Sunday, May 10, 2009

Tahapan karir


Sudah pernah memikirkannya, belum?

Dulu sebelum wisuda, kalau ada yang nanya, nanti akan kerja di mana? To be honest, aku tidak tahu... karena yang kutahu, diriku hanya belajar, dapat IP bagus, punya few skills buat kerja (dulu: komputer dan bahasa Inggris) serta tidak ada ide apakah konsultan atau kontraktror. Belakangan, aku berpikir mau jadi dosen. Tapi tetapp... tidak ada ide yang pasti mo kerja apa.

Kadang situasi di Indonesia bikin kita jadi ga pasti seperti itu. Waktu aku lulus, krismon sedang melanda, jadi banyak proyek berhenti dan tidak ada clue apa yang available buat kita. Sampai sekarang pun sering seperti itu. Jadilah kita jarang punya plan untuk berkarir. Karena situasi yang jarang stabil untuk begitu lulus langsung kerja dan mempraktekkan tahapan karir yang jelas.

Menurut John Reynolds (from buku FFSS, Miranda Banks), ada lima tahapan karir setelah kita lulus S1.
a) Backpack to briefcase (umur 22 tahunan). Tahap transisi dari full time student, ke kehidupan pegawai. Dalam tahap ini, sebaiknya kita mulai dulu cari-cari informasi tentang kerja dari orang terdekat seperti keluarga. Kemudian info berikutnya kita dapat dari teman sekantor yang lebih dulu di perusahaan tersebut. Kita juga perlu memahami job description dan kalau perlu minta teman senior membimbing kita. Be proactive tanpa terlalu overwhelming dengan semua keadaan.

b) Economy to business class (umur 30-an). Pada tahap ini, intensitas pekerjaan meningkat, sejalan dengan tingkat kesuksesan kita. Kita juga dapat banyak tanggung jawab dari atasan, karena skill yang kita miliki sudah capable untuk semua itu.

c) Functional to holistic (umur 40-an). Saat ini, kita bukannya sibuk dengan tanggung jawab lagi, tapi malah dengan memperluas prioritas dan perkembangan kita sebagai person. Kita bekerja untuk mencapai a balanced lifestyle. Menurut saya, pada masa ini, kita mulai tidak terlalu pushy dalam karir, tapi mencari kegiatan lain untuk menyeimbangkan kehidupan kita. Aktif di pengajian, organisasi sosial, klub olahraga ataupun jadi konsultan hobi kita...

d) Executive to portfolio (umur 50-an). Setelah kita merasa kehidupan kita balanced, di umur seperti ini, kita sepertinya akan sukses dalam beberapa bidang berbeda. Orang-orang di umur ini, cenderung jadi konsultan.

e) Plenty to offer (setelah umur 60-an). Kaya pengalaman dalam kerja dan hidup akan dimiliki orang-orang pada umur 60-an. Biasanya kelompok umur ini akan lebih fokus pada kehidupan pribadi, keluarga dan aktifitas mentoring daripada masih berkarir.

Intinya, dengan mengetahui the nature of life and career stages itu, kita bisa mengantisipasi tantangan demi tantangan dalam berbagai masa transisi di atas dengan bersiap menghadapinya.

Bagi yang belum siap-siap perencanaan karirnya... monggo loh, untuk mulai memikirkannya. Walaupun belum jelas mo kerja apa, tapi berencana perlu terus dilakukan... (silakan baca postinganku tahun 2007 tentang ’mestakung’).

Akupun harus berbenah diri, supaya tahapan karir berjalan mulus juga seperti panduan di atas.

Perth,
a time to plant and harvest…

No comments: