Saturday, April 2, 2011

Cinta hubby dalam beton geopolimer


Berpuluh-puluh silinder beton yang telah diuji maupun sisa dari rangkaian penelitianku silih berganti kami lempar ke dalam tempat sampah besar di depan laboratorium. Perasaanku campur aduk melihat sampel-sampel yang kubuat berdua suami beberapa tahun lalu. Itu mungkin hanyalah sampel bagi orang lain, tetapi bermakna besar dalam sejarah cinta hubby kepadaku. Ehem!

Saat pertama kali kulihat temanku Helen membuat sampel balok beton geopolimer sepanjang 2 meter sebanyak dua buah, aku hampir semaput. Lima batches, 500kg total material, enam teknisi, delapan jam dan sebelumnya nyaris satu bulan persiapan, akankah aku mampu melakukan hal yang sama? Tidak hanya persiapan, proses pengerjaan, juga bersih-bersih setelah itu, dan mengujinya, whoaaa... memang luar biasa!

Bukan rahasia kalau di luar negeri semua harus dikerjakan sendiri. Tidak ada mahasiswa-mahasiswa manis yang akan membantuku di sini. Semuanya harus diinisiasi, dipikirkan, dikerjakan hingga ditelan sendiri, membuatku demikian takut tak mampu. Mungkin saat itu, aku terlihat optimis, tetapi sebenarnya aku tidak menyadari resiko yang akan kutanggung dengan memilih bidang ini. Buktinya baru buat sepuluh sampel saja aku sudah merasa mau patah pinggang, bagaimana dengan seribu sampel? Hiks!

Saat itulah hubby menawarkan untuk membantuku membuat sampel-sampel tersebut. Awalnya aku memang sedikit terlambat karena harus menunggu beberapa orang menyelesaikan riset mereka terlebih dahulu. Saat kami sudah bisa mulaipun, ada sebuah kasus pelik terjadi, sehingga kami sempat was-was. Lambat-laun uji coba kami berhasil, akhirnya aku dan hubby menguasai teknik pengerjaan beton tersebut walaupun awalnya masih dibantu oleh seorang teknisi muda.

Tadinya aku tidak dapat melihat betapa besar beban yang ditanggung hubby dalam pembuatan sampel-sampelku. Kupikir ini memang bagian perjanjian kerja sama kami berdua dalam berumahtangga. Tetapi, tiap yang melihat, tidak akan pernah melupakan betapa besarnya jasa hubby mulai dari membersihkan silinder baja tempat sampel, menyekop agregat, membantu acara pengadukan, membersihkan pan mixer plus lantai lab setelah selesai membuat sampel, hingga membuka cetakan sampel-sampel itu. Itupun tidak dilakukan dalam sekali-dua kali waktu, saudara-saudara, karena aku membuat sekitar 25 campuran beton! Tiap campuran menghasilkan kira-kira 50 sampel silinder berukuran 150x300mm, so, dapatkah anda bayangkan seberapa besar cinta hubby kepadaku?

Itupun dikerjakan tanpa keluhan, rasa jengkel, mengomel kecuali kalau aku salah hitung, pokoknya aku tidak punya kata-kata deh, untuk mengungkapkan bagaimana dan seperti apa. Subhanallah, Alhamdulillah...

Kalau boleh dibilang, memang layak baginya mendapatkan setengah PhDku ini, karena aku tidak akan mampu mengangkat semua ember besar berisi abu terbang, semen, kerikil dan pasir tersebut. Pendeknya, aku kagum serta bahagia plus bangga, tentunya, dicintai oleh hubby sedemikian rupa, melalui proses panjang pembuatan sampel beton geopolimer hingga penyelesaian thesisku ini. Aku juga merasa bersalah cukup banyak karena hingga hari ini tidak dapat membantu beliau dengan kesungguhan yang sama dan terlalu banyak meminta tolong dari beliau yang sama sibuknya denganku.

Tetapi, ya Allah, tak terkatakan besarnya rasa bahagia dan bersyukur kepada Allah, karena hubbyku yang sangat mencintaiku lewat bantuannya membuat beton-betonku itu...

Terima kasih hubby, suamiku, semoga Allah memudahkan dan melancarkan pula perjalanan PhD mas, karena telah banyak membantu dalam mengerjakan risetku itu.

Perth,