Sunday, July 8, 2012

Rendah hati


www.allposters.com
Suatu hari aku mengajak temanku Dr JH untuk mengunjungi ruang belajar kami di Curtin Uni. Di dalam ruangan ada beberapa orang kolega yang tengah mengerjakan riset mereka. Sebelum duduk di ruanganku, ternyata Dr JH mendatangi teman-temanku satu-persatu sambil mengenalkan diri. Ia bertanya tentang riset, daerah asal maupun kesan mereka tentang Perth. Semua dilakukan dengan sikap santun dan penuh keramahan yang tidak dibuat-buat. Aku terkesan dengan kerendahan hatinya.

Dr JH termasuk seorang ahli di bidang riset yang kutekuni. Kedatangannya ke Perth tentulah membuatku sangat girang, apalagi karena saat itu aku sangat membutuhkan nasihatnya. Meskipun sudah ahli, beliau tidak segan membalas email, memberikan saran atau merekomendasikan artikel jurnal yang perlu dibaca. Semua itu dilakukan dengan sikap tulus tak dibuat-buat kepada siapapun.

Perilaku Dr JH ternyata menggambarkan ‘ilmu padi’ yang pernah kutulis sebelumnya di sini. Menurut CM Christensen dalam ‘How Will You Measure Your Life?’ (HBR’s 10 Must Reads: On Managing  Yourself), orang-orang yang rendah hati sebenarnya memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi. Mereka mengetahui siapa diri mereka sebenarnya dan merasa nyaman tentang diri sendiri. Mereka menghargai orang lain dan ingin membuat orang lain di sekitarnya merasa nyaman dengan diri mereka sendiri. Ketika mereka hadir di suatu tempat, orang-orang tidak pernah membiarkannya sendirian terlalu lama karena mereka suka berkawan dengannya.

Berkebalikan dengan sifat rendah hati, maka sifat arogan yang dimiliki seseorang menjadi tanda kurangnya rasa percaya diri. Orang-orang yang suka mencela, memaki, mengejek orang lain, terbukti memiliki kepercayaan diri yang rendah. Mereka suka mencari-cari kelemahan dan menjatuhkan mental orang lain agar merasa lebih baik. Orang-orang tentulah berusaha menghindar dari si arogan, daripada mereka sendiri menjadi korban seseorang yang tak punya nurani seperti itu.

Kerendahan hati ternyata berpengaruh sangat besar dalam proses belajar dalam hidup. Pada kenyataannya, tidak semua orang yang ditemui sehari-hari memiliki gelar Sarjana ke atas dan tidak secerdas kita. Saat seseorang memutuskan hanya bergaul dengan orang-orang yang selevel dengan dirinya, maka ia telah membatasi kesempatan emas untuk belajar dari orang lain. Padahal banyak hal yang bisa kita dapatkan dari orang-orang di sekitar kita tanpa harus membayar mahal. Sikap rendah hati saja yang dapat menjadi kunci untuk mendapatkan ilmu-ilmu tak terbatas tadi.

Pekanbaru,




2 comments:

pelangiku said...

Thanks buat sharing nya. Orang yang rendah hati, memiliki banyak tempat di dirinya untuk mengisi dan diisi sesamanya. Salam kenal dari Jakarta.

Monita Wibisono said...

thank's untuk visitnya, dik:) salam kenal juga dari saya... kita memang harus rendah hati, agar proses belajar tak terhenti.