Thursday, December 30, 2010

Tour ke Margaret River Valley


Summer, Februari 2007 dan 2008

International Student Society, di bawah Curtin Guild, secara rutin mengadakan jalan-jalan bareng ke Margaret River Valley mengunjungi pabrik coklat dan Caversham wildlife park.
Sekitar 100 orang mahasiswa dan panitia diantar tiga bis berwisata sehari penuh. Tiap orang membayar $20 yang termasuk murah karena biaya masuk wildlife park ditanggung panitia.

Pukul 8 kami sudah berada di depan kampus CBS untuk diabsen panitia. Tidak lama menunggu, bis-bis besar datang menjemput kami di CBS oval. Suasana di bis begitu hiruk-pikuk karena puluhan orang mengatur diri mereka agar nyaman dalam bis. Aku dan hubby serta adikku berebutan duduk di belakang barisan pertama karena ingin mendapatkan langsung pemandangan di pinggir jalan yang menarik.

Rute yang diambil bis dari Curtin menuju Margaret River, sepertinya tidak begitu mudah kuingat karena bis melewati Waterford lalu lurus ke Kwinana Freeway, dan menurut peta ini, langsung ke Margaret River.

Semua orang excited. Apalagi karena banyak yang baru datang ke Curtin, jadi saling berkenalan, ngobrol-ngobrol dan tidak lupa memberikan pendapat tentang ini-itu yang terlihat sepanjang perjalanan. Lama-lama suasana bis jadi sepi karena peserta masih kikuk bertemu teman-teman baru, panitia jadi gatal-gatal ingin menggoda. Mereka bercerita hal-hal lucu dan menarik mengenai kampus, pengalaman sehari-hari, tentang Margaret River sekalian memperkenalkan unit volunteer mereka.

Setelah cukup jauh berjalan, sampailah kami di daerah yang penuh kebun anggur. Margaret River Valley, sekitar 1 jam dari Perth, memang penghasil anggur karena memiliki cuaca dan tanah yang tepat untuk tanaman satu ini. Sudah cukup lama kawasan Margaret River menghasilkan anggur yang diolah menjadi wine. Sebab itulah di kawasan ini bertebaran winery. Kebun-kebun anggur ini juga tidak hanya untuk mensuplai minuman anggur, tapi juga buah anggur untuk kebutuhan lokal. Di akhir musim panas menjelang musim gugur, buah anggur lebih murah karena suplai meningkat. Seperti yang kita ketahui, beberapa orang yang mendapat dosa dari hal-ihwal wine ini, tidak hanya peminumnya, juga penjualnya, pensuplainya, bahkan hingga penghidangnya. Maka, dari itu, tampaknya pekerjaan ‘fruit picking’ anggur untuk dijadikan wine adalah haram. Untuk dalilnya, coba lihat link berikut: Arak dan Kesannya ( kau meneguk arak dan kejahatannya sekali, dan MEMAHAMI HALAL DAN HARAM.

Bis kami berhenti di depan sebuah gudang besar, berbentuk warehouse yang tak lain adalah pabrik coklat Margaret River. Kami disambut petugas penjualan dengan sebaki penuh anggur bersalut coklat yang menggiurkan. Di sana-sini terdapat coklat button gratis di dalam keranjang rotan. Kepada kami ditunjukkan sabun dan pelembab beraroma dan rasa coklat untuk kecantikan. Coklat diolah berbagai rupa diletakkan sana-sini dengan kemasan menarik. Tak puas-puas melihat pajangan coklat untuk hadiah, makanan maupun kecantikan. Kami juga berdiri di balik kaca melongok cara pengolahan coklat menjadi truffle beraneka rasa. Cukup sampai di situ. Hingga suatu hari aku menemukan merk coklat tersebut mengandung Emulsifier 471! Dengan tergesa-gesa kuberikan coklat tersebut pada teman. Saat di pabrik aku menanyakan komposisi dan zat aditif yang mereka gunakan untuk coklat. Tetapi tidak ada yang mengetahui. Akhirnya aku tidak pernah mau mencoba coklat-coklat tersebut lagi, walaupun gratis!



Setelah beberapa lama di sana, kami dibawa masuk bis kembali. Panitia mengadakan games berhadiah sepanjang perjalanan menuju Caversham Wildlife Park. Tidak berapa lama, kamipun sampai di Caversham. Begitu masuk, kami dibagi menjadi tiga rombongan besar dan disuruh mengikuti pemandu tour. Mula-mula kami mengunjungi lapangan luas berisi puluhan Kangguru.

Saat pertama kali melihat kangguru, aku yang tadinya super excited, mendadak mengkeret. Bukannya menjelekkan ciptaan Allah, tetapi ekor kangguru yang mirip ekor tikus yang humungus, membuatku geli. Sulit sekali mau berfoto dengan kangguru, karena selain geli aku juga takut ditonjok. Untunglah mereka sibuk memunguti pellet-pellet makanan mereka tanpa berniat menonjok siapapun yang sibuk memotret para kangguru itu. Begitu melihat lebih banyak kangguru, aku jadi tambah geli. Aku hanya berani di pinggir-pinggir saja, tidak mendekat atau niat pose bareng kangguru.

Kangguru dikenal sebagai hewan marsupial yang uniknya hanya terdapat di Australia. Binatang-binatang seperti kangguru, wallaby, possum, koala melahirkan bayinya, tetapi kemudian bayi akan merangkak ke dalam kantung induk dan membesar di sana. Kangguru memiliki ukuran berbeda-beda, dan yang terbesar dan terganas adalah Red Kangaroo.



Setelah melihat kangguru, maka kami diajak berkenalan dengan Emu atau burung unta (ostrich), melihat Tasmanian Devil yang sedang tidur karena mereka nocturnal, Blue Tongue kadal berlidah biru, Wombat serta Koala.


Koala, sebenarnya lamban sekali, tidak lincah seperti yang kita pikirkan. Mereka banyak makan, tetapi yang dimakan yaitu daun ekaliptus (Mallee) memproduksi energi sedikit. Oleh karena itu mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur. Jika kita menggaruk punggungnya dengan jari, maka koala akan jengkel dan mencakar kita. Sebaiknya gunakan punggung tangan agar mereka tidak merasa terintimidasi. Bulu-bulu yang lebat itu rasanya seperti ingin dijambak saja. Itulah yang aku lakukan jika melihat boneka koala berbulu tebal.



Wombat, binatang berbulu yang digendong seperti bayi tersebut juga membuatku takut. Wombat memang lucu, dan semua orang ingin berfoto dengannya. Kami diberi kesempatan untuk berfoto bersama wombat, tetapi bayi besar itu dipangku oleh penjaga taman. Kasihan sebenarnya melihat wombat yang kecapekan dipangku. Tetapi karena wombat seperti koala, sangat lamban, biarpun badannya besar, otaknya sangat kecil, sehingga ia tidak akan bersikap aneh-aneh seperti mencakar atau marah.

Salah satu kawasan terbaru koleksi Wildlife Park adalah Animal Farm. Aku belum pernah melihat kelinci yang lari lompat-lompat muter-muter, sampe teman-temannya terinjak-injak. Ada guinea pig, babi kecil seperti hamster digedein. Llama yang suka meludah, keledai, serta baby sheep seperti Timmy dalam Shaun the Sheep show. Walaupun aku takut sama binatang-binatang tadi, tapi baby sheep memang cute, aku hanya berani mengelus bulu-bulu putih bersih itu, tapi dari jauh!


Binatang paling berbahaya yang ada di tempat tersebut, pastilah blasteran anjing dan serigala atau dingo. Rupa mereka tidak sensasional, tapi mungkin kalau digigit bisa membuat orang celaka. Aku tidak melihat ular-ularan atau buaya di wildlife park ini. Tetapi aku puas bisa melihat burung-burung liar berbagai rupa. Mungkin cuma burung-burung kakaktua pink, merah, ijo, hitam yang tidak kutakuti, soalnya mereka begitu menggemaskan.


Akhir perjalanan kami mengunjungi Wildlife Park adalah toko souvenir. Seperti biasa aku tidak berminat membeli apa-apa. Telah melihat bermacam-macam binantang lucu dan mengalami saat-saat mendebarkan bertemu muka kangguru, koala dan wombat sudah cukup bagiku.

Perth,
Tasmanian Devil ternyata ga pemarah, loh...