Sunday, January 31, 2010

Musim panas

Saat ini di benua Eropa sedang musim dingin dan beku. Kebalikannya, di benua Australia, kami menikmati musim panas yang kelewat panas dan kering. So hot!

Musim panas memang menyenangkan bagi yang tinggal di belahan Utara bumi seperti Eropa. Soalnya musim panas begitu singkat, hanya dua-tiga bulan. Setelah itu, brrr... dingin dan mendung terus-terusan.

Aku ingat saat pertama kali musim panas di Inggris. Saat itu sedang waktu istirahat makan siang dan panas sekali, mungkin sekitar 28 derajat Celcius. Kulihat teman-temanku dari Jerman melambai-lambaikan tangan ke arah kami yang sedang mengobrol seru di jendela gedung.

Ayo turun! Mereka berseru keras. It's nice here!

Aku dan Chan, teman dari Malaysia cuma meringis. Kami berasal dari negara tropis. Sejak musim panas ini berlangsung, sudah bertambah satu senti warna coklat di mukaku.

"Sorry, we have enough sunshine in our home country!" seru kami pula.

Kalau di Indonesia, panas-panas begitu kita akan mengeluarkan sunblock, yaitu payung lipat. Begitu aku menggunakan payung di depan kampus, tak kusangka, seorang wanita tua menghampiriku.

"Are you okay? The weather is nice, you don't need that umbrella" dia menunjuk payungku dengan wajah serius.

Kulihat beberapa mahasiswa yang tengah berjemur di halaman rumput ikutan nyengir melihatku berpayung di depan mereka.

Oh no, dikira gila kali!

Terpaksa kurelakan wajahku mengcoklat bak toblerone yang enak itu selama musim panas berlangsung.


Sesampainya di Australia, suhu terpanas di musim panas bisa 44 derajat Celcius. Selain super panas, udaranya juga terlampau kering, sehingga tumit kaki dan bibir pecah-pecah. Udara yang terlampau panas bikin tidak bisa tidur, malas makan karena haus terus, dan ajaibnya berat badan bisa turun juga. Kalau sudah begitu, kita disarankan banyak minum, bekerja pelan-pelan dan tidak bekerja berat. Jika terlalu panas, kepala kita akan berdenyut-denyut sehingga bekerja berat tidak disarankan sama sekali. Beberapa minggu lalupun saking panasnya dua hari 43 derajat C berturut-turut, lab kami ditutup. Para staff dipulangkan karena mayoritas bekerja di ruangan tanpa AC.

Tapi anehnya, saat musim panas biasanya kita lebih produktif ketimbang saat musim dingin. Soalnya kita malas tinggal di dalam rumah yang gerahnya bukan main selama seharian.

Pagi-pagi sebelum suhu meningkat, aku dan hubby akan cepat-cepat ke kampus karena mencari parkiran yang teduh untuk 'si starlet ijo'. Setelah itu, kamipun akan mengurung diri di kantor atau lab yang ada ACnya. Pukul 9 malam barulah kami pulang ke apartment.

Sudah bisa dipastikan, kami akan jauh lebih produktif karena hampir seharian di kampus. Mana ada yang ngantor tanpa minimal membaca atau menulis serta mampir ke lab mengambil data? So, lebih produktif, kan? Di musim dingin, hal seperti itu jarang terjadi, karena udara kelewat dingin menyebabkan kita mengantuk, kaki kedinginan, badan dingin, dan otak ga konek dengan kerjaan. Sebab itu kalau musim dingin, kita semi-hibernasi, bekerja dalam mimpi, hihihi...

Bagusnya, di sini aku tidak perlu kuatir terlalu coklat. Soalnya OZ juga lebih coklat atau merah kayak kepiting rebus, kali! Mana ada bule keren, berambut pirang tetapi berwajah coklat kemerahan? Jadi kulitku yang coklat menghitam ini, malah dianggap eksotik dan menggiurkan (hush!) oleh mereka. Paling untuk ekstra proteksi aku memakai topi dan kaca mata hitam supaya tidak mudah kena kataraks. Berpayung pun tidak ditertawakan di sini, karena sering juga OZ berpayung ke sana-ke mari. Untunglah ga ada mas-mas OZ yang pake payung pink, seperti mas-mas Chinese yang aduhai itu! Hi!


Anyway...
Sama dengan di Inggris, musim panas adalah musim terindah karena satwa liar seperti burung kakaktua yang cantik-cantik akan berdatangan untuk makan-makan di pohon atau lapangan rumput dekat kampus. Musim inipun saatnya kita tamasya ke pantai atau sekedar berpiknik sambil barbeque di tepi sungai. Bunga-bunga musim panas bermekaran seindah-indahnya di sana-sini. Aroma dan aura musim panas lebih santai, ceria, manis, dan penuh cinta.

Pantes aja musim panas selalu mengundang yang namanya summer love. Itu, jatuh cinta yang terjadinya waktu summer saja. Setelah memasuki autumn, ikut berguguranlah cinta tadi bersama daun-daun kering kecoklatan.
Hehehe...

Perth,
Kampuspun sepi, karena semua pada liburan musim panas. Hooray!