Saturday, October 24, 2009

Information Overload


Aku sudah lama cari cara untuk menjauhkan diri dari godaan internet and infonya. Kalau tidak ingat waktu adalah uang and ukuran profesionalitas, sudah lama punya beberapa blog, ikutan banyak online games and kehabisan waktu untuk connect dengan ribuan teman lama/baru lain...

Finally, waktu shelving Harvard Business Review edisi September 2009, aku temukan artikel "Death by Information Overload". Mungkin ini bisa jadi jalan bagiku untuk memperbaiki diri di bidang manajemen informasi. Kirain masalah diri sendiri yang kurang disiplin, tapi ternyata banyak orang juga udah devastated dengan surcharge of information di sekeliling kita.

Apa saja kekurangan dari information overload ini:

First, kita sebagai individual akan mengalami stress karena tidak bisa memproses banyaknya informasi yang kita terima. Semakin banyak kita berusaha connect dengan teman, emailing, atau ingin mengetahui semua informasi terkini/terbaru untuk tetap updating keingintahuan kita, maka semakin besar jaring informasi yang kita terima. Kalau kita terus berusaha merespon tiap info yang kita terima (misalnya email atau sms), kata researcher, it can demoralize you. Soalnya kita mengalami 'email apnea': "the unconscious suspension of regular and steady breathing when people tackle their email". How right is that!

Kedua, ternyata sering diganggu oleh email and sms/telpon terus-terusan bisa menurunkan daya pikir kita (IQ). Kupikir, kemampuan konsentrasi/fokus kita jika sering diinterupsi sendiri, akan menyebabkan otak kita mengalami kemunduran. Saat kita konsen/fokus dengan sesuatu, otak kita berusaha mencari jalan keluarnya, tetapi proses itu kita interupsi dengan email/news sering-sering, akhirnya otak mungkin mengalami kesulitan untuk memproses data kembali. Akhirnya alertness kita kurang dan itu mungkin yang dikatakan mempengaruhi IQ.

Ketiga, keinginan kita untuk terus update dengan always-available information bisa mengurangi intimacy dengan keluarga. Yah, kalo ada istri lagi nganggur, mbok ya diajak ngerumpi-ngerumpi ringan kek, tidak sibuk sendiri dengan laptopnya. Apalagi yang sudah punya anak, kasihan juga anak harus compete dengan Blackberry orang tuanya. Ada cerita jika seorang anak flush down Blackberry ortunya dalam toilet, karena desperate ingin diperhatikan. Kasihan (bukan BBnya!)


HELP FOR INDIVIDUALS
Untuk membantu kita menyaring informasi, gunakan prinsip Zen-like. Maksudnya, kita harus belajar 'let go' semua keinginan untuk mengetahui informasi completely. Kita tidak perlu kan, harus mengetahui tiap detik perkembangan suatu peristiwa? Kita perlu memodifikasi perilaku dan sikap kita sehingga tidak terlalu berlebihan menanggapi info yang masuk ke kita.

  • Gunakan GTD principle~ Getting Things Done method, untuk tetap disiplin dengan pekerjaan kita.
  • Gunakan inbox zero~ Segera beri respons pada email/berita yang masuk seperlunya.
  • Gunakan five sentences~ Beri respon pada email/news maksimum lima kalimat saja.
  • Gunakan technology~ to sort out email for you. Misalnya pakai prioritize Outloook message, atau katanya di Gmail page ada setting optional link yang bisa detach kita dari keranjingan emailling. Mendengar ini, aku bercita-cita ada yang bisa sort my email langsung tanpa pusing mikir mana spam, postgrad coordinator, teman, atau email penting yang harus segera direply.

The bottom line is, apa-apa itu ternyata tergantung mind set kita juga, and glad ternyata ini bukan masalah diriku sendiri.

So, mulai saat ini, aku perlu atur waktu untuk check my inbox, respond the messages shortly and effectively, serta quit dari hal-hal yang membawaku out of my recent focus.

Perth,
trying to be efficient, now...

No comments: