Sungguh berat berlaku konsisten dalam
berbuat kebaikan. Saat kita mulai rutin mendirikan sebuah kebaikan, misalnya
menyebarkan salam, kadang ada saja yang menghalangi keinginan kita. Entah yang
disalami tidak mau menjawab, atau malah dari jauh pura-pura tidak melihat,
lama-lama kita semangat kita untuk mengucapkan salam kepada sesama muslim jadi
berkurang. Ikhlas saja atau ngambek jalan terus ya?
Mengerjakan
sebuah kebaikan di zaman sekarang sudah seperti barang langka saja, apalagi
untuk konsisten melaksanakannya. Berapa banyak orang lebih suka mencuri waktu
kerja untuk berkomunikasi yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan? Berapa
banyak orang mencoba menipu, memprovokasi, menjerumuskan dan mengajak orang
lain agar mau berbuat hal buruk yang sama dengan mereka? Mencari kawan, kan,
rupanya.
Jangankan
untuk mengajak orang lain berbuat baik, berusaha melakukan kebaikan untuk diri
sendiri saja sudah dicemooh ‘lebay’. Sudah sering kita mendengar orang yang
mencoba konsisten berbuat baik berusaha dijatuhkan dengan cara ‘halus’ seperti
menurunkan semangat mereka, atau dengan cara ‘kasar’ yakni dengan tegas
mendorong mereka keluar dari lingkaran. Hal-hal seperti itu membuat orang yang
tadinya rela dan tulus melangkah, bisa ciut hati dan nyalinya, sehingga memilih
jalan lain yang lebih aman seperti mengundurkan diri atau tidak menghentikan
usahanya tanpa ada alasan. Menyedihkan sekali, bukan? Akhirnya kita kehilangan
banyak orang-orang yang baik, jujur, punya kemauan keras untuk bekerjasama,
karena tidak dapat mengatasi rasa kecewa dan trauma dalam hati mereka.
Tetapi
seperti biasa, suatu masalah pastilah ada jalan keluarnya. Jika kita ingin
dapat konsisten melaksanakan suatu kebaikan, just do it, bagaimanapun/seperti
apapun/biarpun orang menyangsikan dan mencoba menjatuhkan semangat kita.
Biarkan saja suara-suara negatif itu berdengung, kita harus tetap berbuat baik.
Karena niat kita bukan untuk dipuji atau dihargai, tetapi kita berniat bahwa
kebaikan yang kita lakukan hanya untuk Allah semata. Kita ikhlas melakukannya,
karena mengharap pahala dan ridha dari Allah, bukan dari manusia.
Oleh
karena itu, kita tidak perlu berlaku sama dengan orang-orang yang mencoba
melemahkan semangat kita tadi, seperti mencoba membalas perlakuan mereka dengan
buruk. Kitapun tidak harus mengkonfrontasi atau mengemis minta pengertian
mereka agar mereka mengubah cara pandang mereka terhadap kita. Jika kita memang
melakukan kebaikan itu dengan ikhlas, demi Allah saja, mengapa kita harus takut
pendapat orang lain mengenai diri kita? Jangan kuatirkan kata-kata manusia,
karena kata-kata dan keraguan mereka (seharusnya) tidak cukup kuat untuk
menghalangi langkah kebaikan yang kita lakukan.
Sahabat,
suatu kali sebuah puisi~ yang dimuat dalam blog bapak Prayitno Ramelan di
Kompasiana, mengingatkan bahwa kita harus tetap konsisten berbuat baik walau
bagaimanapun sulitnya. Puisi ini ditulis oleh bunda Theresa, seorang Katolik
taat dari Calcutta, India, yang terkenal dengan kebaikannya dalam melayani dan
merawat orang-orang miskin. Tarik sajalah semangat dan ilmu ikhlas dalam
berbuat kebaikan dalam puisi ini. Semoga nasihat beliau dapat menggugah kita
untuk selalu tetap berbuat baik dalam keadaan apapun.
‘Selalu antara Engkau dan Tuhan’
Orang kerap kali tidak bernalar, tak
logis dan egois
Biar begitu, maafkanlah mereka
Bila engkau jujur dan berterus
terang, orang mungkin akan menipumu
Biar begitu, tetaplah jujur dan
berterus terang
Bila engkau sukses,engkau akan
mendapat teman-teman palsu dan teman-teman sejati
Biar begitu, tetaplah meraih sukses
Apa yang engkau bangun
bertahun-tahun, mungkin akan dihancurkan seseorang dalam semalam
Biar begitu, tetaplah membangun
Bila engkau menemukan ketenangan dan
kebahagiaan, orang mungkin akan iri hati dan dengki
Biar begitu, tetaplah berbahagia dan
temukan kedamaian hati
Kebaikan yang engkau lakukan hari
ini, mungkin akan dilupakan orang keesokan harinya
Biar begitu, tetaplah lakukan
kebaikan
Ketahuilah, pada akhirnya,
Sesungguhnya semua ini adalah antara
engkau dan Tuhan
Tidak pernah antara engkau dan mereka
Perth,
No comments:
Post a Comment