungkusan berlambang bendera Australia akan dijual supermarket. Sebagian hasil penjualan biskuit digunakan untuk kesejahteraan para veteran prajurit tersebut. Pendeknya, pada hari itu para veteran perang tersebut dimanjakan oleh negara, sebagai rasa terima kasih bangsa Australia untuk keberanian mereka berjuang walaupun bersekutu dengan negara lain.

Hari Pahlawan yang ‘sepi’ bagi veteran perang kita
Berkali-kali aku mendengar kata-kata, “kesejahteraan bagi janda-janda pejuang dan veteran perang” di televisi hari ini. Para pembicara memberikan himbauan kepada pemerintah agar lebih memperhatikan nasib janda-janda pejuang maupun mantan prajurit yang hidupnya di bawah garis kemiskinan. Tetapi, himbauan ini pastilah hanya untuk hari ini saja, karena esok, isu kesejahteraan bagi janda-janda perang pastilah sudah tinggal kenangan ditimpa permasalahan lain.

Jangankan untuk memberikan ongkos gratis pada veteran perang dan janda mereka pada hari Pahlawan, aura perayaan hari ini saja tidak terasa. Padahal uang yang dipakai untuk membisingkan malam dengan orgen tunggal di mana-mana itu semestinya disumbangkan saja ke yayasan veteran. Program pengumpulan koin-koin seperti untuk Darsem dan Prita juga perlu dihidupkan kembali guna membantu para ‘pahlawan sebenarnya’ yang hidupnya lebih melarat saat ini. Entahlah, bagaimana semua terasa salah fokus di tempat ini.

Perayaan hari Pahlawan di negara teka-teki ini terasa sangat sepi. Biarpun ada upacara seremoni dan nyanyian dari panggung gembira menyambut hari Pahlawan, terus-terang aku tidak merasakan kekhidmatannya dan penghormatan sesungguhnya bagi para pahlawan kita. Entah gebrakan apa yang harus kita lakukan tahun depan supaya hari Pahlawan 10 November menjadi momen paling menyentuh bagi para pejuang perang karena penghargaan dari kita, bangsa yang mereka bela tanpa pamrih. Tanpa sekedar seremoni, tetapi benar-benar pengabdian nyata.

Sambil mengemas barang-barang di atas meja diiringi sayup-sayup lagu riang berdendang dari orgen tunggal di luar sana, aku berdoa…

Semoga amal-ibadah para pahlawan yang telah gagah-berani melawan kemungkaran dan kezaliman penjajah diterima Allah SWT.

Semoga keluarga yang ditinggalkan dilindungi Allah SWT.

Semoga bangsa kita akan lebih baik ke depannya dan bisa menghargai pahlawannya dengan layak.

Amin.

Pekanbaru,
Saat mencari korelasi musik tengah malam dengan hari Pahlawan, dan saat mengingat perayaan ANZAC day to be on 25/04/2012

No comments: