Monday, October 26, 2009

Indomie Goreng


Indomie goreng memang dahsyat! Tidak cuma rasanya yang enak, ya kan? Tapi ternyata bisa bikin aku menjalin persahabatan dengan Miranda, dari Belanda yang kami temui di Sydney.

Nasib, dah, pergi conference kok bulan Ramadhan. Akhirnya sore hari sebelum conference berakhir, aku harus ngacir pulang bantuin my hubby masak di kitchen hotel. Berhubung hotel kita kayak service apartment gitu, ada kitchen tempat memasak lengkap dengan peralatan dan bahkan bumbu-bumbunya.

Biasanya hubby udah selesai masak nasi saat aku pulang, so aku tinggal masak sayuran dan ngangetin lauk yang dibeli di Food Court Chinatown. Hari itu kami berdua sama-sama nyampe di hotel, jadi aku harus masak semuanya bareng hubby di kitchen. Karena lagi pengen, aku masak dua bungkus indomie goreng.

Saat sedang memasak, tiba-tiba ada wanita bule cantik berwajah ramah datang mo masak juga. So, kita share stovenya. Kayaknya dia cuman menjerang air bikin bubur instant, sedang aku merebus sayur dan Indomie.

Awalnya kita cengar-cengir, excuse me, excuse me aja. Taunya terus jadi kenalan. Namanya Miranda dari Twente, Netherlands. Saat ini dia lagi liburan di Sydney, dan rencananya mau kuliah di UNSW tahun depan. Kita berdua awalnya ya ngobrol biasa gitu, tentang asal, kerjaan, kuliah, etc. Begitu tau kita dari Indonesia, dia jadi agak ga enag gitu, karena belajar sejarah kalo Belanda dulu pernah menjajah Indonesia. Terus dia cerita banyak hal tentang sulitnya para bekas tentara tersebut coping dengan rasa stress setelah berperang di Indonesia. Banyak yang committed suicide, kata Mirre. Tragis!

Saat dia sudah duduk di meja makan dan menyantap bubur instantnya, aku jadi iseng. Maksudnya, iseng nawarin apa dia mau coba mie goreng instant made in Indonesia ini. Tak tahunya dia langsung oke-oke. So, aku siapin beberapa sendok mie untuknya di mangkok.

Miranda dengan groogy mencoba menyuap mie itu ke dalam mulutnya, tapi kok sulit banget. Aku ajarkan cara menggulung mie pake garpu. Terus dia masukkan mie itu ke mulutnya. Voila! Dia surprise! Dia suka rasanya!

Kalo denger orang bule menganalisa rasa, aku suka cekikikan sendiri. Soalnya keluar kata-kata seperti, "the taste is so intense..., spicy..., yes hot, but delicious, what a blend of tastes here, yummy, etc!" Mereka seperti mesin rasa ya, bisa menerangkan dengan detil rasa apa aja di mulutnya!

Menurut Miranda, mie instant ini rasanya beda dengan mie instant atau bubur instant yang pernah dia makan. Spicy banget, cocok dengan lidahnya yang suka rasa ekletik! Aku dan hubby senyum-senyum seneng aja, denger Mirre bisa appreciate rasa Indomie goreng. Mirre bilang, begitu sampai di Twente, dia akan ke toko oriental untuk mencari mie serupa~ udah cocok kali ya, ma Indomie goreng kita...

Setelah berjanji akan menitipkan beberapa bungkus mie di resepsionis hotel, kamipun berpisah dari kitchen karena kami akan berbuka. Sayangnya karena kami terlalu sibuk jalan-jalan, niat untuk memberi Miranda beberapa sample gratis jadi kelupaan. Saat terakhir berpisah, aku cuma sempet ngingetin kalo mie itu pasti ada di Belanda. Kan makanan impor global!

====================================================================
Sunday, 181009,
Hello Monita,
remember the little Dutchie from city lodge in Sydney?
I went to the shops yesterday (little Toko) and there I saw the noodles you were preparing. So I instantly was reminded of you and your husband. And of course I bought them and made a nice noodle meal yesterday. I like the combination of spices. And with some vegetables added it is just like a proper meal :).
I hope you are both doing well.
Best wishes,
Miranda

Mirre, aku tidak bisa berhenti giggling... hihihi...

Perth,
How sweet it is! Lagi-lagi makanan bisa mempertemukan kita dengan sahabat-sahabat baru di belahan dunia mana saja!

No comments: