Wednesday, April 6, 2011

Contoh lima kebiasaan baik pria!


Daripada ribet tak bertepi merasa tidak bahagia, ngeluh sana-sini, pusing sendiri serta mau sempurna dalam hal rumah tangga, memang mempengaruhi kesehatan jiwa dan fisik kita, para wanita. Mengapa tidak mencontoh saja beberapa kebiasaan baik para pria?

Para pria kadang bisa ngumpul bareng dengan teman-temannya tanpa heboh, kecuali yang suka caper, ngobrol, cerita-cerita, tertawa, terus pulangnya tidak berkeluh-kesah. Wanita sering sekali mengeluh, misalnya jika sedang stress dengan berat badan, sibuk berkutat dengan pekerjaan rumah-kerja-sekolah atau ada masalah dengan orang lain. Nah, ada baiknya kita belajar dari kaum pria yang kelihatannya jarang sekali berkeluh-kesah atau panik sendiri kalau sedang kehabisan sampo dan odol!


Bergabung dengan kelompok olahraga atau kelompok hobi
Saat wanita sedang stress, mereka cenderung menarik diri dari pergaulan apalagi bergabung dengan kelompok olahraga/hobi. Padahal tubuh mengeluarkan hormon oxytocin yang meningkatkan rasa ingin diperhatikan oleh orang lain. Oleh karena itu, bergabung dengan kelompok olahraga, kelompok hobi atau grup jalan-jalan membuat rasa tertekan lebih mudah hilang. Apalagi pergi ke gym atau ngebengkel bersama akan mengurangi rasa terisolasi dan lebih menyukai kebersamaan. Itulah kenapa para pria suka berolahraga bersama dengan teman-teman mereka karena menghilangkan rasa kesepian dan tertekan.

Tidak ingin sempurna dalam hal beberes rumah
Sudah tugas wanita, kan, untuk bersih-bersih, benah-benah rumah. Kalau tidak, kuatir juga dicap wanita apaan, kok jorok? Nah, jika sedang lelah sekali, daripada beberes sambil ngomel, mendingan coba berhenti sejenak dahulu. Biarkan piring kotor di tempat cucian, jemuran belum dilipat dan disetrika, lantai berdebu tipis serta barang-barang berserakan di meja makan. Istirahatlah sepuasnya selama beberapa jam. Kemudian kalau sudah segar, baru lakukan satu-persatu. Jangan mengomel sambil beberes, apalagi kalau sedang lelah. Para pria jika sedang capek, mereka sepertinya memilih beristirahat daripada beberes tetapi sembari ngomel.

Percaya pada keputusan sendiri dan sederhanakan hidup
Sering sekali kita melihat pria diam-diam saja, tidak heboh ke sana ke mari bertanya pada teman mau pakai baju apa untuk pesta kawinan malam minggu esok. Pernah po? Atau sering tidak ditelpon teman wanita berjam-jam karena ia ingin memastikan apakah keputusannya untuk mengakhiri hubungan sangat tepat. Ini katanya karena pria memproses masalah secara internal (dalam hati), sedang wanita memproses secara eksternal dan memerlukan banyak opini lain. Seringkali bersama teman wanita, kita akan berhadapan dengan orang yang meminta kepastian dan terus-menerus meminta opini kepada siapa saja atau teman-temannya. Setelah kecapekan minta opini, banyak tambahan ide dan detil lain yang tak terduga. Yang pusing, akhirnya siapa? Nah, cobalah untuk menahan diri tidak bertanya pada orang lain dahulu tiap ada masalah. Coba proses masalah dalam diri, lihat fakta-faktanya, timbang pro/kontranya, cari buku pegangan, sehingga bisa menilai baik/buruknya tanpa banyak kontaminasi emosi dari orang lain. Dijamin hal ini membuat kita lebih mudah mengambil keputusan, lebih hemat pulsa dan lebih sederhana.


Lakukan satu hal dalam suatu waktu dan berusahalah untuk lebih produktif
Karena kita wanita adalah makhluk multitasking dan selalu berangan-angan serba bisa, maka kita suka sekali pada 'gangguan'. Ternyata ada riset yang mengatakan kalau kondisi itu terjadi secara alami pada wanita, berkat daerah yang menghubungkan bagian otak kanan dan kiri lebih tebal pada wanita. Itu menyebabkan lebih banyak ide mengalir di kepala wanita. Sedangkan pada pria, mereka cenderung fokus pada satu hal dan terus mengerjakannya dengan tekun sehingga lebih cepat selesai. Merekapun tidak pusing dengan hal-hal lain saat mengerjakan tugasnya. Jika wanita dapat mendisiplinkan otaknya tadi untuk fokus pada suatu hal, maka akan lebih banyak tugas selesai dengan baik, ketimbang mencoba mengerjakan semuanya sekaligus, seperti yang pernah aku tulis dalam posting berikut (klik).

Tidak pernah berpikir sedang diet
Lucu juga, padahal para pria tersebut sedang diet, mereka jarang mengakuinya. Bukan karena mereka malu, tapi karena mereka pikir mengurangi porsi makan setelah menyadari berat badan mereka berlebih bukanlah diet. Biasanya para pria akan memilih makanan sehat jika sebelumnya mereka makan makanan berlemak tinggi. Mirip hubby, yang minta dibuatkan sup/soto ringan kalau beberapa hari sebelumnya ia makan goreng-gorengan. Sedangkan wanita, akan ribut soal diet, lalu merasa bersalah cukup lama kalau sempat makan-makanan berat lagi. Daripada mengomel tak keruan, bagaimana kalau segera kurangi porsi, simpan coklat itu atau lupakan pesan pizza, dan makanlah buah atau sayuran sebanyak mungkin. Dijamin kurus karena pikiran sederhana dan tak berbelit-belit ala wanita.

Komitmen pada sebuah tujuan dan raihlah lebih
Aku ingat Carl, my technician friend, yang percaya pada satu hal saja dalam suatu waktu. Tanpa banyak teori diet untuk mengurangi berat badan, Carl cuma pesan padaku supaya tidak makan karbohidrat di waktu malam. Soalnya, malam hari untuk istirahat, jadi jangan makan yang berat-berat supaya tidak menumpuk lemak. Melihat kesungguhannya memberi nasihat, aku ngikik dalam hati. Aku ngikik, karena ia percaya pada suatu hal, berkomitmen pada hal tersebut tanpa ribet mencari referensi lain, mengaplikasikannya dan memang, ia tidak mempunyai perut buncit seperti diriku (dan orang lain yang begitu). Ternyata, saat para pria berkomitmen pada suatu hal, dia akan meyakini hal tersebut dan melakukannya sesuai keyakinannya tadi. Hebat!

Kali-kali aja postinganku kali ini bermanfaat. Tak kusadari, aku juga mengadopsi beberapa hal dari pria, terutama soal tidak ingin terlalu sempurna, belajar disiplin 'one thing at a time', serta mencoba berkomitmen pada satu hal, tidak mau banyak hal!

Perth,
ditulis kembali secara kreatif dari 'Why living like your bloke is good for you', STM Body and Soul, August 15 2010.