Monday, December 20, 2010

Ke New Zealand kami bertualang (bagian 3: Christchurch, the Garden City)

8 November 2010,

Meninggalkan Melbourne dengan perasaan damai karena tak jadi ditinggal pesawat, membuat aku dan hubby tertidur pulas di pesawat. Begitu bangun, pilot mengumumkan pemandangan alpen South Island sudah terlihat di jendela. Dari atas kami melihat puncak-puncak yang masih tertutup salju.


Subhanallah, sungguh indah, seperti dalam film Trilogi Lords of The Rings.

Saat tiba di Christchurch, kami disambut teman-teman lama, Evelyn dan Yusa, rekan kerja dari Unri. Mereka sudah lebih dari enam bulan tinggal di Christchurch untuk sekolah di University of Canterbury. Kedatangan teman lama tentulah membuat gembira, apalagi tinggal di tempat sejauh New Zealand yang sangat terisolasi dari negara lain. Kamipun diajak menjemput putri semata wayang mereka, Fia yang baru pulang sekolah. Tempat tinggal mereka tidak jauh dari kampus, bagus dan bertingkat dua. Suasana dan aroma rumah tersebut mengingatkanku pada rumah sewa kami di Manchester. Tetapi rumah ini tentu saja lebih bagus.

Hal pertama yang kami lakukan setelah makan makanan lezat sesampainya di sana, adalah mengunjungi pusat kota Christchurch. Walau mengantuk bukan main, melihat CBD seperti di foto-foto brosur membuat kami semangat kembali. Menyusuri jalan-jalan indah penuh tempat menarik yang dilalui para turis tak sadar membuat aku dan hubby sibuk memotret suasana.




Betapa berbedanya kota ini dari Perth. Sungai yang mengalir di tengah kota sepertinya begitu kecil dan jauh berbeda dari Swan River. Avon River memiliki air yang sangat jernih hingga kita dapat melihat ke dasar sungai berbatu-batu itu.



Berbagai bangunan dengan arsitektur klasik dan modern yang terlihat indah di mata para turis ada di sepanjang jalan dari pusat CBD. Bangunan-bangunan seperti Art Centre, café butik, pusat pameran, bangunan lama Univ of Canterbury, Art Gallery of Christchurch dan Canterbury museum dapat kita lihat di sana. Pokoknya, jalan itu seperti didisain untuk memanjakan para turis dalam melihat-lihat.



Christchurch, kota terbesar di pulau Selatan New Zealand, dikenal luas sebagai Garden City. Konsep Garden City atau kota taman, memang sesuai dengan udaranya yang sejuk karena letak geografis Christchurch. Tidak heran berbagai bunga empat musim akan mekar dengan indah di seluruh taman-taman yang terdapat di kota Christchurch. Taman-taman tersebut ditata khusus dengan konsep English garden, yaitu taman penuh bunga-bunga berbagai warna yang ditanam dalam susunan rapi.


Christchurch memiliki Botanic Garden Hagley Park (161 hektar), Victoria Square dan Mona Vale yang dilalui Avon River jernih tadi. Tidak main-main dalam julukannya, ternyata kota ini memiliki 13 buah taman besar dan puluhan taman-taman lebih kecil yang tersebar di berbagai penjuru kota dan daerah sekitarnya. Berbagai tour untuk mengunjungi taman-taman tersebut banyak diadakan oleh penyelenggara tur. Dua festival bunga terbesar selalu diadakan di Christchuch pada bulan Februari dan Maret setiap tahun. Pada waktu itu, kononnya, Christchurch akan lebih semarak berwarna karena bunga-bunga berbagai warna mekar menghiasi tiap sudut kota. Oleh karena itu, tidak heran pada tahun 1997, Christchurch memenangkan kompetisi Bloom International Competition untuk menjadi Garden City of the World.


Bagi penggemar hal-hal lain selain bunga, jangan kuatir. Christchurch memiliki pemandangan jutaan dollar yang dapat dinikmati dengan menaiki gondola dari atas bukit seperti kota pelabuhan Llyttleton.


Christchurch juga memiliki pantai-pantai menarik seperti Brighton dan Scarborough dengan pemandangan indah.


Berbagai museum dan art gallery di pusat kota, serta pusat internasional Antartika yang memiliki koleksi lengkap mengenai Antartika.


Banyak juga tempat yang luar biasa untuk dilihat dan dinikmati di Christchurch. Will tell you more in detail next time, ok.

Melbourne,
Terima kasih untuk teman-temanku yang dengan gembira telah mengantarkan kami keliling kota.