Friday, October 2, 2009

Kreatif, berani, pe-de


Sikap kreatif, berani dan percaya diri adalah beberapa kata kunci yang kita gunakan dalam menghadapi tantangan dalam perjalanan heroik hidup kita.

Aku baru sekali bertemu Cerise, salah satu teman kerja di library. Cerise punya kecantikan eksotis dan selalu tampil percaya diri, layaknya wanita-wanita Afrika yang pernah kutemui di UK atau Australia. Saat ini ia hampir menyelesaikan undergrad degreenya di bidang fotografi.

”Fotografi?” tanyaku penuh kekaguman. Anyway, aku agak-agak sensi dengan yang judulnya foto-foto, bukan karena tidak sempat jadi model, tapi karena aku suka melihat foto-foto indah.

“Are you going to work in a magazine or publisher?” aku bertanya lagi sambil membesarkan bola mataku. 
Excited, gitu, hihihi.

”I don’t think so. The magazine is just for talented photographers. I am not that good, but I can do well a bit…” jelas Cerise.

Oh, wow! Pikirku sambil memutar otak. What are you going to do, then, when you’re graduate? Kayaknya kalimat itu tidak sampai hati terucap olehku.

Tapi, Cerise sepertinya bisa membaca pikiranku.

Dengar jawabannya, ”I’ll find a way. I am not scared. I am creative. I can do whatever I want. We’ll see how it goes!”

You’re RIGHT, Cerise! 

That’s the key! Being brave, creative and confident can help you to reach out your dreams, everything you want in life!

Aku teringat saat pertama kali ingin sekolah lagi. 

Berbulan-bulan aku ’ditantang’ bukan ’ditentang’ my hubby yang ingin mengetahui apakah aku siap menghadapi kesulitan continously 3-4 tahun tanpa berani mundur barang sekejappun.

Dasar compulsive risk-taker...
for me, ‘being challenged’ means ”welcome to an exciting journey!” sehingga akhirnya memberanikan diri untuk maju ke medan perang.

"Telah kubakar jembatanku!" maksudnya, ga ada kata mundur, soalnya 'jembatan' ke arah belakang itu udah ambruk terbakar semangat!

”Aku takut, tapi aku harus menghadapinya,” kataku pada diri. Pasti ada sesuatu di balik perjalanan ini, lanjutku lagi. Walaupun aku akan banyak menangis, tidak termotivasi atau menderita, pada akhirnya perjalanan itu hanyalah sebuah perjalanan untuk menemukan diriku sendiri dan cara mengabdi kepada Allah…

It does true. This is a painstaking process.


Banyak up and down-nya, non stop and never-ending. One day you happy, the next day your down. One day you’re happier than yesterday, the following day I come to cry in front of my hubby, saying, “Why is this happening?”

Itulah dulu. Now, kenapa kita harus berani, kreatif dan percaya diri?

To be honest, kalau kita memang tidak berani, maka kita akan berhenti di awal perjalanan. Kita harus berani dulu, baru kita bisa menyemangati diri untuk memulai sesuatu yang besar. Semangat itu datangnya harus dari dalam diri dan bukan karena sifat tak baik seperti dengki atau ingin sama dengan orang lain saja. 

Dalam prosesnya, kalau kita tidak kreatif, sudah lama kita berputar-putar mencari arah dan kebingungan. Kreativitas bisa terbentuk sendirinya saat keadaan memaksa. Kita tidak perlu kuatir peralatan atau sistem belum ada, kita toh bisa mencari cara agar semua tersedia. Kita juga bisa belajar cara menggunakannya sambil mengakomodir ide-ide kita lainnya.

Pendeknya, tak ada rotan, akarpun jadi. 

Juga benar, kalau kita tidak menumbuhkan rasa percaya diri, sudah lama kita jalan di tempat. Tiap ditentang, mestinya kita akan semakin termotivasi. Kalau kita percaya diri, maka tiap jegalan dan tentangan itu akan menjadi seperti sebuah batu loncatan agar lebih baik.

Satu pesanku lagi, walaupun berasal dari Indonesia, Asia, kadang sering diremehkan bangsa lain yang lebih lancar berbahasa Inggris, janganlah kita sampai kehilangan sikap berani, kreatif dan percaya diri tadi. Tidak selalu kemampuan berbahasa berbanding lurus dengan kesuksesan studi di negara lain. 

Keep going, kan kita juga berusaha, mudah-mudahan saja hasilnya bagus.

Perth,
Bismillah, “I’ll keep moving to finish it” and be brave! Because I believe in one thing:
“You wouldn’t have been accepted into this program if you hadn’t shown the abilities needed for completion… You can complete your own heroic journey…” kata buku Doctorates Downunder.

No comments: