Monday, March 28, 2011

Ketika kita ingin jadi si ‘serba bisa’


Akhir-akhir ini kegilaan ingin menjadi si serba bisa telah melanda kalangan wanita. Punya pekerjaan tetap, bisnis online, gerai di mall, selalu siap memasak untuk suami dan tidak pernah absen arisan dan pengajian, jadi terdengar biasa-biasa saja. Padahal semua itu membutuhkan energi dan pikiran tak sedikit. Apa sih motivasi wanita serba bisa tadi, sampai semua seperti diangkut sendiri?

Motivasi para si serba bisa memang macam-macam. Ada yang memang suka menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan, suka berkontribusi banyak kepada orang lain, ingin punya pendapatan sendiri, menyalurkan hobi, membuat bahagia, aktulisasi diri, merasa lebih percaya diri kalau ada yang membutuhkan, sampai tak ingin kalah dengan sesama teman wanita! Yang lebih hebat lagi adalah cara para wanita serba bisa ini menjaga irama motivasinya. Hadir di seminar motivasi, rajin membaca dan menjadi follower situs/twitter pakar motivator sudah menjadi kebiasaan. Tak jarang mereka malah menjadi motivator sendiri di lingkungan mereka karena terlalu sering menggunakan kata ‘motivasi’ dalam tiap langkahnya.

Kalau itu membuat bahagia, tidak mengapa kan? Sebenarnya ibu-ibu yang serba bisa tadi memang memiliki kemampuan manajerial yang luar biasa. Bagaimana tidak, belum selesai pekerjaan yang satu, tangan satunya sudah menenteng lima hal lain yang berbeda. Tidak jarang kita belum selesai membicarakan sesuatu, ia sudah menjawab isu yang belum kita ketahui. Fantastis, tidak hanya tangannya, otaknya pun bekerja dengan luar biasa.

Multi tasking tidak akan bertahan lama. Sayangnya keinginan serba bisa tadi sering tidak didukung oleh berbagai faktor yang tidak diduga. Kesehatan biasanya menjadi isu para wanita serba bisa. Stress berulangkali, telat makan, tidak bisa tidur, dan migrain adalah teman setia mereka. Kedua, mereka biasanya kurang tenang dan sering emosional. Hal ini dipicu oleh banyaknya interaksi dengan orang lain yang belum tentu selalu mulus serta rasa lelah karena kelebihan aktivitas. Ketiga, kualitas pekerjaan biasanya tidak terlalu luar biasa. Umumnya setelah mengalami kelelahan berulangkali, maka daya fokus menurun sehingga sulit berkonsentrasi untuk menghasilkan pekerjaan yang optimal. Keempat, rasa bangga berlebihan dan rasa syukur bisa berkurang. Memiliki banyak keahlian baru dan terlibat berbagai hal sering membuat si serba bisa menjadi tinggi hati. Kadang mereka suka mengasihani wanita-wanita lain yang dipandang kurang baik memanfaatkan waktu, cenderung menyepelekan bawahan dan menganggap dirinya lebih berharga dibanding orang lain sehingga sulit diberi nasehat. Rasa syukur di hati dapat berkurang sebab semua yang dilakukan mereka harus sempurna. Hal-hal kecil bisa jadi bukan pemicu rasa syukur, tapi kadang dianggap hal biasa-biasa saja.

Introspeksi diri. Pengalamanku menjadi seksi ‘sok sibuk’ setiap hari, mengajarkan bahwa menjadi serba bisa bukanlah jalan paling ideal. Tiap manusia tidak perlu selalu sempurna, karena kita tidak akan pernah menjadi orang seperti itu. Kelelahan kronis, hubungan buruk dengan atasan dan bawahan apalagi keluarga, kinerja menurun, tugas terbengkalai hingga menyesal di kemudian hari melanda diri saya yang sempat seperti itu selama bertahun-tahun. Tubuh tidak mau kurus, stress berkepanjangan, penyakit di hati dan badan bertubi-tubi menghampiri telah menyadarkan diriku, bahwa menjadi serba bisa mungkin bukan untukku. Pengakuan seperti ini penting, karena secara tidak langsung, aku menjadi egois dan ingin memenangkan semua awards yang pernah ada. Padahal setelah bertahun-tahun mencangkul di sawah penderitaan, bukannya saya memetik padi kualitas terbaik, tetapi padi yang kosong isi bulirnya, alias tidak bagus.

Seseorang yang dilahirkan menjadi serba bisa, memang telah diberi amanah seperti itu oleh Allah, sehingga ia bisa mengatur semua hal tanpa beban, tidak seperti kita si serba bisa amatiran. Nah, dengan introspeksi bahwa semua ada batasnya, mari turunkan standar kita dan lapangkan dada untuk menerima kekurangan, ayo mengucapkan selamat tinggal pada keinginan duniawi menjadi ‘si serba bisa’.

Pastilah kamu bisa...

Perth,